Professional Documents
Culture Documents
AQIDAH ISLAM
1
“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An Nahl : 78)
2. memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa akan membuat
kegelisahandan gundah gulana jiwa yang hilang berubah menjadi
ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kenikmatan.
“Dan agar orang-orang yang Telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al
Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk
hati mereka kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk
bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.” (QS. Al Hajj:
54)
Aqidah yang jelas dapat diterima oleh akal, karena akal selalu menuntut
keesaan atau ketunggalan (karena apa yang terjadi bila kreator alam ini
lebih dari satu apalagi banyak) di balik keberagaman dan kebiknekaan
alam raya ini.
2. Aqidah fitrah
Aqidah inilah yang dibutuhkan oleh fitrah, hal ini senada dengan firman
Allah dalam surat Ar Rum : 30, serta dinyatakan dengan implisit oleh Nabi
melalaui haditsnya :
“setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah (islam) dan sesungguhnya
kedua orang tuanyalah yang menjadikannya sebagai yahudi, Nasrani atau
majusi” (HR. Muttafaq ‘alaihi)
2
3. Aqidah yang solid (kokoh)
Aqidah yang solid dan baku, tidak menerima tambahan dan pengurangan
dan tidak pernah mengalami distorsi atau penyelewengan-penyelewengan
terhadap aqidah ini.
4. Aqidah Argumentatif
3
yang dialami oleh para Nabi beserta umatnya yang terdapat dalam
beberapa ayat diantaranya :
- Serta berbagai ayat yang menjadi saksi sejarah akan eksistensi dan
keberadaan Allah Robbil Izzati.
“Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."” (QS.
Al ikhlas : 1-4)
Allah yang mencipta, mengatur, mengurus dan menjaga alam semesta
ini. Allah juga Tuhan yang Esa dalam UluhiyyahNya, maksudnya adalah
tidak ada yang berhak untuk menerima ibadah kecuali Allah, tidak ada
yang berhak untuk menerima rasa takut, rasa cinta, rasa rindu kecuali
hanya Allah.
4
2. mereka adalah makhluk yang tidak pernah berdosa atau bermaksiat (QS.
At Tahrim : 6)
3. mereka adalah makhluk yang tidak pernah sombong dan selalu bertasbih
kepada Allah (QS. Al A’raf : 206)
5
Iman kepada kitab Allah dapat memberikan keyakinan yang kuat bagi
manusia akan kebenaran yang ditempuh, karena manusia tidak mampu melihat
masa depan yang akan ditempuhnya setelah kehidupan ini berakhir, maka
Allah memberi tahu melalui kitabNya, sehingga manusia dapat mengatur
hidupnya sesuai denga rencana dan kabar Allah dalam kitab tersebut.
6
Hari kiamat adalah rencana Allah yang pasti datang saatnya. Sifat-sifat
kiamat digambarka oleh Allah dalam Al qur’an bahwa hari itu seluruh alam
akan dihancurkan, manusia akan digiring ke hadapan pengadilan Allah yang
Maha Adil,semuadi periksa sesuai dengan amal perbuatannya.
Keimanan terhadap hari kiamat harus dibarengi dengan keimanan
terhadap peristiwa-peristiwa yang menyertai hari kiamat tersebut serta alam-
alam yang akan kita alami setelah hari kiamat itu terjadi.
Yang harus kita imani terhadap hari kiamat, yaitu :
1. kita harus percaya akan adanya alam qubur
4. kita harus meyakini adanya alam hisab atau mizan (QS. Al Mujadilah:6)
6. kita haurs yakin akan adanya neraka beserta adzabnya yang maha pedih
sebagai balasan bagi mereka yang selalu bermaksiat kepada Allah (QS. Al
Humazah :4-7)
“Dan dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, Kemudian
mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali
itu adalah lebih mudah bagi-Nya. dan bagi-Nyalah sifat yang Maha
Tinggi di langit dan di bumi; dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.”(QS. Ar-Ruum:27)
7
Takdir merupakan rangkaian terakhir dari rukun iman yang harus kita
yakini, sering diistilahkan juga dengan qadha dan qadar. Qadha merupakan
ketentuan mengenai sesuatu atau ketetapan tentang sesuatu. Sedangkan qadar
adalah ukuran sesuatu menurut hukum tertentu.
Kalau taqdir berasal dari kata “qodaro” yang berarti mengukur,
memberi kadar atau ukuran. Takdir merupakan pengetahuan Allah atas semua
peristiwa di masa lampau ataupun di masa depan, seolah sebagai “kejadian
tunggal”.
Takdir merupakan pembendaharaan ilmu Allah, beriman kepada takdir
Allah akan memacu orang untuk mengoptimalkan ikhtiar tanpa mesti bersusah
payah atau putus asa dan kecewa terhada hasil yang dicapai.
Oleh sebab itu, pribadi yang yakin terhadap takdir Allah akan tampil
menjadi pribadi orang yang optimis, selalu berusaha ulet dan sabar serta
tawakal kepada Allah.
BAB II
SYARI’AH
8
dengan alam raya. Atau definisi lain mengatakan bahwa syari’ah adalah
peraturan-peaturan lahir yang bersumber dari wahyu dan kesimpulan-
kesimpulan yang berdasar dari wahyu itu mengenai manusia. Syari’at ini
mengatur bagaimana manusia menjalani hidupnya.
Dalam segi ilmu hukum, syari’at adalah norma hukum dasar yang
diwahyukan Allah, yang wajib diikuti oleh orang Islam, baik dalam
hubungan dengan Allah maupun berhubungan dengan sesame manusia dan
benda dalam masyarakat.
Fungsi syaria’at Islam:
1. Menunjukan dan mengarahkan pada pencapaian tujuan manusia
sebagai hamba Allah.
2. Menunjukan dan mengarahkan manusia pada pencapaian tyujuan
manusia sebagai khalifah Allah.
3. Membawa manusia kepada kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat.
Secara garis besar, syaria’at atau ilmu fikih dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu:
1. Fiqih ibadah
2. Fiqih muamalah
3. Fiqih munakahat
4. Fiqih jinayat
B. IBADAH
Ibadah secara bahasa dapat diartikan sebagai menyembah atau
menghamba, ketaatan, ketundukan, dan kerendahan serta pengabdian. Secara
etimologis, ibadah adalah menghambakan diri kepada Allah, menjadikan diri
kita sebagai hamba atau budakAllah. Ibadah merupakan penghambaan
manusia kepada Allah sebagai pelaksanaan tugas hidup sebagai makhluk.
1. Ibadah Khusus (makhdah)
a. Thaharah
9
Taharah secara bahasa adalah bersuci dari kotoran baik yang bersifat
hissy (dapat diindera, seperti air kencing), maupun bersifat maknawi
(tidak dapat diindera), seperti bersuci dari aib dan perbuatan maksiat.
Yang dikategorikan thaharah atau bersuci , adalah :
1) Wudlu
Wudlu dilakukan untuk membersihkan diri jika kita berhadast
kecilyaitu bila kita buang air kecil, buang air besar dan buang
angin. Cara berwudlu adalah dengan membasuh anggota badan kita
yang menjadi anggota wudlu dengan air secara merata.
2) Mandi besar
Dilakukan ketika selesai haidl dan nifas, serta keluar mani ketika
habis junub.
3) Tayamum
Adalah bersuci dengan menggunakan tanah/debu (yang suci) untuk
mengusap muka dan kedua tangan dengan niat, agar bolehnya
melaksanakan shalat apabila tidak mendapatkan air.
4) Istinja
Adalah membersihkan tempat keluarnya najis (qubul dan dubur)
baik dengan air atau dengan batu atau dengan yang lainnya.
b. Shalat
Shalat secara bahasa berarti do’a, sedangkan menurut istilah syara’,
shalay adalah ibadah yang mencakup ucapan-ucapan dan perbuatan-
perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Ibadah shalat dari segi hukumnya terbagi menjadi shalat wajib dan
shalat sunat.
Shalat merupakan ibadaha yang pokok dan menjadi tiang agama
serta menjadi pembeda nyata orang muslim dengan orang kafir, sahalat
ini pula merupakan ibadah yang pertama kali akan dihisab oleh Allah,
siapa orang yang shalatnya rapi dan beres, maka yang lainnya punakan
beres, tetapi siapa orang yang shalatnya rusak , maka yang lainnya
akan rusak.
10
c. Zakat
Zakat adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang
berhak menerimanya dengan beberapa syarat, dengan kata lain zakat
adalah memberikan harta apabila tekah mencapai nisab dan haul
kepada orang yang berhak menerimanya dengan syarat tertentu. Harta
yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah hasil perkebunan, peternakan,
perdagangan, emas dan perak serta harta lain yang termasuk pada zakat
mal.
Sedangkan zakat fitrah merupakan zakat yang wajib dikeluarkan
oleh setiap jiwa umat Islam menjelang Idul fitri. Adapun oaring-orang
yang berhak menerima zakat (mustahik zakat) antara lain :
1) Fakir
2) Miskin
3) Amilin
4) Mu’allaf
5) Hamba sahaya
6) Gharim
7) Fisabilillah
8) Ibnu sabil
d. Shaum
Shaum menurut bahasa adalah menahan diri, sedangkan meurut
istilah adalah menahan diri dari makan, minum, dan jima’ dari mulai
terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Ibadah shaum ini menjadi
beberapa hukum, yaitu ada shaum wajib (bulan ramadhan, kafarat,
nadzar), shaum sunat (shaum senis, kamis, daud, a’rafah dll), shaum
makruh dan shaum harta (shaum pada hari raya idul fitri dan idul
adha).
e. Haji
Asal makna ‘haji’ adalah menyengaja sesuatu, sedang yang
dimaksud haji adalah mengunjungi ka’bah untuk melakukan bebebrapa
amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu. Ibadah haji hukumnya
wajib bagi mereka yang mampu melakukannya baik secara materi,
11
fisik, maupun psikis. Beberapa rangkaian yang terdapat dalam ibadah
haji diantaranya:
1) Thowaf
2) Sa’I
3) Wukuf
4) Ihram
5) Tahallul
6) Jumroh
7) Dan lain sebagainya.
C. MUAMALAH
Muamalah secara bahasa berarti salaing mengerjakan, diambil dari
akar kata ‘aamal. ‘yu’amilu’, mu’aamalatan’. Sedangkan arti muamalah
menurut istilah fiqih adalah segala peraturan Allah (syari’at Islam) yang
mengatur soal-soal hubungan aantara manusia dengan manusia lainnya dalam
urusan penghidupannya agar tercipta keadilan dan kedamaian dalam
kebersamaan hidup manusia.
12
2) Hadiah, adalah memberikan sesuatu kepada orang lain dengan
dikirimkan, guna mendapatkan penghormatan dan kasih saying.
3) Wakaf, adalah menahan sesuatu barang daripada diperjual belikan,
diberikan atau dipinjamkan oleh yang punyanya, guna dijadikan
manfaat untuk kepentingan sesuatau tertentu yang diperbolehkan oleh
syara’ setara tetap bentuknya dan boleh dipergunakan dan diambil
manfaatnya oleh orang yang ditentukan, baik perorangan atau umum.
13
c. kecantikan
d. keagamaan
2. Khitbah : menyatakan permintaan untuk menikah dari seorang laki-laki
kepda seorang perempuan atau sebaliknya dengan perantara seseorang
yang dapat dipercayai.
3. Mahram : orang- oaring yang haram untuk dinikahi.
4. Rukun nikah:
a. Calon pasangan suami istri.
b. Wali
c. Saksi
d. Mahar
e. Ijab qabul
5. Talaq : melepaskan ikatan nikah dari suami kepada istrinya dengan
lafadz tertentu.
6. ‘Iddah : masa menanti yang diwajibkan atas perempuan yang
dicceraikan suaminya (cerai hidup atau cerai mati), gunanya supaya
diketahui kandungannya isi atau tidak.
7. Hikmah pernikahan:
a. Memelihara derajat manusia
b. Menjaga garis keturunan
c. Mengembangkan kasih sayang.
F. JINAYAT
Kata jinayat merupakan isim mashdar dari ‘janaa’ yang berarti
memetik/memotong/memungut. Arti jinayat menurut istilah ilmi fiqih adalah
pelanggaran yang dibuat oleh seseorang pelaku terhadap Allah atau
larangannya, hak-hak manusia dan hak binatang yang mana pelakunya harus
diberi/dijatuhi hikuman yang setimpal.
Jinayat dibagi kedalam tiga aspek, yaitu:
14
1. Jaraimul qishas, kejahatan yang dikenai hukuman diyat atau qishas
yaitu pembunuhan.
a. Pembunuhan yang benar-benar disengaja
b. Pembunuhan yang tidak disengaja semata-mata, adalah
pembunuhan yang tidak dimasukan membunuh, karena salah
sasaran, atau ketidak tahuan pelaku sehingga secara tidak sengaja
menghilangkan nyawa seseorang.
c. Pembunuhan seperti sengaja, adalah penbunuhan yang dilakukan
yidak sengaja dan tidak menggunakan alt dan cara yang dapat
membunuh.
2. Jaraimul hudu, kejahatan yang dapat dikenai hikum had (hukuman
tertentu yang diwajibkan tas orang yang melanggar larangan-larangan
tertentu). Yang termasuk jinayat jenis ini adalah:
a. Zina, adalh memasukan kemaluan laki-laki sampai tekuknya ke
dalam kemaluan perempuan yang diigini.
b. Menuduh zina, ini merupakan dosa besar dan mewajibkan hikuman
dera delapan puluh kali bagi yang merdeka dan empat puluh kali
bagi yang hamba.
c. Mabuk, yaitu meminum minuman yang diharamkan.
d. Mencuri, mengambil harta orang lain dengan cara diam-diam,
diambil dari tempat penyimpanannya.
e. Memberontak atau bughaah adalah kaum muslim yang tidak taat
kepada imam muslimin karena ada kekeliruan (keraguan) paham.
f. Murtad, adalah keluar dari agama Islam baik pindah ke agama lain
atau menjadi tidak beragama.
g. Durhaka kepada orang tua.
3. Jaraimul ta’zir
Adalah kejahatan yang dapat dikenai ta’zir, antara lain ta’zir atas
maksiat, kemaslahatan umum dan pelanggaran-pelanggaran,
sedangkan hukumannya tergantung pada keputsan hakim.
15
BAB III
AKHLAK
16
atau tabi’at etika adalah ilmu yang menyelidiki baik dan buruk dengan
memperhatikan perbuatan manusia sejauh yang di ketahui oleh akal pikiran.
Moral adalah tindakan manusia yang sesuai dengan ide –ide umum
( masyarakat ) yang baik dan wajar.
Akhlak merupakan dimensi ke tiga dari ajaran islam setelah akidah
dan syariah, akhlak ini menyangkut masalah masalah kehidupan yang
berkaitan dengan ketentuan ketentuan dan ukuran ukuran, baik buruk atau
benar salahnya satu perbuatan. Akhlak berkaitan dengan bagaimana
sehahrusnya orang manusia bertindak sehingga iadapat mengukur dan di
ukur moralitasnya. Akhlak merupakan tujuan inti dan misi utama di utusnya
para rasul di muka bumi ini.
17
gerak dan langkahnya, yang termasuk kedalam akhlak ini di antaranya :
a. Mencintai Allah melebihi cinta pada apapun dan siapapun
b. Beriman pada Allah
c. Bertaqwa
d. Mengharapkan dan berusaha memperoleh keridoan Allah
e. Mensyukuri nikmat dan karunia Allah
f. Menerima dengan ikhlas semua qodho dan qadar Ilahi setelah ber
ikhtiar dengan seoptimal mungkin.
g. Memohon ampun pada Allah atas segala dosa yang pernah di lakukan.
h. Bertawakal kepada Allah.
i. Berdo’a
2. Akhlak Terhadap Mahluk Dibagi dua :
A. akhlak terhadap manusia, di tujukan untuk membangun kebersamaan
dan keharmonisan pribadi dan sosial dibagi menjadi :
1. Akhlak terhadap rasulullah
a. Mencintai rasulullah dan mengikuti segala sunnahnya
b. Menjadikan rasulullah sebagai idola, suri tauladan dalam kehidupan
sehari hari
c. Menjalankan apa yang di suruhnya dan menjauhi larangan nya.
2. Akhlak terhadap orang tua
a. Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya
b. Merendahkan diri yang di iringi dengan persaan kasih sayang
c. Bekomunikasi dengan orangtua dengan khidmat dan menggunakan kata
kata yang lemah lembut
d. Berbuat baik dengan sebaik bainya
e. Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka yang masih hidup
ataupun sudah meninggal
3. Akhlak terhadap diri sendiri
a. Amanah yaitu sikap peribadi yang setia tulus hati dan jujur dalam
melaksanakan sesuatu yang di percayakannya
b. Sidiq, berlaku benar dan jujur dalam perkataan atau perbuatan
c. Adil, menempatkan sesuatu pada tempatnya
18
d. Al-iffah, memelihara kesucian diri dan kehormatan dari tindakan tercela,
pitnah dan perbuatan yang dapat mengotori dirinya
e. Al-haya, malu terhadap Allah dan diri sendiri dari perbuatan yang
melanggar perintah Allah
f. Asy-saja’ah, keberanian yang merupakan sikap mental yang dapat
menguasai hawa nafsu
g. Al-quwwah, kekuatan yang terdiri dari kekuatan
fisik,jiwa,semangat,pikiran dan kecerdasan
h. As-sobru, kesabaran baik ketika di timpa musibah ataupun dalam
mengerjakan sesuatu
i. Ar-rahman, kasih sayang yang menjadi sifat yang saling mengasihi
dengan diri sendiri, orang lain dan sesama mahluk
j. Al-iqtishaad, hemat yang meliputi terhadap harta, tenaga, dan waktu
k. Menjauhi segala yang buruk baik perkataan maupun perbuatan
4. Akhlak terhadap keluarga dan karib kerabat
a. Saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga
b. Saling melaksanakan kewajiban agar dapat memperoleh hak masing
masing
c. Berbakti kepada orangtua
d. Mendidik anak anak dengan kasih sayang
e. Memelihara dan melanjutkan hubungan silaturahmi yang dibina orangtua
yang sudah meninggal
5. Akhlak terhadap tetangga
a. Saling mengunjungi
b. Saling membantu baik di waktu senang atau susah
c. Saling memberi sehingga menimbulkan rasa saling mencintai
d. Saling menghormati
e. Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan
6. Akhlak terhadap masyarakat
a. Menghormati nilai dan norma yang berlaku
b. Saling memuliakan tamu yang berkunjung
c. Tolong menolong dalam melakukan kebajikan dan taqwa
19
d. Menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri berbuat baik dan
mencegah perbuatan mungkar
e. Memberi makan fakir miskin dan berusaha melapangkan hidup dan
kehidupan
f. Bemusyawarah dalam segala urusan mengenai kepentingan bersama
g. Mentaati segala putusan yang telah di sepakati bersama
h. Menunaikan amanah dengan jalan melaksanakan kepercayaan yang di
berikan oleh orang lain
i. Menepati janji yang telah ia ikrarkan
b. Akhlak terhadap bukan manusia yaitu terhadap lingkungan hidup yang
merupakan karunia
Allah yang patut di syukuri dan di kelola dengan baik, bentuk akhlaknya
antara lain :
1. Sadar dalam memelihara kelestariuan lingkungan hidup
2. Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati yang di
ciptakan Allah untuk kepentingan manusia dan mahluk lainya
3. Sayang terhadap sesama mahluk.
BAB VI
TAQWA
A. Pengertian taqwa
Kata taqwa berasal dari bahasa Arab “ Taqwa” , menurut penelitian
Almuqoddisi di dalam Al-Qur’an terdapat 256 kata ‘taqwa’ pada 251 ayat
dalam berbagai hubungan dan variasi makna. Akar katanya mempunyai
20
banyak arti antara lain : takut, menjaga diri, memelihara, tanggung jawab dan
memelihara kewajiban.
Definisi Taqwa yang paling umum adalah melaksanakan semua
perintah –Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Hakikat Taqwa adalah seseorang tidak pernah terlihat dalam sebuah
hal yang dilarang , tidak pernah kehilangan dari suatu hal yang di perintah,
selalu mencegah diri dari adzab Allah dan selalu waspada dan hati-hati dalam
menyalami dan mengarungi titian hidup ini .
Ciri manusia yang bertaqwa, di jelaskan oleh Allah dalam firman –
Nya yaitu :
21
B. Balasan taqwa
Orang-orang yang bertaqwa, akan mendapatkan kebahagiaan di dunia
maupun akhirat sebagai balasan dari ketaqwaan nya tersebut, di antaranya
:
a. Akan di berikan furqon ( petunjuk yang dapat membedakan antara yang
hak maupun yang bathil , atau juga berarti pertolongan)
b. Dihapus segala dosanya oleh Allah
c. Akan di berikan rahmat oleh Allah
d. Diberikan cahaya untuknya berjalan mengarungi hidup
e. Diampuni dosanya oleh Allah
f. Akan diberikan jalan keluar oleh Allah dari masalah yang di hadapimya
g. Diberikan rizki oleh Allah dari jalan yang tidak disangka-sangka.
22
e. Mujahadah, adalah usaha yang sungguh- sungguh tanpa mengenal lelah
dan henti untuk tampil menjadi pribadi yang mendekatkan diri kepada
Allah dengan jalan yang telah di syari’atkan, sehingga tercapai derajat
mulia di sisi Allah.
Ruang lingkup taqwa meliputi empat jalur hubungan umat manusia, yaitu :
1. Hubungan manusia dengan Allah
Hubungan manusia dengan allah merupakan penyebab utama hubungan-
hubungan manusia dengan yang lainnya.
Bentuk pemeliharahan hubungan dengan Allah bisa di lakukan antara lain :
1. Beriman kepada Allah menurut cara-cara yang di ajarkan Allah melalui
wahyu yang sengaja di turunkannya untuk menjadi petunjuk dan
pedoman hidup
2. Beribadah kepada Allah dengan jalan melaksanakan shalat, menunaikan
zakat, melakukan shaum, melaksanakan haji serta melaksanakan ibadah-
ibadah lain yang disyari’atkan.
3. Mensyukuri nikmat Allah dengan berbagai cara.
4. Bersabar menerima segala cobaan dari Allah.
5. Memohon ampun dengan taubat.
23
3. Hubungan Mannusia dengan Sesama Manusia
Hubungan antara manusia dengan manusia lainnya dapat dipelihara
dengan jalan antara
lain :
1. Saling tolong menolong
2. Saling memaafkan
3. Selalu menepati janji
4. Lapang dada
5. Menegakan keadilan
6. Beramar ma’ruf nahi munkar
7. Menyebarkan rahmat dan kasih sayang
24
tanggung jawab kepada Allah sebagai pencipta segala hal, tanggung jawab pada
hati nurani sendiri, tanggung jawab pada manusia lain, dan tanggung jawab untuk
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan sertaalam raya ini.
BAB V
ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
25
itu mengandung ajaran dan pedoman yang diperlukan umat manusia dalam
perjalanan hidupnya baik di dunia maupun akhirat.
Wahyu ini diturunkan kepada para nabi dan rasul melalui tiga cara, yaitu
dimasukan langsung kepada hati dalam bentuk ilham, turun dari belakang tabir
dan melalui utusan dalam bentuk malaikat, seperti diungkap oleh ayat Allah
dalam Al-Qur’an, yaitu:
“Tidak terjadi bahwa Allah berbicara kepada manusia kecuali dengan wahyu
atau dari belakang tabir atau dengan mengirimkan seseorang utusan untuk
mewahyukan apa yang Ia kehendaki dengan seizin-Nya, sungguh Ia Maha Tinggi
lagi Maha Bijaksana”. (QS. Asy-Syura : 51)
Dalam islam wahyu atau firman Tuhan disampaikan kepada Nabi
Muhammad, diturunkan dengan jalan ketiga, yaitu melalui utusan dalam bentuk
malaikat Jibril, dan semuanya tersimpan dengan baik dalam Al-Qur’an ini yang
menjadi wahyu/firman tuhan tidak sebatas pada isinya saja, tetapi juga dalam
kata-katanya, sehingga kebenaranya mutlak, baik dari segi isi maupun dari segi
bahasanya, sehingga kalau ada susunan bahasanya yang diganti dan dirubah atau
isinya di modifikasi, maka itu sudah bukan wahyu atau firman tuhan lagi.
26
2) Ilmu yang dihadirkan atau ilmu laduni atau ilmu mukasyafah dan ilmu
yang dicapai atau pengetahuan yang diperoleh.
3) Ilmu-ilmu keagamaan/religius
Ilmu-ilmu keagamaan/religius, terdiri dari :
1) Ilmu tentang prinsip-prinsip dasar (al-ushul), yaitu:
a. ilmu tentang keesaan Allah (ilmu tauhid)
b. ilmu tentang kenabian
c. ilmu tentang akhirat atau eskatologi
d. ilmu tentang sumber pengetahuan religius baik sumber primer (Al-Qur’an
dan Sunnah Nabi) maupun sumber sekunder (ijma’ dan atsar sahabat).
2) ilmu tentang cabang-cabang (furu’) atau prinsip-prinsip turunan, terdiri dari :
a) ilmu tentang kewajiban manusia kepada Tuhan, ilmu ibadah.
b) ilmu kewajiban manusia kepada masyarakat.
c) ilmu tentang kewajiban manusia kepada dirinya sendiri, ilmu akhlak.
Ilmu-ilmu intelektual, diantaranya :
1. Ilmu matematika
2. Ilmu logika
3. Ilmu fisika
4. Ilmu-ilmu tentang wujud di luar alam atau metafisika
5. Ilmu fardlu ‘ain dan ilmu fardlu kifayah.
3. Qutubuddin Al Syirazi, menyajikan klasifikasi ilmu sebagai berikut:
a) Ilmu-ilmu filosofis
b) Ilmu-ilmu non-filosofis atau ilmu-ilmu religius
4. Al-Qur’an sebagai rujukan utama umat islam, ilmu itu terbagi kepada dua, yaitu
:
a) Ilmu ladunni, yaitu ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia. Ilmu ini
juga disebut dengan ilmu ilahi.
b) Ilmu kasbi atau ilmu insani, ilmu yang diperoleh karena usaha manusia.
Islam tidak membedakan dan memisahkan ilmu agama dan ilmu
pengetahuan umum. Keduanya merupakan bagian integral dari Islam dan saling
menguatkan dan berinteraksi satu dengan lainnya, ilmu-ilmu ini harus dikuasai
27
oleh umat islam dalam rangka memerankan peran dirinya sebagai hamba Allah
dan sebagai khalifah di muka bumi ini.
“Menuntu ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah”. (Al-
Hadits)
Orang yang berilmu, berdasarkan Al-Qur’an, sangat jelas dibedakan dengan yang
tidak berilmu, diantaranya :
1. Hanya orang yang berilmu yang dapat menerima pelajaran (Q.S.Az-
Zumar : 9)
2. Hanya orang yang berilmu yang takut kepada Allah (Q.S.Fathir : 28)
3. Hanya orang yang berilmu yang mampu memahami hakikat sesuatu yang
disampaikan Allah melalui perumpamaan-perumpamaan (Q.S.Al-
Ankabut : 43)
4. Hanya manusia yang terbaik yang dikaruniakan ilmu/pengetahuan
(Q.S.Al-Baqoroh : 31-33, Q.S.Al-An’am : 75, dll)
Orang yang mempunyai ilmu merupakan orang yang mulia dalam pandangan
ajaran agama islam karena akan diangkat beberapa derajat oleh Allah.
28
D. STUDI KASUS ISLAM DALAM KONTEKS BIDANG STUDI
1. Ilmu kealaman
a. penciptaan alam semesta (QS.Ali-Imron : 190)
b. fisika inti : hakikat zarah (elemen terdasar). (QS.Yunus : 61)
c. astronomi (QS.Luqman : 29)
d. asal usul kehidupan (QS.Al-Anbiya : 30)
e. geologi (QS.An-Nazi’at : 30-31)
2. Ilmu kemanusiaan
a. psikologi (QS.Al-Mudatsir : 38)
b. bahasa (QS.Ar-Rum : 22)
c. sastra (QS.Asy-Syu’ara : 224-227)
3. Ilmu sosial
a. politik (QS.Ali-Imron : 26)
b. ekonomi (QS.Al-Muthopipin : 1-3)
c. hukum (QS.Al-An’am : 57)
d. pendidikan (QS.Al-Alaq : 1-5)
29