You are on page 1of 2

Teori Nilai

Posted on 9 Februari 2008 by AKHMAD SUDRAJAT


Oleh : Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed.* dan Mustakim, S.Pd.,MM*
Teori NilaiTeori Nilai membahas dua masalah yaitu masalah Etika dan Estetika. Et
ika membahas tentang baik buruknya tingkah laku manusia sedangkan estetika memba
has mengenai keindahan. Ringkasnya dalam pembahasan teori nilai ini bukanlah mem
bahas tentang nilai kebenaran walaupun kebenaran itu adalah nilai juga. Pengerti
an nilai itu adalah harga dimana sesuatu mempunyai nilai karena dia mempunyai ha
rga atau sesuatu itu mempunyai harga karena ia mempunyai nilai. Dan oleh karena
itu nilai sesuatu yang sama belum tentu mempunyai harga yang sama pula karena pe
nilaian seseorang terhadap sesuatu yang sama itu biasanya berlainan. Bahkan ada
yang tidak memberikan nilai terhadap sesuatu itu karena ia tidak berharga baginy
a tetapi mungkin bagi orang lain malah mempunyai nilai yang sangat tinggi karena
itu sangatlah berharga baginya.
Perbedaan antara nilai sesuatu itu disebabkan sifat nilai itu sendiri. Nilai ber
sifat ide atau abstrak (tidak nyata). Nilai bukanlah suatu fakta yang dapat dita
ngkap oleh indra. Tingkah laku perbuatan manusia atau sesuatu yang mempunyai nil
ai itulah yang dapat ditangkap oleh indra karena ia bukan fakta yang nyata. Jika
kita kembali kepada ilmu pengetahuan, maka kita akan membahas masalah benar dan
tidak benar. Kebenaran adalah persoalan logika dimana persoalan nilai adalah pe
rsoalan penghayatan, perasaan, dan kepuasan. Ringkasan persoalan nilai bukanlah
membahas kebenaran dan kesalahan (benar dan salah) akan tetapi masalahnya ialah
soal baik dan buruk, senang atau tidak senang. Masalah kebenaran memang tidak te
rlepas dari nilai, tetapi nilai adalah menurut nilai logika. Tugas teori nilai a
dalah menyelesaikan masalah etika dan estetika dimana pembahasan tentang nilai i
ni banyak teori yang dikemukakan oleh beberapa golongan dan mepunyai pandangan y
ang tidak sama terhadap nilai itu. Seperti nilai yang dikemukakan oleh agama, po
sitivisme, pragmatisme, fvtalisme, hindunisme dan sebagainya.
1. Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ethos yang berarti adat kebiasa
an tetapi ada yang memakai istilah lain yaitu moral dari bahasa latin yakni jama
k dari kata nos yang berarti adat kebiasaan juga. Akan tetapi pengertian etika d
an moral ini memiliki perbedaan satu sama lainnya. Etka ini bersifat teori sedan
gkan moral bersifat praktek. Etika mempersoalkan bagaimana semestinya manusia be
rtindak sedangkan moral mempersoalkan bagaimana semestinya tndakan manusia itu.
Etika hanya mempertimbangkan tentang baik dan buruk suatu hal dan harus berlaku
umum.
Secara singkat definisi etika dan moral adalah suatu teori mengenai tingkah laku
manusia yaitu baik dan buruk yang masih dapat dijangkau oleh akal. Moral adalah
suatu ide tentang tingkah laku manusia (baik dan buruk) menurut situasi yang te
rtentu. Jelaslah bahwa fungsi etika itu ialah mencari ukuran tentang penilaian t
ingkah laku perbuatan manusia (baik dan buruk akan tetapi dalam prakteknya etik
a banyak sekali mendapatkan kesukaran-kesukaran. Hal ini disebabkan ukuran nilai
baik dan buruk tingkah laku manusia itu tidaklah sama (relatif) yaitu tidal ter
lepas dari alam masing-masing. Namun demikian etika selalu mencapai tujuan akhir
untuk menemukan ukuran etika yang dapat diterima secara umum atau dapat diterim
a oleh semua bangsa di dunia ini. Perbuatan tingkah laku manusia itu tidaklah sa
ma dalam arti pengambilan suatu sanksi etika karena tidak semua tingkah laku man
usia itu dapat dinilai oleh etika.
Tingkah laku manusia yang dapat dinilai oleh etika itu haruslah mempunyai syarat
-syarat tertentu, yaitu :
1. Perbuatan manusia itu dikerjakan dengan penuh pengertian. Oleh karena itu
orang-orang yang mengerjakan sesuatu perbuatan jahat tetapi ia tidak mengetahui
sebelumnya bahwa perbuatan itu jahat, maka perbuatan manusia semacam ini tidak m
endapat sanksi dalam etika.
2. Perbuatan yang dilakukan manusia itu dikerjakan dengan sengaja. Perbuatan
manusia (kejahatan) yang dikerjakan dalam keadaan tidak sengaja maka perbuatan m
anusia semacam itu tidak akan dinilai atau dikenakan sanksi oleh etika.
3. Perbuatan manusia dikerjakan dengan kebebasan atau dengan kehendak sendiri
. Perbuatan manusia yang dilakukan denan paksaan (dalam keadaan terpaksa) maka p
erbuatan itu tidak akan dikenakan sanksi etika.
Demikianlah persyaratan perbuatan manusia yang dapat dikenakan sanksi (hukuman)
dalam etika.
2. Estetika
Estetika dan etika sebenarnya hampir tidak berbeda. Etika membahas masalah tingk
ah laku perbuatan manusia (baik dan buruk). Sedangkan estetika membahas tentang
indah atau tidaknya sesuatu. Tujuan estetika adalah untuk menemukan ukuran yang
berlaku umum tentang apa yang indah dan tidak indah itu. Yang jelas dalam hal in
i adalah karya seni manusia atau mengenai alam semesta ini.
Seperti dalam etika dimana kita sangat sukar untuk menemukan ukuran itu bahkan s
ampai sekarang belum dapat ditemukan ukuran perbuatan baik dan buruk yang dilaku
kan oleh manusia. Estetika juga menghadapi hal yang sama, sebab sampai sekarang
belum dapat ditemukan ukuran yang dapat berlaku umum mengenai ukuran indah itu.
Dalam hal ini ternyata banyak sekali teori yang membahas mengenai masalah ukuran
indah itu. Zaman dahulu kala, orang berkata bahwa keindahan itu bersifat metafi
sika (abstrak). Sedangkan dalam teori modern, orang menyatakan bahwa keindahan i
tu adalah kenyataan yang sesungguhnya atau sejenis dengan hakikat yang sebenarny
a bersifat tetap.
Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed.*
Wakil Rektor I UHAMKA Jakarta/Mahasiswa Program Doktoral (S3) Administrasi Pendi
dikan UPI Bandung .
Mustakim, S.Pd.,MM**
Guru SMP Negeri 2 Parungpanjang Kabupaten Bogor/Mahasiswa Program Doktoral (S3)
Administrasi Pendidikan UPI Bandung .
Referensi :
Betrand Russel.2002. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan kondisi sosio-p
olitik dari zaman kuno hingga sekarang (alih Bahasa Sigit jatmiko, dkk ) . Yogya
karta : Pustaka Pelajar.
Ismaun.2007. Filsafat Administrasi Pendidikan (Serahan Perkuliahan). Bandung : U
PI
-.2007. Kapita Selekta Filsafat Administrasi Pendidikan (Serahan Perkuliahan). Band
ung : UPI
Koento Wibisono.1997. Dasar-Dasar Filsafat. Jakarta : Universitas Terbuka
Moersaleh. 1987. Filsafat Administrasi. Jakarta : Univesitas Terbuka

You might also like