Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Tamtowil Mustofa (0910310316)
Kelas: H
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Samarinda merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas
sekitar 718 km2 dan secara astronomis terletak di antara 00'19'02" “00'42'34" Lintang
Selatan dan 117' 03'00" - 117* 18'14" Bujur Timur.Sebagian besar wilayah Kota
Samarinda merupakan dataran dengan ketinggian 0 - 200 meter di atas permukaan air
laut.Batas wilayah Kota Samarinda yaitu sebelah Utara, Timur, selatan dan Barat
dibatasi oleh Kabupaten Kutai Kartanegara.Populasi penduduk Kota Samarinda
berdasarkan hasil pendataan P4B tahun 2004 mencapai 579.933 jiwa, dengan tingkat
kepadatan, 807 jiwa / km2.Secara administrasi pemerintahan kota Samarinda dikepalai
oleh Walikota yang juga membawahi koordinasi atas wilayah, administrasi Kecamatan
yang dikepalai oleh Camat.Jumlah Kecamatan yang ada di kota Samarinda sebanyak 6
Kecamatan dan jumlah Kelurahan sebanyak 42 Kelurahan.Secara topografi Kota
Samarinda merupakan dataran rendah yang terdiri dari lembah aluvial 9,02 %, daerah
dataran 15,94 %, dataran berombak 8,15 %, dataran bergelombang 14,59 %, daerah
patahan 2,31 %, daerah berbukit 44,73 %, lain-lain 4,47 % yang mempunyai luas
kemiringan lahan datar (0 - 2 %) 20 .011 Ha, bergelombang (2 - 15 %) 18.276 Ha,
curam (15 - 40 %) 15,540 Ha, sangat curam (> 40 %)2.469 Ha.
Samarinda sebagai salah satu ibukota propinsi, seperti juga kota-kota besar lainnya
di Indonesia, persoalan infrastruktur menjadi masalah di semua bidang.Infrastruktur
dasar, seperti jalan dan jembatan beserta dengan drainasenya sangat penting untuk
dibenahi.Sebagai ibukota propinsi, Kota Samarinda menjadi pusat pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah yang cukup besar, sehingga perlu menyediakan sarana tidak
hanya bagi masyarakat kota tersebut, tetapi juga masyarakat propinsi secara
keseluruhan.Pembangunan infrastruktur tersebut, meskipun sepintas lalu memang hanya
terlihat sebagai langkah meningkatkan kesejahteraan rakyat atau masyarakat.Tetapi bila
dikaji lebih jauh, sesungguhnya tidak hanya itu, pembangunan infrastruktur tersebut
juga sangat penting guna meningkatkan perekonomian daerah.Dengan meningkatnya
infrastruktur jalan, jembatan dan sungai, berarti sarana transportasi masyarakat akan
lebih mudah.Hal itu akan berdampak terhadap semakin mudah berlangsungnya kegiatan
dunia usaha, termasuk memudahkan distribusi berbagai komoditi yang diusahakan
masyarakat.Pada akhirnya pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan sungai akan
meningkatkan ekonomi masyarakat dan tentu secara langsung atau tidak langsung akan
berdampak terhadap perekonomian Kota Samarinda.Dengan memperhatikan berbagai
permasalahan strategis tersebut dan dengan memperhatikan visi dan misi Kota
Samarinda maka Pemerintah Daerah Kota Samarinda telah merumuskan strategi
pembangunan Kota Samarinda di antaranya:
Strategi pengembangan potensi lokal yang berdaya saing secara
berkelanjutan.
Dalam era otonomi daerah dewasa ini terdapat peluang untuk mengembangkan
daerah masing-masing berdasarkan prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat
dengan mempertimbangkan kondisi potensi lokal setempat.Peluang seperti ini
pada akhirnya memunculkan kompetisi antar daerah untuk mencapai kepuasan
optimum dalam pembangunan daerah.Kepuasan optimum ini berarti nilai-nilai
ideal yang paling dikehendaki oleh masyarakat sebuah daerah otonomi.Karena
setiap daerah otonom memiliki preferensi nilai yang berbeda serta sumber daya
yang terbatas untuk semua daerah maka kompetisi antar daerah menjadi sesuatu
yang tidak dapat dihindari.Dengan adanya kompetisi ini maka akan muncul
sebuah daerah yang memenangkan kompetisi dengan merebut sebagian besar
sumber daya luar daerah yang tersedia dan akan muncul pula sebuah daerah yang
tampil kurang meyakinkan sehingga gagal merebut sebagian besar sumber daya
luar yang tersedia.Arti penting memperoleh sumber daya luar bagi pembangunan
menjadi tak terelakkan guna mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya
internal sebuah daerah.Untuk memenangkan kompetisi antar daerah pada
dasarnya sebuah daerah harus mendayagunakan potensi lokalnya masing-
masing.Potensi lokal ini ada yang bersifat kompetitif jika potensi yang sama
tersebut juga dimiliki oleh daerah lain sehingga untuk memenangkan kompetisi
harus bersaing dengan dengan daerah lainnya.Potensi lokal juga ada yang bersifat
komparatif jika potensi tersebut tidak atau jarang sekali dimiliki oleh daerah
lainnya.Baik potensi lokal yang bersifat kompetitif maupun komparatif
merupakan potensi yang harus dikembangkan untuk mencapai kemakmuran
bersama.Eksplorasi dan eksploitasi potensi lokal ini perlu dilakukan secara
bersungguh-sungguh guna memperoleh daya saing yang tinggi jika berhadapan
dengan daerah lainnya.Dengan kemampuan daya saing yang baik ini maka
strategi pembangunan berikutnya dapat dilaksanakan dengan berhasil.Dengan
kemampuan daya saing ini pula, Kota Samarinda menjadi memiliki daya tarik
investasi yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah.Namun demikian,
kemampuan mengelola potensi lokal yang berdaya saing seringkali bersifat jangka
pendek dan bersifat temporer.Jika hal ini yang terjadi maka kemampuan daya
saing juga bersifat jangka pendek.Kondisi ini seringkali terjadi dalam iklim
kompetisi yang baik karena dua sebab.Pertama, karena tidak ada upaya menjaga
daya saing secara berkelanjutan.Kedua, karena daerah lain sebagai kompetitor
juga terus berusaha mengembangkan daya saingnya sampai berhasil menarik
investasi yang lebih baik.Dengan memperhatikan hal ini serta upaya mencapai
visi dan misi Kota Samarinda yang tidak bersifat temporer maka diperlukan upaya
yang sungguh-sungguh pula untuk mencapai daya saing yang berkelanjutan.Untuk
itu, perlu dieksplorasi lebih mendalam tentang komptensi inti Kota Samarinda
sehingga tampak dengan jelas pengembangan potensi lokal yang berdaya saing
secara berkelanjutan.Dengan demikian hasil akhirnya adalah kemakmuran
masyarakat Kota Samarinda yang berkelanjutan pula.