You are on page 1of 8

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005) ISBN: 979-756-061-6

Yogyakarta, 18 Juni 2005

PERSEPSI MAHASISWA DALAM PENERAPAN E-LEARNING SEBAGAI


APLIKASI PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN
(STUDI KASUS PADA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA)
Syafiul Muzid1, Mishbahul Munir2
Laboratorium Sistem Informasi dan Rekayasa Perangkat Lunak
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
Jl. Kaliurang, Km.14,5 Yogyakarta, 55501
E-mail: 1aakzid@yahoo.com, 2abah@fti.uii.ac.id

Abstrak
Penelitian ini mencoba menganalisa pemahaman dan kesiapan mahasiswa, kesiapan institusi, hal-hal
yang dibutuhkan, dan kapasitas fungsi dalam penerapan e-learning secara utuh. Metode yang digunakan adalah
polling (pembagian kuesioner) dan studi literatur. Secara umum mahasiswa memahami e-learning sebagai
metode pembelajaran yang memanfaatkan internet dan komputer secara online. Mahasiswa menyatakan perlu
adanya penerapan secara penuh atas e-learning di Universitas Islam Indonesia (UII) dan siap untuk
memanfaatkannya seoptimal mungkin. Faktor yang dibutuhkan dalam penerapan e-learning antara lain;
kesadaran semua pihak, kemauan dan kemampuan sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana dan
sosialisasi.

Kata kunci: e-Learning, pembelajaran elektronik, komputer, internet.

1. PENDAHULUAN dapat di atasi dengan e-learning. Sebuah sistem


pembelajaran yang memanfaatkan kelebihan–
1.1 Latar Belakang Masalah
kelebihan yang dimiliki oleh internet, yang selama
Seiring dengan berjalannya waktu, dunia saat ini digunakan sebagai media transfer ilmu
ini telah memasuki era globalisasi dengan teknologi pengetahuan. Sistem yang memberi kebebasan
informasi yang berkembang dengan pesat. waktu, tempat dan tidak hanya berorientasi pada
Teknologi informasi seperti pedang bermata dua, tenaga pengajar. Fungsi dari penerapan e-learning
selain membantu kemajuan dunia tetapi juga bisa sebagai tambahan (suplemen) atau
memberikan kemudahan bagi para pelaku pelengkap/pendukung (komplemen) ataupun
kejahatan. Tetapi semua itu tergantung pada siapa sebagai pengganti (substitusi) pembelajaran
yang memegang teknologi informasi tersebut (man konvensional (Siahaan, 2001). Namun dalam
behind the gun). pembahasan ini, e-learning berfungsi sebagai
Perkembangan teknologi informasi dapat sistem pelengkap/pendukung bagi sistem
meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai pembelajaran konvensional. Pemanfaatan teknologi
kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat informasi, khususnya internet berpengaruh terhadap
dan akurat, sehingga akan meningkatkan tugas staf akademik (dosen/karyawan) dalam proses
produktivitas. Selain itu, perkembangan teknologi pembelajaran. Proses belajar dan mengajar yang
informasi juga telah banyak mempengaruhi terdahulu sangat didominasi oleh peran guru (the
berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah area of teacher), dan saat ini proses itu mulai
bidang pendidikan. Teknologi informasi telah banyak didominasi oleh peran guru dan buku (the
berfungsi sebagai pemasok ilmu pengetahuan. area of teacher and book) dan pada masa
Pesatnya kemajuan teknologi ini harus mendatang proses belajar mengajar akan
diimbangi dengan upaya peningkatan kualitas didominasi oleh peran guru, buku dan teknologi
pendidikan dan pengetahuan. Karena itu, dengan (the area of teacher, book and technology)
teknologi informasi dapat digunakan untuk (Soekartawi, 2003).
menciptakan SDM yang terampil dan andal. Dalam Meskipun telah disadari e-learning dapat
pencapaian tujuan tersebut, pemanfaatan teknologi membantu peningkatan kualitas pendidikan dan
informasi sangat ditentukan oleh ketepatan pengetahuan, saat ini pemanfaatannya belum
penggunaan strateginya. Informasi untuk sepenuhnya diterapkan di UII. Berdasarkan dengan
pendidikan dan pengetahuan bisa didapatkan beberapa hal yang telah dipaparkan di atas, sangat
melalui internet yang sudah cukup lama dikenal dan dimungkinkan bagi UII untuk mulai menerapkan e-
juga telah banyak dimanfaatkan untuk peningkatan learning sebagai sistem pelengkap/pendukung dari
kualitas pendidikan dan pengetahuan di berbagai sistem pembelajaran konvensional yang telah ada
negara termasuk di Indonesia. dan mengoptimalisasi sistem yang telah tercipta
Dengan dibantu teknologi informasi, (website, SIMAK).
peningkatan kualitas pendidikan dan pengetahuan

A-27
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005) ISBN: 979-756-061-6
Yogyakarta, 18 Juni 2005

Penerapan ini merupakan sebuah wujud 2. LANDASAN TEORI


pembangunan berkelanjutan dalam bidang
2.1 Definisi e-Learning
pendidikan yang tidak hanya sekedar diciptakan
tetapi juga dikembangkan untuk seterusnya karena E-Learning atau pembelajaran elektronik
ilmu pengetahuan dan informasi yang diterima telah dimulai pada tahun 1970-an (Waller dan
mahasiswa harus selalu up to date. Dengan Wilson, 2001). Banyak sekali istilah yang
penerapan ini, diharapkan setiap individu yang ada digunakan untuk mengemukakan pendapat/gagasan
di UII baik mahasiswa maupun dosen serta institusi tentang pembelajaran elektronik, antara lain adalah:
mampu berkompetisi dalam persaingan pendidikan Online Educational Delivery Applications (OEDA),
di Indonesia yang semakin ketat atau bahkan dalam Virtual Learning Environments (VLE), Web
skala internasional. Learning Environments (WLE), Managed Learning
Environments (MLE) atau Network Learning
1.2 Tujuan Penelitian Environments (NLE) (Anggoro, 2005).
Dewasa ini, e-learning sedang marak di
Adapun maksud dan tujuan penelitian ini
Indonesia. E-learning merupakan pembelajaran
adalah:
secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi
a. Menganalisa pemahaman e-learning dari sudut
informasi dan komunikasi (Information and
mahasiswa UII.
Communication Technology). E-learning
b. Menganalisa kesiapan mahasiswa dan institusi
sebenarnya mempunyai definisi yang sangat luas,
UII dengan penerapan e-learning yang
bahkan suatu portal yang menyediakan informasi
memberikan efektifitas waktu dan informasi
mengenai topik tertentu dapat tercakup dalam
yang up to date bagi mahasiswa untuk
lingkup e-learning, misalnya portal
mengimbangi faktor keterbatasan waktu dan
ilmukomputer.com. Namun, istilah e-learning lebih
tenaga pengajar.
tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat
c. Menganalisa penerapan sistem e-learning pada
sebuah transformasi proses belajar mengajar yang
UII yang meliputi hal–hal yang dibutuhkan
ada di sekolah atau kampus ke dalam bentuk digital
dalam penerapannya dan kapasitas fungsi dari
yang memanfaatkan fasilitas dari teknologi
e-learning sendiri.
informasi yaitu internet (Anggoro, 2005).
Peran internet tidak dapat dilepaskan dari
1.3 Rumusan Masalah
penggunaan e-learning. Menurut William (1999),
Perumusan masalah secara garis besar Internet adalah “a large collection of computers in
sebagai berikut: networks that are tied together so that many users
a. Bagaimana pemahaman mahasiswa UII tentang can share their vast resources”. Jadi Internet pada
e-learning? dasarnya kumpulan informasi tersedia di komputer
b. Hal–hal apa saja yang dibutuhkan dalam yang bisa diakses karena adanya jaringan yang
penerapan e-learning? tersedia di komputer tersebut.
c. Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap Hal ini sesuai dengan pendapat Kamarga
penerapan e-learning di UII? (2002) yang intinya menekankan penggunaan
internet dalam pendidikan sebagai hakekat dari e-
1.4 Manfaat Penelitian learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002)
menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari
Dengan penelitian ini, diharapkan dapat
elektronik dalam e-learning digunakan sebagai
memberikan beberapa manfaat, antara lain:
istilah untuk segala teknologi yang digunakan
a. Memberikan pemahaman bagi kita semua
untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat
tentang pentingnya wacana pemanfaatan
teknologi elektronik internet.
teknologi informasi berupa e-learning sebagai
E-learning mempermudah interaksi antara
media pelengkap/pendukung sistem
mahasiswa dengan bahan belajar. Demikian juga
pembelajaran konvensional yang terbatas
interaksi antara mahasiswa dengan dosen dan
dengan waktu dan tempat.
antara sesama mahasiswa. Mahasiswa dapat saling
b. Memungkinkan bagi pihak institusi UII untuk
berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai
menerapkan sistem e-learning dengan tujuan
hal yang menyangkut pelajaran dan kebutuhan lain
peningkatan kualitas pendidikan institusi dan
untuk pengembangan diri mahasiswa. Dosen dapat
kualitas individu baik dosen maupun
menempatkan bahan ajar secara online yang dapat
mahasiswa dalam misi menciptakan SDM yang
didownload oleh mahasiswa, dan pemberian tugas
terampil dan andal.
kepada mahasiswa serta pengumpulannya melalui
c. Memberikan motivasi bagi kita semua untuk
email. Interaksi dapat juga dilakukan secara
mengoptimalisasikan kemampuan dan fasilitas
langsung antara mahasiswa dengan dosen atau
yang kita miliki dengan sebaik-baiknya untuk
dengan sesama mahasiswa melalui forum diskusi
tujuan yang baik.
(misalnya mailing list, forum diskusi).

A-28
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005) ISBN: 979-756-061-6
Yogyakarta, 18 Juni 2005

Mengapa kegiatan e-learning lebih bersifat Sehingga terjadi interaksi pembelajaran dari
demokratis dibandingkan dengan kegiatan belajar mana dan kapan saja.
pada pendidikan konvensional? Karena mahasiswa c. Memungkinkan mahasiswa maupun dosen
memiliki kebebasan dan tidak merasa khawatir atau dapat saling berbagi informasi atau pendapat
ragu-ragu bahkan takut, baik untuk mengajukan tentang materi kuliah sehingga dapat
pertanyaan maupun menyampaikan mengoptimalkan waktu tatap muka yang
pendapat/tanggapan kepada sesama mahasiswa dan tersedia untuk konsentrasi pada materi tersebut.
atau dosen. Hal ini dikarenakan tidak ada d. Meningkatkan kualitas dan kinerja dosen
mahasiswa lainnya yang secara fisik langsung dengan pengembangan model-model
mengamati dan kemungkinan akan memberikan pembelajaran yang lebih baik dan bahan
komentar, meremehkan atau mencemoohkan belajar yang lebih mudah dipahami dan
pertanyaan maupun pernyataannya (Loftus, 2001). dipelajari oleh mahasiswa.
Melihat kondisi di lapangan saat ini, banyak e. Mengurangi kesenjangan digital antar dosen
mahasiswa yang tidak berani atau malu dan mahasiswa dengan diterapkannya sistem
mengungkapkan apa yang ingin diketahui atau yang berbasis tekonologi internet secara
diperdalam mengenai suatu materi yang diberikan terpadu dan terintegrasi.
di dalam kelas konvensional. Hal ini sangat berbeda f. Mempermudah penyempurnaan dan
ketika menggunakan media diskusi melalui forum penyimpanan bahan belajar.
diskusi yang tidak mengandalkan kontak fisik
secara langsung di antara peserta diskusi. Efek 2.4 Kelebihan dan Kekurangan e-Learning
lanjutnya adalah materi yang disampaikan akan
Menyadari bahwa di internet dapat
lebih mudah diserap oleh mahasiswa.
ditemukan berbagai informasi dan informasi itu
dapat diakses secara lebih mudah, kapan saja dan di
2.2 e-Learning sebagai Komplemen
mana saja, maka pemanfaatan internet menjadi
Pembelajaran Konvensional
suatu kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna internet
Dalam penerapannya, e-learning memiliki bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara
beberapa fungsi penerapan. Menurut Siahaan yang sangat mudah melalui teknik e-moderating
(2001), fungsi dari e-learning terhadap kegiatan yang tersedia di internet.
pembelajaran di dalam kelas ada tiga, salah satunya Dengan mengambil contoh SMART School
adalah sebagai komplemen atau pelengkap di Malaysia, setiap introduksi suatu teknologi
pembelajaran konvensional. pendidikan tertentu yang baru seperti pemanfaatan
Selain berfungsi sebagai komplemen, e- internet, maka ada empat hal yang perlu disiapkan,
learning juga berfungsi sebagai suplemen yaitu:
(tambahan) dan substitusi (pengganti). Dikatakan a. Melakukan penyesuaian kurikulum. Kurikulum
berfungsi sebagai komplemen sifatnya holistik di mana pengetahuan,
(pelengkap/pendukung) apabila materi ketrampilan dan nilai (values) diintegrasikan
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk dengan kebutuhan di era informasi ini.
melengkapi materi pembelajaran yang diterima Kurikulumnya bersifat competency based
mahasiswa dalam forum kuliah (Lewis, 2002). curriculum.
Maksudnya apabila ada mahasiswa yang b. Melakukan variasi cara mengajar untuk
mengalami kesulitan memahami materi pelajaran mencapai dasar kompetensi yang ingin dicapai
yang disajikan dosen secara tatap muka di kelas dengan bantuan komputer.
diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi c. Melakukan penilaian dengan memanfaatkan
pembelajaran elektronik. Tujuannya agar teknologi yang ada (menggunakan komputer,
mahasiswa semakin lebih mudah memahami materi online assessment system).
pelajaran yang disajikan dosen di kelas. d. Menyediakan material pembelajaran seperti
buku, komputer, multimedia, studio yang
2.3 Manfaat e-Learning memadai. Materi pembelajaran yang disimpan
di komputer dapat diakses dengan mudah baik
Banyak sekali manfaat yang akan didapat
oleh dosen maupun mahasiswa.
dari penerapan e-learning, diantaranya:
a. Mempermudah dan menambah waktu interaksi
Dari berbagai pengalaman dan juga dari
antara mahasiswa dengan bahan belajar dan
berbagai informasi yang tersedia di literatur,
interaksi antara mahasiswa dengan dosen
memberikan petunjuk tentang manfaat penggunaan
maupun antara sesama mahasiswa.
internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan
b. Memungkinkan bagi mahasiswa untuk tetap
jarak jauh (Elangovan, 1999; Soekartawi, 2002;
dapat belajar sekalipun tidak hadir secara fisik
Mulvihil, 1997; Utarini, 1997), antara lain sebagai
di dalam kelas. Kegiatan belajar menjadi
berikut:
sangat fleksibel karena dapat disesuaikan
dengan ketersediaan waktu para mahasiswa.

A-29
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005) ISBN: 979-756-061-6
Yogyakarta, 18 Juni 2005

- Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pengganti. Dengan kekurangan tersebut, diharapkan


dosen dan mahasiswa dapat berkomunikasi dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kualitas
secara mudah melalui fasilitas internet secara pendidikan dan individu baik mahasiswa maupun
regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi dosen.
itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak,
tempat dan waktu. 3. RANCANGAN PENELITIAN
- Dosen dan mahasiswa dapat menggunakan
3.1 Metode Penelitian
bahan ajar atau petunjuk belajar yang
terstruktur dan terjadual melalui internet, Metode yang digunakan pada penelitian ini
sehingga keduanya bisa saling menilai sampai didasarkan pada hasil polling (kuesioner) kepada
berapa jauh bahan ajar dipelajari. mahasiswa UII dari angkatan 2002 sampai 2004
- Mahasiswa dapat belajar atau mengulang pada semua fakultas, kecuali tiga fakultas (Fakultas
kembali bahan ajar setiap saat dan di mana saja Ilmu Agama Islam, Fakultas Hukum, Fakultas
kalau diperlukan mengingat bahan ajar Kedokteran). Hal ini dikarenakan waktu yang
tersimpan di komputer. kurang memadai dan jarak yang terlalu jauh.
- Bila mahasiswa memerlukan tambahan Jumlah kuesioner yang dibagikan sebanyak 150,
informasi yang berkaitan dengan bahan yang tetapi hanya 132 yang dapat dianalisis lebih lanjut.
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di Selain responden di atas, penelitian ini juga
internet secara lebih mudah. menggunakan landasan literatur dengan
- Baik dosen maupun mahasiswa dapat mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan
melakukan diskusi melalui internet yang dapat sistem e-learning serta dengan melakukan
diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, konsultasi dengan dosen pembimbing.
sehingga menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas. 3.2 Sampel Penelitian
- Berubahnya peran mahasiswa dari yang
biasanya pasif menjadi aktif. Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa
- Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka UII yang terdiri dari 56,82% adalah mahasiswa
eksakta, dan selebihnya (43,18%) adalah
yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau
sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk mahasiswa ilmu sosial. Sebanyak 50,75%
bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di responden adalah laki-laki dan 49,25% adalah
perempuan.
luar negeri.

Walaupun banyak manfaat dan kelebihan 4. HASIL PENELITIAN


tetapi penerapan e-learning juga tidak terlepas dari 4.1 Kondisi Saat Ini
berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen,
2001, Beam, 1997), antara lain sebagai berikut: Sebagaimana dipaparkan di atas, bahwa
- Kurangnya interaksi antara dosen dan dalam penerapan e-learning tidak hanya melihat
mahasiswa atau bahkan antar mahasiswa itu dari faktor manfaat tetapi lebih pada kemauan dan
sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa kesiapan semua di dalam sebuah institusi, baik dari
memperlambat terbentuknya values dalam pembuat kebijakan, dosen maupun mahasiswa.
proses belajar dan mengajar. Dalam konteks penelitian ini, UII sebagai salah satu
- Kecenderungan mengabaikan aspek akademik institusi yang mencoba menerapkan e-learning juga
atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong harus mempertimbangkan kemauan dan kesiapan
tumbuhnya aspek bisnis/komersial. SDM-nya, termasuk pimpinan, dosen dan
- Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke mahasiswa.
arah pelatihan daripada pendidikan. Pada Tabel 2 yang merangkum skor tentang
- Berubahnya peran dosen dari yang semula pernyataan terkait dengan materi kuliah. Rata-rata
menguasai teknik pembelajaran konvensional, mahasiswa bertanya kepada dosen ketika
kini juga dituntut mengetahui teknik mengalami kesulitan (skor 2,69), dan
pembelajaran yang menggunakan ICT. materi/referensi tambahan sering dibutuhkan
- Mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi mahasiswa dalam mengerjakan tugas (3,93).
belajar yang tinggi cenderung gagal. Terkadang mahasiswa mengalami kesulitan dalam
- Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet memperoleh materi/referensi tambahan (2,99).
(mungkin hal ini berkaitan dengan masalah
tersedianya listrik, telepon ataupun komputer).

Namun dari beberapa kekurangan yang telah


dipaparkan, kekurangan tersebut dapat di atasi
dengan pemanfaatan e-learning sebatas sebagai
sistem pendukung bukannya sebagai sistem

A-30
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005) ISBN: 979-756-061-6
Yogyakarta, 18 Juni 2005

Tabel 2. Pernyataan berkaitan dengan materi Tabel 3. Lanjutan…


kuliah. Kelas online (download
Pernyataan Skor 5 materi kuliah, lihat/upload 76,15
Saya selalu bertanya kepada dosen dalam tugas-tugas)
forum kuliah, jika saya menemukan 2,69 6 Sistem registrasi online 76,15
masalah Layanan pencarian kerja
7 75,75
Saya selalu membutuhkan (alumni career center)
materi/referensi tambahan untuk 3,93 Forum diskusi (seperti:
mengerjakan tugas kuliah 8 diskusi materi, sharing 71,96
Saya selalu mengalami kesulitan dalam materi, tugas kuliah)
2,99
memperoleh materi/referensi tambahan 9 Layanan email kampus 66,66
Catatan: Skor 1: tidak pernah, 5: sangat sering Informasi tentang dosen
(seperti: profil, kegiatan,
10 61,36
Lima kesulitan terbanyak yang sering jurnal/penelitian yang
dihadapi mahasiswa adalah: pernah dilakukan)
1. kesusahan dalam memperoleh referensi Catatan: Skor diambil dari 100% jumlah responden
dikarenakan bingung dimana harus mencari yaitu 132 orang.
sumber referensi, banyak pilihan referensi dan
kurang sesuainya referensi. Selain sepuluh besar daftar layanan di atas,
2. kurangnya koleksi di perpustakaan dan masih banyak yang diinginkan diantaranya adalah
kurangnya koleksi yang up to date. tentang beasiswa, mahasiswa berprestasi, kegiatan
3. banyaknya referensi berbahasa inggris. non-akademik (seperti: teater, pentas musik, malam
4. kurangnya waktu dalam memperoleh referensi. keakraban). Selain layanan itu, mahasiswa juga
5. mahalnya harga buku. menginginkan perbaikan dari sarana dan prasarana
pendidikan, misalnya jumlah komputer yang ada
Selain materi yang didapat dari forum dianjungan, kecepatan akses internet yang lebih
kuliah, 44,31% mahasiswa memperoleh referensi bagus, dan sistem yang selalu ter-update. Rata-rata
dari buku dan 37,5% dari internet. mahasiswa akan lebih sering mengunjungi Website
UII (www.uii.ac.id) jika kualitasnya ditingkatkan.
4.2 Definisi e-Learning
Berdasarkan data dari jawaban mahasiswa 4.3 Hal-hal yang dibutuhkan dalam
terhadap pertanyaan mengenai e-learning, yaitu Penerapan e-Learning
“Berikan tiga kata yang muncul dibenak Anda Menurut mahasiswa faktor yang dibutuhkan
ketika mendengar kata e-learning?“. Lima kata dalam penerapan e-learning sebagai berikut:
yang sering disebut mahasiswa adalah belajar - kesadaran semua pihak baik institusi, dosen
(37,12%), internet (29,54%), kuliah online (9,84%), maupun mahasiswa tentang pentingnya e-
komputer (9,09%), website (7,57%). Secara garis learning,
besar dapat diambil kesimpulan bahwa e-learning - kemauan dan kemampuan serta sumber daya
menurut mahasiswa adalah pembelajaran dengan manusia,
memanfaatkan internet dan komputer secara online. - sarana dan prasarananya,
Dari beberapa pertanyaan berkaitan - informasi yang selalu up to date,
dengan sistem informasi akademik (SIMAK) yang - akses cepat dan (diharapkan gratis), serta
telah ada, 34% menyatakan belum puas dengan - sosialisasi.
sistem yang sudah ada karena belum bisa
memenuhi kebutuhan mahasiswa yang intinya 4.4 Persepsi Mahasiswa tentang Penerapan e-
adalah belajar. Berikut ini daftar layanan/fitur yang Learning di UII
menurut mahasiswa harus ada dalam SIMAK
(Tabel 3). Menurut 86 responden (65,15%) mengatakan
bahwa e-learning sudah menjadi kebutuhan
Tabel 3. Sepuluh besar tentang layanan/fitur yang mahasiswa saat ini.
harus ada menurut mahasiswa Dalam Tabel 4, rata-rata mahasiswa
mengatakan bahwa UII siap untuk menerapkan e-
No Layanan/Fitur Persentase
learning (skor 4,21). Mahasiswa juga
1 Informasi mata kuliah 87,87
menginginkan agar e-learning dapat diterapkan
2 Informasi program studi 82,57
sepenuhnya (skor 4,23) dan siap dengan penerapan
Informasi kegiatan akademik e-learning (skor 4,07). Mahasiswa juga setuju
3 (seperti: seminar, konferensi, 78,78 untuk segera memanfaatkan e-learning apabila
pelatihan) telah diterapkan di UII (skor 4,15).
Layanan perpustakaan
4 78,03
terpadu (seperti: e-Library)

A-31
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005) ISBN: 979-756-061-6
Yogyakarta, 18 Juni 2005

Tabel 4. Pernyataan berkaitan dengan penerapan e- Untuk itu perlu diadakan analisis kebutuhan
learning menurut mahasiswa atau need analysis. Kalau analisis ini telah
No Pernyataan Skor dilaksanakan dan jawabannya adalah
Institusi UII siap untuk menerapkan membutuhkan atau memerlukan e-learning,
1 e-learning untuk mendukung proses 4,21 maka tahap berikutnya adalah membuat studi
belajar di UII kelayakan (Soekartawi, 1995), yang komponen
Saya ingin agar e-learning bisa penilaiannya adalah:
2 diterapkan untuk mendukung proses 4,23 - Apakah secara teknis dapat dilaksanakan
belajar di UII (technically feasible).
Saya siap dengan penerapan e- - Apakah secara ekonomis menguntungkan
3 learning untuk mendukung proses 4,07 (economically profitable).
belajar di UII - Apakah secara sosial penggunaan e-learning
Saya ingin memanfaatkan e-learning tersebut diterima oleh masyarakat (socially
4 4,15 acceptable).
apabila telah diterapkan di UII
Catatan: Skor 1: sangat tidak setuju, 5: sangat b. Rancangan instruksional
setuju c. Tahap pengembangan
d. Pelaksanaan (Prototype)
5. PEMBAHASAN e. Evaluasi

5.1 Definisi e-Learning Dalam penerapan e-learning harus juga


Survei yang telah dilakukan menjelaskan diperhatikan masalah-masalah yang sering dihadapi
bahwa definisi e-learning menurut mahasiswa sebagai berikut:
adalah pembelajaran dengan memanfaatkan internet - Masalah akses untuk bisa melaksanakan e-
dan komputer secara online. Definisi tersebut learning seperti ketersediaan jaringan internet,
hampir sama dengan definisi yang diungkapkan listrik, telepon dan infrastruktur yang lain.
oleh para ahli seperti yang telah dipaparkan di atas. - Masalah ketersediaan software (piranti lunak).
Bahwa e-learning adalah pembelajaran secara Bagaimana mengusahakan piranti lunak yang
elektronik dengan memanfaatkan teknologi tidak mahal.
informasi. Dilihat dari definisi ini, bahwa e- - Masalah dampaknya terhadap kurikulum yang
learning memanfaatkan internet sebagai media ada.
transfer ilmu. Pemanfaatan disini dilakukan untuk - Masalah skill dan knowledge.
agar ilmu dapat lebih cepat ditransfer karena e- - Sikap terhadap ICT (Information and
learning tidak dibatasi dengan waktu dan tempat. Communication Technology).
Jadi efisiensi sangat ditekankan dalam e-learning.
Sedang fungsi penerapannya bukan sebagai 5.3 Persepsi Mahasiswa tentang Penerapan e-
pengganti sistem konvensional yang sudah ada, Learning di UII
namun sebagai pendukung sistem konvensional Berdasar data di atas, 65,15% mahasiswa UII
yang sudah ada. menyatakan bahwa e-learning saat ini telah
dibutuhkan mahasiswa untuk membantu proses
5.2 Hal-hal yang dibutuhkan dalam belajarnya. Rata-rata mahasiswa mengaku sudah
Penerapan e-Learning siap dengan penerapan e-learning di UII. Hal ini
Berdasar hasil penelitian di atas, faktor- sangat bermanfaat dalam penerapan e-learning di
faktor yang dibutuhkan sebagai berikut; kesadaran UII karena mahasiswa sebagai konsumen dari e-
semua pihak baik institusi, dosen maupun learning tersebut. Apabila konsumen tidak siap
mahasiswa tentang pentingnya e-learning, kemauan maka produk yang dibuat (e-learning) akan tidak
dan kemampuan serta SDM, sarana dan berguna, bahkan akan sia-sia.
prasarananya, informasi yang selalu up to date, Kemajuan ini sangat ditentukan oleh sikap
akses cepat dan (diharapkan gratis), serta positif civitas akademika, diantaranya pembuat
sosialisasi. kebijakan universitas, mahasiswa, dan dosen
Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan terhadap teknologi informasi dan internet. Sikap
pendapat para ahli. Ahli-ahli pendidikan dan positif yang telah berkembang tersebut diantaranya
internet menyarankan beberapa hal yang perlu tampak dari semakin banyaknya jumlah pengguna
diperhatikan sebelum seseorang memilih internet dan penyedia jasa internet.
untuk kegiatan pembelajaran (Bullen, 2001; Mempersiapkan SDM untuk menguasai
Hartanto dan Purbo, 2002; Soekartawi et.al, 1999; pengetahuan dan keterampilan di bidang
Yusup Hashim dan Razmah, 2001) antara lain: pengembangan dan pengelolaan kegiatan
a. Analisis kebutuhan (need analysis) pembelajaran elektronik menjadi faktor yang sangat
Satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah menentukan di samping pengadaan fasilitas
apakah memang memerlukan e-learning. komputer dan akses internet. Akhirnya dalam

A-32
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005) ISBN: 979-756-061-6
Yogyakarta, 18 Juni 2005

penerapan e-learning sebagai alat pendukung (sumber: http://www.pustekkom.go.id/teknodik


sistem pembelajaran konvensional, semua pihak /t12/isi.htm)
yang terkait dalam hali ini pihak pembuat [3] Beam, P. (1997). Breaking the Sprinter’s
kebijakan, dosen dan mahasiswa harus merasa siap Wrist: Achieving Cost-Effectiveness in Online
dengan penerapan e-learning. Selain hal itu, segala Learning. The International Symposium on
fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan harus Distance Education and Open Learning. Bali,
dilengkapi sebelumnya, sehingga penerapan e- Indonesia: MONE Indonesia, IDLN,
learning dapat berjalan lancar. Dalam SEAMOLEC, ICDE, UNDP dan UNESCO.
penerapannya tidak boleh setengah-setengah, tetapi [4] Bullen, M. (2001). e-Learning and the
harus dipikirkan untuk perkembangannya di masa Internationalization Education. Malaysian
depan. Journal of Educational Technology. Vol. 1,
No. 1, p. 37-46.
6. SIMPULAN [5] Elangovan, T. (1997). Internet Based On-line
Teaching Application with Learning Space.
Dapat disimpulkan bahwa secara umum
The International Symposium on Distance
mahasiswa UII telah memahami konsep e-learning
Education and Open Learning. Bali,
sebagai metode pembelajaran yang memanfaatkan
Indonesia: MONE Indonesia, IDLN,
internet dan komputer secara online. Penerapan e-
SEAMOLEC, ICDE, UNDP dan UNESCO.
learning secara utuh telah dinantikan dan siap
[6] Hartanto, A.A. dan Purbo, O.W. (2002).
dimanfaatkan oleh mahasiswa seoptimal mungkin.
Teknologi e-Learning Berbasis PHP dan
Hal-hal yang perlu dipersiapkan secara matang oleh
MySQL. Jakarta: Elex Media Komputindo.
UII dalam penerapan e-learning antara lain;
[7] Hashim, Y., dan Razmah. B. M. (2001). An
kesadaran semua pihak, kemauan dan kemampuan
Overview of Instructional Design and
sumber daya manusia, sarana prasarana dan
Development Models for Electronic
sosialisasi menyeluruh kepada user.
Instruction and Learning. Malaysian Journal
Penerapan e-learning sebagai alat dukung
of Educational Technology. Vol. 1, No. 1, p. 1-
sistem pembelajaran konvensional bukan hanya
7.
sekedar proses dalam instalasi komputer, jaringan,
[8] Kamarga, H. (2002). Belajar Sejarah melalui
tetapi juga membutuhkan kesiapan seluruh pihak
e-Learning: Alternatif Mengakses Sumber
yang terkait meliputi pembuat kebijakan, dosen dan
Informasi Kesejarahan. Jakarta: Inti Media.
mahasiswa. Dalam pengembangannya harus
[9] Lewis, D. E. (2002). More Companies Seeing
diperhatikan secara seimbang dan simultan,
Benefits of E-Learning. A Departure from
sehingga pemanfaatan e-learning dapat digunakan
Training by the Book. The Boston Globe,
seoptimal mungkin.
Globe Staff.
(sumber: http://bostonworks.boston.com/globe
7. SARAN
/articles/052602/elearn.html)
Meskipun penelitian ini telah dilakukan
[10] Loftus, M. (2001). But What’s It Like?. Special
dengan responden mahasiswa UII, perlu
Report on E-Learning.
diperhatikan juga pendapat yang melibatkan pihak
[11] Mulvihill, R. P. (1997). Technology
institusi dan dosen sebagai user lainnya.
Application to Distance Education. The
Diharapkan tulisan ini dapat ditindaklanjuti dengan
International Symposium on Distance
penelitian lain yang lebih komprehensif, lebih baik
Education and Open Learning. Bali,
dan mengena ke seluruh aspek dan pihak yang
Indonesia: MONE Indonesia, IDLN,
terkait. Dengan e-learning diharapkan mampu
SEAMOLEC, ICDE, UNDP dan UNESCO.
meningkatkan kualitas pendidikan untuk
[12] Purbo, O. W. (2001). Masyarakat Pengguna
menciptakan individu yang terampil dan andal,
Internet di Indonesia.
serta mampu berkompetisi dengan yang lain.
(sumber: http://www.geocities.com/inrecent/
project.html).
DAFTAR PUSTAKA [13] Siahaan, S. (2001). E-Learning (Pembelajaran
[1] Anggoro, W. B. (2005). Penerapan e-Learning Elektronik) sebagai Salah Satu Alternatif
sebagai Langkah Universitas Islam Indonesia Kegiatan Pembelajaran.
Meningkatkan Kualitas dan Efektivitas (sumber: http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/
Penyelenggaraan Pendidikan Konvensional. 42/sudirman.htm)
Lomba Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: [14] Soekartawi. (1995). Monitoring dan Evaluasi
Universitas Islam Indonesia. Proyek Pendidikan. Jakarta: PT Rajawali
[2] Anwas, O. M. (2003). Model Inovasi e- Press.
Learning dalam Meningkatkan Mutu [15] Soekartawi. (2002). Prospek Pembelajaran
Pendidikan. Jurnal Teknodik. Edisi Melalui Internet. Seminar Nasional Teknologi
No.12/VII/Oktober/2003. Kependidikan. Jakarta: UT-Pustekkom dan
IPTPI.

A-33
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005) ISBN: 979-756-061-6
Yogyakarta, 18 Juni 2005

[16] Soekartawi. (2002). e-Learning: Konsep dan


Aplikasinya. Seminar e-Learning. Jakarta:
Balitbang Depdiknas.
[17] Soekartawi. (2002). The Role of Regional
Organization for Mass Education. The
International Conference on Lifelong
Learning. Kuala Lumpur: Asian European
Institute.
[18] Soekartawi. (2003). Prinsip Dasar e-Learning:
Teori dan Aplikasinya di Indonesia. Jurnal
Teknodik. Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
(sumber: http://www.pustekkom.go.id/teknodik
/t12/isi.htm)
[19] Soekartawi, Suhardjono, T. H., dan Anjarullah,
A. (1999). Rancangan Instruksional. Jakarta:
PT Rajawali Press.
[20] Utarini, A. (1997). Process Evaluation of an
Internet-Based Education on Hospital and
Health Service Management at Gadjah Mada
University. The International Symposium on
Distance Education and Open Learning. Bali,
Indonesia: MONE Indonesia, IDLN,
SEAMOLEC, ICDE, UNDP dan UNESCO.
[21] Waller, V. dan Wilson, J. (2001). A Definition
for E-Learning. Newsletter of Open and
Distance Learning Quality Control. Edisi
Oktober 2001.
(sumber: http://www.odlqc.org.uk/odlqc/n19-
e.html).
[22] Williams, B. (1999). The Internet for
Teachers. IDG Books Worldwide Inc.

A-34

You might also like