You are on page 1of 4

IKLIM MENURUT OLDEMEN

Berdasarkan data yang ada didapatkan diperoleh hasil bahwa bulan basah ada 4
kali berturut turut yaitu januari-april, sehingga menurut oldemen bahwa tipe iklim
daerah P.T. Perkebunan Teh Malabar Pangalengan adalah tipe utama “D” karena
jumlah bulan basah berturut turut adalah 4 kali yaitu januari-april, dan tipe sub divisi
adalah “3” karena jumlah bulan kering berturut turut adalah 3 kali yaitu juni-
september. Sehingga tanaman yang cocok pada daerah tersebut adalah 1 kali padi dan
1 kali palawija sehingga pada saat musim padi pakan ternak yang banyak diberikan
adalah jerami padi, dan pada saat bulan kering yang ditanam adalah palawija
sehingga pakan yang diberikan bisa berupa biji-bijian atau jerami palawija, dan
karena iklim seperti itu biasanya rumput yang ditanam banyak yang bisa bertahan
lama sehingga meskupun musim kering tidak akan berpengaruh besar terhadap
penyediaan rumput pakan bagi ternak. Tetapi pada iklim seperti itu adalah iklim
yang paling rawan pembentukan penyakit ternak sehingga para peternak harus lebih
waspada tentang berbagai penyakit ternak, disbanding tentang kebutuhan pakan,
karena bulan lembab sangat baik untuk perkembangan bibit penyakit terutama yang
berupa jamur-jamuran. Kemudian untuk ternak yang cocok adalah ternak yang tahan
dengan kelembaban tinggi seperti sapi, kambing, domba, dan jenis pseudoruminansia.

GOLONGAN IKLIM MENURUT MOHR

Iklim menurut mohr berdasarkan data di atas adalah, bahwa pada tahun 2000
iklim di daerah tersebut masuk dalam golongan III karena bulan basah yang terjadi
pada tahun itu ada 8 bulan dan bulan keringnya ada 3 jadi tananman yang bisa di
tanam buat pakan adalah jenis padi-padian sampai 2 kali panen dan selebihnaya bisa
diberiakn pakan berupa sisa produk palawija.

Iklim pada tahun 2001 termasuk iklim golongan 3 tetapi pada tahun ini peternak
hanya bisa memberikan pakan berupa sisa hasil tanaman padi hanuya sekali karena
bulan basah pasa tahun itu hanya 7 kali yang artinya petani hanya menanam padi
sekali dalam setahun dan selebuhnya di brikan tanaman palawija.

Iklim pada tahun 2002 adalah tipe iklim golongan 2 sehingga pada tahun itu para
peternak bisa menanam padi sampai 3 kali karena bulan basah pada tahun tersebut
sampai 10 kali, sehingga petani hampir bisa menanam padi sampai 3 kali, sebaliknya
ternak pada tahun tersebut tdak bisa diberi pakan berupa produk dari palawija.

Pada tahun 2003 termasuk iklim golongan 3 yaitu dengan bulan basah mencapai
7 kali dan bulan kering hanya 4 kali sehingga petani menanam padi sampai 2 kali
yang hasil sisanya bisa diberiakan kepada ternak, dan memberikan pakan dari produk
palawija hanya sekali dalam setahun.

Pada tahun 2004,2006,2007 dan 2009 termasuk iklim dengan golongan 3 yaitu
iklim di mana para petani bisa menanam padi dan palawija secara bergantian
sepanjang tahun sehingga pada saat petani menanam padi pakan yang di berikan pada
peternak adalah pakan berupa sisa tanaman padi da pada saat musim palawija pakan
yang di berikan berupa jerami dari produk palawija.

Pada tahun 2005 termasuk iklim golongan 1a yang berarti pada tahun itu petani
bisa menanam padi sepanjang tahun sehingga pada para peternak bisa memberi
tanaman padi sepanjang tahun dan rumput yang tumbuh subur karena sepanjang
tahun mengalami bulan basah, dan tidak memberikan tanaman palawija.
TUGAS KLIMATOLOGI

CURAH HUJAN PERKEBUNAN TEH MALABAR

Disusun oleh :
1. LISTIANTO ( H2A009 030 )

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2002

You might also like