You are on page 1of 49

A.

TUJUAN
Pada akhir perkuliahan diharapkan mahasiswa dapat memahaai konsep dasar
trouble shooting dengan cara yang tepat sesuai buku petunjuk. Mencari ganggguan
dengan menelusuri setiap kemungkinan kerusahan-kerusakan yang terjadi dengan
dasar keluhan yang diterima untuk ditangani secara tepat. Setelah diperbaiki motor
dalam kondisi baik. Jika diberikan sebuah kendaraan bermotor dengan alat dan
bahan yang diperlukan.

B. ALAT DAN BAHAN :

1. Kendaraan trainer

2. Engine Tune up Tester

3. Radiator tester

4. Defleksi meter

5. Air gun compressed

6. Battry tester

7. Spark plug tester

8. Alat tangan standar

C. KELUHAN YANG DITERIMA OLEH FRONT MAN DARI CUSTOMER


Motor tidak dapat dihidupkan, ketika kunci kontak diputarkan ke ON, poros
engkol berputar secara Normal; tetapi motor tidak hidup. Hal ini ditulis pada work
order disimpan pada kaca kemudi.
D. ARAHAN DARI SERVICE ADVISOR TERHADAP FORMAN:
Kemungkinan penyebabnya adalah sistem pengapian, sistem bahan bakar atau
sistem kompresi. Apabila ketiga elemen motor bakar, nyala busi cukup kuat,
campuran udara bahan bakar cukup baik dan tekanan kompresi dari setiap silinder
baik, maka motor dapat dihidupkan.

E. KESELAMATAN KERJA :

1. Pakai tutup fender, tutup tempat duduk dan sleper agar kendaraan tetap bersih dan
terhindar dari ke rusakan.

2. Selama pembongkaran komponen komponen disimpan pada rak troley dengan

1
teratur agar terhindar dari salah pemasangan karena tertukar

3. Sebelum melakukan pekerjaan kelistrikan lepaskan hubungan kabel dari terminal


positif batere.

4. Pen dan ring o harus selalu diganti dengan yang baru.

5. Sewaktu melakukan pemasangan kembali pergunakan perapat oto sealer pada


gasket untuk mencegah bocor.

6. Perhatikan baik-baik specivikasi momen pengencangan baut dengan menggunakan


kunci momen.

7. Pada waktu melakukan penggantian fuse, periksa besar amper yang cocok jangan
kebesaran atau kekecilan.

8. Penggunaan alat service khusua SSt mungkln diperlukan jika disebutkan harus
menggunakan SSt maka pergunakan.

F. PETUNJUK KHUSUS :

Faktor-faktor Basar untuk mendiagnosa trouble

1. Pelajari dengan seksama pengetahuan mengenai fungsi, konstruksi dan cara kerja
dari berbagai komponen yaag terlibat.

2. Tentukan dimana trouble sebenarnya terjadi

3. Lakukan penapslran yang teliti dari gejala trouble

4. Lakukan diagnosa yang sistematis sesuai dengan keluhan costumer yang diterima.

5. Lakukan test drive untuk meyakinkan, persepsi dari gejala yang dirasakan.

6. Pada yaktu mendiagnosa sebaiknya pergunakan tester atau perangkat lain bila
memungkinkan agar didapat ketelitian yang lebih baik.

7. Pergunakanlah panca indra dengan seampurna dan aktif, melalui pengalaman yang
telah dilakukan untuk mempertajam kemampuan selanjutnya.

8. Setelah mengoreksi trouble, lakukan pemeriksaan ulang termasuk part komponen


yang terlibat.

2
Perhatian :
Berhati-hati terhadap kelalaian pengisolasian massa, akan mengakibatkan batere

panas, menyebabkan bunga api yang besar menimbulkan luka bakar dan kerusakan

serius pada sistem kelistrikan.

SISTEM PENGAPIAN

Ignition switch

Fusible Link
To Starter
Distributor
Engine ―IG‖ Termial
Fuse
15A

Spark
Plug
External Resistor

Gambar 1. Rangkaian sistem Pengapian

Sistem pengapian batere terdiri dari dua buah rangkaian rangkaian primer dan
sekunder. Rangkaian primer terdiri dari lilitan primer Ignition coil, batere, Ignition
switch, condenser dan kabel penghubung. Saklar ignition switch berfungsi untuk
menukar posisi pengapian On atau Off dan saklar yang satu lagi adalah breaker point,
membuka dan menutup rangkaian primer yang, disebabkan oleh perputaran poros
distributor dan breaker cam apa-bila ignition switch dihubungkan pada posisi On,
maka arus primer dari batere akan mengalir ke ignition coil terus ke breaker point
selanjutnya ke massa sedangkan bila breaker point terbuka aliran arus primer terputus.

Gambar 2. Rangkaian Primer

3
Rangkaian kedua adalah rangkaian sekunder terdiri dari lilitan sekunder
Ignition Coil, tutup distributor, rotor dan kabel teggangan tinggi sekunder, kabel busi
serta busi. Terminal pusat pada tutup distributor berhubungan dengan terminal
tegangan tinggi Ignition Coil, terminal luar pada tutup distributor berhubungan dengan
busi dalam urutan pengapian yang ditetapkan. Bekerja saat breaker point membuka,
ketika itu arus listrik tegangan tinggi mengalir melalui kabel high tension cord ke
tutup distributor lewat carbon rotor dibagikan insert terminal kabel tegangan tinggi
tiap busl oleh rotor sesuai firing order yang ditetapkan.

Gambar 3. Rangkaian sekunder

G. PEMERIKSAAN RANGKAIAN SISTEM PENGAPIAN

1. Memeriksa sistem pengapian dan komponen-komponen sistem pengapian (Gbr.


2). Menelusuri tahanan kabel penghantar dari terminal (+) batere sampai Ignition
Switch. Ketika breaker point menutup. Arus listrik mengalir melalui terminal
Ignition Switch BAT dan keluar pada teriinal IGN,arus primer mengalir dari
Ignition Switch melewati external resistor ke ignition coil.

Gambar 4.Komponen sistem pegapian

4
2. Mengukur arus primer yang mengalir melalui external resistor, melalui salah
satu terminal primer pada Ignition coil kawat penghantar resistor
dihubungkan keterminal bertada IGN atau +selanjutnya kemassa ignition coil
sistem kelistrikan kendaraan.

Gambar 5. Komponen External Resistor

3. Telusuri kabel primer dari terminal ignition Coil Bagian luar sampai
kedistributor. Geserkan pegas tutup distributor, pastikan arus primer berlanjut
kelengan pemutus menyentuh titik kontak stationer yang merupakan
hubungan massa, jika demikian rangkaian primer telah sempurna. Arus listrik
yang mengalir melewati lilitan primer pada Ignition coil, menyebabkan bedan
magnit sumber induksi dan percikan yang terjadi pada busi.

H. RANGKAIAN PENGAPIAN BATERE;

Gambar 6.

5
a. Cara kerja :

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………...................................................................................

b. Governor advancer

Gambar 7.

Fungsi dari governor advancer:

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………

Cara kerja governor advancer:

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

6
c. Vacum advancer

Gambar 8.

Fungsi dari Vacum advancer:

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……….………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………

Cara kerja Vacum advancer:

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………….……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….

d. Ignition Coil Resistance

Gambar 9. Pengukuran Tahanan Pada Coil

7
1. Tahanan Primer :....................ohm, limit: 0,l ohm
Kesimpulan:..................................................................
2. Tahanan Isolasi :,...................ohm
Kesimpulan:.................................................................
3. Tahanan Resistor :..................ohm
Kesimpulan:.................................................................
4. Tahanan Sekunder Coil:............ .ohm
Kesimpulan:.................................................................

TROUBLE SHOOTING berawal dari gejala yang dirasakan oleh pengendara atau
penumpang berupa suara, panas berlebihan atau tenaga berkurang ditelasuri meialui panca
indra dan pengetahuan untuk melakukan largkah penapsiran bagi penentuan gangguan,
selanjutnya dilakukan tindakan perawatan atau perbaikan agar tidak merambah pada
kerusakan yang lebih parah.

I. DIAGNOSTIC CHART

Gambar 10. Rencana Pemeriksaan

8
J. PENGETESAN PADA NYALA KABEL KOIL:
Lakukan pengetesan kabel koil tegangan tinggi dengan cara mendekatkan
ujung kabel koil tersebut pada ground/massa sambil menstart engine, maka akan
didapatkan hasil pengetesan sebagai berikut:

Gambar 11. Test Nyala Kabel Coil

A. Ada nyala
Jika ada nyala laniutkan dengan pemeriksaan pada kabel busi dengan cara
pengetesan sama seperti pengetesan kabel
Coil, didapatkan hasil:
 Nyala, berarti:

-Kondisi dan celah platina dalam keadaan baik.


-Tahanan kabel busi/kabel tegangan tinggi tidak melebihi 25 Q per
kabel.

-Busi ok

-Periksa sistem bahan bakar

 Tidak nyala, berarti:


- Periksa tahanan kabel tegangan tinggi /kabel busi dengan
menggunakan Ohm meter.
Tahanan maksimum : 25 Q per kabel.
- Periksa cup distributor dan bersihkan bagian logam yang
bersentuhan dengan ujung rotor.
- Periksa rotor dan bersihkan

9
B. Tidak Ada Nyala
Jika tidak ada nyala periksa tegangan pada ignition coil, dengan langkah -
langkah sebagai berikut:

- Dengan switch pengapian pada posisi ON dan menggunakan voltmeter,


hubungkan probe (+) ke terminal B dan probe (-) ke masa bodi. Tegangan
kira - kira 12V.
- Dengan switch pengapian pada posisi "STAR" dan menggunakan
voltmeter, hubungkan probe (+) keterminal + dan probe (-) ke masa bodi.
Tegangan kira - kira 12V.

 Tegangan Baik

- Periksa tegangan pada breaker arm.


- Jika kondisi breaker arm baik periksa contack point
• Periksa contakc point / titik pemutus dengan menggunakan feeler
gauge, ukurlah celah antara cam dan rubbing block
Celah pada rubbing block : 0,4 - 0,5 mm

- Periksa pegas peredam


• Dengan posisi cam tidak bersentuhan dengan pegas peredam ukur dan
setel celah antara pegas peredam dan cam dengan feeler gauge
Celah pegas peredam : 0,05 - 0,45 mm

 Tegangan buruk
- Periksa ignition switch dengan menggunakan multimeter
- Periksa coil resister dengan langkah - langkah sebagai berikut :
PERHATIAN : Kata "Dingin " dan "Panas" pada koil
menunjukan suhu koil itu sendiri . dingin untuk suhu 10°- 50° C (14° -
122° F) , sedangkan "Panas" artinya 500-1000C(1220-212°F)
- Periksa tahanan pada koil primer dengan menggunakan ohm meter,
ukur tahanan antara terminal (+) dan terminal (-)
Tahanan pada koil primer:
Tahanan Hasil pengukuran
Dingin: 1,35-2,09 Ω
Panas: 1,71 -2,46 Ω

- Periksa tahanan pada koil sekunder dengan menggunakan ohm meter,


ukur tahanan antara terminal B dan terminal tegangan tinggi
Tahanan pada koil sekunder

10
Tahanan Hasil pengukuran
Dingin: 8,5-14,5 kΩ
Panas: 10,7-17,1 kΩ

- Memeriksa tahanan pada resistor dengan menggunakan ohm meter,


ukur tahanan terminal B dan terminal (+)
Tahanan Resistor
Tahanan Hasil pengukuran
Dingin : 0,8-1,3 Ω
Panas : 1,05-1,52 Ω

 Nyala Lemah

Apabila nyala pada kabel koil lemah maka periksalah :


- Breaker Plate Ground, dengan cara :
Putarlah Breaker Plat Ground dan periksa bahwa gesekan
yang terjadi sedikit, dan apabila macet atauterasa berat jika
diputar maka gantilahbreaker platatau plat pemutus tersebut

- Platina
Periksatah permukaan platina. Bila tidak rata gosok dengan
amplas hingga rata.
Periksa kelurusan bagian yang bersentuhan, seteljika perlu
Putar poros engkol melalui baut kipas hihgga blok gesek
tangkai platina bersentuhan dan tepat berhenti pada bagian
tertinggi dari cam (nok).
Sisipkan "feeler Gauge" 0,4 - 0,5 mm diantara cam kontak
platina.
Kendorkan baut penyetel dan geserlah platina hingga
celahnya tercapai.
Kencangkan baut penyetel dan periksa kembali celah
platina tersebut.
Celah Platina 0.4 - 0,5 mm ± 0,05 mm.

- Ignition Coil
- Kabel busi

Tujuh prosedure untuk dilaksanakan dalam menentukan diagnose terhadap trouble yang
terjadi pada sistem kelistrikan ottomotif untuk negatif ground. Pengukuran yang tepat
diperlihatkan pada gainbar dengan mempergunakan alat volt meter untuk salah satu upaya
dalam menentukan satu keputusan.

11
1. Lepaskan kabel secondary Ignition Coil dari tutup distributor, setelah itu
hubungkan dengan jamper kabel keground. Seperti terlihat pada gambar
dibawah ini.

Gambar 12. Jamper kabel secondary ignition coil

2. Hubungkan lead positif dari voltmeter terhadap terainal positif batere bukan kabel
diterminalnya, hubungkan lead negatif terhadap ground.
3. Putarkan motor perhatikan volt meter, apabila tegangan yang diperlihatkan 10 Volt
atau lebib besar, tegaogan batere cukup memadai. Sedangkan apabila tegangan batere
mendekati 9,5 Volt, periksa arus yang mengalir pada motor starter selanjutnya beban
batere dan kapasitasnya. Setelah itu periksa tahanan ground secara berurutan,
perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar 13.
4. Hubungkan lead positif Volt meter terhadap ground dan lead negatif ke batere
terminal negatif, bukam terhadap kabel diterminalnya.

12
5. Putarkan motor pehatikan volt meter voltage drop yang terjadi 0,2 volt atau lebih kecil.
Jika tegangan diatas 0,2 perhatikan tahanan tinggi hubungan ground, bersihkan dan
kencangkan hubungan kabel massa batere atau ganti kabel massa.

STEPS 4 & 5
CRANKIN GROUND VOLTAGE DROP = 0.2 VOLT ATAU KURANG
Gambar 14.
Hasil pengukuran charging ground voltage drop = ……………. Volt

6. Hentakan motor dengan runci kontak motor starter, sampai kontak point menutup,
putar ignition switch ke on.
7. Hubungkan kabel lead positif volt meter terhadap terminal posilf Ignition Coil dan
kabel lead negatif keground.
8. Hasil pengukuran volt meter diperoleh sekitar setengah dari tegangan batere 5-7
volt. Apabila nilai yang didapat lebih kecil hal ini mengisyaratkan primary circuit
tahanannya tnggi.
9. Hentakan motor dengan kunci kontak motor starter sampai kontak point membuka,
hubungkan kabel lead positif volt meter terhadap terminal positif Ignition Coil dan
kabel lead negatif terhadap ground dan catat hasil pengukuran yang diperoleh.
Besaran tegangan yang didapat 12 volt sama dengan tegangan batere yang dipakai
apabila tegangan yang diperoleh dibawah nilai tadi berarti tahanan yang terjadi
lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan terjadi hubungan ground diantara batere dan
Ignition coil.

STEPS 6-9
VOLTAGE = 5.7 VOLTS POINTS CLOSED, VOLTAGE = 12 VOLTS. POINTS OPEN
Gambar 15.
Hasil pengukuran tegangan primary = …………. Volt

10. Jika tegangan yang didapat dari langkah 8 dan 9 tidak baik periksa hubungan
rangkaian primary resistor dan ignition coil.

13
11. Memeriksa hubungan rangkaian tahanan primary, hubungkan lead positif Volt Meter
ke terminal batere positif awas bukan terhadap klem kabel. Sedangkan lead negatif
terhadap terminal positif ignition coil.
12. Putarkan motor perhatikan volt meter penurunan tegangan yang terjadi sekitar 0,5
volt atau lebih kecil. Apabila hasil yang diperoleh lebih besar, periksa tahanan
rangkaian by pass hubungan dari batere sampai ignition switch dan coil.

IGNIT10N RUN DISTRIBUTOR

STEPS 11 8. 12
CRANKING BYPASS VOLTAGE DROP = 0.5 VOLT OR LESS
Gambar 16.
Hasil pengukuran tegangan primary = …………. Volt

13. Selanjutnya periksa rangkaian by pass tahanan primary deng an cara menghubungkan
lead positif volt meter dengan terminal negatif ignition coil dan lead negitip ke
ground. Selanjutnya putarkan motor perhatikan volt meter, hasil pengukuran yang
terjadi 0,5 volt selanjutnya laagkah seperti yang dilakukaa so3.

STEP 13 COIL VOLTAGE IS WITHIN 0.5 VOLT OF BATTERY

Gambar 17
Hasil pengukuran tegangan primary = …………. Volt
.
14. Mengukur voltage drop breaker point melintang dengan cara menghubungkan lead
positif terhadap terminal negatif coil atau terminal primary distributor, hubungkan
lead negatif volt meter terhadap ground.
14
15. Hentakan motor dengan kunci kontak motor starter sampai kontak point menutup
perhatikan besaran angka pada volt meter. Voltage Drop yang terjadi 0,2 volt atau
lebih kecil mendekati yang ideal 0,1 volt, jika didapat nilai yang lebih besar periksa
kontak point darl kemungkinan cacat terbakar atau lekukan, hubungan ground buruk
dan konektor rangkaian primary kendor.

STEPS 14 & 15 BREAKER POINT VOLTAGE DROP = 0.2 VOLT OR LESS

Gambar 18.
Hasil pengukuran voltage drop = …………. Volt

16. Mengukur voltage drop breaker point tahanan melintang dengan motor dihidupkan
hubungkan kembali kabel coil secondary terhadap termial tengah terminal tutup
distributor. Hubungkan lead positif volt meter tcrhadap terminal positif batere serta
lead negatif pada terminal positif ignition Coil.
17. Hidupkan motor, setel putaran pada 1500 rpm perhatikan hasil peagukuran volt
meter, voltage drop yang terjadi berkisar antara 1,5 Volt sampai 5,5 volt tergantung
pada kondisi kendaraan. Apabila hasil yang didapat lebih besar dari tingkatan yang
ditetapkan, periksa tahanan rangkaian dari kemungkinan short circuit.

STEPS 16 & 17 RUNNING VOLTAGE DROP ACROSS RESISTOR IS TO 1.5 VOLTS


Gambar 19.
Hasil pengukuran voltage drop = …………. Volt

Kesimpulan dari pengukuran :


…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
15
Perhatian : Apabila setelah dilakukan test nyala kabel tegangan tinggi rangkaian sekunder
Ignition Coil,ternyata nyala yang terjadi lemah, lakukan tahapan pemeriksaan
tutup distributor, rotor dan kabel busi dengan, urutan kerja seperti berikut :

BAGIAN I: MEMERIKSA TUTUP DISTRIBUTOR

1. Melepaskan tutup distributor dari distributor, tutup diikat dengan kelem


pegas, pegas dilepaskan dengan mempergunakan sebuah obeng, tusuk ujung
pegas dengan obeng tersebut. Hindari penekanan pada bagian tutup
distributor atau pegas untuk menghindari kerusakan retak atau patah.
2. Memeriksa bagian dalam tutup distributor dari berkas kerak, retak bagian
insert terminal terbuat dari arang carbon retak pada tutup serta terbakar,
usang tejadi karat aluminium atau lekukan pada teraminal sisi. Jika
menemukan beberapa keadaan tersebut pasang tutup distributor yang baru.
BROKEN TOWER

HAIRLINE CRACK

BADLY WORN

ROTOR CONTACT

BURNED TERMINAL CARBON TRACKS

Replace the distributor cap if it has any of these defects


Gambar 20.

3. Memeriksa pegas carbon insert terminal tutup distributor dengan telunjuk,


perhatikan kebebasan pergerakannya. Apabila batang carbon melekat atau
terlalu usang, retak, pasang tutup yang baru.

4. Membersihkan permukaan tutup distributor, jika tutup tersebut kotor atau


berminyak. Bagian dalam dibersihkan dengan kain bersih yang dibilas pelarut
pembersih kemudian keringkan dengan udara kompressor. Periksa kerak
karbon atau hangus kerusakan, berasikan tutup karet, insert terminal, pakai
sikat pembesih kabel tegangan tinggi apabila ditemukan kerusakan berat atau
sebagian seharusnya pasang tutup distributor yang baru.
16
5. Menguatkan hubungan terminal sisi dengan kabel tegangan melalui sentuhan
tangan terthadap karet terminal yaag dipasang, pada tutup distributor.
Diharapkan setiap kabel dan terminal berhubungan rapat dan rapih terpasang
dengan baik dalam tower tutup distributor sesuai urutan pengapian.

Gambar 21a. 21b

6. Memeriksa kembali keimungkinan adanya kabel lepas didalam tonjolannya,


betulkan kabel yang lepas saat itu juga. Apabila karet dan kabelselalu lepas
atau terlihat jelek karena terjadi karat kecil bersihkan dengan sikat pembersih
kabel distributor, jika menemukan kerusakan besar, retak luka bakar dan bekas
bercak campuran, ganti tutup distributor dengan tutup yaag baru.

Kesimpulan dari pemeriksaan tutup distributor :


…………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………….

A B
Gambar 22. Karet Pengikat Kabel

17
Carbon
Path

Crack

Eroded Carbon
Tower Path
Inspection of
Distributor cap Cleaning and inspection of Cleaning and inspection of
Tower outside of distributor cap inside of distributor cap
Replacing distributor cap
Rotor tip
corroded Insufficient
Rotor - Contact
Spring tension

Rotor inspection
Burned or eroded
insert terminal

Cleaning ignition coil


Cleaning tower insert Inspection of carbon
Blowing out inside of distributor cap
and inspection of insert terminals rotor button

Gambar 23.

7. Apabila keputusan untuk mengganti tutup distributor harus dilakukan,


tempatkan tutup yang lama berdampingan dengan tutup yang baru dalam
posisi yang relatif sama bagian demi bagian .Pindahkan kabel satu persatu
dari tutup yang lama dan tempatkan pada tutup yang baru pada tonjolan
yang sama. Tekan tiap kabel kebagian bawah tonjola, kemudian karet
perapat pembukus kabel yang mengeliling tonjolan rapihkan satu persatu.

BAGIAN KEDUA : MEMBERIKSA ROTOR DISTRIBUTOR

1. Menbuka rotor distributor dari dudukanya dengan cara menarik keatas, pada

model rotor yang lain ada juga yang diikat dengan dua buah sekrup lepaskan

pengikatnya.

2. Meimeriksa rotor dari keretakandan hangus pada logam ujung penghantar,


rasakan tegangan pegas rotor pada ujung karbon. Apabila ditemukan
beberapa kerusakan yang dapat mengganggu funggi rotor pasang rotor yang
baru.

18
Rotor
Align the inner lug with the notch or flat spot in
the shaft and press the rotor into place

liner lug

Gambar 24.

3. Meimbersihkan rotor dengan larutan air pencuci, apabila rotor jenis resistor
bersihkan rotor dengan lap kain yang dibilas dengan larutan pembersih.
Setelah itu keringkan mempergunakan udara kompresor, periksa rotor dari
kemungkinan patah, retak, kerak karbon dan terbakar.
4. Memasang rotor pada poros distributor menurut posisi dudukannya dengan
cara menekan, pada model rotor yang lain- diikat dengan dua sekrup
sebelum mengencangkan sekrup perhatikan tanda pemasangan.

BAGIAN KETIGA : MEMBERIKSA KABEL BUSI

1. Memeriksa hubungas kabel busi dengan tonjolan tower terminal pada tutup

distributor dan hubungan rangkaian kabel ignition coil dengan terminal

secunder, semua kabel harus terpasang dengan baik pada terminalnya.

2. Memeriksa karet pembungkus tower tonjolan pada tutup distributor tonjolan


Ignition Coil dan kabel tegangan tinggi busi, semua karet dan kabel harus
menempel rapat dengan dudukannya, karet pembungkus tidak boleh kasar,
rapuh atau retak sebab kerusakan karet pembung kus akan menyebabkah air
masuk kebagian terminal lihat gambar 8.
3. Membersihkan kabel-kabel busi dengan kain bersih yang dibilas dalam air
pelarut setelah itu lap kering, periksa tahanan kabel-kabel busi, apabila
menemukan kerusakan ganti dengan yang baru.

If resistance is high when measured through the cap, test just the cable to isolate the problem.
Gambar 25.
19
4. Memeriksa kabel-kabel tegangan tinggi dari kerusakan pengisolasian dengan
mempergunakan alat oscilloscope, ikuti petunjuk penggunaan alat tersebut.
Apabila terjadi kerusakan bocor atau retak, terlihat bunga api loncat dari
daerah yang difcdeteksi oleh alat pemeriksa.Beberapa kabel yang mengalami
kerusakan sebaiknya diganti.

Kesimpulan dari pemeriksaan tutup distributor :


…………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

5. Memasang kabel busi dan karet pembungkus pada masing-masing


dudukankan kabel, pada kendaraan yang dilengkapi catalytic
converter, dianjurkan jangan membiarkan kabel busi dilepas lebih
lama dari keperluan untuk pengetesan perkiraan tidak lebih dari 10
menit.Pemasangan yang benar pada kabel busi diperlukan untuk
mencegah peyalaan silang. Terjadi ledakan dasyat.

BAGIAN KEEMPAT : PEMASANGAN KONTAK POINT DAN KONDENSOR


BARU

Perhatian :
Lembar kerja bagian keempat, memuat materi perkuliahan pemasangan
kontak point dan kondensor. pada distributor tanpa melepas distributor dari
blok motor.
A. Melepas platina dan kondensor dari rumah diatributor
1. Melepas kabel tegangan tinggi dari busi dan ignition coil, untuk
menghindari cacat tarik dari ujung karet pelindung terminalnya.
2. Melepas tutup rumah distributor dengan melepaskan pemegang tutup

distributor, lihat gambar no.

3. Melepaskan rotor dari dudukan poros distributor, lihat ganbar no

4. Melepaskan pelindung frekuensi radio dari distributor jika


menggunakannya, setelah itu lepaskan sambungan kabel kondensor dari
dudukan lengan platina, lihat gambar no.

20
5. Melepaskan pelat pengikat platina dari dudukannya dengan melepaskan
sekrup pengikatnya, setelah itu melepaskan pengikat jepitan kondeasor lalu
angkat platina sambil melepas lengan klem dan kondensor, lihat gambar no
6. Membersihkah kontak platina dari minyak dan kotoran yang menempel
dengan kain lap bersih. Apabila kedua titik kontak tidak sejajar, luruskan,
gunakan alat pelurus apabila memingkinkan lihat gambar no
Baut Terminal 4 Kabel Dilepas

1 Mur Dibuka

3 Kendorkan Mur Penbgunci

2 Lepaskan Kabel koil pengapian


(warna Hitam)

Gambar 26. Prosedur melepaskan platina dan kondensor

B. Memasang kontak platina dan kondensor yang baru


1. Memasang kontak platina dan kondensor yang baru hindari minyak pelumas
pada tempat persentuhannya dengan membersihkan terlebih dahulu pakai
kain lap pembersih.
2. Gunakanlah tang kecil dalam usaha memasang pelat kontak platina, sehingga
sekrup penahan kontak platina dapat dipasang tepat masuk kedalam alur,
jangan lupa pelat ring plastik penyekat massa.
3. Memasang kabel ignition coil pada baut terminal, hubungkan kabel platina
kebaut termainal pasang lengan kondensor pada bagian luar rumah
distributor, sisipkan cincin pelat dan cincin pengunci lalu kencangkan mur
pengunci.

C. Menyetel Celah blok karet lengan kontak platina


1. Putar puli poros engkol dengan tangan, perguanakan kunci ring sampai nok
sejajar dengan blok karet.

21
Slot untuk
Obeng Plat Platina

Celah blok karet


(0,45 mm)
Skrup Penahan

Gambar 27. Prosedur penyetelan celah block karet

2. Masukkan alat ukur feeler gauge, yang telah disiapkan deagan ketebalan
tertentu sesuai buku spesivikasi, sisipkan diantara blok karet dan nok
masukan obeng ke slot pada plat lengan kontak platina, lakukan penyetelan
dengan memutarkan pelat platina sampai kedua titik kontak berada pada
posisi akan terbuka.
3. 1akukan pengencangan terakhir terhadap kedua sekrup pada penanan kontak
platina, lalu periksa sekali lagi besarnya celah.

REFERENSI

Apabila alat ukur feeler gauge dimasukan diantara dua titik kontak, dalaim usaha
penyetelan celah platina, maka oli minyak pelumas yang melumuri alat ukur akan
menempel pada titik kontak, hal ini akan menyebabkan tempat persentuhan kontak
platina terbakar sebelum waktunya, oleh karcna itu pergunakanlah celah blok karet
untuk menyetel celah platina.

BAGIAN KELIMA : MELEPAS DAN MELEPAS KEMBALI DISTRIBUTOR

Kompetensi meliputi pengetahuan dan pemahaman dari seluruh sistem,


mentalitas kerja yang tinggi dapat mendukung pengetahuan dan keterampilan
sehingga menjadi kekuatan yang memungkinkan teknisi menjadi tangguh dan
22
professional, perhatikanlah unit atau sistem yang sedang anda kerjakan
sebelum melepaskan berilah tanda pekerjaan untuk menghasilkan kwalitas
dan kecepatan yang diharapkan.

A. Tahapan pertama: melepas rumah distributor dari blok silinder.


1. Melepaskan pipa karet slang vakum advance diapragma.
2. Melepaskan kabel tegangan tinggi yang menghubungkan terminal secunder
Ignition Coil dengan distributor cup.
3. Melepaskan kabel terminal negatif Ignition Coil dengan dudukan lengan contact
point, perhatikan kedudukan ring plastic penyekat massa.
4. Membuka distributor cup, pisahkan dari rumah distributor lalu simpan diatas
troley selanjutnya lepaskan busi silinder no 1.
5. Memutarkan poros engkol sesuai arah putaran motor sampai pada posisi top
silinder no1, sambil menutup lubang, dudukan dengan jari tangan sampai
tekanan udara kompresi terasa menekan keluar, yakinkankedua push rod dalam
keadaan bebas.
6. Memberi tanda pada blok silinder sesuai arah rotor, untuk memungkinkan ketika
pemasangan kembali distributor posisi rotor pada arah yang sama.
7. Melepaskan baut klem dudukan penjepit rumah distributor, setelah itu lepaskan
rumah distributor dengan menarik keatas sambil digerak-gerakan memutar.

Gambar 28. Pemberian tanda

23
B. Tahapan kedua: memasang kembali distributor.

Perhatikan tanda-tanda pemasangan yang diberikan pada saat melepas


rumah distributor memasang distributor dengaa alat dan equipment yang
tepat sesuai standard waktu yang ditetapkan, merupakan suatu penguasaan
skill yang harus dilatih untuk dikuasai oleh seorang teknisi ottototif sesuai
standar kompetensi.

1. Memeriksa paking o yang terdapat pada rumah poros distributor,tempatkan


rumah distributor pada blok silinder dengan posisi yang tepat.
Catatan: Posisi yang tepat dari rotor mengarah pada tower teminal sisi untuk
kabel tegangan tinggi busi silinder dari tutup distributor, torak pada
kondisi top dan kedua push rod dalam keadaan bebas tidak menekan.
2. Memeriksa prinsip kerja mekanisme kontak point denga memutarkan rumah
distributor sampai kontak point dapat beroperasi membuka dan menutup, setel
celah gap titik kontak dengan memakai thickness gauge sesuai spesifikasi.
3. Memasang kembali rumah distributor, yakinkan silinder no1 dalam kondisi top
kedua push rod dalam keadaan bebas. Masukan poros rumah distributor ditekan
kebawah sambil di'gerakan memutar, setelah itu periksa arah rotor pada posisi
arah yang sama ketika rumah distributor dilepaskan.

Locating Lug
and Notch
Clip

Titik Pertemuan Ujung Poros pompa


(Lubang Oli)

Body pompa
Depan

Gambar 29. Pemasangan distributor


24
4. Memasang tutup distributor pada posisi yang tepat, yakinkan ujung rotor dapat
menyentuh tower terminal untuk kabel tegangan tinggi busi silinder no 1,
pasang kedua pegas pengunci clip cup distributor.
Kabel Tegangan tinggi

Locating
Lug and
Notch

Elektroda rottor Tutup distributor

Distributor

Gambar 30. Prosedur pemasangan tutup distributor

5. Menghubungkan kabel terminal primary negatip ignition coil, dengan lengan


rumah. distributor, dudukan lengan kontak point awas ingat kedudukan ring
pelastik penyekat massa.

6. Menghubungkan kabel terminal secondary Ignition Coil dengan tower terminal


tengah tutup distributor.

7. Memeriksa pipa karet selang vacum, pasang ujung satu dengan vacuum
advance diapragma ujung yang satunya dengan idle port karburator.
8. Memasang klem penjepit dudukan rumah distributor, ikat longgar dengan baut.
untuk dikeraskan setelah dilakukan penyetelan. Baut hanya dikencangkan
dengan jari sebab harus dilakukan penyetelan saat pengapian.
9. Memeriksa kembali hasil perakitan dari kermungkinan adanya komponen yang
belun terpasang atau masih longgar.
10. Menghidupkan motor dengan memutarkan kunci kontak keposisi On, stel
ignition timing, dwell angle dan periksa selang vakum apakah ketika
pembukaan pedal gas diperbesar terjadi pengajuan pengapian.
11. Apabila motor tidak dapat dihidupkan, periksa kembali posisi kabel busi pada
tutup distributor, jika ada reaksi kegagalan periksa kembali pemasangan
distributor berdasarkan procedure penempatan.

25
o
Putar rotor 10

Flens

Pertahankan agar
Masukan distributo parallel
diatas 30 mm dengan blok
Blok silinder silinder

Tidak boleh ada jarak antara


Rotor harus menghadap busi no 2
Flens dengan Blok silinder

Gambar 31. Prosedur pemasangan distributor

Catalan : Jika ada reaksi kegagalan terladi ledakan dibagian muffler,


sebagai isyarat pemasangan kabel busi tidak sesuai firing order.
Apabila terjadi jilatan api pada karburator lakukan, penyetelan
katup.

BAGIAN KELIMA : PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN WAKTU


PENGAPIAN
Langkah Kerja :
1. Hidupkan motor sampai suhu kerja dari motor dapat dicapai.

2. Hentikan motor dengan memutar kunci kontak pada posisi off, lalu pasangkan alat
ukur tachometer dan timing light:

a. Hubungkan kabel timing light ke terminal batere lead positif dan


negatip, atu lagi klem kabel tegangan tinggi busi silinder no 1
26
b. Hubungkan kabel penerima tachometer ke terminal positif ignition coil
dan massa.

c. Tanyakan pada instruktur mengenai cara-cara penggunan timing light


atau tachometer mungkin berbeda tergantung merk pabrik.
3. Hidupkan motor lakukan putaran ldling, jika tachometer menunjukkan rpm yang
berbeda dari rpm spesicvikasi, lakukanlah penyetelan dengan memutarkan sekrup
penyetel kecepatan idling pada karburator.
a. Jika Idling terlalu tinggi mekanisme advancer akan bekerja berarti
penyetelan waktu saat pengapian tidak dapat dilakukan.

b. Sekrup penyetelan idling pada karburator berbeda – beda menurut merk


kendaraan, oleh karena itu tanyakan kepada instruktur apabila akan
melakukan penyetelan.
c. AC sebaiknya dimatikan sewaktu melakukan penyetelan putaran idling.
4. Memeriksa waktu saat pengapian menggunakan timing light.
a. Sorot tanda waktu pengapian menggunakan timing light untuk melihat
tanda alur pada pulli poros engkol, dengan tanda diblok motor. Untuk
kendaraan tertentu tanda waktu pengapian ditempatkan pada flywheel
kalau belum mengetahui tanya instruktur.

untuk silinder no 1

Gambar 32. Pengukuran waktu pengapian

b. Apabila tanda pembacaan kotor sehingga sulit dilakukan matikan motor.


Tanda waktu pengapian dibeersihkan dengan kain untuk pembacaan
yang lebih jelas goresan kapur tulispada tanda tersebut.

27
c. Jika alur pada puli poros engkol tidak tepat pada masing-masing tanda
yang tersedia tidak sesuai spesivikasi. Kendurkan baut klem distributor
sehingga dapat digeser memutar dengan mudah.
d. Sambil timing ligth menyoroti tanda saat pengapian, putar rumah
distributor sedikit demi sedikit dalam usaha meluruskan alur pada puli
poros engkol dengan tanda waktu pengapian spesivikasi.
Catatan: Jangan menyetel saat pengapian dengan memutarkan alat pemilih Oktan
e. Kencangkan dengan baik baut klem dudukan distributor periksa kembali
saat pengapian.
f. Lakukan test dwell angle dengan alat ukur dwell meter apabila besaran
dwell lebih besar darl sepesivikasi perkecil ukuran celah blok karet.
Tetapi sebaiknya jika besaran dwell lebih kecil dari spesivikasi, perbesar
ukuran celah blok karet.

Tempatkan blok karet diantara


puncak-puncak nok dengan jalan
memutar puli poros engkol

Gambar 33. Dwell angel


g. Oleskan pada Cam lobe dengan gemuk stempet apabila terlalu banyak
berhamberhamburan keplatina menyebabkan keausan yang lebih cepat,
jumlah yang cocok asal mengenai blok karet saja.

h. Lakukan test, jalan untak memastikan hasil pekerjaan troubel shooting.

28
BAGAIAN KEENAM : SISTEM BAHAN BAKAR

A. POMPA BAHAN BAKAR


Gamb 6-1

1. Pompa bahan bakar


2. Gasket
3. Isolator

Gamb 6-2 PEMERIKSANAAN KEKEDAPAN UDARA


Perhatian:
Sebelum melakukan pemeriksaan terhadap
pompa bahan bakar, lakukan hal-hal
berikut:
Kembali
Katup tekan 1. Alirkan sedikit bahan bakar pada pompa untuk
Inlet
mengetahui bahwa perapat katup terpasang
Outlet
dengan baik (parapat katup yang kering
Katup Isap
Membran
mungkin tidak merapat dengan senpurna).
Lubang
Angin
Perapat Oli
2. Tanpa menutup pipa, gerakan tuas pompa dan
Lengan
perhatikan besarnya tenaga yang diperlukan
untuk menggerakan pompa dan besarnya gerak
bebas lengan. Tenaga ini harus sama dengan
tenaga yang dipergunakan dalam melakukan
pemeriksaan

29
Gamb 6-3
1. Periksa katup hisap.
Tutup pipa tekan dengan jari dan
periksa bahwa gerak bebas atau gerakan
lengan tuas bertambah besar dan bahwa
lengan tuas bergerak dengan bebas (gerakan
Bebas
bebas tanpa tenaga penghalang).

Gamb 6-4. 2. Periksa katup tekan.


Tutupkan pipa hisap dengan jari dan
periksa bahwa lengan terkunci (tidak
bekerja dengan tenaga yang sama dengan
tenaga waktu pemeriksaan terdahulu di
atas).
Terkunci
Catatan :
Jangan sekali-kali menggunakan tenaga
yang lebih besar dari tenaga yang
digunakan pada waktu pemeriksaan
pendahuluan. (hal ini berlaku untuk
pemeriksaan pada langkah 3 dan 4).
Gamb 6-5 3. Periksa memberan.
Tutup pipa hisap dan pipa tekan
kemudian periksa bahwa lengan pompa
terkunci.
— Catalan —
Jika ketiga pemeriksaan ini tidak
sesuai spesifikasi, perapat body dan bak
Terkunci
atas berarti rusak.

Gamb 6-6
4. Periksa perapat oli.
Tutup lubang angin dengan jari dan
periksa bahwa lengan pompa terkunci.

Terkunci

30
SIRKUIT KARBURATOR
Gamb 6-7

1. Power piston 13. Pelampung


2. Slow jet 14. Power valve (katup tenaga)
3. Katup solenoid 15. Jet utama primer
4. Breaker c uk 16. Power jet (jet penambah tenaga)
5. Nozel utama primer 17. Sekrup peny etel campuran idle
6. Katup c uk 18. Sumbat
7. Jet pompe 19. Slow port
8. Nozel utama sekunder 20. Idle port
9. Pemberat (disc harge weight) 21. Katup trotel primer
10. Plunyer pompa 22. Katup trotel s sk under
11. Katup termostart 23. Katup putaran tinggi
12. Katup jarum 24. Jet utama sekunder

Corong udara
1. Bongkar corong udara (Air Horn) menurut urutan seperti tampak pada gambar.
Gamb. 6.8

1.Slang & katup temostart 4.Penghubung idle tinggi


2.Sekrup lengan pompa 5.Corong udara (air horn)
3.Penghubung pompa

GUNAKAN SST (09560 -11011) UNTUK SERVIS KARBURATOR

31
3. Bongkar komponen berikut menurut urutan seperti tampak pada gambar.
Gamb 6-9

8. Pelampung & pen pivot pelampung 12. Sekrup katup


9. Katup Jarum 13. Katup cuk
10.Plunyer pompa 14. Poros katup cuk
11.Power piston & pegas 15. Pegas pembebas katup cuk

Gamb 6-10
Buka dudukan katup jarum dengan
SST (09860-110111)

Gamb 6-11
Untuk membuka katup cuk, pahatlah
ujung sekrup penyetel.
— Catalan —
Ini hanya dilakukan apabila perlu
menggantikan katup cuk atau porosnya.

32
BODY
Bongkar komponen berikut menurut urutan aeperti pada gambar
Gamb 6-12

1. Pemberat & bola baja pompa akselerasi 6. Jet utama sekunder


2. Pegas penahan pompa & bola baja 7. Venturi kecil Primer
3. Slow jet 8. Venturi Kecil Sekunder
4. Katup power & Power jet 9. Tutup Katup termostart
5. Jet utama Primer 10.Katup Selenoid

Gamb 6-13
Baliklah karburator dan keluarkan beban
pemberat pompa A dan bola baja B
- Perhatian-
!
Hati-hati agar bola baja tidak hilang.

33
Gamb 6-14
Dengan menggunakan penjepit, keluarkan
penahan bola A dari baglan bawah
silinder pompa. Balikkan karburator dan
keluarkan bola baja B.

Gamb 6-15
Buka slow jet menggunakan
SST (09860- 11011)

Gamb 5-16
Buka katup power mengunakan
SST (09860-11011)

Gamb 6-17
Buka jet-jet utama primer dan sekunder
dan gasket

34
Flens
Bongkar komponen berikut menurut urutan seperti tampak pada gambar.
Gamb. 6-18

1. Sekrup penyetel campuran idle


2. Baut
3. Baut saluran vakum

Gamb. 6 – 19
Buka sekrup penyetel campuran idle dengan
menggunakan obeng

Gamb 6-20
Buka dua baut dengan menggunakan
SST (09860-11011)

35
Gamb 6-21
PEMERIKSAAN
Perhatian:
1. Sebelum komponen-kornponen diperiksa,
bersihkan terlebih dahulu dengan bensin.
Dengan menggunakan udara tekan, tiupkan
semua kotoran dan benda lain dari jet dan
komponen lainnya dan dari aliran bahan bakar
serta celah-celah pada body.
2. Jangan sekali-kali membersihkan jet dan
permukaan bagian lain menggunakan kawat atau
mata bor Karena ini dapat menyebabkan
bertambah lebamya lubang serta penggunaan
bahan bakar yang lebih boros.
Gamb 6-22
Periksa komponen berikut; kalau ada yang
rusak harus diganti.

Gamb 6-23
Komponen Corong Udara (Air Horn)
1. Perhatikan bahwa power piston bergerak
dengan lembut.
2. Periksa komponen corong udara
kemungkinan retak, cacat dan aus pada
lubang poros cuk.

Gamb 6-24
Periksa pelampung dan pen pivot
kemungkinan aus atau pecah.

36
Gamb 6-25
4. Saringan: berkarat, pecah.
5. Permukaan katup jarum.
6. Dudukan katup jarum.
7. Power piston : tergores, aus berlebihan
pegas power piston patah atau bengkok.

Gamb 6-26
Katup cuk : berubah bentuk.
Poros cuk aus bengkok atau terpasang
dengan sempuma pada rumahnya.

Gamb 6-27
Komponen-komponen Body
1. Body: retak, tergores permukaan
dudukan, ulir rusak atau tersumbat.

Gamb 6-28
Venturi : cacat atau tenumbat.

37
Gamb 6-29
3. Jet: Tempat persinggungan cacat, ulir cacat
atau tersumbat atau celah untuk obeng
rusak.
4. Katup power: membuka dan menutup tidak
sempurna, tempat persinggungan dan ulir
cacat atau tersumbat.
Gamb 6-30
5. Pompa akseterasi
Pegas penahan pornpa: berubah bentuk,
berkarat.
Check Ball pompa: cacat, berkarat plunyer
pompa: aus pada bagian yang
bersinggungan, kulit berubah bentuk atau
rusak.
Gamb 6-31
Componen-komponen Flens
1. Flens: retak, tempat persinggungan dan ulir
cacat atau aus pada bantalan poros trotel.

Gamb 6-32
Katup trotel : katup aus atau berubah bentuk,
aus, bengkok, terpuntir atau gerakan yang
salah di bagian dalam poros rumah.

38
Gamb 6-33
3. Sekrup penyetel campuran idle:
Ujung bagian yang tirus atau ulir yang
cacat.

Gamb 6-34
Pengatur Posisi Trotel & Breaker Cuk
Hubungkan slang pada memberan lalu hisap.
Memberan harus bergerak. Jika tidak, harus
diganti.

Gamb 6-35
Katup Solenoid.
Periksa kerja katup solenoid. Hubungkan
kawat dengan terminal positif baterai dan
body dihubungkan dengan masa. Katup
jarum harus tertarik.

MERAKIT FLENS
Rakit komponen berikut menurut urutan seperti pada gambar.
Gamb 6-36

1. Baut
Baut Saluran vakum
3. Sekrup penyetel campuran idle

39
Gamb 6-37
Rakit baut saluran vakum pada posisi seperti
pada gambar.
Catalan:
Pakailah gasket yang baru.

Gamb 6-38
Kencangkan baut mengggunakan
SST (09860-11011]

Body
Rakit komponen berikut menurut urutan seperti berikut
Gamb 6-39

1. Jet utama primer 6. Venturi kecil sekunder


2. Jet utama sekunder 7. Pegas penahan pompa & bola baja
3. Power valve & power jet 8. pemberat & bola baja
4. Slow jet 9. Tutup Katup termostart
5. Venturi kecil primer 10. Katup selenoid
40
Gamb 6-40
Pasang jet utama dengan gasket yang baru.
Jet primer - kuningan
Jet sekunder — Chrom

Gamb 6-41
Pasang komponen berikut seperti diperlihatkan
oleh gambar.
Slow jet
Power valve (Katup tenaga)

Gamb 6-42
Pasang bola inlet pompa, bola outlet pompa
dan pemberat (discharge weight)
- Catalan —
Ada 2 ukuran bola:
Bola besar : untuk outlet pompa
Bola kecil : untuk inlet pompa

Gamb 6-43
Tutup pemberat (discharge weight) dengan ibu
jari lalu masukkan sedikit bahan bakar
kedalam ruang pelampung. Tekan pompa
akselerasi lalu periksa apakah ada bahan bakar
yang menyembur dan nozel.

41
Corong udara (Air Horn)
Rakitlah komponen berikut menurut udara seperti tampak pada gambar.
Gamb 6-44

1. Pegas pembebas katup cuk 8. Plunyer pompa


2. Poros katup cuk 9. Corong udara
3. Katup cuk 10.Tuas penghubung idle tinggi
4. Sekrup cuk 11. Tuas penghubung pompa
5. Power piston & pegas 12. Sekrup pengatur lengan pompa
6. Katup jarum 13. Slang & katup termostart
7. Pelampung & pen pivot pelampung

42
Gamb 6-45
Pasang katup cuk kemudian kelinglah ujung
sekrupnya.

Gamb 6-46
Pasang power piston dan pegas

Gamb 6-47
Pasang dudukan kaTup, katup jarum, pegas
dan pen pendorong secara berurutan.

Gamb 6-48
Ste! posisi pelampung
1. Usahakan agar pelampung menggantung
dengan beratnya sendiri.
2. Periksa celah antara ujung pelampung dan
corong udara menggunakan SST (09240-
00014)
Celah dalam posisi terangkat:
Serie 2K, 3K-C & '3K 6,0 mm
Serie 4K, 5K 7,5 mm

43
Gamb 6-49
A - Catalan -
Pengukuran ini dilakukan tanpa ada gasket
pada body corong udara (air horn).
3. Stel celah dengan membengkokkan
pelampng di bagian A seperti pada gambar.

Gamb 6-50
Stel posisi rendah dan pelampung.
1. Angkat pelampung dan periksa celah antara
plunyer katup jarum dan ujung pelampung
dengan SST (09240 - 00020]
Celah dalam posisi rendah:
Serie 2K, 3K 0,9 mm
Serie 4K & 5K 0,6 mm
Gamb 6-51

2. Stel cetah dengan membengkokkan bagian


B dari pelampung seperti pada gambar.

Gamb 6-52
Rakit body dan corong udara dengan gasket
yang baru.
Perhatian:
1. Hati-hati jangan merusak kulit plunyer
Pompa.
2. Rakit corong udara dengan jet pompa
terpasang dengan tepat.

44
Gamb 6-53
PENYETELAN
Gunakan SST [09240 - 00014] dan
[0924000020] untuk penyetelan.

Gamb 6-54
1. Pembukaan katup trotel primer.
(1) Buka penuh katup trotel primer
(2) Periksa sudut pembukaan katup trotel
primer.
Sudut pembukaan: 90°

Gamb 6-55
(3) Penyetelan dilakukan dengan
membengkokkan stoper tuas trotel.

Gamb 6-56
2. Pembukaan katup trotel sekunder.
(1) Buka sepenuhnya katup trotel sekunder.
(2) Periksa sudut pembukaan katup trotel
sekunder.
Sudut pembukaan: 90°

45
Gamb 6-57
(3) Penyetelan dilakukan dengan
membengkokkan link 1 poros trotel.

Gamb 6-58
3. Idle tinggi
(1) Tutup sepenuhnya katup cuk dengan
memutar tuas poros cuk.

Gamb 6-59
(2) Pada saat ini, periksa sudut pembukaan
katup trotel primer dengan SST.
(0924000014)
Sudut idle tinggi: 26°

Gamb 6-60
(3) Stel dengan membengkokkan sekrup
senyetel A dari idle tinggi.
Perhatian:
Masih harus terdapat celah setelah
penyetelan. Pastikan bahwa, masih terdapat
sisa celah setelah
penyetalan.

46
Gamb 6-61
4. Sekrup penyetel campuran idle
(1). Kencangkan sekrup penyetel campuran
idle hingga posisi tertutup penuh,
kemudian kendorkan kembali dengan
obeng atau SST (MEE)
SST [09243 - 00020]
Kira-kira = 3 putaran
- Perhatian -
Hati-hati jangan mengencangkan sekrup
terlalu kuat, hal ini merusak ujung sekrup.
Gamb 6-62
(2) Pasangkan tutup pembatas pada sekrup
penyetel campuran idle.
(Hanya Swedia)

Gamb 6-63
5. Pompa akselerasi.
Stel langkah pompa dengan
membengkokkan bagian A seperti pada
gambar. Langkah (stroke) pompa gas:
2K.4K&5K 4,85mm
3K-C & 3K-H 3,25 mm
- Catatan -
Setelah penyetelan, jangan lupa memeriksa
tuas apakah bekerja dengan halus.
Gamb 6-64
Choke breaker
(1) Tutup penuh katup cuk-nya.
(2) Berikan vakum pada choke breaker dan
periksa celah katup cuk. Celah choke breaker:
2.22 - 2,32 mm
(0,0874-0,0913 in.)

47
Gamb 6-65
(3) Setel-lah dengan membengkokan link
penghubung A

48
MEMO

49

You might also like