You are on page 1of 14

LAPORAN TUTORIAL MINGGU 3 SKENARIO 3

Langkah VII
Menganalisis Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu untuk menjelaskan/mengidentifikasi:

1. Peranan Etika Kedokteran Dalam Profesi Kedokteran


Kode etik kedokteran di Indonesia berlandaskan etik-etik dan norma-norma yang
berhubungan dengan mengatur hubungan antar sesama manusia.

Asas: Pancasila sebagai landasan idil dan UUD 1945 sebagai landasan Strukturil.

Isi Kode etik kedokeran Indonesia


Pasal 1-9 tentang kewajiban umum
Pasal 10-14 kewajiban doktrer terhadap penderita
Pasal 15-16 kewajiban Dokter terhadap teman sejawat
Pasal 17-18 Kewajiban dokter terhadap diri sendiri

Jika membahas masalah etika kedokteran, maka tidak akan terlepas dari kode etik
kedokteran. Peran kode etik kedokteran adalah:
1. sebagai pedoman bagi dokter dalam menjalankan profesi dokternya agar terhindar
dari tuntutan pasien.
2. menjelaskan kewajiban kewajiban dokter sebagaimana tercantum pada kode etik
kedokteran indonesia
3. sebagai landasan atau pegangan bagi dokter dalam menjalankan dan menentukan
tindakan medis atau non medis pada pasien
4. menjelaskan sumpah dokter.
5. dengan adanya kode etik kedokteran indonesia, maka masalah yang sering
muncul pada profesi kedokteran dapat di minimalisir bahkan bisa di hilangkan.

2. Isi Sumpah Dokter


Sumpah dokter adalah sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani
profesi dokter Indonesia secara resmi. Sumpah Dokter Indonesia didasarkan atas
Deklarasi Jenewa (1948) yang isinya menyempurnakan Sumpah Hippokrates.
Lafal sumpah dokter Indonesia pertama kali digunakan pada 1959 dan dberikan
kedudukan hukum dengan peraturan pemerintah No.69 tahun1960. Sumpah mengalami
perbaikan pada 1983 dan 1993.Isi sumpah dokter secara umum menjelaskan tentang
kewajiban seorang dokter.
Lafal sumpah dokter:
DEMI ALLAH SAYA BERSUMPAH BAHWA:

1.Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan.

2.Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai
dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter.
LAPORAN TUTORIAL MINGGU 3 SKENARIO 3

3.Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur profesi
kedokteran.

4.Saya akan merahasiakan segala sessuatu yang saya ketahui karena keprofesiaan
saya.

5.Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan dokter saya untuk sesuatu yang
bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam.

6.Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.

7.Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien, dengan memperhatikan


kepentingan masyarakat.

8.Saya akan berikhtiar dengan sungguh sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh
pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial
dan jenis penyakit dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien.

9.Saya akan memberi kepada guru guru saya penghormatan dan pernyataan terima
kasih yang selayaknya.

10.Saya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudara sekandung.

11.Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.

12.Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh sungguh dan dengan mempertaruhkan
kehormatan diri saya.

3. Hak Dan Kewajiban Dokter

Hak (sesuai pasal 50 UU no 29 tahun 2004)

-Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar


profesi dan prosedur operasional

-Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan prosedur operasional

-Mempertoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien

-Menerima imbalan jasa


LAPORAN TUTORIAL MINGGU 3 SKENARIO 3

Hak (diluar UU)

-Hak untuk praktek dokter setelah ada STR dan SIP

-Hak menolak tindakan medis yang bertentangan dengan hukum, agama, dan nurani

-Hak menolak pasien yang bukan bidang spesialisnya kecuali emergensi

-Hak atas privasi dokter

-Hak menjadi anggota himpunan profesi

Kewajiban (sesuai pasal 51 UU no 29 tahun 2004)

-Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar dan kebutuhan medis pasien

-Merujuk pasien ke dokter lain yang mempunyai keahlian yang lebih baik apabila tidak
mampu

-Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien

-Melakukan pertologan darurat atas dasar perikemanusiaan

-Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran

Hak dan kewajiban dokter (dalam kode etik kedokteran):


• Kewajiban dokter terhadap teman sejawat:
1. Setiap dokter harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia
sendiri ingin di perlakukan.
2. Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat
kecuali dengan persetujuan atau berdsarkan prosedur yang etis.

• Kewajiban dokter terhadap diri sendiri


1. Setiap dokter harus menjaga kesehatannya agar dapat bekerja dengan baik.
2. Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengehuan
dan tegnologi kesehatan/ kedokteran.

4. Hak Dan Kewajiban Pasien

Dalam Undang-Undang Praktek Kedokteran RI no. 29 tahun 2004 terdapat hak dan
kewajiban pasien, yaitu :
LAPORAN TUTORIAL MINGGU 3 SKENARIO 3

Hak Pasien
1. Hak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit.
2. Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur.
3. Hak untuk mendapatkan pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar
profesi kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi.
4. Hak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan.
5. Hak untuk memilih dokter dan kelas keperawatan sesuai dengan keinginannya
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
6. Hak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinik dan
pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
7. Hak atas “second opinion” / meminta pendapat dokter /doter gigi lain.

8. Hak atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang dideritanya termasuk data-data
medisnya kecuali apabila ditentukan berbeda menurut peraturan yang berlaku.
9. Hak untuk memperoleh informasi/ penjelasan secara lengkap tentang tindakan
medik yang akan dilakukan terhadap dirinya.
10. Hak memberikan persetujuan atas tindakan yang dilakukan oleh dokter sehubung
dengan penyakit yang dideritanya.
11. Hak untuk menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
12. Hak didampingi keluarganya dan atau penasehatnya dalam beribadat dan atau
masalah lainnya (dalam keadaan kritis atau menjelang kematian).
13. Hak beribadat menurut agama dan kepercayaannya selama tidak mengganggu
ketertiban umum / pasien lainnya.
14. Hak atas keamanan dan keselamatan selama perawatan di rumah sakit.
15. Hak untuk mengajukan usul, saran, perbaikan atas pelayanan rumah sakit
terhadap dirinya.
16. Hak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
17. Hak transparasi biaya pengobatan/ tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
dirinya (memeriksa dan mendapatkan penjelasan pembayaran).
18. Hak akses / “inzage” kepada rekam medis / hak atas kandungan isi rekam medis
miliknya.
LAPORAN TUTORIAL MINGGU 3 SKENARIO 3

Kewajiban Pasien
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya kepada dokter yang merawat.
2. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau dokter gigi dan perawat dalam
pengobatannya.
3. Mematuhi ketentuan/peraturan dan tata tertib yang berlaku di rumah sakit.
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterimanya.
5. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati /perjanjian yang telah dibuatnya.

5. Informed Consent
Merupakan proses komunikasi, bukan formulir. Formulir merupakan dokumen terhadap
apa yang disepakati bersama antara dokter-pasien dimana sudah terdapat dialog antara
dokter-pasien (a communication process)

Komponen Informed consent


I. Bentuk Informed Consent
Ada 2 yaitu:
1. Tersirat (Implied consent)
Persetujuan yang diberikan pasien tanpa pernyataan tegas dimaan isyarat
persetujuan ini ditangkap dokter dari sikap dan tindakan pasien.

o Keadaan normal

Contoh: pengambilan darah, melakukan suntikan pada pasien dan


melakukan penjahitan.

o Keadaan darurat

Bila pasien dalam keadaan tidak sadar, dianggap akan menyetujui


tindakan yang akan dilakukan dokter.

2. Dinyatakan (Expressed Consent)


LAPORAN TUTORIAL MINGGU 3 SKENARIO 3

Persetujuan yang dinyatakan secara lisan/tulisan bila yang akan dilakukan


lebih dari prosedur pemeriksaan dan tindakan yang biasa.

• Lisan
Menyampaikan kepada pasien terlebih dahulu tindakan apa yang akan
dilakukan supaya tidak terjadi salah pengertian.

• Tulisan
Bila tindakan yang mengandung resiko
Contoh: tindakan pembedahan

II. Informasi
Bagian yang tepenting dalam Informed consent
Dalam Permenkes No. 585 tahun 1989 tentang Informed consent dinyatakan bahwa
dokter harus menyampaikan informasi kepada pasien/ keluarga pasien diminta atau tidak
diminta. Jadi informasi harus disampaikan.

Hal-hal yang wajib diiformasikan dokter kepada pasien:


1. Diagnosa yang telah dilakukan
2. Sifat dan luasnya tindakan yang dilakukan
3. Manfaat dan urgensinya
4. Risiko dan komplikasi
5. Konsekuensi bila tidak dilakukan dan adakah cara pengobatan yang lain.
6. Biaya tindakan kedokteran tersebut
Hal-hal yang diinformasikan:
1. Hasil pemeriksaan
Pasien memiliki hak untuk mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
Misalnya perubahan keganasan pada hasil Pap Smear. Apabila informasi sudah diberikan,
maka keputusan selanjutnya berada ditangan passion.

2. Risiko
Risiko yang wajib disampaikan:
a. Risiko yang melekat pada tindakan kedoteran tersebut
b. Risiko yang idak bisa diperkirakan sebelumnya

3. Alternative
LAPORAN TUTORIAL MINGGU 3 SKENARIO 3

Dokter harus mengungkapkan beberapa alternative dalam proses diagnosis dan terapi.
Ia harus menjelaskan prosedur, manfaat, kerugian, dan bahaya yang ditimbulkan dari
beberapa pilihan tersebut.

4. Rujukan / konsultasi
Dokter berkewajiban melakukan rujukan apabila ia menyadari bahwa kemampuan
dan pengetahuan yang ia miliki kurang untuk melaksanakan terapi pada pasien-pasien
tertentu.

5. Prognosis
Pasien berhak mengetahui semua prognosis, komplikasi, sekuele, ketidaknyamanan,
biaya, kesulitan dan risiko dari setiap pilihan termasuk tidak mendapat pengobatan atau
tindakan apapun. Pasien juga berhak mengetahui apa yang diharapkan dari dan apa yang
terjadi dengan mereka. Semua ini berdasarkan atas kejadian-kejadian beralasan yang
dapat diduga oleh dokter.

Pengecualian untuk penahanan Informasi


1. Keadaan emergensi
Permenkes no.585 th 1989: dalam hala pasien tidak sadar/pingsan serta tidak
didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat dan
atau darurat yang memerlukan tindakan medik segera untuk kepentingannya, tidak
diperlukan persetujuan dari siapapun

2. Therapeutic previlage
• Bila pengungkapan risiko akan menimbulkan kerugian lebih besar kepada
pasien
• Bila secara psikologis akan mempengaruhi emosi pasien yang sakit berat
• bila pasen secara psikis berada dalam ketakutan, sehingga pemberitahuan akan
memberi dampak negatif Pengecualian untuk menahan informasi

III. Persetujuan
Inti dari persetujuan adalah persetujuan haruslah didapat sesudah pasien mendapat
informasi.
Yang berhak memberikan persetujuan adalah pasien yang sudah dewasa diatas 21 tahun /
sudah menikah & dalam keadaan sehat mental.

IV. Penolakan.
Tidak selamanya pasien setuju dengan tindakan medik yang akan dilakukan dokter.
Dalam situasi demikian, kalangan dokter harus memahami bahwa pasien mempunyai hak
untuk menolak usul tindakan.
Bila dokter gagal dalam meyakinkan pasien pada alternatif tindakan yang diperlukan,
untuk keamanan dikemudian hari, sebaiknya dokter atau rumah skait meminta pasien
LAPORAN TUTORIAL MINGGU 3 SKENARIO 3

menandatangani surat penolakan terhadap anjuran tindakan medik. Dengan demikian, apa
yang terjadi dikemudian hari tidak menjadi tanggung jawab dokter atau rumah sakit.

Syarat Informed consent


Menurut Appelbaun , untuk menjadi doktrin hukum maka informed consent harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Adanya kewajiban dari dokter/petugas kesehatan untuk menjelaskan informasi
kepada pasien.
2. Adanya kewajiban dari petugas kesehatan untuk mendapatkan izin atau
persetujuan dari pasien, sebelum dilakukan tindakan.

Teori tentang Informed consent


Ada tiga teori tentang informed consent berikur pandangan yang mendasarinya yang
dikemukakan oleh Veatch (1982)

1. Teori Manfaat untuk Pasien


Dalam kode etik medis menurut World Medical Association, dengan dalil
apapun seorang dokter tidak dibenarkan melakukan sesuatu yang dapat
melemahkan daya tahan tubuh dan jiwa manusia, kecuali untuk maksud
terapeutik atau pertimbangan pencegahan semat-mata, yang diperlukan
demi kepentingan pasien.

2. Teori Manfaat bagi Pergaulan Hidup


Teori ini dititikberatkan pada pandangan utilitis yaitu bahwa kemanfaatan
yang terbesar bagi jumlah yang terbesar. Nilai estetika, kebudayaan,
keagamaan dan psikologis harus ikut dipertimbangkan.

3. Teori Menentukan Nasib Sendiri


Adanya hak individu untuk menentukan nasib sendiri menyebabkan
informed consent penting bagi semua tindakan yang dilakukan atas tubuh,
bahkan atas pelanggaran suasana kehidupan pribadi.
LAPORAN TUTORIAL MINGGU 3 SKENARIO 3

Tujuan Informed Consent


a. Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yang
sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenarannya
yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasien nya.
b. Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan
bersifat negative, karena prosedur modern bukan tanpa resiko dan pada setiap
tindakan medik ada melekat suatu resiko.
(Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 pasal 3 )

Fungsi informed consent

1. promosi dari hak otonomi perorangan


2. proteksi dari tuntutan pasien dan subjek
3. mencegah terjadinya penipuan dan paksaan
4. menimbulkan rangsangan pada para profesi medis untuk mengadakan introspeksi
diri
5. promosi dari keputusan keputusan rasional
6. keterlibatan masyarakat dalam memajukan prinsip otonomi sebagai salah satu
nilai sosial dan mengadakan pengawasan dalam penyelidikan bio medik
6. Disiplin Dalam Profesi Kedokteran

Disiplin adalah suatu latihan, training, pengontrolan, pengawasan, dan ajaran untuk
menciptakan suatu sikap(tindak) yang menyangkut juga bidang moral , fisik, atau
pengembangan mental yang menuju ke suatu arah ketertiban mental

Dalam disiplin kedokteran juga terdapat norma disiplin yang memuat standar profesi
( kompetensi dan perilaku ). Pelanggaran berupa melanggar standar profesi kedokteran
( benar – salah ). Kualitas profesi berupa layanan dan perilaku seorang dokter dan
berhubungan dengan kehormatan profesi.

Untuk menghindari penyimpangan terhadap standar profesi yang ditentukan oleh


organisasi profesi dan prosedur standar operasional yang ditentukan oleh organisasi
profesi dan prosedur standar operasional yang ditentukan oleh sarana pelayanan
kesehatan setempat yang dibentuk Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
yang berwenang menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dalam
penerapan disiplin ilmu kedokteran.

Arti lain disiplin adalah tata tertib. Bagi yang melanggarnya ada sangsi yang bisa
berbentuk :
LAPORAN TUTORIAL MINGGU 3 SKENARIO 3

1. tidak di persalahkan, karena di anggap tidak melanggar disiplin


2. dianggap kurang terampil sehingga di wajibkan untuk menjalankan training di
suatu lembaga pendidikan untuk jangka tertentu
3. dianggap melanggar disiplin dan dijatuhkan sangsi dengan tidak diperbolehkan
menjalankan praktek untuk jangka waktu tertentu
4. pelanggarannya dinilai sangat berat, sehingga mencemarkan nama baik profesi
kedokteran dan sebagai hukuman namanya di coret dari register dan tidak boleh
menjalankan praktek lagi

7. Hukum Dan Aturan Dalam Profesi Kedokteran


Peranan Hukum yang berlaku dalam profesi dokter
1. kontrol dalam pelaksanaan sumpah dokter.
2. kontrol maksimilasasi pelayanan kesehatan.
3. Memberikan dan meningkatkan keyakinan diri dokter dalam menjalankan profesi
kesehatan yang berkualitas dan selalu berada pada jalur yang aman tidak
melanggar etika.
Aturan dalam profesi kedokteran:
• Mempunyai sikap professional dokter
1. Sikap pribadi (etika profesi)
2. Sikap bertanggung jawab pada pribadi (sumpah dokter), masyarakat, dan
pemerintah (undang-undang kesehatan).
3. Empati pada pasien, teman sejawat, atasan dan guru.
4. Sikap rela berkorban
5. Sikap disiplin (sesuai dengan tempat dan waktu).

• Bekerja sesuai dengan standar organisasi profesi IDI

• Long life learning (belajar seumur hidup)

8. Kaidah Dasar Bioetika


Bioetika merupakan cabang dari etika normative,merupakan etik yang berhubungan
dengan praktik kedokteran

Kriteria:

 Beneficence
LAPORAN TUTORIAL MINGGU 3 SKENARIO 3

1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk


kepentingan orang lain

2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya


menguntungkan dokter

4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya

5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang

6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia

7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)

8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien

9. Minimalisasi akibat buruk

10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat

11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan

12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran

13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan

14. Mengembangkan profesi secara terus menerus

15. Memberikan obat berkhasiat namun murah

16. Menerapkan golden rule principle

 Nonmalaficence

1. Menolong pasien emergensi dengan gambaran sbb :

• pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko kehilangan


sesuatu yang penting (gawat)

• dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut

• tindakan kedokteran tadi terbukti efektif


LAPORAN TUTORIAL MINGGU 3 SKENARIO 3

• manfaat bagi pasien > kerugian dokter

2. Mengobati pasien yang luka

3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )

4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien

5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek

6. Mengobati secara proporsional

7. Mencegah pasien dari bahaya

8. Menghindari misrepresentasi dari pasien

9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian

10. Memberikan semangat hidup

11. Melindungi pasien dari serangan

12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan

 Otonomi

1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien

2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)

3. Berterus terang

4. Menghargai privasi

5. Menjaga rahasia pasien

6. Menghargai rasionalitas pasien

7. Melaksanakan informed consent

8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri

9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien

10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan


termasuk keluarga pasien sendiri
LAPORAN TUTORIAL MINGGU 3 SKENARIO 3

11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi

12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien

13. Menjaga hubungan (kontrak)

 Justice

1. Memberlakukan sesuatu secara universal

2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan

3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama

4. Menghargai hak sehat pasien

5. Menghargai hak hukum pasien

6. Menghargai hak orang lain

7. Menjaga kelompok yang rentan

8. Tidak melakukan penyalahgunaan

9. Bijak dalam makro alokasi

10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien

11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya

12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi)


secara adil

13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten

14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah

15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan

16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb

Prinsip turunan bioetika

1. Kejujuran
2. Kesetiaan
LAPORAN TUTORIAL MINGGU 3 SKENARIO 3

3. Privacy
4. Konfidensialitas
5. Menghormati kontrak
6. Ketulusan
7. Menghindari membunuh

Dalam kaidah dasar bioetika, juga terdapat “Asas Prima Facie”. Asas Prima Facie
merpakan pemilihan satu kaidah dasar bioetika terabsah sesuai konteks (data) yang ada
pada kasus yang sedang ditangani.

9. HAM Dan Pelayanan Kesehatan


Prinsip HAM :
- Hak adalah universal atau dimanapun

- Hak bersifat melekat

- Hak yang selalu diikuti kewajiban

- Partisipasi adalah hak yang dasar

- Hak tidak bisa berdiri sendiri, saling berkaitan

HAM dalam bidang kesehatan dapat kita jumpai dalam;


- The Right to Health Care (Hak atas pelayanan kesehatan)

Konvensi Hak Sipil dan Politik, 1966


- The Right of Self Determination (Hak untuk menentukan nasib
sendiri)
Deklarasi PBB, 1948
- The Right to Information (Hak untuk mendapatkan informasi)

Helsinki, 1964
Muatan UU Kesehatan No 23 tahun 1992:
Salah satu upaya pembangunan kesehatan:
1.Kurasi---Penyembuhan
2.Promotif---peningkatan derajat kesehatan
3.Prevensi---Pencegahan
4. Rehabilitasi---Pemulihan
Untuk mencapai keadaan sejahtera badan, jiwa, sosial---agar hidup produktif secara
sosial dan ekonomis

You might also like