Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Salah satu tuntutan reformasi yang digulirkan sejak tahun 1998 adalah
dibangunnya suatu sistem ketatanegaraan Indonesia yang berbasis secara murni
dan konsekuen pada paham kedaulatan rakyat yang mampu membawa rakyat
Indonesia mencapai tujuan bernegara yang dicita-citakan, maka perubahan atau
amandemen UUD 1945 merupakan langkah strategis yang harus dilakukan
dengan seksama oleh Bangsa Indonesia.Dapat kita ketahui bahwa Pancasila
dalam konteks ketatanegaraan RI beberapa tahun ini mengalami perubahan yang
sangat mendasar mengenai system ketatanegaraan. Perubahan mendasar setelah
empat kali amandemen UUD 1945 ialah komposisi dari UUD tersebut, yang
semula terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh dan penjelasannya, berubah
menjadi hanya terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal. Penjelasan UUD 1945,
yang semula ada dan kedudukannya mengandung kontroversi karena tidak turut
disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945, dihapuskan. Materi yang
dikandungnyasebagian dimasukkan, diubah dan ada pula yang dirumuskan
kembali ke dalam pasal-pasal amandemen. Perubahan mendasar UUD 1945
setelah empat kali amandemen, juga berkaitan dengan pelaksana kedaulatan
rakyat, dan penjelmaannya ke dalam lembaga-lembaga negara.
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan negara?
2. Bagaimanakah sistem ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945?
3. Bagaimanakah sistem ketatanegaraan Republik Indonesia sebelum
amandemen?
4. Bagaimanakah sistem ketatanegaraan Republik Indonesia setelah
amandemen?
5. Bagaimanakah pembagian kekuasaan di negara Indonesia?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. NEGARA
2
Dalam batas tertentu dan berdasarkan aturan tertentu, negara dapat
menyatakan suatu aliran kepercayaan / aliran politik dilarang karena
bertentangan dengan pandangan hidup bangsa.
Negara mengatasi paham perseorangan dan paham golongan.
Negara menetapkan mata uang, penetapan pajak, kewarganegaraan, dan
sebagainya.
3. Sifat mencakup semua
Kekuasaan mengatur yang dimiliki negara berlaku untuk semua orang / warga
negara, sehingga tidak ada yang mendapatkan perlakuan khusus atau
istimewa.
b) Wilayah
Wilayah adalah daerah teritorial tertentu sebagai tempat kedudukan suatu
negara, dalam mana kekuasaan negara berlaku atas seluruh penduduk yang
bertempat tinggal menetap didalam daerah teritorial tersebut.
c) Pemerintah
Pemerintah adalah organisasi yang mengatur, menyelenggarakan dan
melaksanakan kekuasaan negara.
3
Republik yaitu negara yang Kepala Negaranya ditunjuk dan atau diangkat
berdasarkan pemilihan.
3. Tujuan Negara:
Melaksanakan ketertiban (law and order)
Menegakkan keadilan
Menyelenggarakan pertahanan
Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
5. Fungsi Negara:
Konsitutif yaitu menyelenggarakan kedaulatan rakyat, menetapkan UUD dan
GBHN (dilaksanakan MPR).
Eksekutif yaitu menyelenggarkan kekuasaan negara (dilaksanakan Presiden)
Legislatif yaitu membentuk undang-undang (dilaksanakan Presiden dengan
persetujuan DPR )
Kontrol yaitu mengawasi tindakan Presiden (dilaksanakan DPR)
Yudikatif yaitu menyelenggarakan kekuasaan Kehakiman (dilaksanakan MA)
Auditif / inspektif yaitu menyelenggarakan pemeriksaan atas tanggungjawab
keuangan negara (dilaksanakan BPR)
Konsultatif yaitu memberi jawaban atas pertanyaan Presiden dan mengajukan
saran / pertimbangan kepada pemerintah (dilaksanakan DPA).
4
B. Sistem ketatanegaraan berdasarkan PancasiladanUndang-Undang Dasar
1945
1. BerdasarkanPancasila
Kata pancasila berasal dari bahasa India, yakni bahasa sansakerta Pancasila
mempunyai 2 arti: Panca yang berartu lima, dan Sila yang berarati sandi, alas, atau
dasar atau bisa juga berarti peraturan, tingkah laku yang penting,baik, dan senonoh.
Dengan kata lain, Pancasila adalah lima nilai luhur yang ada dan berkembang
bersama bangsa Indonesia sekaligus penggerak perjuangan bangsa pada masa
kolonialisme. Hal ini sekaligus menjadi warna dan sikap pandangan hidup bangsa
Indonesia hingga secara formal pada tanggal 18 Agustus 1945 disahkan menjadi
Dasar Negara Republik Indonesia. Pancasila merupakan jiwa seluruh rakyat
Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, dasar Negara dan sebagai sistem filsafat.
Disamping itu, pancasila merupakan tujuan hidup bangsa Indonesia. Pancasila juga
merupakan pandangan hidup, kesadaran, cita-cita moral yang meliputi kejiwaan dan
watak yang berberurat akar didalam kebudayaan bangsa Indonesia. Pancasila sudah
merupakan pandangan hidup dan sebagai dasar Negara yang berakar dalam
kepribadian bangsa maka dia diterima sebagai dasar Negara yang mengatur
ketatanegaraan. Hal ini tampak pada sejarah meskipun dituangkan dalam rumusan
yang agak berbeda, namun dalm tiga buah UUD yang pernah kita miliki Pancasila
selalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional. Pancasila selalu menjadi
pegangan bersama pada saat-saat terjadi krisis nasional dan ancaman eksistensi
bangsa kita yang merupakan sejarah bahwa pancasila memang selalu dikehendaki
oleh bangsa Indonesia.
2. BerdasarkanUndang-UndangDasar
5
Undang-Undang Dasar Negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak
tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17
Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali
memberlakukan UUD 1945, denagn dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada
tanggal 22 Juli 1959. Pada kurun waktu tahun 1999-2002. UUD 1945 mengalami 4
kali perubahan (amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam
sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.
6
Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat
"sakral", diantara melalui sejumlah peraturan:
Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan yang
ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:
8
3, 4, 5, dan 6
UUD 1945 yang terdiri dari 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan dan 2 ayat aturan
tambahan, yang mengandung semangat dan merupakan perwujudan dari pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945, juga merupakan
rangkaian kesatuan pasal-pasal yang bulat dan terpadu. Didalamnya berisi materi
yang dibedakan menjadi dua, yaitu:
9
yang berisi konsepsi Negara diberbagai bidang: PolEkSosHanKam dan
lain-lain.
10
7. KekuasaanKepala Negara tidak terbatas. Penjelasan UUD 1945
menyatakan: meskipun kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada
DPR, ia bukan diktator artinya kekuasaannya tidak terbatas.
11
C. PEMISAHAN KEKUASAAN DAN PRINSIP “CHECKS AND
BALANCES”
Prinsip kedaulatan yang berasal dari rakyat tersebut di atas selama inihanya
diwujudkan dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat yang merupakanpenjelmaan
seluruh rakyat, pelaku sepenuhnya kedaulatan rakyat, dan yangdiakui sebagai
lembaga tertinggi negara dengan kekuasaan yang tidak terbatas.Dari Majelis inilah,
kekuasaan rakyat itu dibagi-bagikan secara vertikal ke dalamlembaga-lembaga tinggi
negara yang berada dibawahnya. Karena itu, prinsipyang dianut disebut sebagai
prinsip pembagian kekuasaan (distribution ofpower). Akan tetapi, dalam Undan-
Undang dasar hasil perubahan, prinsipkedaulatan rakyat tersebut ditentukan
dibagikan secara horizontal dengan caramemisahkannya (separation of power)
menjadi kekuasaan-kekuasaan yangdinisbatkan sebagai fungsi lembaga-lembaga
negara yang sederajat dan salingmengendalikan satu sama lain berdasarkan prinsip
‘checks and balaces’. Cabang kekuasaan legislatif tetap berada di Majelis
Permusyawaratan Rakyat,tetapi majelis ini terdiri dari dua lembaga perwakilan yang
sederajat denganlembaga negara lainnya. Untuk melengkapi pelaksanaan tugas-
tugaspengawasan, disamping lembaga legislatif dibentuk pula Badan
PemeriksaKeuangan. Cabang kekuasaan eksekutif berada ditangan Presiden dan
WakilPresiden. Untuk memberikan nasehat dan saran kepada Presiden dan
WakilPresiden, dibentuk pula Dewan Pertimbangan Agung. Sedangkan
cabangkekuasaan kehakiman dipegang oleh Mahkamah Agung dan
MahkamahKonstitusi.Majelis Permusyawaratan Rakyat tetap merupakan rumah
penjelmaan seluruh rakyat yang strukturnya dikembangkan dalam dua kamar, yaitu
DewanPerwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Oleh karena
itu,prinsip perwakilan daerah dalam Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
harusdibedakan hakikatnya dari prinsip perwakilan rakyat dalam Dewan
PerwakilanRakyat.Maksudnya ialah agar seluruh aspirasi rakyat benar-benar
12
dapatdijelmakan ke dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat yang terdiri dari dua
pintu.
13
D. SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIL
Dalam sistem ini terdapat lima prinsip penting, yaitu:
(1) Presiden dan Wakil Presiden merupakan satu institusi penyelenggarakekuasaan
eksekutif negara yang tertinggi di bawah Undang-UndangDasar. Dalam sistem
ini tidak dikenal dan tidak perlu dibedakan adanyakepala negara dan kepala
pemerintahan. Keduanya adalah Presiden danWakil Presiden. Dalam
menjalankan pemerintahan negara, kekuasaan dantanggungjawab politik berada
ditangan Presiden (concentration of powerand responsibility upon the
President).
(2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh rakyat secara langsung dankarena itu
secara politik tidak bertanggungjawab kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat
atau lembaga parlemen, melainkanbertanggungjawab langsung kepada rakyat
yang memilihnya.
(3) Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat dimintakan
pertanggungjawabannyasecara hukum apabila Presiden dan/atau Wakil
Presidenmelakukan pelanggaran hukum konstitusi. Dalam hal demikian,
Presidendan/atau Wakil Presiden dapat dituntut pertanggungjawaban oleh
DewanPerwakilan Rakyat untuk disidangkan dalam Majelis
PermusyawaratanRakyat, yaitu sidang gabungan antara Dewan Perwakilan
Rakyat danDewan Perwakilan Daerah. Namun, sebelum diberhentikan, tuntutan
pemberhentian Presidendan/atau Wakil Presiden yang didasarkan atastuduhan
pelanggaran atau kesalahan, terlebih dulu harus dibuktikan secarahukum melalui
proses peradilan di Mahkamah Konstitusi. Jika tuduhanbersalah itu dapat
dibuktikan secara hukum oleh Mahkamah Konstitusi, barulah atas dasar itu MPR
bersidang dan secara resmi mengambilputusan pemberhentian.
(4) Para Menteri adalah pembantu Presiden, Menteri diangkat dandiberhentikan oleh
Presiden dan karena bertanggungjawab kepada Presiden, bukan dan tidak
bertanggungjawab kepada parlemen.Kedudukannya tidak tergantung kepada
parlemen. Disamping itu, paraMenteri itulah yang pada hakikatnya merupakan
14
para pemimpinpemerintahan dalam bidang masing-masing. Karena itu,
kedudukannyasangat penting dalam menjalankan roda pemerintahan.
(5) Untuk membatasi kekuasaan Presiden yang kedudukannya dalam system
Presidensialsangat kuat sesuai dengan kebutuhan untuk menjamin
stabilitaspemerintahan, ditentukan pula bahwa masa jabatan Presiden lima
tahunan tidak boleh dijabat oleh orang yang sama lebih dari dua masa jabatan.
Di samping itu, beberapa badan atau lembaga negara dalam lingkungancabang
kekuasaan eksekutif ditentukan pula independensinya dalam menjalankan tugas
utamanya. Lembaga-lembaga eksekutif yang dimaksud adalah Bank Indonesia
sebagai bank sentral, Kepolisian Negara dan Kejaksaan Agung sebagai aparatur
penegakan hukum, dan TentaraNasional Indonesia sebagai aparatur pertahanan
negara. Meskipunkeempat lembaga tersebut berada dalam ranah eksekutif, tetapi
dalammenjalankan tugas utamanya tidak boleh dipengaruhi oleh kepentingan
politik pribadi Presiden. Untuk menjamin hal itu, maka pengangkatan
danpemberhentian Gubernur dan Wakil Gubernur Bank Indonesia,
KepalaKepolisian Negara, Jaksa Agung, danPanglimaTentaraNasionalndonesia
hanyadapatdilakukan oleh Presiden setelah mendapatpersetujuan dari Dewan
Perwakilan Rakyat. Pemberhentian para pejabattinggi pemerintahan tersebut
tanpa didahului dengan persetujuan DewanPerwakilan Rakyat hanya dapat
dilakukan oleh Presiden apabila yangbersangkutan terbukti bersalah dan karena
itu dihukum berdasarkan vonispengadilan yang bersifat tetap karena melakukan
tindak pidana menuruttata cara yang diaturdenganUndang-Undang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara pada hakikatnya adalah suatu sistem, yang terdiri dariberbagai sub sistem
yang merupakan prasyarat bagi keberfungsian dan keberlangsungan negara. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa konsepnegara adalah sistem yang statis (dalam
15
pengertian tidak berubah-ubahatau tidak akan dirubah) ; sementara sub sistem dalam
negara tersebutkonsep yang dinamis, berkembang dan berubah-ubah.Mengingat hal
tersebut, maka keberadaan pemerintah (organisasimaupun produk hukum yang
dihasilkan), harus selalu disempurnakan sesuaidengan perkembangan masyarakat
(dalam dan luar negeri). Sebab, sistem pemerintahan dan ketatanegaraan yang statis
akan membawa dampakkepada kesejahteraan masyarakat dan sistem
lainnya.Sehubungan dengan hal tersebut, maka uraian mengenai
SistemKetatanegaraa RI seharusnya dapat dianalisa dengan baik sehingga dapat
diterima dan sekaligus mencerminkan kepentingan masyarakatseluruhnya.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan agar pengetahuan kita tentang sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia dapat bertambah. Dan apabila terjadi perubahan
pada manajemen reformasi, penegakkan hukum serta yang menyakut masyarakat
luas sebaiknya dpikirkan dan dipersiapkan secara matang agar tidak terjadi sesuatu
yang tidak diharapkan oleh rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
Kusnardi, Moh, SH dan Hamaily Ibrahim. SH. Hukum Tata Negara Indonesia,Cet.
ke-7: CV Sinar Bakti, Jakarta. 1988.
http://Cwebasket’s Blog.htm
16
Utomo, Tri Widodo W, SH. Sistem Ketatanegaraan RI, Jawa Barat. 1998.
http://panmohamadfaiz.com/2007/03/18/sistem-ketatanegaraan-indonesia-pasca-
amandemen/
http://panmohamadfaiz.blogspot.com
KATA PENGANTAR
17
Puji dan syukur kita haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “SISTEM KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA” ini.
Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia adalah suatu susunan pemerintahan
yang disusun berdasarkan persetujuan bersama atas nama rakyat Indonesia. Sistem
ini mengalami beberapa perubahan berkaitan dengan adanya amandemen UUD 1945.
Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita untuk lebih
mengetahui tentang Sistem Ketatanegaraan Repiblik Indonesia.
Kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Akhirnya kami sebagai penyusun mengucapkan banyak terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
18
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 1
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 21
ii
19