You are on page 1of 13

Disusun Oleh:

RETNO AYU. K
09110803/55
IKP REG 3B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan penulisan makalah ini dengan
tepat waktu dengan judul “GLAUKOMA KONGENITAL” guna pemenuhan tugas mata
kuliah Sistem Persepsi Sensori.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu
terselesainya penulisan makalah ini. Terima kasih penulis ucapkan :
• Joko Sutrisno, S.Kep.Ns.M. Kes
• Nuryeni,S.Kep.Ns
• Teman-teman IKP Reguler IIIB yang tanpa henti memberi semangat
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini. Penulis
memohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan penulisan baik disengaja maupun tidak.
Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan
makalah ini.

Kediri, 09 Januari 2011

Tim Penulis
Scenario Kasus 7 (glaukoma
kongenital)

“Seorang anak ,6 tahun datang ke poliklinik


Mata, Ibu pasien mengatakan sejak lahir
anaknya takut sinar/silau, bola mata besar,
kornea keruh, TIO lebih dari 21 mmHg.

PEMBAHASAN KASUS 7
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG MASALAH

Mata merupakan salah satu panca indera yang sangat penting untuk kehidupan
manusia. Terlebih lebih dengan majunya teknologi, indra penglihatan yang baik
merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Trauma seperti debu sekecil apapun
yang masuk kedalam mata, sudah cukup untuk menimbulkangangguan yang hebat,
apabila keadaan ini diabaikan, dapat menimbulkan penyakit yang sangat gawat.

Salah satu penyakitnya yaitu glaukoma. Di seluruh dunia glaukoma dianggap


sebagai penyebab kebutaan yang tinggi, 2 % penduduk berusia lebih dari 40 tahun
menderita glaukoma. Glaukoma dapat juga didapatkan pada usia 20 tahun, meskipun
jarang. Pria lebih sering terserang dari pada wanita. Adapun macam macam dari penyakit
glaukoma, salah satunya adalah penyakit glaukoma kongenital.

Glaukona kongenital adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak
normal. Tekanan bola mata yang normal dinyatakan dengan tekanan air raksa yaitu antara
15-20 mmHg. Glaucoma yang terjadi sejak lahir, ini terdapat lebih jarang dari pada
glaukoma pada orang dewasa. Frekuensinya kira-kira 0,01 % diantara 250.000 penderita.
Karena itulah sedikit sekali dokter yang mendapat kesempatan untuk mempelajari
penyakit ini, sehingga perjalanan klinik dan cara merawatnya belum begitu dimengerti,
seperti pada glaukoma orang dewasa.

II. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari glukoma kongenital?

2. Apakah etiologi dari glukoma kongenital?


3. Apakah klasifikasi dari glukoma kongenital?

4. Apakah faktor resiko glaukoma kongenital?

5. Apakah manifestasi glukoma kongenital?

6. Apakah patofisiologi glukoma kongenital?

7. Apa saja pemeriksaan penunjang yntuk galaukoma kongenital?

8. Bagaimana penatalaksanaan glukoma kongenital ?

III. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengetahui definisi glukoma kongenital

2. Mengetahui etiologi glukoma kongenital

3. Mengetahui klasifikasi glukoma kongenital

4. Mengetahui faktor resiko glaukoma kongenital

5. Mengetahui manifestasi klinis glukoma kongenital

6. Mengetahui patofisiologi glukoma kongenital

7. Mengetahui pemeriksaann untuk glaukoma kongenital

8. Mengetahui penatalaksanaan glukoma kongenital


BAB II
ISI

2.1. Definisi Glaukoma Kongenital


Adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal. Tekanan bola mata
yang normal dinyatakan dengan tekanan air raksa yaitu antara 15-20 mmHg. Pada
Glaukoma kongenital terjadi peningkatan tekanan didalam bola mata bayi yang baru
lahir (biasanya pada kedua mata). Galukoma ini terjadi akibat penyumbatan pengaliran
keluar cairan mata oleh jaringan sudut bilik mata yang terjadi oleh adanya kelainan
congenital.

Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah


kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata
tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan
menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan peka
terhadap cahaya.

2.2. Etiologi Glaukoma Kongenital


Kelainan ini akibat terdapatnya membran kongenital yang menutupi sudut bilik
mata pada saat perkembangan bola mata, kelainan pembentukan kanal schlemm dan
saluran keluar cairan mata yang tidak sempurna terbentuk. Glaukoma Kongenital
disebabkan oleh:
1. Glaukoma jenis ini bersifat turunan sehingga resiko tinggi bila ada riwayat dalam
keluarga

2. Bertambahnya aquos humor ( cairan mata ) oleh badan silia.

2.3. Klasifikasi Glaukoma Kongenital

Scele mengemukakan pembagian dalam :


Glaukoma infamtum adalah glaukoma yang dapat tampak pada waktu lahir atau
pada umur 1-3 tahun dan menyebabkan pembesaran pada bola mata, karen dengan
elastisitasnya bola mata membesar mengikuti meningginya tekanan intraokuler.

Glaukoma yuvenilil adalah glaukoma yang didapatkan pada anak yang lebih besar.

2.4. Faktor Resiko Glaukoma Kongenital


1. Bila ada riwayat penderita glaukoma pada keluarga
2. Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma
3. Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma mempunyai
risiko 6 kali lebih besar mengalami glaukoma. Risiko terbesar adalah kakak-
beradik kemudian hubungan orang tua dan anak-anak.
4. Obat-obatan
5. Pemakai steroid secara rutin misalnya: Pemakai obat tetes mata yang mengandung
steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asthma, obat
steroid untuk radang sendi dan pemakai obat yang memakai steroid secara rutin
lainnya. Bila anda mengetahui bahwa anda pemakai obat-abatan steroid secara
rutin, sangat dianjurkan memeriksakan diri anda ke dokter spesialis mata untuk
pendeteksian glaukoma.
6. Riwayat trauma (luka kecelakaan) pada mata.

2.5. Manifestasi Klinis Glaukoma Kongenital

• mata berair
• peka terhadap cahaya
• mata merah
• kornea tampak kabur
• kornea membesar.
• nyeri pada bagian mata
• ketajaman visual berkurang
2.6. Patofisiologis Glaukoma Kongenital

Glaukoma kongenital disebabkan adanya peningkatan tekanan di dalam bola mata


(intraokuler) yang disertai dengan kelainan struktur segmen depan bola mata.
Kelainan ini menyebabkan air mata terbendung dan mengakibatkan peninggian
tekanan bola mata. Selanjutnya peninggian tekanan bola mata menyebabkan iris
bengkak dan meradang, mengenai saraf optik yang menyebabkan gangguan
penglihatan sehingga terjadi perubahan sensori motorik. Selain itu, peninggian
tekanan bola mata menyebabkan kelainan kornea sehingga terjadi diameter kornea
lebih besar, kornea keruh dan pandangan kabur.

badan silier (sel epitel prosesus ciliary)

Herediter

Pada saat kelahiran atau setelah kelahiran Aqueus humor

system saluran pembuangan didalam mata


tidak berfungsi dengan baik
TIO seimbang TIO meningkat

Tekanan bola mata meningkat

Pembesaran mata bayi Aliran darah syaraf optic dan retina


Kerusakan serabut syaraf

Kerusakan jaringan dari perifer


menuju fovea sentralis

penurunan lapang pandang


dari nasal-temporal

GLAUKOMA

2.7. Pemeriksaan Penunjang


• Pemeriksaan retina

• pengukuran tekanan intraokuler dengan menggunakan tonometri

• pemeriksaan lapang pandang

• pemeriksaan ketajaman penglihatan

• pemeriksaan refraksi

• respon refleks pupil

• pemeriksaan slit lamp.


2.8. Penatalaksanaan
1. Pengukuran tekanan intraocular (dengan tonometer), pemeriksaan keadaan
sudut bola mata dengan genioskopi. Sedangkan pemeriksaan lapang
pandangan mata dengan alat perimetri.

2. Pengecekan terhadap kondisi syaraf mata digunakan alat Heidelberg Retinal


Tomography (HRT) atau Optical Coherence Tomography (OCT).
Pemberian obat tetes mata yang dilanjutkan pemberian obat tablet.
Fungsi obat-obatan tersebut untuk menurunkan produksi atau meningkatkan
keluarnya cairan akuos humor. Cara ini diharapkan dapat menurunkan tekanan
bagi bola mata sehingga dicapai tekanan yang diinginkan. Agar efektif
pemberian obat dilakukan secara terus menerus dan teratur.

3. Pemasangan keran Ahmed Valve


Untuk mengatasi glaukoma yang kondisinya relatif parah, dokter akan
memasang keran buatan yang populer disebut ahmed valve. Nama ini berasal
dari nama penemunya, yakni Ahmed, warga Amerika Serikat (AS) asal Timur
Tengah yang pertama kali menciptakan klep tersebut sekitar 10 tahun silam.
Alat ini terbuat dari bahan polymethyl methacrylate (PMMA), yakni bahan
dasar lensa tanam.

2.9. Gambar Dengan Glaukoma Kongenital


DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com
www.medicastro.com
www.hudachairi.multiply.com
http://obstetriginekologi.com
http://www.tabloidnova.com

You might also like