Professional Documents
Culture Documents
1. Berlaku Benar
Sifat benar adalah akhlak islam yang diperintahkan Allah Swtkepada seorang muslim, Allah
Swt.,berfirman dalam Surat At-Taubah 119. “ Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada
Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”.
Bersabda rasulullah Saw : “Hendaklah kamu berlaku benar, karena sifat benar akan membawa kepada
kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu akan membimbing masuk surga, seseorang yang selalu berlaku
benar, dan bersungguh-sungguh untuk selalu benar, sampai ia dituliskan di sisi Allah sebagai Shiddiq
(hamba yang sangat benar)”.(HR. muslim)
Nabi Muhammad Saw dahulu dikenal dikalangan kaumnya dengan gelar “al Amin” (orang yang
jujur). Oleh sebab itu mereka selalu mempercayakan harta mereka kepadanya.
Ketika Allah mengijinkan hijrah ke Madinah karena kerasnya intimidasi dari orang-orang
musyrikin terhadapnya dan kaum muslimin, beliau baru hijrah setelah mengembalikan semua
harta benda yang dititipkan kepada semua pemiliknya, padahal mereka adalah orangorang kafir.
Walaupun demikian Islam tetap memerintahkan mengembalikan semua amanah kepad
pemiliknya.
3. Menepati Janji
Diantara akhlak Islam yang agung adalah menepati janji. Allah Swt berfirman yang artinya “ Dan
tepatilah janji, kaerna janji itu a .” (Akan dimintai pertanggung jawabannya). QS Al Asraa:34dan
34). Dan Allaw swt berfirman juga tang artinya : “Yaitu orng-orang yang mempati janji, dan
mereka tiada menghianati perjanjian.
Menyalahi janji adalah salah satu sifat orang munafi’k yang disebutkan Nabi Saw.
Diantara akhlaq islami yang mesti diperhatian oleh seorang muslimah adalah sifat tawadhu.,
kepada sesame muslim baik kaya atau miskin. Allah Swt berfirman dalam Surat Al-Hijr 88 :”Dan
berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman”.
Sabda Nabi saw.”Sesungguhnya Allah telah memahyukan kepadaku; agar kamu merendahkan
diri, sampai tidak ada seorangpun yang berlaku sombonh dan angkuh terhadap yang lain (HR.
Muslim).
Berbakti kepada Ibu Bapak adalah termasuk akhlak yang mulia, karena keduanya memiliki hak
yang sangat besar pada anak-anaknya, setelah hak Allah Swt.
Allah berfirman yang artinya : ”Dan beribadahlah kepada Allah, Jangan menyekutukan-Nya
dengan sesuatu, dan berbuat baiklah kepada Ibu bapak”. (QS. An-Nisaa’ 36)
Allah Swt. Memerintahkan ta’at kepada keduanya, menyayangi, dan merendahkan diri serta
mendo’akan keduanya, Ia berfirman yang artinya : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".
Seorang lelaki pernah datang kepada Nabi saw dan bertanya : “wahai Rasulullah, siapakah
manusia yang paling berhak saya temani dengan baik?. Rasul menjawab : “Ibumu”. “Lalu siapa
lagi?”. Nabi berkata : “Ibumu”. Laki-laki itu bertanya lagi : “kemudian siapa?”. Nabi menjawab :
“Ibunu”. Ia bertanya lagi : Kemudian siapa?”. Nabi menjawab : “Kemudian Ayahmu”.
Berbakti dan berbuat baik kepada Ibu Bapak adalah fardu ‘ain menurut kesepakatan kaum
muslimin, bukan sekedar pelengkap yang bersifat anjuran semata.
6. Menyambung Silaturahmi
Rasulullah Saw. Bersabda : “Tiada akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan
kekeluargaan”. (Mutatafaq’alaihi).
Di antara akhlak islam juga berlaku baik kepada tetangga. Tetangga adalah orang yang tinggal di
samping rumah. Yang paling berhak mendapatkan kebaikan dan penghargaan adalah yang paling
dekat kepadamu. Allah Swt berfirman yang artinya :” Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh ” (QS.
An-Nisaa’ 36)
Nabi Saw.bersabda : ”Jibril selalu memesankan tetangga kepadaku sehingga saya menduga bahwa
tetangga akan dijadikannya ahli waris” (Mutatafaq’alaihi).
Dan Nabi saw pernah berkata kepada Abu Zarr ra. : ”Wahai Abu Zarr, bila enkau memasak maraq
(gulai) maka banyakkan kuanya, dan tolong perhatikan tetangga-tetanggamu”. (HR. Muslim)
Seseorang tetangga tetap punya hak ketetanggaannya sekalipun dia orang kafir.
8. Memuliakan Tamu
Memuliakan tamu adalah akhlak yang dianjurkan Islam berdasarkan sabda Rasulullah
Saw. :”Siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akherat hendaklah memuliakan tamunya ”.
(Mutatafaq’alaihi).
Salah satu akhlak Islam adalah Pemurah dan Dermawan. Allah telah memuji orang yang suka
berinfaq lagi pemurah dan dermawan dalam firman-Nya : ” Orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah, Kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan
menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka
memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.(QS Al Baqarah: 262)
Nabi Saw. Bersabda : ”Barang siapa yang memiliki kelebihan kendaraan, hendaklah ia berikan
kepada yang tidak punya kendaraan, dan siapa yang memiliki kelebihan bekal hendaklah ia
kembalikan kepada yang tidak memeiliki bekal”. (HR. Muslim)
Dan firman-Nya pula : ”.... Dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. apakah kamu
tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?
Nabi saw. Bersabda :”Sedekah tiada akan mengurangi harta, Allah tiada menambah seorang
hamba pemaaf kecuali kemuliaan, tiada seorangpun yang merendahkan diri karena Allah,
melainkan Ia tinggikan derajatnya”. HR. Muslim.
Dan beliau bersabda pla : ”Kasihinilah niscaya kamu dikasihi, dan ampunkanlah niscaya kamu
diampuni”. HR. Ahmad.
Sifat malu adalah akhlak Islami yang mengajak mencapai kesempurnaan dan keutamaan serta
menghalangi dari sifat-sifat rendah dan kekejian. Malu yang dimaksudkan adalah malu kepada
Allah bila seorang muslim dilihatnya dalam maksiat. Demikian juga malu kepada diri sendiri,
yang merupakan ekspresi iman yang ada dalam hati,. Nabi saw bersabda : ” Sifat malu tidak
mendatangkan selain kebaikan” [Muttafaq ’alaihi]
Di antara akhlak Islami adalah saling kasih dan sayang, yang sudah lenyap dari jiwa banyak
manusia, sehingga hati mereka menjad keras bagaikan batu atau lebih keras lagi. Sedangkan orang
mukmin bersifat penyayang, merasa iba, mempunyai perasaan yang halus dan mudah tersentuh,
Allah Swt berfirman yang artinya : ” Dan dia (Tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman
dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orang-
orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan. [QS Al Balad : 17-18]
Nabi saw bersabda :” Perumpamaan orang-orang beriman dalam saling mencintai dan berkasih
sayang adalah ibarat satu tubuh, bila salah satu anggotanya sakit anggota yang lain akan ikut
merasakan tidak tidut dan sakinya”.[HR.Muslim]
Nabi saw bersabda ”Jaminlah olehmu enam perkara, niscaya aku menjamin surga bagimu; apabila
seseorang dari kalian berbicara jangan bohong, apabila dipercaya jangat berkhianat, apabila
berjanji jangan mangkir, tundukkanlah pandanganmu, tahanlah tanganmu (dari berbuat dosa) dan
peliharalah kemaluanmu” [HR. Thabarany]
Inilah akhlak-akhlak Islam, tak satupun yang tidak dapat diterima, bahkan ia merupakan budi
pekerti yang mulia yang sesuai dengan fitrah yang sehat. Jika kaum muslimin konsisten
dengannya pasti orang-orang akan berlomba-lomba datang kepada mereka memasuki agama
Allah dengan berbondong-bondong seperti orang-orang terdahulu masuk Islam disebabkan
baiknya akhlaq dan tingkah laku kaum muslimin.
Sumber : Inilah Islam oleh Dr. Ahmed Al-Mazyad dan Dr. Adil Asy-shddy