You are on page 1of 13

KERINGANAN PELAKSANAAN SHALAT BAGI ANAK TUNADAKSA

( Nana Nugraha, siswa kelas IX SMA, YPAC Bandung )

Kelompok 1:
Deni Hendriawan
Denny Ardiansyah
Ferry Ibrahim Arief
Sary Safi eri Matien
SHALAT
Beberapa hal lain yang menjadikan Shalat sangat penting di
dalam agama Islam yaitu
1. Shalat merupakan ibadah yang pertama kali akan dihisab
2. Shalat merupakan hal yang diwasiatkan Rasulullah saw
di akhir hayatnya,
3. Shalat merupakan bagian terakhir yang akan lenyap dari
agama Islam
4. Ketika Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam ditanya
tentang amal yang paling utama, beliau menjawab:
‫َِْــاتوقهـ‬ ‫عـىـ‬
‫الةـ ََـل‬
‫صـ‬
ُ‫َـا ّلـ َـ‬
Shalat pada waktunya". (Muttafaq 'alaih)
pengaruh shalat dalam kehidupan manusia
sebagaimana penjelasan Rasulullah SAW, ”Amal
yang pertama kali akan dihisab untuk seorang
hamba nanti pada hari kiamat ialah shalat. Apabila
shalatnya baik (lengkap) maka baiklah seluruh
amalnya yang lain dan jika shalatnya itu rusak
(kurang lengkap) maka rusaklah segala amalan yang
lain.” (HR Thabrani).
Syarat Wajib Shalat
1. Islam
2. Berakal Sehat
3. Baligh
Syarat Sah Shalat
4. Suci Dari Hadats Kecil dan Hadats Besar
5. Suci Badan, Pakaian dan Tempat Untuk Shalat
6. Masuk Waktu Shalat
7. Menutup aurat
8. Menghadap Kiblat
Rukun Shalat
1. Berniat
2. Membaca Takbiratul Ihram
3. Berdiri bagi yang sanggup ketika melaksanakan shalat wajib
4. Membaca surat Al-Fatihah tiap rakaat shalat fardhu dan shalat
sunnah
5. Ruku‘
6. Bangkit dari ruku‘
7. I'tidal (berdiri setelah bangkit dari ruku')
8. Sujud
9. Bangkit dari sujud
10. Duduk di antara dua sujud
11. Tuma'ninah ketika ruku', sujud, berdiri dan duduk
12. Membaca tasyahhud akhir serta duduk
13. Membaca salam
ANAK TUNADAKSA
1. Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat
yan menetap pada alat gerak (tulang, sendi, otot) sedemikian
rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Jika mereka mengalami gangguan gerakan karena kelayuhan
pada fungsi syaraf otak disebut dengan cerebral palsy (CP).

2. Pengertian Tunadaksa bisa dilihat dari segi fisiknya dan dari


segi anatominya. Dari segi fungsi fisik, tunadaksa diartikan
sebagai seseorang yang fisik dan kesehatannya mengalami
masalah sehingga menghasilkan kelainan di dalam
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dan untuk
meningkatkan fungsinya dipeòmukan program layanan
khusus. Pengertian yang didasarkan pada anatomi biasanya
digunakan dalaam kedokteran. Daerah mana ia mengalami
kelainan.
Klasifikasi Anak Tunadaksa
1. Spastic, yaitu anak yang menglami spastic ini menunjukkan
kekejangan pada otot – ototnya, yang disebabkan oleh gerakan –
gerakan kaku dan akan hilang dalam keadaan diam misalnya waktu
tidur.
2. Athetoid, yaitu anak yang mengalami athetoid, tidak mengalami
kekejangan atau kekakuan. Otot – ototnya dapat bergerak dengan
mudah, malah sering terjadi gerakan – gerakan yang tidak
terkendali yang timbul diluar kemampuannya.
3. Tremor, yaitu anak yang mengalami tremor sering melakukan
gerakan – gerakan kecil yang berulang – ulang.
4. Rigid, yaitu anak cerebral palsy jenis ini mengalami kekakuan otot
– otot. Otot selalu kaku bukan merupakan daging tetapi seperti
benda kerat. Gerakan – gerakannya sangat lambat dan kasar.
Penyebab Anak Tunadaksa
Kondisi kelainan pada fungsi anggota tubuh atau tunadaksa
dapat terjadi pada saat sebelum anak lahir (prenatal), saat
lahir (neonatal) dan setelah anak lahir (post natal).
1. Kelainan fungsi anggota tubuh atau ketunadaksaan yang
terjadi sebelum bayi lahir atau ketika dalam kandungan,
diantaranya dikarenakan faktor genetik dan kerusakan
pada system syaraf pusat. Faktor lain yang menyebabkan
kelainan pada bayi selama dalam kandungan ialah:
a) Anoxia prenatal.
b) Gangguan metabolism pada ibu.
c) Faktor rhesus.
2. kelainan fungsi anggota tubuh atau ketunadaksaan
yang terjadi pada masa setelah lahir, diantaranya :
a) Faktor penyakit, seperti meningitis (radang
selaput otak) encephalis (radang otak),
influenza, diphtheria, partusis dan lain – lain.
b) Faktor kecelakaan, misalnya kecelakaan
lalulintas, terkena benturan benda keras,
terjatuh dari tempat yang berbahaya bagi
tubuhnya, khususnya bagian kepala yang
melindungi otak.
c) Pertumbuhan tubuh / tulang yang tidak
sempurna.
Pelaksanaan Shalat
Anak Tunadaksa
Bagi penyandang tunadaksa, tentunya melakukan
gerakan-gerakan seperti disebutkan di atas, bukanlah hal
yang mudah. Bahkan ada yang memang sama sekali tidak
bisa melakukannya, walaupun hanya menirunya. Kita
ambil contoh gerakan seperti ruku’, sebuah gerakan yang
memposisikan kaki tegak dengan badan ke depan hingga
membentuk sudut 90. Bagi anak-anak tunadaksa gerakan
sangat sulit dilakukan, apalagi kelompok orang yang
mengalami kelumpuhan, jangankan untuk melakukan
gerakan ruku’, untuk berdiri saja sangat sulit.
Keringanan Shalat
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin menyebutkan :
 Setiap orang wajib melaksanakan shalat fardhu dengan berdiri, sekali
pun bersandar ke dinding atau ke tiang atau dengan tongkat.
 Jika tidak sanggup shalat berdiri, maka hendaklah ia shalat dengan
duduk, dan lebih baik kalau duduk bersila pada waktu di mana
semestinya berdiri dan ruku', dan duduk istirasy pada waktu di mana
dia sujud.
 Jika tidak sanggup shalat sambil duduk, boleh shalat sambil berbaring
bertumpu pada sisi badan menghadap kiblat. Dan bertumpu pada sisi
kanan lebih utama dari sisi kiri. Jika tidak memungkinkan untuk
menghadap kiblat boleh menghadap ke mana saja dan tidak perlu
mengulangi shalatnya.
 Jika tidak sanggup shalat berbaring, boleh shalat sambil terlentang
dengan menghadapkan kedua kaki ke kiblat. Dan yang lebih utama
yaitu dengan mengangkat kepala untuk menghadap kiblat. Dan jika
tidak bisa menghadapkan kedua kakinya ke kiblat, dibolehkan shalat
menghadap ke mana saja.
Orang sakit wajib melaksanakan ruku' dan sujud, jika tidak
sanggup, cukup dengan membungkukkan badan pada ruku' dan
sujud, dan ketika sujud hendaknya lebih rendah dari ruku'. Dan
jika sanggup ruku' saja dan tidak sanggup sujud, dia boleh ruku'
saja dan menundukkan kepala saat sujud. Demikian pula
sebaliknya jika dia sanggup sujud saja dan tidak sanggup ruku',
dia boleh sujud saja dan ketika ruku' dia menundukkan kepala.
Jika tidak sanggup dengan menundukkan kepala ketika ruku'
dan sujud, cukup dengan isyarat mata, dengan memejamkan
sedikit ketika ruku' dan dengan memejamkan lebih kuat ketika
sujud.
Jika tidak sanggup juga shalat dengan menggerakkan kepala dan
isyarat mata, hendaklah ia shalat dengan hatinya, dia berniat
ruku', sujud dan berdiri serta du-duk. Masing-masing orang
akan diganjar sesuai dengan niatnya.
SYUKRON KATSIERON

You might also like