Professional Documents
Culture Documents
Perhiasan kalung tertua yang ditemukan dalam makam kuno ada yang berusia
20,000 tahun terdiri dari kulit kerang, tulang dan gading. Kami tidak tahu apa tujuan
memilikinya atau apa yang berada di benak pemiliknya saat itu, tetapi pada zaman-
zaman setelah itu perhiasan dikenakan oleh para pemiliknya sebagai symbol
kekuasaanatau lambing keberhasilan secara materi. Jadi boleh dikatakan sebagai
status symbol karena dengan memilikinya, dapat menunjukkan kedudukan si pemilik.
Perhiasan batu permata juga juga di percaya oleh sebagian masyarakat sebagai
pelindung dari bahaya atau penolak bala.
Keindahan dan hasrat terhadap logam mulia serta batu permata menumbuhkan
inspirasi membuat batu permata dalam bentuk ukiran seperti bunga, jambangan serta
bentuk benda seni lainnya. Ukiran-ukiran dari batu jadeite (giok) telah dikenal di
China 4500 tahun silam. Pada saat yang hampir sama seniman-seniman Sumeria dan
Mesir juga membuat perhiasan dengan mengukir batu permata dari jenis batu lapis
lazuli, turquoise (pirus), chalcedony, amethyst (kecubung) serta lainnya. Orang-orang
Romawi sangat menyenangi batu-batu akik berukiran.
Dari mana sajakah datangnya batu-batu permata yang indah dan menakjubkan
tersebut? Menurut catatan sejarah, batu-batu permata yang masih berbentuk seperti
krikil namun berwarna-warni pertama kali ditemukan di sungai-sungai dan pantai-
pantai. Dengan semakin berkembangnya zaman dan peradaban manusia, berbagai
jenis permata mulai ditambang secara lebih teratur dari berbagai daerah pengahasil
dan dengan demikian perdagangan batu permata kian berkembang pesat. Orang Mesir
menambang batu turquoise di Sinai dan batu amethyst (kecubung) di dekat Aswan,
tetapi mereka mengimpor batu lapis lazuli dari Badakshan,Afganistan, tempat satu-
satunya di dunia yang dikenal sebagai penghasil lapis lazuli pada saat itu.
Kini banyak tambang di dunia yang telah ditemukan seperti di Amerika Utara,
Amerika Selatan, Afrika, Australia, Siberi, Brazil, Colombia, Thailand, Vietnam,
Cina, Indonesia, Madagaskar, dan di banyak tempat di benua Eropa.
Pada dasarnya batu permata seharusnya keras, tidak terpengaruh oleh cuaca panas,
takanan bumi, atau tahan gores dalam pemakaian sehari-harinya. Banyak batu
permata terbentuk dari bahan silica semisal emerald (zambrud), aquamarine, peridot,
amethyst (kecubung) dan jenis lainnya. Ruby, sapphire, spinel, dan crhysoberyl terdiri
dari bahan oxide. Intan adalah permata unik diantara permata lainnya karena
terbentuk dari bahan kimiawi tunggal yajni carbon. Jadeite (giok), lapis lazuli,
adalah batu bongkahan yang disebut aggregate, terdiri dari beberapa macam mineral.
KEINDAHAN
Batu permata yang telah diasah atau diolah akan memunculkan keindahannya
yang menakjubkan dan memukau bagi mata yang melihatnya seperti kecemerlangan
pada sebuah diamond atau kilau seperti pelangi pada mutiara, atau gambar cantik
pada batu akik.
Cahaya adalah sumber keindahan bagi batu permata. Tanpa adanya interaksi
antara cahaya dan mineral, sebuah batu ruby tidak akan tampak semenarik bila
terkena cahaya. Demikian pula gemerlap sebutir intan akan tampak lebih memukau
dengan pancaran warna-warni pelangi. Pantulan warna-warni pada batu opal
(kalimaya) pun menjadi tampak sangat indah.
Hampir semua jenis batu permata kurang tampil indah pada saat masih berbentuk
kasar atau sebelum diasah. Keindahan yang dimunculkan sangat tergantung pada
keahlian seorang pengasah. Pada diamond kecemerlangan dan pemancaran warna
pelangi tergantung pada proporsional atau tidaknya diamond saat pengasahan
dilakukan.
KELANGKAAN
Jika keindahan batu permata merupakan daya tarik pertama, kelangkaan
membuatnya bersifat ekslusif dan mempunyai nilai tambah bagi sebuah permata
karena gairah untuk memilikinya semakin besar. Kelangkaan sebuah batu berkualitas
sangat mempengaruhi harganya di pasaran. Batu dari group quartz (kwarsa) dan
group feldspar bersama-sama memenuhi dua per tiga (2/3) dari kerak bumi. Namun
hanya sedikit quartz yang memiliki keindahan warna seperti amethyst yang
berkualitas tinggi. Demikian juga dengan labradorite feldspar. Beberapa batu
permata tergolong langka seperti Diamond yang ditemukan hanya sekitar 25 carat
(5gram) per 120 ton tanah Kimberlite. Pada kasus tertentu diamond pun tergolong
langka karena ukuran besar yang di atas normal seperti diamond Cullinan seberat
3,106 sebelum diasah.
Nilai sebuah permata amat tergantung pada kualitas warnanya, bebas dari noda
kotoran di dalamnya, bobot berat, dan hasil asahannya. Umumnya permta dijual
berdasarkan harga per carat (karat). Selain itu nilanya juga tergantung pada trend
mode serta kepercayaan berbagai budaya di masyarakat. Fluktuasi permintaan pasar
dan pasokan sangat berpengaruh terhadap harga permata tertentu.
Hardness atau daya tahan terhadap goresan diukur oleh Friedrich Mohs, seorang
mineralogist asal Jerman pada tahun 1822 yang memperkenalkan Skala Mohs. Ia
memilih 10 mineral yang telah dikenalnya dan mengatur skala tingkat tahan gores
dari terendah hingga tertinggi. Mineral diamond pada urutan tertinggi 10 akan
menggores mineral corundum pada tingkat 9 dan seterusnya. Urutannya sebagai
berikut :
2. Gypsum 7. Quartz
3. Calcite 8. Topaz
4. Fluorite 9. Corundum
Pantulan sinar juga dapat menimbulkan efek khusus atau disebut phenomena pada
beberapa spesies batu permata. Ini desebabkan terpantulnya sinar yang jatuh pada
inklusi-inklusi atau struktur bagian dalam batu permata tertentu.
• Play Of Color: penampilan warna-warni yang bergerak pada batu opal yang
disebabkan oleh butiran-butiran mikroskopis silica yang menebarkan warna
pelangi.
• Color Change (Alexandrite Effect): perubahan warna pada batu yang terjadi
pada saat sumber cahaya berwarna putih diganti sumber cahaya berwarna
merah. Seperti dari lampu neon dan lampu pijar.
PEMOTONGAN DAN PENGASAHAN
Pengasah batu permata yang handal dapat membuat kerikil batu permata yang
tidak menarik menjadi batu permata bernilai mahal setelah diasah. Pengasah permata
yang berpengalaman akan meneliti seluruh aspek seperti bentuk materi asal, posisi
noda di dalam, retak pada batu atau cacat-cacat lainnya sebelum memutuskan cara
memotong. Tetapi mereka tidak akan selalu mengikuti aturan yang ketat. Biasanya
proses pemotongan dan pengasahan merupakan kompromi antara memunculkan
keindahan permata yang terbaik dan memperoleh berat akhir semaksimal mungkin
Bilamana kita berbicara mengenai bentuk batu permata, biasanya yang kita
maksudkan adalah penampilan tampak mukanya. Umumnya bentuk yang beredar di
pasaran adalah bentuk bulat, oval, pear, hati, cushion, princess, emerald.
Cutting style atau pola asahan merujuk pada cara bagaimana batu permata itu
dibentuk atau diiris. Sebagai contoh batu permata bentuk oval cabochon atau diberi
irisan-irisan menjadi oval brilliant.
Adakalanya bahan permata dalam bentuk kasar tidak dipotong atau diasah dalam
bentuk tertentu, hanya dihaluskan dan dilicinkan permukaannya, tetapi tetap seperti
bentuk semula. Proses ini disebut tumbling.
TABLE CUT: berbentuk segi empat bujur sangkar dengan 9 irisan, mulai
diperkenalkan tahun 1450-an.
MIXED CUT: memiliki gabungan irisan-irisan brilliant cut pada bagian atas
(crown) serta irisan-irisan step cut pada bagian bawah (pavilion). Cutting ini
amat popular dan banyak ditemukan batu permata.
FANCY CUT: adalah bentuk asahan yang bias berbentuk apa saja dan tidak
mengikuti ketentuan yang ketat seperti umumnya. Bisa gabungan dari
cabochon, brilliant cut, atau step cut. Misalnya bufftop, adalah permata
dengan bentuk cabochon pada bagian atas dan diberi faset-faset (irisan-irisan)
pada bagian bawahnya. Adapula Purtuguese cut dimana bentuknya bulat, di-
faset dengan pola berbeda dari round brilliant cut yang umum.
Sulit dipercaya bahwa sebenarnya diamond memiliki bahan kimiawi yang sama
dengan graphite dan arang yakni carbon. Perbedaannya hanya pada proses
pembentukan dimana diamond mengkristal dalam bentuk kubus (cubic) di bawah
tekanan bumi yang besar dan temperatur yang tinggi hingga ribuan derajat celcius
Yang membuat perbedaan adalah ikatan-ikatan atom-atom carbon pada diamond
sangat seragam sehingga menghasilkan kristal yang memilki bentuk kubus.
Sebaliknya graphite tidak memiliki ikatan-ikatan atom yang kuat sehingga lebih
rapuh. Sedangkan arang tidak memiliki bentuk kristal. Diamond merupakan mineral
yang ditambang secara sangat intensif dan dinilai secara lebih ketat dibanding
permata-permata lainnya. Kualitas dan nilai sebutir diamond berdasarkan pada unsur
4 C yaitu Color (warna), Clarity (kejernihan), Cut (asahan), Carat (bobot karat).
Warna diamond bervariasi mulai dari tak berwarna hingga yang bersemu kuning
hingga kuning pekat, coklat, hijau, biru, pink, dan yang terlangka berwarna merah.
Diamond tanpa warna lebih langka dan berharga lebih mahal dibandingkan yang
warna kuning ataupun warna coklat. Kebanyakan diamond berwarna semu kuning
atau semu coklat. Semu kuning pada warna diamond disebabkan oleh unsur Nitrogen.
Banyak atau tidaknya nitrogen akan berpengaruh pada kepekatan warna kuning
tersebut. Warna biru pada diamond disebabkan oleh unsure Boron.
Clarity atau kjernihan dinilai dari kebersihan di dalamnya pada pembesaran 10x.
Cacat-cacat di dalam terbentuk oleh mineral-mineral yang terperangkap di dalam
pada saat kristalisasi terjadi.
Cutting adalah bagian yang terpenting untuk menampilkan diamond agar
cemerlang, indah, dan mempesona mata yang melihatnya. Popularitas diamond
semakin meningkat seiring dengan berkembangnya tehnik-tehnik mengasah diamond
serta mulai diperkenalkannya modern brilliant cut yang menampilkan permainan
warna-warni pelangi yang indah oleh Marcel Tolkowsky pada tahun 1919.
Selama 2000 tahun diamond hanya ditemukan sebagai kristal-kristal yang telah
tergerus di sungai-sungai. Sampai tahun 1725 hanya India sebagai satu-satunya
Negara penghasil diamond terbesar dan Borneo (Kalimantan) dengan hasil diamond
yang relatif sedikit. Kemudian diamond ditemukan juga d Brazil yang kemudian di