Professional Documents
Culture Documents
Sistem Informasi Unhas
Sistem Informasi Unhas
BAB II
SISTEM INFORMASI
DI UNIVERSITAS HASANUDDIN
2.1. Latar Belakang
Pada awal tahun 90-an, jaringal lokal (LAN) kemudian diperkenalkan pada UPT
Komputer, kemudian antara 1994-1995 kabel jaringan dipasang untuk
menghubungkan 15 titik sekeliling kampus, utamanya adalah dari UPT Komputer di
kantor pusat lantai 4 ke setiap kantor dekan fakultas, dan ke kantor para kepala biro.
Jaringan kampus ini (Campus Area Network) dilayani oleh sebuah server HP-UX dan
sekitar 30 terminal komputer PC seri 486/DX sebagai terminal yang tersebar. Pada
awalnya jaringan ini berjalan dengan baik, namun gagal dalam memberi pelayanan
informasi online, penyebab utama-nya adalah tidak adanya perawatan jaringan yang
baik, karena kekurangan teknisi, dan juga kurangnya tenaga ahli yang bisa membuat
aplikasi jaringan online. Para staff juga tidak memiliki pengetahuan komputer yang
cukup untuk mampu mengoperasikan sistem jaringan online. Budaya penggunaan
teknologi informasi perlu ditumbuhkan dalam masyarakat kampus.
Pada akhir tahun 2001, sebuah proyek pengembangan Sistem Informasi Manajemen
telah disetujui oleh Proyek TPSDP untuk Institutional Support System (ISS).
Keberadaan proyek TPSDP ini memberi angin segar, paling tidak menyediakan
sarana teknologi informasi yang lebih baik bagi UPT Komputer (yang kemudian
menjelma menjadi PIU). Sub-proyek MIS-TPSDP ini memiliki tiga tujuan utama:
Subproyek ini menjadi pemicu perubahan organisasi UPT Komputer menjadi Pusat
Informasi Universitas (PIU) pada bulan September 2002 dengan suatu Surat
Keputusan Rektor. PIU mempunyai tiga divisi, yaitu (1) Divisi Sistem Informasi
Manajemen, (2) Divisi Teknologi Informasi, dan (3) Divisi Pelayanan Informasi.
Visi dari PIU adalah menjadi unit pendukung manajemen yang ter-organisasi dengan
baik sehingga mampu menyediakan data, informasi, dan pelayanan yang tepat waktu,
tepat isi, dan tepat sasaran. PIU harus mampu memelihara akses informasi online
sehingga seluruh bagian kampus terkoneksi dengan intranet, demikian pula akses ke
sumber informasi global dapat terlaksana dengan baik dalam tempo 5 tahun.
Tugas utama PIU adalah menyediakan data dan informasi yang akurat dan tepat
waktu terutama untuk kebutuhan pengambilan keputusan pada semua tingkatan
manajemen universitas, melaksanakan pelatihan teknologi informasi kepada para
staff, mahasiswa, dan tenaga pengajar, meyediakan fasilitas komputasi bagi warga
masyarakat kampus, serta melayani kebutuhan akses informasi baik internal,
external, dan global.
Manajemen dapat dikatakan jarang memiliki data dan informasi pendukung yang
tepat waktu, tersedia ketika diperlukan, karena tidak ada akses online ke database,
sebagian besar data masih diproses secara berulang dan manual karena hanya
tersedia dalam bentuk tulisan atau ketikan. Database utama universitas harus
tersedia secara online yang bisa diakses oleh para manajemen setiap saat dan dari
mana saja. Sangat diharapkan bahwa ada proyek-proyek bantuan untuk
membangun SIM UNHAS ini sehingga akses informasi benar bisa online.
Sebenarnya infrastruktur dan sistem software telah tersedia namun koleksi database
masih sangat minim, disamping itu diperlukan perubahan perilaku dan peningkatan
kemampuan para staff, dan pada akhirnya kebijakan dalam penataan data dan
informasi harus dikaji ulang.
pertengahan semester, dan sebagian dalam kondisi yang tidak prima, sehingga sulit
dibaca oleh scanner. Seharusnya birokrasi dalam aliran data ini bisa dihapus,
dimana formulir langsung diterima oleh UPT Komputer, dan setelah di-scan baru
dikembalikan ke jurusan bersama print-out-nya agar dapat dilakukan validasi data,
dengan demikian proses entry-data berlangsung dengan cepat. Mengatasi hal ini
diperlukan perubahan perilaku dan budaya dalam hal manajemen data bagi semua
warga masyarakat kampus. Suatu usaha yang memerlukan waktu cukup panjang,
apalagi bila tidak dimulai dari sekarang.
Selain itu sangat perlu disadari bahwa pemeliharan sarana jaringan kampus
seharusnya menjadi tanggung jawab masing-masing unit kerja, sehingga dilevel
jurusan paling tidak ada yang bertanggung jawab dalam memastikan kelancaran
operasional sarana jaringan data. PIU bertanggung jawab pada kelancaran akses
antar unit kerja, sementara unit kerja bertanggung jawab dalam unit kerja-nya
sendiri.
Tidak ada jalan lain yang bisa ditempuh selain membangun sistem informasi
manajemen universitas agar kedepan UNHAS dapat lebih meningkatkan mutu
pelayanannya dan dapat menyelesaikan masalah manajemen akademik dan
manajemen lainnya secara lebih terbuka, rapi, cepat, dan tepat.
Fasiltas komunikasi data yang juga tersedia adalah koneksi ke jaringan distance-
learning global (GDLN) dimana UNHAS menjadi salah satu node yang tersambung
ke Universitas Indonesia, dan kemudian ke jaringan global. Koneksi GDLN ini
adalah bantuan dari World Bank.
Selain itu UNHAS juga memiliki koneksi internet berkapasitas 256 Kbps simetri
(upload dan download) melalui layanan Indosat. Kemudian UNHAS mendapat
koneksi downstream sebesar 9 Mbps dari SOI (School of Internet) yang
diselenggarakan oleh WIDE Japan. Walau demikian dengan mahasiswa yang lebih
dari 30.000 orang maka secara pukul rata, bandwidth koneksi internet UNHAS
masih sangat kecil dibanding perguruan tinggi lainnya (seperti UGM dan ITB).
Meskipun jaringannya sudah ada dan kelihatannya cukup lengkap, tetapi yang
masih menjadi masalah adalah belum jelasnya network admin yang kompeten yang
bertanggung jawab pada setiap titik (fakultas). Sehingga bila ada masalah jaringan
yang terjadi pada suatu unit, maka unit tersebut harus melakukannya sendiri
(Lampiran 1).
Selain dari PIU, beberapa fakultas/unit juga telah memiliki official homepage dan
Sistem Informasi Akademik sendiri. Official homepage dari fakultas/unit sebagian
besar diintegrasikan pada official homepage Unhas dan juga pada provider lainnya.
Sistem Informasi Akademik yang dikembangkan oleh fakultas/unit pada umumnya
masih berdiri sendiri-sendiri.
UNHAS menjadi salah satu node. GDLN ini terkoneksi dengan 4 universitas di
Indonesia, yaitu UNHAS, Universitas Udayana, Universitas Riau, dan Universitas
Indonesia. Koneksi ke jaringan global dapat dilakukan melalui Universitas
Indonesia. GDLN dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas untuk “distance learning”
berbasis video conference.
GDLN telah berfungsi dan telah diuji coba dengan suatu video conference ke New
York, dan digunakan pula pada saat diskusi peresmian I-MHERE.
Strengths
Sejak tahun 2002 organisasi Pusat Informasi Universitas (PIU) telah diresmikan
sebagai unit kerja yang mengelola data dan informasi universitas.
Weaknesses
Aliran data antar unit kerja dalam kampus belum lancar
Sistem informasi tidak terintegrasi, berjalan sendiri2 di fakultas.
Biaya operasional dan pengembangan sangat minim
Tenaga ahli dan teknisi masih kurang
Opportunities
Universitas Hasanuddin adalah universitas terkenal di Indonesia Bagian Timur
Perkembangan teknologi informasi berjalan pesat dan mudah diperoleh
Terkoneksi ke sumber informasi global (internet)
ICT (Information and Communication Technology) mendapat perhatian utama
dalam RENSTRA Universitas
Dapat menjadi penyedia layanan e-learning dan global distance learning,
dengan diresmikannya fasilitas GDLN bantuan World Bank
Punya koneksi ke SOI-Japan untuk pembelajaran online
Dapat menjadi contoh dalam pengembangan Sistem Informasi dan
pengembangan proxy library
Bisa berperan banyak dengan memanfaatkan Inherent
Threats
UNHAS bisa kehilangan popularitas karena manajemen informasi yang masih
terkebelakang
Lulusan UNHAS bisa buta teknologi informasi kalau sarana-prasarana teknologi
informasi tidak dikembangkan
Proses pengambilan keputusan yang yang tidak ditunjang oleh sistem informasi
manajemen yang handal
Kualitas lulusan bisa menurun karena selama studi tidak ter-ekspose ke
teknologi informasi yang memadai dan sebagai akibat pengambilan keputusan
yang tidak berdasar pada informasi yang akurat.
Globalisasi dapat mengancam lulusan karena daya saing rendah terhadap tenaga
kerja asing
Dari uraian di atas kami berpendapat Unhas perlu dan mampu mengembangkan
sistem TIK-nya dan selanjutnya ikut berperan dalam Pengembangan Sistem Aplikasi
dan Konten untuk Jaringan Pendidikan Tinggi Indonesia (INHERENT).