You are on page 1of 19

KLONING DAN

ABORTUS
Abortus
Abortus/ Aborsi  (al-ijhad) merupakan salah satu
problema masyarakat Dunia Barat yang muncul akibat
kebejatan moral masyarakatnya, banyaknya kelahiran
ilegal karena perbuatan zina yang tak terhitung lagi
serta membudayanya pergaulan bebas dilluar nikah.
Menjalani kehamilan itu berat, apalagi kehamilan
yang tidak dikehendaki. Terlepas dari alasan apa yang
menyebabkan kehamilan, aborsi dilakukan karena
terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.
Seperti: perkosaan, ekonomi, jenis kelamin atau hamil
di luar nikah.
Aborsi dengan Indikasi Medis

Yang disebut aborsi dengan indikasi medis adalah


aborsi yang dilakukan oleh karena adanya tanda atau
keadaan yang menunjukkan atau menggambarkan
pelangsungan kehamilan akan menyebabkan
kerusakan serius pada kesehatan ibu yang tidak bisa
dipulihkan (irreversible) atau bahkan bisa
menyebabkan kematian ibu.
Penilaian moral terhadap kasus ini
perlu mempertimbangkan beberapa
hal berikut ini:

Kita tidak boleh menghukum orang yang tidak


bersalah. Menghukum orang yang tidak bersalah
adalah bentuk dari
ketidakadilan. Lebih-lebih lagi kalau hukuman itu
berupa hukuman mati, maka menghukum mati orang
yang tidak bersalah merupakan pelanggaran berat
terhadap keadilan.
Memperalat orang lain. Aborsi langsung demi
kesehatan ibu merupakan bentuk pemanfaatan
(instrumentalisasi) orang lain demi kepentingan
pribadi. Walaupun benar bahwa tugas dan kewajiban
tenaga medis ialah untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada semua orang yang datang meminta
kesembuhan, tetapi pelaksanaannya tidak boleh
dengan mematikan orang lain secara langsung
(abortus provocatus directus).
Adanya kemajuan teknologi kedokteran sudah sangat
me-ngurangi banyak sekali apa yang tadinya
digolongkan sebagai indikasi kesehatan yang valid
untuk melakukan aborsi. Dewasa ini ada banyak
penyakit yang bisa diatasi tanpa harus melakukan
aborsi sehingga alasan indikasi medis itu banyak yang
kehilangan dasarnya
Yang sering terjadi adalah ditempuh jalan yang paling
mudah meskipun sebenarnya hal itu melanggar hak
asasi manusia.
Harus ada usaha serius untuk mengetahui apakah
memang aborsi ini secara objektif menjadi satu-
satunya cara untuk menjaga kesehatan si ibu. Apakah
masih ada kemungkinan lain untuk menjaga
kesehatan itu dengan cara yang lain tanpa harus
melakukan aborsi. Di sini diperlukan suatu kejujuran
dalam menegakkan diagnosis medis dan sekaligus
tugas mulia riset medis untuk menemukan cara-cara
baru dalam menjaga dan memelihara hidup manusia.
Indikasi sosio-ekonomis tidak bisa menjadi alasan
untuk dila-kukannya aborsi sebab hidup manusia itu
jauh lebih bernilai daripada semua nilai ekonomi dan
sosial. Prinsip etika yang paling mendasar sudah kita
lihat dalam bab sebelumnya bahwa pribadi manusia
mempunyai nilai yang sangat luhur dan tinggi di dunia
ini dan oleh karena itu mengatasi nilai-nilai lainnya.
Nilai-nilai lain seperti ekonomi dan sosial (anak
banyak, sulit menyekolahkan, dn.) tidak bisa
mengalahkan nilai hidup manusia. Hidup manusia itu
tidak bisa diganggu gugat (inviolable).
Hidup fisik manusia, meskipun ini bukan merupakan
ke seluruhan pribadi manusia, namun hidup manusia
merupakan dasar pertama yang menjadi dasar bagi
segala sesuatu yang lainnya. Oleh karena itu, walaupun
secara filosofis ada orang tidak setuju bahwa janin itu
seorang persona (pribadi) tetapi haknya untuk hidup
harus diakui dan dihormati. Semua ahli biologi dan
embriologi mengakui bahwa hidup manusia itu mulai
sejak saat selesainya proses pem-buahan. Ini adalah
suatu data objektif dari biologi yang tidak mengenal
ideologi tertentu.
Martabat hidup manusia tidaklah tergantung pada
penam-pilan seseorang secara badaniah, tetapi
martabat manusia itu ada bersama dengan adanya
manusia. Oleh karena itu, hal-hal yang eksternal
seperti cacat atau lengkap, berbentuk atau belum
berbentuk, laki-laki atau perempuan, dan sebagainya
tidaklah mempengaruhi nilai martabat manusia. Oleh
karena itu, tidak bisa dibenarkan aborsi oleh karena
janin yang cacat atau belum berumur. Aborsi ini lebih
dikenal dengan aborsi eugenik, karena janin diaborsi
oleh karena kualitas gen/keturunan yang tidak baik.
Ada suatu situasi konflik di mana antara hidup ibu
dan bayinya, secara medis hanya bisa diselamatkan
nyawa bayinya. Misalnya, seorang wanita hamil
mengalami kecelakaan kendaraan sampai koma atau
mati otaknya. Kalau pada waktu kecelakaan itu umur
kehamilan itu sudah cukup supaya bayinya bisa hidup
di luar (viable), maka janin bisa dikeluarkan (lewat
operasi caesar) meskipun dengan demikian ibunya
meninggal tetapi bisa menyelamatkan anaknya.
Kalau seandainya bayinya belum bisa hidup di luar,
maka dibenarkan seandainya ibu yang koma atau mati
otaknya itu ditopang dengan peralatan medis supaya
bayinya bisa berkembang sampai umur bisa hidup di
luar rahim. Ketika umur itu tercapai, maka bisa
dilakukan bedah caesar untuk menyelamatkan
anaknya. Dalam situasi di mana sudah ada kepastian
medis bahwa ibunya tidak bisa diselamatkan, maka
tidak dibenarkan dibuat usaha untuk menyelamatkan
ibu dengan menggugurkan bayi.
KLONING
Cloning pengertian secara sederhanya adalah
cangkok; yaitu penggabungan
unsur-unsur hayati dua atau lebih untuk memperoleh
manfaat tertentu. Dibidang biologi molekuler,
pengertian kloning ini sering dikonotasikan dengan
teknologi penggabungan fragment (potongan) DNA,
sehingga pengertiannya identik dengan teknologi
rekombinan DNA atau rekayasa genetik.
Teknologi kloning memang memungkinkan untuk
dikembangakan ke arah rekayasa pembuatan jaringan
atau organ tertentu. Namun mesti memperhatikan
masalah etik. Mengenai rekayasa darah untuk
keperluan transfusi, meskipun sel darahnya sendiri bisa
diusahakan melalui teknologi kloning (melalui
stimulasi hematopoietic progenitors, atau dari stem
cells-nya), namun mesti juga harus memperhatikan
komponen-komponen lainnya selain komponen sel-sel
darah.
Adapun kloning manusia adalah teknik membuat
keturunan dengan kode genetik yang sama dengan
induknya yang berupa manusia. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengambil sel tubuh (sel
somatik) dari tubuh manusia, kemudian diambil
inti selnya (nukleusnya), dan selanjutnya ditanamkan
pada sel telur (ovum) wanita yang telah dihilangkan
inti selnya dengan suatu metode yang mirip dengan
proses pembuahan atau inseminasi buatan.
Dengan metode semacam itu, kloning manusia
dilaksanakan dengan cara mengambil inti sel dari
tubuh seseorang, lalu dimasukkan ke dalam sel telur
yang diambil dari seorang perempuan. Lalu dengan
bantuan cairan kimiawi khusus dan kejutan arus
listrik, inti sel digabungkan dengan sel telur.
Setelah proses penggabungan ini terjadi, sel telur yang
telah bercampur dengan inti sel tersebut ditransfer ke
dalam rahim seorang perempuan, agar dapat
memperbanyak diri, berkembang, berdiferensiasi, dan
berubah menjadi janin sempurna. Setelah itu
keturunan yang dihasilkan dapat dilahirkan secara
alami. Keturunan ini akan berkode genetik sama
dengan induknya, yakni orang yang menjadi sumber
inti sel tubuh yang telah ditanamkan pada sel telur
perempuan.

You might also like