Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Dalam menjalin relasi dengan orang lain yang ada di dalam ataupun diluar
organisasi, kita membutuhkan komunikasi dalam mencapai keinginan individu atau
tujuan bersama, sebagaimana dikemukakan oleh Katherine Miler “ Organizational
communication, broadly speaking is : people working together to achieve individual
or collective goal ”. Dalam dunia kerja, komunikasi merupakan satu hal yang paling
penting dan menjadi bagian dari tuntutan profesi (keahlian)1.
Untuk bisa berkomunikasi dengan baik dibutuhkan tidak hanya bakat, tapi
terutama kemauan untuk melakukan proses belajar yang kontinu. Keterampilan
berkomunikasi yang baik meliputi kemampuan dasar untuk mengirim dan
menguraikan pesan secara akurat dan efektif untuk memperlancar pertemuan, untuk
memahami cara terbaik dalam penyebaran informasi dalam sebuah organisasi, serta
untuk memahami makna simbolis tindakan-tindakan seseorang sebagai manajer.
Walaupun demikian, terlalu sering kita melakukan pendekatan dengan suatu
pertukaran tanpa mempertimbangkan bagaimana pihak lain bereaksi. Pesan yang
kita sampaikan seringkali terlalu berorientasi kepada diri sendiri, sehingga apa yang
terjadi dengan pihak lain menjadi sesuatu yang terabaikan.
2
2. Rumusan Permasalahan
1. Gergen, Kenneth and Tojo Joseph. . "Psychological Science in a Postmodern
Context. " Hal. 803-804.
Simbol-simbol Oktober
bahasa yang2001
digunakan dalam suatu pesan dapat berwujud
2. Pace R. Wayne and Faules, Don
verbal maupun nonverbal. Pesan verbal F, “Komunikasi Organisasi”
merupakan pesan,Hal.106, ROSDA, oleh
yang diucapkan
Bandung 2000
pengirim, sedangkan pesan nonverbal dapat berupa gerak-gerik atau sikap dari si
pengirim pesan. Komunikasi sering menemukan kegagalan apabila terjadi
ketidaksesuaian antara pesan verbal yang disampaikan dengan pesan nonverbal
yang tampak Meskipun pembicara kadang-kadang telah berusaha mengubah
perilakunya untuk menciptakan suatu ekspresi tertentu pada pendengarnya, akan
tetapi perilaku nonverbal secara umum ternyata sulit untuk diatur3. Sebagai contoh,
kebohongan seseorang dapat diamati dari cara dia berperilaku pada saat dia
mengatakan kebohongan itu. Ketika seorang pembicara berkata satu hal dan bahasa
tubuhnya mengatakan yang lain, kita akan mengakui keakuratan bahasa nonverbal.
Komunikasi yang efektif ditentukan oleh tingkat penerimaan dan pemahaman
terhadap arti pesan yang diharapkan.
Ada beberapa bagian dalam proses ini yang dapat mengganggu kelancaran
berkomunikasi. Sebagai contoh, penerima mungkin tidak mengerti simbol-simbol
bahasa. Bahasa dalam arti yang luas seringkali memberikan simbol dan bentuk yang
hanya tepat untuk berkomunikasi dalam suatu organisasi tertentu saja, dalam satu
lingkungan saja. Atau kadang-kadang juga pengirim terbawa oleh kemampuannya
untuk memanipulasi bahasa dan dengan kurang hati-hati mencampuradukkan pesan
dengan pesan yang tidak dapat dimengerti oleh si penerima 4. Akibatnya penerima
pesan tidak dapat memahami apa yang disampaikan oleh si pengirim.
a. Tujuannya
5. Uchjana Effendi, yang
Onong.,” Ilmu pertama
Komunikasi, adalah
Teori untuk Hal.
dan Praktek”, mempengaruhi
77-78, Remajasikap dan
Rosdakarya,
Bandung 1992 perilaku seseorang. Sebagai contoh, seseorang dapat diarahkan,
6. Wikipedia encyclopedia, “Organization
dilatih, diawasi, dan Communication”, hal 4,
dimotivasi melalui hhtp/www.wikipedia.com,
interview 2008
tatap muka (face-to-
face).
c. Tujuan yang ketiga diajukan oleh Ford dan Ford (1995) yang
mengusulkan bahwa komunikasi lisan antar manajer tingkat tinggi
mendorong kekuatan program perubahan organisasi.Interview terjadi
setiap hari dalam organisasi, dimana anggota organisasi bertemu
dengan bawahan, rekan setingkat, dan para atasan. Mereka bertukar
informasi pada apa yang mereka kerjakan, pada mengapa suatu
jabatan sebaiknya dikerjakan dengan cara yang tertentu, dan pada
seberapa baik mereka melaksanakannya8.
7. Uma Sekaran, “Research Method for Communication Organization: A. Skill Building Approach”,
Hal. 100-101,Para pimpinan
John Wiley organisasi
& Sons Inc, New York,menerima
2000 feedback tentang efektifitas
keputusan
8. Kirmeyer yang telah diambilnya.
& Lin, “Communication Patterns Anggota tingkat Groups,"
in Task-Oriented bawah mempunyai kesempatan
, Hal 27-28, Cartwright and
untuk
Zander menginformasikan
Group dan1992
Dynamics, michigan, mengajukan keluhan, dan memberikan saran untuk
pengembangan. Pesan lebih mungkin untuk dimengerti ketika sebuah pertukaran
terjadi daripada ketika penerima tidak membuat respon apapun. Dengan
komunikasi satu-arah, informasi dikirim ke bawah dari pimpinan kepada anggota.
Pimpinan tidak menanyakan atau tidak mengharapkan suatu respon. Tentu saja,
jika tidak ada komunikasi keatas, maka akan sangat sulit mengetahui apakah
pesan pimpinan telah dapat diterima. Pada komunikasi dua-arah, penerimaan
pesan dapat diperjelas sebab suatu respon diharapkan kemunculannya.
Komunikasi dua-arah ini memungkinkan misunderstanding/ kesalah-pahaman
dapat dijernihkan. Para teoritikus human relation, berusaha mendorong ke arah
terbukanya komunikasi antara para pimpinan dan anggota-anggotanya.
Komunikasi terbuka merupakan penyingkapan informasi personal dan/atau yang
berhubungan dengan pekerjaan10. Dua isu sentral dari konsep itu adalah kejujuran
dalam menyingkap informasi dan keikhlasan dalam menerimanya sehingga terjadi
persamaan persepsi dalam proses mengirim atau menerima informasi.
Pada setiap tingkatan yang dilalui oleh sebuah pesan, seorang pimpinan
memutuskan seberapa banyak informasi yang perlu dikirimkan. Jelasnya, dengan
sembrono, pesan awalnya menjadi berubah. Informasi hilang, dan pesan menjadi
terdistorsi. Seberapa seriuskah masalah filtering ini ? Sebagaimana diungkapkan
oleh Nichols beberapa pihak telah melaporkan bahwa sebanyak 80% informasi
hilang sebagai pesan yang turun dari atas ke bawah organisasi, mengindikasikan
bahwa filtering dapat menjadi masalah besar12.
a. Hambatan Teknis
b. Hambatan Semantik
mustahil untuk sepakat satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak
menghakimi, cermat, jujur, dan membangun.
b. Hubungan Posisional
17. Jiwanto, Gunawan., Komunikasi dalam Organisasi, Hal. 78, Pusat Pengembangan Manajemen
c. Hubungan Berurutan
& Andi Offset, Yogyakrta, 1985
BAB III
PENUTUP
4. Kesimpulan
Elemen-elemen penting dalam komunikasi antara lain pengirim, penerima,
bahasa , pesan, model dan saluran dimana begitu pesan dikirimkan, maka pesan
balasan segera dikirim kembali. Pesan seringkali berperilaku sebagai respon atau
feedback (umpan balik) bagi si pengirim pesan. Pesan umpan balik itu
memungkinkan pengirim untuk mengevaluasi efektifitas pesan yang terdahulu.
Sebagian besar komunikasi yang dilakukan dalam organisasi adalah melalui
komunikasi oral/lisan. Suatu model dasar komunikasi lisan adalah interview.
Interview merupakan suatu interaksi lisan antara dua orang atau lebih yang
menyebarkan atau mempertukarkan informasi. Para pimpinan organisasi menerima
feedback tentang efektifitas keputusan yang telah diambilnya. Anggota tingkat bawah
mempunyai kesempatan untuk menginformasikan dan mengajukan keluhan, dan
memberikan saran untuk pengembangan. Pesan lebih mungkin untuk dimengerti
ketika sebuah pertukaran terjadi daripada ketika penerima tidak membuat respon
apapun. Hal ini yang menjadikan proses komunikasi menjadi hal yang sangat
signifikan dalam usaha mencapai tujuan yang telah disepakati.
Pada setiap tingkatan yang dilalui oleh sebuah pesan, seorang pimpinan
memutuskan seberapa banyak informasi yang perlu dikirimkan. Jelasnya, dengan
sembrono, pesan awalnya menjadi berubah. Informasi hilang, dan pesan menjadi
18. Carl RBeberapa
terdistorsi. Rogers; Fritz Julestelah
pihak Roethlisberger,
melaporkan “Barriers
bahwaand gateways80%
sebanyak to communication”, Hal. 56-57,
informasi hilang
Boston, Mass.: Harvard Business Review, 1990
sebagai pesanDeddy
19. Mulyana, yangdanturun dari atas
Jalaluddin ke bawah
Rakhmat, organisasi,
“Komunikasi Antar mengindikasikan bahwa
Individu” Edisi kedua , Hal 112, PT
filtering dapatRosda
Remaja menjadi masalah
Karya., besar.
Bandung, Hambatan yang pada umumnya terjadi dalam
1988
komunikasi biasanya terjadi disebabkan hambatan tehnis ( keterbatasan fasilitas dan
peralatan komunikasi ), hambatan semantik ( salah penafsiran informasi yang
diterima ) dan hambatan manusiawi ( faktor emosi, prasangka pribadi dan ketidak
cakapan panca indera ).
5. Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang dapat disampaikan dalam tulisan ini antara lain
pentingnya seorang atasan dan bawahan untuk dapat membuka komunikasi secara
efektif dan efisien sehingga roda organisasi dapat berjalan dengan lancar dalam
mencapai tujuan ( goal ) yang telah ditentukan. Kemudian seluruh individu yang
tergabung dalam sistem organisasi hendaknya menyadari perlunya
ketanggapsegeraan untuk meminimalisir hambatan komunikasi yang terjadi dengan
melakukan beberapa pendekatan / solusi yang ditawarkan yaitu menciptakan
hubungan antar persona yang intim, memperbaiki hubungan posisional sehingga
dapat menjernihkan hubungan antar individu dan setiap individu yang berkompeten
agar memposisikan diri menjadi pengulang pesan ( relayor ).
Demikian Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang dberikan oleh
Dosen Mata Kuliah Perilaku Organisasi, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh
dari sempurna maka penulis meminta koreksi, saran dan kritik yang membangun
dari para dosen dan pembaca demi lebih baiknya makalah ini kedepan.
DAFTAR PUSTAKA