Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 05
Anemon merupakan hewan dari kelas Anthozoa yang sekilas terlihat seperti
tumbuhan, tapi jika diamati lebih jauh, anemon laut merupakan jenis hewan (wikipedia,
2010). Di alam anemon umumnya hidup berasosiasi dengan ikan badut. Kualitas
air laut sangat menentukan kelangsungan hidup anemon. Sebagai organisme yang
hidup pada air laut anemon terpengaruh secara langsung oleh beberapa parameter
penting yang ada di laut seperti salinitas, nutrient (fosfat dan nitrat), pH, DO,
kisaran yang masih bisa ditolerir oleh anemon. Istiyanto (1993) menerangkan
bahwa suhu yang dapat ditolerir oleh anemon berkisar antara 24-29 0C, pH 8-8.3
sementara salinitas berkisar antara 31-33 DO berkisar antara 2.4-6 mg/l, nitrit 0.5
disebabkan kurangnya sirkulasi air laut pada akuarium sehingga parameter yang
tadi.
1.2 Tujuan
beberapa parametr di perairan seperti salinitas, nutrient (fosfat dan nitrat), pH,
DO, suhu, kekeruhan dan amoniak terhadap tingkat kelangsungan hidup anemon.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Klasifikasi dan Morfologi Anemon
2.1.1 Klasifikasi Anemon
Anemon laut merupakan hewan dari kelas Anthozoa. Bentuk dari anemone
laut sekilas terlihat seperti tumbuhan, tapi jika diamati lebih jauh, anemone
Pergerakan anemone laut seperti siput, bergerak secara perlahan dengan cara
sebagai tempat hidup dari ikan badut. Kedua organisme ini melakukan
simbiosis mutualisme.
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Bangsa : Actiniaria
Suku : - Stichodactylidae
- Edwardsiidae
- Galateathemidae
- Bathyphelliidae
- Actinosiidae
2.1.2 Morfologi
laut. Selanjutnya HICKMAN (1967) membagi tubuh anemon laut menjadi tiga
bagian yaitu :
1. keping mulut (oral disc);
mulut; badan; pangkal dan tentakel-tentakel. Lipatan yang bundar diantara badan
dan keping mulut membagi binatang ini kedalam kapitulum di bagian atas dan
scapus bagian bawah. Di antara lengkungan seperti leher (collar) dan dasar dari
kapitulum terdapat "fossa". Hubungan antara keping kaki atau pangkal (pedal
disc) dan badan disebut limbus. Dalam keadaan berkontraksi, bagian tepi otot
"sphincter' yang terletak pada dasar dari kapitulum dapat berfungsi untuk
membuka dan menutup keping mulut. Keping mulut bentuknya datar, melingkar,
umumnya menutupi oral disc, tersusun melingkar atau berderet radial. Jumlah
tentakel biasanya merupakan kelipatan dari enam dan tersusun dalam dua deret
lingkaran berturut-turut dimulai dari lingkaran yang paling dalam. Kelipatan yang
dimaksud adalah 6 tentakel pertama (paling dalam dan paling tua), 6 bagian
seterusnya (www.scribd.com).
2.2 Kualitas Air Bagi Anemon Laut
Kualitas air yang optimum untuk pemeliharaan anemon laut adalah: suhu
air 24 - 29 0C, oksigen terlarut 2,4 - 6 mg/l, atau 4 - 7 mg/I, nitrit 0,551 - 0,552
mg/I atau 0,5 mg/I , Ammonia 0,01 - 0,021 mg/l atau 0,1 mg/l dan pH 7,2 - 8,3
atau 8 - 8,3 (Istiyanto, 1993). Syarat hidup anemon yang baik berada pada kisaran
akan optimum hidup pada perairan yang memiliki intensitas cahaya matahari yang
hangat dan nutrient yang melimpah, seperti pada ekosistem terumbu karang
dimana pada ekosistem tersebut memiliki asupan nutrient yang banyak dan
anemon laut artinya semakin kecil intensitas cahaya matahari yang masuk ke
perairan maka proses fotosintesis akan berkurang atau menjadi terhambat, begitu
yang mati akibat penetrasi cahaya matahari yang kurang sehingga organisme
tersebut sulit untuk membuat makanannya sendiri atau berfotosintesis. Hal ini
anggota kelas Anthozoa lainnya, ditemukan pada perairan pantai dari yang hangat
sampai kedaerah yang dingin sekali. Mereka hidup soliter dan menempel pada
dasar yang kuat atau lunak dan sebagian ada yang sedikit membenam di dasar
yang berpasir dengan bantuan keping kaki (pedal disc). Tempat hidupnya di
bawah garis surut terendah, dapat berpindah tempat dengan cara merangkak
dengan menggunakan keping kaki dengan bantuan ombak dan kontraksi pada
macam Anemon yang dapat berenang yaitu dari jenis Bobceroides me murrichi
yang terdapat di teluk Mutsu, Jepang. Jenis ini banyak di-temukan di pantai
yang dangkal, di goba atau di lereng terumbu tapi ada juga yang hidup di tepian
jenis dari anemon yang hidup di kedalaman 6000 meter dan bahkan lebih dari
10.000 meter. Anemon jarang dijumpai pada daerah terumbu karang yang persen-
hampir setiap mahluk hidup di laut yang masuk dalam jangkauannya. Anemon
jalan melipat diri sehingga bentuknya seperti bola dengan tentakelnya sedikit
tersembul keluar. Hal semacam ini juga dilakukan apabila dalam keadaan bahaya.
Makanan yang terdiri dari moluska, krustasea, ikan dan invertebrata lain,
makanan atau mangsa ditangkap oleh tentakel dengan bantuan nematokis yang
obyek yang langsung terpegang oleh mulut. Mulut dan kerongkongannya dapat
diserap oleh gastrodermis. Sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna dibuang
yang dflakukan oleh ikan giru yang hidup bersimbiose diantara tentakel-tentakel
atau farinks dari anemon sebelum makanan itu diambil kembali oleh ikan
(HODSON 1981).
3. METODOLOGI
sirkulasi air laut pada akuarium. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga kualitas
parameter yang diamati seperti salinitas, nutrient (fosfat dan nitrat), pH, DO, suhu,
akuarium yang akan digunakan sebagai media dengan cara mengurasnya. Pada
karang diletakkan pada sekat pertama di akuarium ini, setelah itu bioball
kemudian arang aktif. Akuarium bagian atas diberi sekat menggunakan jaring
yang dijahit berbentuk segi empat dengan diberi bambu pada bagian sisi-sisinya
sebanyak tiga sekat. Setelah itu air laut yang telah disaring menggunakan
Gambar 1. RWS
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
faktor kualitas air merupakan hal yang penting. Kualitas air dapat digunakan
untuk mengetahui sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau
komponen lain yang terdapat di dalam air tersebut. Kualitas air ditentukan oleh
beberapa parameter, yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan
sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan
Suhu air pada minggu 2 sampai minggu ke 7 sama yaitu 280C. Nilai salinitas pada
terlarut (DO) pada minggu 1 adalah 8.58 mg/l dan minggu 2 berkurang menjadi
6.26 mg/l. Nilai pH minggu 1 adalah 7.70 sedangkan minggu ke 2 turun menjadi
7.65. Air laut tidak berwarna sehingga dikatakan tidak keruh. ketinggian air pada
minggu 1 adalah 35 cm, minggu ke-2 34 cm minggu ke-3 36 cm, minggu ke4
sampai ke-7 sama yaitu 34 cm. Kelimpahan plankton hanya dihitung pada
minggu pertama yaitu 6616 (ind/l). Anemon pasir baru diletakkan di akuarium
pada minggu ke-3. Kandungan nutrient (Fosfat dan Nitrat) diukur satu kali untuk
anemone sendiri coklat cerah. Anemon pasir 2 panjang 16 cm, bagian bawahnya
sedikit membesar, bokong berwarna putih dan memiliki warna coklat pucat.
berwarna kuning, dan anemon pasir berwarna pucat dengan ujung tentakel
berwarna kuning.
menentu hari ke-2 (29Nov) mukusnya sedikit, sementara itu pada hari ke-3
sampai ke-7 tidak ada mukus yang dihasilkan. Tentakel pada anemon 1
halnya dengan perubahan warna yang terjadi dari pucat menjadi cerah, mesentrial
filamennya normal. Anemon 3 terjadi peningkatan mukus dari tidak ada menjadi
banyak. Tentakel anemon 3 menyusut dan memiliki warna pucat, pada hari ke-6
4.2 Pembahasan
signifikan dengan pada saat anemon pasir belum dimasukan kecuali untuk
ini masuk dari proses dekomposisi yang dihasilkan organisme mikroskopis yang
ada dalam akuarium. Sirkulasi air laut dalam akuarium juga berpengaruh
terhadap kondisi ini karena aerator yang ada di dasar akuarium ikut
perubahan yang sangat signifikan pada awal pemasangan RWS (Tabel 5) akan
tetapi sulit untuk mengetahui secara pasti karena nilai DO tidak diukur pada
dalam tingkat kelangsungan hidup anemon. Sementara itu kandungan fosfat dan
nitrat dalam akuarium berada dalam kisaran normal (Effendi, 2003). Fosfat dan
Suhu (0C) 27 28
Salinitas 32 31
pH 7.7 7.65
DO (mg/L) 8.58 6.28
Perubahan Tempat -
tinggi air Penampungan
anemon tersebut mengalami stress. Kondisi ini dapat menyebabkan anemon tidak
dapat melakukan adaptasi dengan kondisi air laut dalam akuarium. Hal ini terlihat
pada anemon nomor 3 yang mengeluarkan banyak mukus sebelum akhirnya mati.
dalam akuarium tidak sehat, gampang terkena penyakit dan sulit untuk tumbuh.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kualitas air laut yang ada dalam akuarium tidak mengalami perubahan
penurunan yang signifikan pada hari-hari berikutnya, akan tetapi hal ini tidak bisa
dipastikan secara numerik karena DO hanya diukur dua kali pada saat awal
5.2 Saran
dengan teratur.
DAFTAR PUSTAKA
ALLEN, G.R. 1974. Damselfishes of the south Seas. T.F.H. Publications, Inc.
Result of The Danish Deep Sea Expe-dition Round the World 1950 - 52.
2 : 9-16.
CARSON, R. 1974. The edge of the sea Dengerous Sea Creatures. Time life Tele-