You are on page 1of 2

Semua anak bisa jadi mempunyai beberapa jenis kebutuhan

khusus dalam riwayat pendidikannya, dan sedikit dari kita yang


tidak bisa menganalogikannya dengan fakta dimana kita telah
mengalami kesulitan belajar atau dalam kehidupan sosial yang kita
sendiri miliki saat masa kanak-kanak. Tetapi hal ini tidak dapat
menyatakan langsung bahwa kita bisa dihakimi oleh guru kita
sebagai anak yang membutuhkan bantuan pendidikan spesial. Hal itu
terjadi jika kita berada diantara anak-anak minoritas yang
kesulitan mereka ditaksir sebagai sesuatu yang signifikan
berbeda dari teman-teman mereka. Kriteria dari penaksiran ini dan
(resulting proportion) dari anak-anak yang teridentifikasi
berubah-ubah setiap waktu, konsep dari kebutuhan akan pendidikan
khusus adalah gagasan sosial. Hal ini berubah setiap saat karena
mendapat pengaruh baik dari harapan umum dan fokus ekonomi.

Konsep dari kebutuhan akan pendidikan khusus saat ini


berdasar pada pertimbangan Warnock Committee, yang mendapat
perintah dari pemerintah untuk menginvestigasi dan membuat
rekomendasi tentang ketetapan pendidikan khusus dan yang
mempublikasikan laporannya pada 1978 (DES 1978). Komite tersebut
membawa dan melafalkan tinjauan bahwa saat ini banyak orang yang
bekerja untuk pendidikan khusus dan hal itu dilakukan secara
umum untuk mewakili perkembangan mayor dalam pikiran tentang
kebutuhan terhadap pendidikan khusus. Meskipun tidak semua dari
rekomendasi disetujui, hal ini sudah menjadi signifikan, tidak
sedikit karena desakan atas kebutuhan terhadap pendidikan khusus
dan ketetapan atas pendidikan khusus merupakan pusat fokus dari
semua yang terlibat dalam pendidikan, daripada subyek dari
ketertarikan khusus saja.

2 pendidikan khusus di sekolah.

Dasar rekomendasi Warnock

Publikasi laporan Warnock untuk kebutuhan akan pendidikan


“penyembuhan” diasosiasikan dengan gagasan tentang ‘kecacatan
pikiran atau tubuh’. Kegiatan edukasi tahun 1944 membagi
kecacatan menjadi sebelas. Ini tidak termasuk kelompok anak-anak
yang tidak dapat dididik dari anak-anak handicaps (cacat), tapi
termasuk di dalamnya anak tunanetra dan tunarungu, kelemahan
fisik, kesulitan bicara, kesubnormalan belajar, dan
ketidakmampuan menyesuaikan diri. Hal itu bisa dicatatkan bahwa
lepas dari dua kategori itu, kecacatan dideskripsikan dengan
istilah medis dan diagnosa mereka untuk diterangkan secara
relatif. Kesubnormalan belajar dan ketidakmampuan menyesuaikan
diri lebih sulit diputuskan, termasuk jika mereka melakukan
beberapa nilai di sekitar batas antara level normal dan abnormal
dari variasi individual dalam belajar dan dalam perkembangan
sosial maupun emosional.

You might also like