Professional Documents
Culture Documents
TUJUAN
Pada akhir perkuliahan diharapkan mahasiswa dapat memahaai konsep dasar
trouble shooting dengan cara yang tepat sesuai buku petunjuk. Mencari ganggguan
dengan menelusuri setiap kemungkinan kerusahan-kerusakan yang terjadi dengan
dasar keluhan yang diterima untuk ditangani secara tepat. Setelah diperbaiki motor
dalam kondisi baik. Jika diberikan sebuah kendaraan bermotor dengan alat dan
bahan yang diperlukan.
1. Kendaraan trainer
3. Radiator tester
4. Defleksi meter
6. Battry tester
E. KESELAMATAN KERJA :
1. Pakai tutup fender, tutup tempat duduk dan sleper agar kendaraan tetap bersih dan
terhindar dari ke rusakan.
1
teratur agar terhindar dari salah pemasangan karena tertukar
7. Pada waktu melakukan penggantian fuse, periksa besar amper yang cocok jangan
kebesaran atau kekecilan.
8. Penggunaan alat service khusua SSt mungkln diperlukan jika disebutkan harus
menggunakan SSt maka pergunakan.
F. PETUNJUK KHUSUS :
1. Pelajari dengan seksama pengetahuan mengenai fungsi, konstruksi dan cara kerja
dari berbagai komponen yaag terlibat.
4. Lakukan diagnosa yang sistematis sesuai dengan keluhan costumer yang diterima.
5. Lakukan test drive untuk meyakinkan, persepsi dari gejala yang dirasakan.
6. Pada yaktu mendiagnosa sebaiknya pergunakan tester atau perangkat lain bila
memungkinkan agar didapat ketelitian yang lebih baik.
7. Pergunakanlah panca indra dengan seampurna dan aktif, melalui pengalaman yang
telah dilakukan untuk mempertajam kemampuan selanjutnya.
2
Perhatian :
Berhati-hati terhadap kelalaian pengisolasian massa, akan mengakibatkan batere
panas, menyebabkan bunga api yang besar menimbulkan luka bakar dan kerusakan
SISTEM PENGAPIAN
Ignition switch
Fusible Link
To Starter
Distributor
Engine ―IG‖ Termial
Fuse
15A
Spark
Plug
External Resistor
Sistem pengapian batere terdiri dari dua buah rangkaian rangkaian primer dan
sekunder. Rangkaian primer terdiri dari lilitan primer Ignition coil, batere, Ignition
switch, condenser dan kabel penghubung. Saklar ignition switch berfungsi untuk
menukar posisi pengapian On atau Off dan saklar yang satu lagi adalah breaker point,
membuka dan menutup rangkaian primer yang, disebabkan oleh perputaran poros
distributor dan breaker cam apa-bila ignition switch dihubungkan pada posisi On,
maka arus primer dari batere akan mengalir ke ignition coil terus ke breaker point
selanjutnya ke massa sedangkan bila breaker point terbuka aliran arus primer terputus.
3
Rangkaian kedua adalah rangkaian sekunder terdiri dari lilitan sekunder
Ignition Coil, tutup distributor, rotor dan kabel teggangan tinggi sekunder, kabel busi
serta busi. Terminal pusat pada tutup distributor berhubungan dengan terminal
tegangan tinggi Ignition Coil, terminal luar pada tutup distributor berhubungan dengan
busi dalam urutan pengapian yang ditetapkan. Bekerja saat breaker point membuka,
ketika itu arus listrik tegangan tinggi mengalir melalui kabel high tension cord ke
tutup distributor lewat carbon rotor dibagikan insert terminal kabel tegangan tinggi
tiap busl oleh rotor sesuai firing order yang ditetapkan.
4
2. Mengukur arus primer yang mengalir melalui external resistor, melalui salah
satu terminal primer pada Ignition coil kawat penghantar resistor
dihubungkan keterminal bertada IGN atau +selanjutnya kemassa ignition coil
sistem kelistrikan kendaraan.
3. Telusuri kabel primer dari terminal ignition Coil Bagian luar sampai
kedistributor. Geserkan pegas tutup distributor, pastikan arus primer berlanjut
kelengan pemutus menyentuh titik kontak stationer yang merupakan
hubungan massa, jika demikian rangkaian primer telah sempurna. Arus listrik
yang mengalir melewati lilitan primer pada Ignition coil, menyebabkan bedan
magnit sumber induksi dan percikan yang terjadi pada busi.
Gambar 6.
5
a. Cara kerja :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………...................................................................................
b. Governor advancer
Gambar 7.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
6
c. Vacum advancer
Gambar 8.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……….………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………….……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….
7
1. Tahanan Primer :....................ohm, limit: 0,l ohm
Kesimpulan:..................................................................
2. Tahanan Isolasi :,...................ohm
Kesimpulan:.................................................................
3. Tahanan Resistor :..................ohm
Kesimpulan:.................................................................
4. Tahanan Sekunder Coil:............ .ohm
Kesimpulan:.................................................................
TROUBLE SHOOTING berawal dari gejala yang dirasakan oleh pengendara atau
penumpang berupa suara, panas berlebihan atau tenaga berkurang ditelasuri meialui panca
indra dan pengetahuan untuk melakukan largkah penapsiran bagi penentuan gangguan,
selanjutnya dilakukan tindakan perawatan atau perbaikan agar tidak merambah pada
kerusakan yang lebih parah.
I. DIAGNOSTIC CHART
8
J. PENGETESAN PADA NYALA KABEL KOIL:
Lakukan pengetesan kabel koil tegangan tinggi dengan cara mendekatkan
ujung kabel koil tersebut pada ground/massa sambil menstart engine, maka akan
didapatkan hasil pengetesan sebagai berikut:
A. Ada nyala
Jika ada nyala laniutkan dengan pemeriksaan pada kabel busi dengan cara
pengetesan sama seperti pengetesan kabel
Coil, didapatkan hasil:
Nyala, berarti:
-Busi ok
9
B. Tidak Ada Nyala
Jika tidak ada nyala periksa tegangan pada ignition coil, dengan langkah -
langkah sebagai berikut:
Tegangan Baik
Tegangan buruk
- Periksa ignition switch dengan menggunakan multimeter
- Periksa coil resister dengan langkah - langkah sebagai berikut :
PERHATIAN : Kata "Dingin " dan "Panas" pada koil
menunjukan suhu koil itu sendiri . dingin untuk suhu 10°- 50° C (14° -
122° F) , sedangkan "Panas" artinya 500-1000C(1220-212°F)
- Periksa tahanan pada koil primer dengan menggunakan ohm meter,
ukur tahanan antara terminal (+) dan terminal (-)
Tahanan pada koil primer:
Tahanan Hasil pengukuran
Dingin: 1,35-2,09 Ω
Panas: 1,71 -2,46 Ω
10
Tahanan Hasil pengukuran
Dingin: 8,5-14,5 kΩ
Panas: 10,7-17,1 kΩ
Nyala Lemah
- Platina
Periksatah permukaan platina. Bila tidak rata gosok dengan
amplas hingga rata.
Periksa kelurusan bagian yang bersentuhan, seteljika perlu
Putar poros engkol melalui baut kipas hihgga blok gesek
tangkai platina bersentuhan dan tepat berhenti pada bagian
tertinggi dari cam (nok).
Sisipkan "feeler Gauge" 0,4 - 0,5 mm diantara cam kontak
platina.
Kendorkan baut penyetel dan geserlah platina hingga
celahnya tercapai.
Kencangkan baut penyetel dan periksa kembali celah
platina tersebut.
Celah Platina 0.4 - 0,5 mm ± 0,05 mm.
- Ignition Coil
- Kabel busi
Tujuh prosedure untuk dilaksanakan dalam menentukan diagnose terhadap trouble yang
terjadi pada sistem kelistrikan ottomotif untuk negatif ground. Pengukuran yang tepat
diperlihatkan pada gainbar dengan mempergunakan alat volt meter untuk salah satu upaya
dalam menentukan satu keputusan.
11
1. Lepaskan kabel secondary Ignition Coil dari tutup distributor, setelah itu
hubungkan dengan jamper kabel keground. Seperti terlihat pada gambar
dibawah ini.
2. Hubungkan lead positif dari voltmeter terhadap terainal positif batere bukan kabel
diterminalnya, hubungkan lead negatif terhadap ground.
3. Putarkan motor perhatikan volt meter, apabila tegangan yang diperlihatkan 10 Volt
atau lebib besar, tegaogan batere cukup memadai. Sedangkan apabila tegangan batere
mendekati 9,5 Volt, periksa arus yang mengalir pada motor starter selanjutnya beban
batere dan kapasitasnya. Setelah itu periksa tahanan ground secara berurutan,
perhatikan gambar dibawah ini.
Gambar 13.
4. Hubungkan lead positif Volt meter terhadap ground dan lead negatif ke batere
terminal negatif, bukam terhadap kabel diterminalnya.
12
5. Putarkan motor pehatikan volt meter voltage drop yang terjadi 0,2 volt atau lebih kecil.
Jika tegangan diatas 0,2 perhatikan tahanan tinggi hubungan ground, bersihkan dan
kencangkan hubungan kabel massa batere atau ganti kabel massa.
STEPS 4 & 5
CRANKIN GROUND VOLTAGE DROP = 0.2 VOLT ATAU KURANG
Gambar 14.
Hasil pengukuran charging ground voltage drop = ……………. Volt
6. Hentakan motor dengan runci kontak motor starter, sampai kontak point menutup,
putar ignition switch ke on.
7. Hubungkan kabel lead positif volt meter terhadap terminal posilf Ignition Coil dan
kabel lead negatif keground.
8. Hasil pengukuran volt meter diperoleh sekitar setengah dari tegangan batere 5-7
volt. Apabila nilai yang didapat lebih kecil hal ini mengisyaratkan primary circuit
tahanannya tnggi.
9. Hentakan motor dengan kunci kontak motor starter sampai kontak point membuka,
hubungkan kabel lead positif volt meter terhadap terminal positif Ignition Coil dan
kabel lead negatif terhadap ground dan catat hasil pengukuran yang diperoleh.
Besaran tegangan yang didapat 12 volt sama dengan tegangan batere yang dipakai
apabila tegangan yang diperoleh dibawah nilai tadi berarti tahanan yang terjadi
lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan terjadi hubungan ground diantara batere dan
Ignition coil.
STEPS 6-9
VOLTAGE = 5.7 VOLTS POINTS CLOSED, VOLTAGE = 12 VOLTS. POINTS OPEN
Gambar 15.
Hasil pengukuran tegangan primary = …………. Volt
10. Jika tegangan yang didapat dari langkah 8 dan 9 tidak baik periksa hubungan
rangkaian primary resistor dan ignition coil.
13
11. Memeriksa hubungan rangkaian tahanan primary, hubungkan lead positif Volt Meter
ke terminal batere positif awas bukan terhadap klem kabel. Sedangkan lead negatif
terhadap terminal positif ignition coil.
12. Putarkan motor perhatikan volt meter penurunan tegangan yang terjadi sekitar 0,5
volt atau lebih kecil. Apabila hasil yang diperoleh lebih besar, periksa tahanan
rangkaian by pass hubungan dari batere sampai ignition switch dan coil.
STEPS 11 8. 12
CRANKING BYPASS VOLTAGE DROP = 0.5 VOLT OR LESS
Gambar 16.
Hasil pengukuran tegangan primary = …………. Volt
13. Selanjutnya periksa rangkaian by pass tahanan primary deng an cara menghubungkan
lead positif volt meter dengan terminal negatif ignition coil dan lead negitip ke
ground. Selanjutnya putarkan motor perhatikan volt meter, hasil pengukuran yang
terjadi 0,5 volt selanjutnya laagkah seperti yang dilakukaa so3.
Gambar 17
Hasil pengukuran tegangan primary = …………. Volt
.
14. Mengukur voltage drop breaker point melintang dengan cara menghubungkan lead
positif terhadap terminal negatif coil atau terminal primary distributor, hubungkan
lead negatif volt meter terhadap ground.
14
15. Hentakan motor dengan kunci kontak motor starter sampai kontak point menutup
perhatikan besaran angka pada volt meter. Voltage Drop yang terjadi 0,2 volt atau
lebih kecil mendekati yang ideal 0,1 volt, jika didapat nilai yang lebih besar periksa
kontak point darl kemungkinan cacat terbakar atau lekukan, hubungan ground buruk
dan konektor rangkaian primary kendor.
Gambar 18.
Hasil pengukuran voltage drop = …………. Volt
16. Mengukur voltage drop breaker point tahanan melintang dengan motor dihidupkan
hubungkan kembali kabel coil secondary terhadap termial tengah terminal tutup
distributor. Hubungkan lead positif volt meter tcrhadap terminal positif batere serta
lead negatif pada terminal positif ignition Coil.
17. Hidupkan motor, setel putaran pada 1500 rpm perhatikan hasil peagukuran volt
meter, voltage drop yang terjadi berkisar antara 1,5 Volt sampai 5,5 volt tergantung
pada kondisi kendaraan. Apabila hasil yang didapat lebih besar dari tingkatan yang
ditetapkan, periksa tahanan rangkaian dari kemungkinan short circuit.
HAIRLINE CRACK
BADLY WORN
ROTOR CONTACT
A B
Gambar 22. Karet Pengikat Kabel
17
Carbon
Path
Crack
Eroded Carbon
Tower Path
Inspection of
Distributor cap Cleaning and inspection of Cleaning and inspection of
Tower outside of distributor cap inside of distributor cap
Replacing distributor cap
Rotor tip
corroded Insufficient
Rotor - Contact
Spring tension
Rotor inspection
Burned or eroded
insert terminal
Gambar 23.
1. Menbuka rotor distributor dari dudukanya dengan cara menarik keatas, pada
model rotor yang lain ada juga yang diikat dengan dua buah sekrup lepaskan
pengikatnya.
18
Rotor
Align the inner lug with the notch or flat spot in
the shaft and press the rotor into place
liner lug
Gambar 24.
3. Meimbersihkan rotor dengan larutan air pencuci, apabila rotor jenis resistor
bersihkan rotor dengan lap kain yang dibilas dengan larutan pembersih.
Setelah itu keringkan mempergunakan udara kompresor, periksa rotor dari
kemungkinan patah, retak, kerak karbon dan terbakar.
4. Memasang rotor pada poros distributor menurut posisi dudukannya dengan
cara menekan, pada model rotor yang lain- diikat dengan dua sekrup
sebelum mengencangkan sekrup perhatikan tanda pemasangan.
1. Memeriksa hubungas kabel busi dengan tonjolan tower terminal pada tutup
If resistance is high when measured through the cap, test just the cable to isolate the problem.
Gambar 25.
19
4. Memeriksa kabel-kabel tegangan tinggi dari kerusakan pengisolasian dengan
mempergunakan alat oscilloscope, ikuti petunjuk penggunaan alat tersebut.
Apabila terjadi kerusakan bocor atau retak, terlihat bunga api loncat dari
daerah yang difcdeteksi oleh alat pemeriksa.Beberapa kabel yang mengalami
kerusakan sebaiknya diganti.
Perhatian :
Lembar kerja bagian keempat, memuat materi perkuliahan pemasangan
kontak point dan kondensor. pada distributor tanpa melepas distributor dari
blok motor.
A. Melepas platina dan kondensor dari rumah diatributor
1. Melepas kabel tegangan tinggi dari busi dan ignition coil, untuk
menghindari cacat tarik dari ujung karet pelindung terminalnya.
2. Melepas tutup rumah distributor dengan melepaskan pemegang tutup
20
5. Melepaskan pelat pengikat platina dari dudukannya dengan melepaskan
sekrup pengikatnya, setelah itu melepaskan pengikat jepitan kondeasor lalu
angkat platina sambil melepas lengan klem dan kondensor, lihat gambar no
6. Membersihkah kontak platina dari minyak dan kotoran yang menempel
dengan kain lap bersih. Apabila kedua titik kontak tidak sejajar, luruskan,
gunakan alat pelurus apabila memingkinkan lihat gambar no
Baut Terminal 4 Kabel Dilepas
1 Mur Dibuka
21
Slot untuk
Obeng Plat Platina
2. Masukkan alat ukur feeler gauge, yang telah disiapkan deagan ketebalan
tertentu sesuai buku spesivikasi, sisipkan diantara blok karet dan nok
masukan obeng ke slot pada plat lengan kontak platina, lakukan penyetelan
dengan memutarkan pelat platina sampai kedua titik kontak berada pada
posisi akan terbuka.
3. 1akukan pengencangan terakhir terhadap kedua sekrup pada penanan kontak
platina, lalu periksa sekali lagi besarnya celah.
REFERENSI
Apabila alat ukur feeler gauge dimasukan diantara dua titik kontak, dalaim usaha
penyetelan celah platina, maka oli minyak pelumas yang melumuri alat ukur akan
menempel pada titik kontak, hal ini akan menyebabkan tempat persentuhan kontak
platina terbakar sebelum waktunya, oleh karcna itu pergunakanlah celah blok karet
untuk menyetel celah platina.
23
B. Tahapan kedua: memasang kembali distributor.
Locating Lug
and Notch
Clip
Body pompa
Depan
Locating
Lug and
Notch
Distributor
7. Memeriksa pipa karet selang vacum, pasang ujung satu dengan vacuum
advance diapragma ujung yang satunya dengan idle port karburator.
8. Memasang klem penjepit dudukan rumah distributor, ikat longgar dengan baut.
untuk dikeraskan setelah dilakukan penyetelan. Baut hanya dikencangkan
dengan jari sebab harus dilakukan penyetelan saat pengapian.
9. Memeriksa kembali hasil perakitan dari kermungkinan adanya komponen yang
belun terpasang atau masih longgar.
10. Menghidupkan motor dengan memutarkan kunci kontak keposisi On, stel
ignition timing, dwell angle dan periksa selang vakum apakah ketika
pembukaan pedal gas diperbesar terjadi pengajuan pengapian.
11. Apabila motor tidak dapat dihidupkan, periksa kembali posisi kabel busi pada
tutup distributor, jika ada reaksi kegagalan periksa kembali pemasangan
distributor berdasarkan procedure penempatan.
25
o
Putar rotor 10
Flens
Pertahankan agar
Masukan distributo parallel
diatas 30 mm dengan blok
Blok silinder silinder
2. Hentikan motor dengan memutar kunci kontak pada posisi off, lalu pasangkan alat
ukur tachometer dan timing light:
untuk silinder no 1
27
c. Jika alur pada puli poros engkol tidak tepat pada masing-masing tanda
yang tersedia tidak sesuai spesivikasi. Kendurkan baut klem distributor
sehingga dapat digeser memutar dengan mudah.
d. Sambil timing ligth menyoroti tanda saat pengapian, putar rumah
distributor sedikit demi sedikit dalam usaha meluruskan alur pada puli
poros engkol dengan tanda waktu pengapian spesivikasi.
Catatan: Jangan menyetel saat pengapian dengan memutarkan alat pemilih Oktan
e. Kencangkan dengan baik baut klem dudukan distributor periksa kembali
saat pengapian.
f. Lakukan test dwell angle dengan alat ukur dwell meter apabila besaran
dwell lebih besar darl sepesivikasi perkecil ukuran celah blok karet.
Tetapi sebaiknya jika besaran dwell lebih kecil dari spesivikasi, perbesar
ukuran celah blok karet.
28
BAGAIAN KEENAM : SISTEM BAHAN BAKAR
29
Gamb 6-3
1. Periksa katup hisap.
Tutup pipa tekan dengan jari dan
periksa bahwa gerak bebas atau gerakan
lengan tuas bertambah besar dan bahwa
lengan tuas bergerak dengan bebas (gerakan
Bebas
bebas tanpa tenaga penghalang).
Gamb 6-6
4. Periksa perapat oli.
Tutup lubang angin dengan jari dan
periksa bahwa lengan pompa terkunci.
Terkunci
30
SIRKUIT KARBURATOR
Gamb 6-7
Corong udara
1. Bongkar corong udara (Air Horn) menurut urutan seperti tampak pada gambar.
Gamb. 6.8
31
3. Bongkar komponen berikut menurut urutan seperti tampak pada gambar.
Gamb 6-9
Gamb 6-10
Buka dudukan katup jarum dengan
SST (09860-110111)
Gamb 6-11
Untuk membuka katup cuk, pahatlah
ujung sekrup penyetel.
— Catalan —
Ini hanya dilakukan apabila perlu
menggantikan katup cuk atau porosnya.
32
BODY
Bongkar komponen berikut menurut urutan aeperti pada gambar
Gamb 6-12
Gamb 6-13
Baliklah karburator dan keluarkan beban
pemberat pompa A dan bola baja B
- Perhatian-
!
Hati-hati agar bola baja tidak hilang.
33
Gamb 6-14
Dengan menggunakan penjepit, keluarkan
penahan bola A dari baglan bawah
silinder pompa. Balikkan karburator dan
keluarkan bola baja B.
Gamb 6-15
Buka slow jet menggunakan
SST (09860- 11011)
Gamb 5-16
Buka katup power mengunakan
SST (09860-11011)
Gamb 6-17
Buka jet-jet utama primer dan sekunder
dan gasket
34
Flens
Bongkar komponen berikut menurut urutan seperti tampak pada gambar.
Gamb. 6-18
Gamb. 6 – 19
Buka sekrup penyetel campuran idle dengan
menggunakan obeng
Gamb 6-20
Buka dua baut dengan menggunakan
SST (09860-11011)
35
Gamb 6-21
PEMERIKSAAN
Perhatian:
1. Sebelum komponen-kornponen diperiksa,
bersihkan terlebih dahulu dengan bensin.
Dengan menggunakan udara tekan, tiupkan
semua kotoran dan benda lain dari jet dan
komponen lainnya dan dari aliran bahan bakar
serta celah-celah pada body.
2. Jangan sekali-kali membersihkan jet dan
permukaan bagian lain menggunakan kawat atau
mata bor Karena ini dapat menyebabkan
bertambah lebamya lubang serta penggunaan
bahan bakar yang lebih boros.
Gamb 6-22
Periksa komponen berikut; kalau ada yang
rusak harus diganti.
Gamb 6-23
Komponen Corong Udara (Air Horn)
1. Perhatikan bahwa power piston bergerak
dengan lembut.
2. Periksa komponen corong udara
kemungkinan retak, cacat dan aus pada
lubang poros cuk.
Gamb 6-24
Periksa pelampung dan pen pivot
kemungkinan aus atau pecah.
36
Gamb 6-25
4. Saringan: berkarat, pecah.
5. Permukaan katup jarum.
6. Dudukan katup jarum.
7. Power piston : tergores, aus berlebihan
pegas power piston patah atau bengkok.
Gamb 6-26
Katup cuk : berubah bentuk.
Poros cuk aus bengkok atau terpasang
dengan sempuma pada rumahnya.
Gamb 6-27
Komponen-komponen Body
1. Body: retak, tergores permukaan
dudukan, ulir rusak atau tersumbat.
Gamb 6-28
Venturi : cacat atau tenumbat.
37
Gamb 6-29
3. Jet: Tempat persinggungan cacat, ulir cacat
atau tersumbat atau celah untuk obeng
rusak.
4. Katup power: membuka dan menutup tidak
sempurna, tempat persinggungan dan ulir
cacat atau tersumbat.
Gamb 6-30
5. Pompa akseterasi
Pegas penahan pornpa: berubah bentuk,
berkarat.
Check Ball pompa: cacat, berkarat plunyer
pompa: aus pada bagian yang
bersinggungan, kulit berubah bentuk atau
rusak.
Gamb 6-31
Componen-komponen Flens
1. Flens: retak, tempat persinggungan dan ulir
cacat atau aus pada bantalan poros trotel.
Gamb 6-32
Katup trotel : katup aus atau berubah bentuk,
aus, bengkok, terpuntir atau gerakan yang
salah di bagian dalam poros rumah.
38
Gamb 6-33
3. Sekrup penyetel campuran idle:
Ujung bagian yang tirus atau ulir yang
cacat.
Gamb 6-34
Pengatur Posisi Trotel & Breaker Cuk
Hubungkan slang pada memberan lalu hisap.
Memberan harus bergerak. Jika tidak, harus
diganti.
Gamb 6-35
Katup Solenoid.
Periksa kerja katup solenoid. Hubungkan
kawat dengan terminal positif baterai dan
body dihubungkan dengan masa. Katup
jarum harus tertarik.
MERAKIT FLENS
Rakit komponen berikut menurut urutan seperti pada gambar.
Gamb 6-36
1. Baut
Baut Saluran vakum
3. Sekrup penyetel campuran idle
39
Gamb 6-37
Rakit baut saluran vakum pada posisi seperti
pada gambar.
Catalan:
Pakailah gasket yang baru.
Gamb 6-38
Kencangkan baut mengggunakan
SST (09860-11011]
Body
Rakit komponen berikut menurut urutan seperti berikut
Gamb 6-39
Gamb 6-41
Pasang komponen berikut seperti diperlihatkan
oleh gambar.
Slow jet
Power valve (Katup tenaga)
Gamb 6-42
Pasang bola inlet pompa, bola outlet pompa
dan pemberat (discharge weight)
- Catalan —
Ada 2 ukuran bola:
Bola besar : untuk outlet pompa
Bola kecil : untuk inlet pompa
Gamb 6-43
Tutup pemberat (discharge weight) dengan ibu
jari lalu masukkan sedikit bahan bakar
kedalam ruang pelampung. Tekan pompa
akselerasi lalu periksa apakah ada bahan bakar
yang menyembur dan nozel.
41
Corong udara (Air Horn)
Rakitlah komponen berikut menurut udara seperti tampak pada gambar.
Gamb 6-44
42
Gamb 6-45
Pasang katup cuk kemudian kelinglah ujung
sekrupnya.
Gamb 6-46
Pasang power piston dan pegas
Gamb 6-47
Pasang dudukan kaTup, katup jarum, pegas
dan pen pendorong secara berurutan.
Gamb 6-48
Ste! posisi pelampung
1. Usahakan agar pelampung menggantung
dengan beratnya sendiri.
2. Periksa celah antara ujung pelampung dan
corong udara menggunakan SST (09240-
00014)
Celah dalam posisi terangkat:
Serie 2K, 3K-C & '3K 6,0 mm
Serie 4K, 5K 7,5 mm
43
Gamb 6-49
A - Catalan -
Pengukuran ini dilakukan tanpa ada gasket
pada body corong udara (air horn).
3. Stel celah dengan membengkokkan
pelampng di bagian A seperti pada gambar.
Gamb 6-50
Stel posisi rendah dan pelampung.
1. Angkat pelampung dan periksa celah antara
plunyer katup jarum dan ujung pelampung
dengan SST (09240 - 00020]
Celah dalam posisi rendah:
Serie 2K, 3K 0,9 mm
Serie 4K & 5K 0,6 mm
Gamb 6-51
Gamb 6-52
Rakit body dan corong udara dengan gasket
yang baru.
Perhatian:
1. Hati-hati jangan merusak kulit plunyer
Pompa.
2. Rakit corong udara dengan jet pompa
terpasang dengan tepat.
44
Gamb 6-53
PENYETELAN
Gunakan SST [09240 - 00014] dan
[0924000020] untuk penyetelan.
Gamb 6-54
1. Pembukaan katup trotel primer.
(1) Buka penuh katup trotel primer
(2) Periksa sudut pembukaan katup trotel
primer.
Sudut pembukaan: 90°
Gamb 6-55
(3) Penyetelan dilakukan dengan
membengkokkan stoper tuas trotel.
Gamb 6-56
2. Pembukaan katup trotel sekunder.
(1) Buka sepenuhnya katup trotel sekunder.
(2) Periksa sudut pembukaan katup trotel
sekunder.
Sudut pembukaan: 90°
45
Gamb 6-57
(3) Penyetelan dilakukan dengan
membengkokkan link 1 poros trotel.
Gamb 6-58
3. Idle tinggi
(1) Tutup sepenuhnya katup cuk dengan
memutar tuas poros cuk.
Gamb 6-59
(2) Pada saat ini, periksa sudut pembukaan
katup trotel primer dengan SST.
(0924000014)
Sudut idle tinggi: 26°
Gamb 6-60
(3) Stel dengan membengkokkan sekrup
senyetel A dari idle tinggi.
Perhatian:
Masih harus terdapat celah setelah
penyetelan. Pastikan bahwa, masih terdapat
sisa celah setelah
penyetalan.
46
Gamb 6-61
4. Sekrup penyetel campuran idle
(1). Kencangkan sekrup penyetel campuran
idle hingga posisi tertutup penuh,
kemudian kendorkan kembali dengan
obeng atau SST (MEE)
SST [09243 - 00020]
Kira-kira = 3 putaran
- Perhatian -
Hati-hati jangan mengencangkan sekrup
terlalu kuat, hal ini merusak ujung sekrup.
Gamb 6-62
(2) Pasangkan tutup pembatas pada sekrup
penyetel campuran idle.
(Hanya Swedia)
Gamb 6-63
5. Pompa akselerasi.
Stel langkah pompa dengan
membengkokkan bagian A seperti pada
gambar. Langkah (stroke) pompa gas:
2K.4K&5K 4,85mm
3K-C & 3K-H 3,25 mm
- Catatan -
Setelah penyetelan, jangan lupa memeriksa
tuas apakah bekerja dengan halus.
Gamb 6-64
Choke breaker
(1) Tutup penuh katup cuk-nya.
(2) Berikan vakum pada choke breaker dan
periksa celah katup cuk. Celah choke breaker:
2.22 - 2,32 mm
(0,0874-0,0913 in.)
47
Gamb 6-65
(3) Setel-lah dengan membengkokan link
penghubung A
48
MEMO
49