You are on page 1of 15

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

I. PENGANTAR

Penelitian Skripsi Farmasi



Rancangan Kegiatan

Untuk memahami dan memecahkan masalah di bidang farmasi serta memperoleh
pengetahuan baru,
secara:
1. ilmiah: berdasarkan fakta atau data empiris
2. sistematis: menurut pola tertentu
3. logis: berdasarkan penalaran.

Pola penelitian terdiri dari:


1. Masalah
2. Kajian Pustaka
3. Hipotesis
4. Variabel
5. Instrumen
6. Rancangan
7. Ssampel
8. Data
9. Hasil
10. Laporan

Tiga langkah besar yang harus dilakukan:


1. Penyusunan rancangan penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
3. Penulisan Laporan.
MENENTUKAN VARIABEL
Pengertian dan Macam Variabel Menurut Pengertian dan Macam Variabel:
Menurut Sutrisno Hadi, variable merupakan gejala yang bervariasi.
Misal: jenis kelamin: laki-laki dan perempuan, berat badan= 40 kg, 50 kg.
Gejala adalah obyek penelitian.
Variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi.
Variabel terdiri dari:
1. Kuantitatif, misal luas kota, umur, banyaknya jam dalam sehari.
2. Kualitatif, misal: kemakmuran, kepandaian.
Variabel Kuantitatif, meliputi:
1. Variabel diskrit/ variable nominal/ variable katagorik
Missal: ya dan tidak
Laki-laki dan perempuan
Hadir dan tidak hadir.
2. Variabel Kontinum, meliputi:
a. Variabel ordinal, misal: panjang, kurang panjang (pendek)
Pandai, tidak pandai.
b. Variabel interval, missal: suhu luar 31o C
Suhu tubuh 37o C
Selisih suhu luar dan tubuh 6o C
c. Variabel Rasio: Variabel perbandingan
Missal: berat A 70 kg, berat B 35 kg. Berat A 2xB

Kerangka Proposal Penelitian Skripsi Farmasi UAD


Secara garis besar, proposal meliputi:
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. KAJIAN TEORI
BAB III. METODE PENELITIAN

Setelah proposal dikerjakan, maka dibuat laporan dengan menambahkan:


BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Urutan Penyusunan Proposal
A. Judul
Judul memuat jenis, obyek, subyek, metode, tempat dan waktu penelitian.
Jenis penelitian dapat ditinjau dari tujuan, kegunaan, metodenya.
Obyek penelitian : sasaran penelitian.
Subyek penelitian: siswa, orang, atau benda tempat obyek berada.
Metode penelitian: cara yang dipakai untuk mengumpulkan data dan mengolah
data.
Judul tidak harus lengkap, tetapi harus selalu rigkas dan jelas. Keterangan yang
berhubungan dengan judul dapat dibahas pada batasan masalah.
B. Ruang lingkup
Ilmu pengetahuan dikelompokkan ke dalam:
Cabang

Bidang

Disiplin

Penelitian mencakup: suatu disiplin, bidang atau gabungannya.

C. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Masalah, timbul karena ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan
Cita-cita dan realita
Rencana – pelaksanaan

Ilmiah, sistematis, dan logis

Didapat hasil penelitian.

Bagian ini memberikan rasional mengapa masalah tersebut penting untuk diteliti,
menarik perhatian peneliti, tidak menimbulkan masalah social, dalam jangkauan
peneliti, baik dari segi akademis, biaya, tenaga, maupun waktu.
Penting di sini dimaksudkan penting untuk memecahkan masalah actual dan
penting untuk pengembangan ilmu.
2. Identifikasi Masalah
Kegiatan untuk menentukan kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Faktor-faktor apa saja yang terkait dengan masalah tersebut, memilah-milah
menjadi masalah yang lebih kecil.
Memilih masalah yang paling esensial untuk diteliti.
3. Pembatasan Masalah
Masalah perlu dibatasi agar terdapat dalam jangkauan peneliti.
4. Perumusan Masalah
Merupakan pertanyaan yang perlu dicari jawabannya melalui penelitian.
Masalah harus dirumuskan secara spesifik. Penelitian tidak boleh terlalu luas,
terlalu banyak, atau sudah diteliti oleh banyak orang lain.
Perumusan masalah selalu dinyatakan dengan kalimat tanya.
5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian disusun untuk menemukan jawaban masalah penelitian.
Harus ada hubungan y;ang jelas antara tujuan penelitian dengan perumusan
masalah. Tujuan penelitian selalu dinyatakan dengan kalimat deklaratif.
6. Kegunaan Penelitian.
Kegunaan praktis untuk menjawab masalah-masalah mikro atau makro.
Kegunaan untuk penggembangan ilmu.

BAB. II
KAJIAN PUSTAKA
Berisi kerangka teori yang merupakan deskripsi teori dan penelitian yang
relevan.
A. Deskripsi teori
Disusun untuk mencari jawaban masalah. Penelitian farmasi pada tingkat
teoritik, peneliti perlu mengkaji sumber acuan pokok.
Sumber acuan umum dan khusus berupa buku-buku, ensiklopedia dan
semacamnya.
Peneliti akan memperoleh teori-teori dan konsep-konsep dasar dilakukan
penjabaran atau analisis, melalui penalaran deduktif.
B. Penelitian yang Relevan.
Adalah sumber acuan khusus yang berupa penelitian farmasi yang terdapat
dalam jurnal, bulletin, skripsi, dan semacamnya.
Dalam sumber acuan khusus, peneliti akan memperoleh hasil-hasil
penelitian yang terdahulu. Dari penemuan-penemuan atau hasil-hasil penelitian
dilakukan pemaduan atau sintesis, melalui penalaran induktif.
C. Kerangka Teori
Kerangka berfikir berisi gambaran pola hubungan antar variable atau pola
hubungan antar variable atau kerangka konsep yang akan digunakan untuk
menjawab masalah yang diteliti, disusun berdasar kajian teoritik yang telah
dilakukan.
D. Hipotesis (bila ada).
Penyusunan hipotesis bisa dari deduksi dan induksi, diharapkan dapat
diperoleh jawaban yang idanggap paling besar kemungkinan kebenarannya.
Jawban inilah yang merupakan hipotesis penelitian.

BAB III.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Ada 4 jenis desain, dasar peneltian yaitu desain satu factor, desain satu
cuplikan, desain ulangan, dan desain factorial. Penelitian dapat kombinasi dari
desain-desain tersebut.
Ada hubungan yang erat antara jenis desain penelitian dengan teknik
analisi data penelitian.
B. Definisi operasional variable penelitian.
Desain penelitian berisi hubungan antar berbagai variable atau ubahan
yang akan diteliti. Oleh karena itu diperlukan definisi operasional dari variable
tersebut.
Defininisi operasional penting untuk menentukan instrument untuk pengumpulan
data. Perlu dirinci variable yang akan diteliti.
Populasi dan Sampel Penelitian,
1. Populasi Penelitian
adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi merupakan subyek tempat
obyek penelitian berada. Penelitian biasanya dilakukan terhadap sample atau
cuplikan, tetapi hasilnya degeneralisasikan terhadap populasi.
2. Sampel penelitian.
Sampel atau cuplikan penelitian adalah bagian dari populasi yang masih
memiliki sifat-sifat populasi.
Sampel harus dapat mewakili populasi karena hasil-hasil penelitian terhadap
sample akan digeneralisasikan terhadap populasi.
3. Teknik pengambilan sample: random, strata, area, sistematik, pupossive, quota,
cluster, double, atau kombinasi dari teknik-teknik tersebut.
4. Teknik Pengumpulan Data
a). Instrumen penelitian
Alat ukur yang digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis.
b)., Teknik pengumpulan data
Cara-cara memperoleh data yang diharapkan.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data penelitian berhubungan erat dengan desain penelitian,
missal anava-AB adalah teknik analisis data penelitian untuk desain factorial dua
factorial. Analisis data tergantung dari datanya, data dapat dianalisis secara
kualitatif, kuantitatif non statistic, statiastika parametriik, atau statistika non
parametric.
C. Alat dan Bahan yang digunakan
Spesifikasi alat dan bahan harus dicantumkan.
Penyusunan seperti dalam petunjuk penulisan skripsi.
I. JENIS PENELITIAN
A. Penelitian Menurut bidangnya.
1. Pendidikan
2. Sejarah
3. Kimia
4. Biologi
5. Farmasi
6. Ekonomi
7. Kedokteran, dll.
B. Menurut tempatnya.
1. Laboratorium
2. Perpustakaan.
3. Lapangan.
C. Menurut Tujuan
1. Eksploratif: untuk menemukan sesuatu yang baru.
2. Pengembangan
3. Verifikatif: untuk menguji / mengulangi hasil peneliti9an yang sudah
ada.
D. Menurut Tarafnya.
1. Deskriptif.
2. Inferensial
E. Menurut Approachnya
1. Longitodinal (menurut waktu)
Pengamatan minggu ke 1, 2, 3, dst.
2. Cross-sectional (diambil dalam waktu berlainan).

II. PENELITIAN DI PERGURUAN TINGGI


A. Makalah
Tugas-tugas dari satu mata kuliah untuk memperluas cakrawala mereka.
B. Field Study
Berkaitan dengan beberapa mata kuliah diikuti beberapa mahasiswa dalam
kelompok.
C. Tesis
Persyaratan gelar kesarjanaan., S1=skripsi (6 SKS), S2=tesis (8-12 SKS),
S3=Deserteasi (20-25 SKS).

III. PEMILIHAN PENELITIAN

Pemilihan Jenis Penelitian,


1. dari ide baru, namun kendalanya memakan waktu yang lama.
2. Mencari aspek yang belum diteliti dari suatu obyek/
3. Menerapkan metode pada obyek lain
4. Membandingkan dua metode atau lebih pada satu obyek.
Penelitian Dasar Penelitian Terapan Penelitian Terapan
1. Sulit diungkapkan 1. mudah diungkag 1. sasngat mudah
secapa popular, kecuali secara popular. diungkap secara popular
fenomena alam
2. sumber jurnal ilmiah. 2. sumber mudah 2. sumber hak pemesan.
diperoleh.
3. di Indonesia jarang. 3. sebagian besar 3. di Indonesia semakin
penelitian di Indonesia. popular.

Penelitian Ilmiah Kefarmasian


1. Pendidikan Kefarmasian
Meliputi: kurikulum, sistem pendidikan, sarana, tenaga pengajar,
pelaksanaan pendidikan, kegiatan kurikuler, dsb.
2. Pelayanan kefarmasian
Meliputi: peraturan dan perundang-undangan, pengawasan pola konsumsi
obat, harga obat, macam obat yang beredar, serta manajemen pola distribusi obat.
3. Teknologi Farmasi
Meliputi: formulasi, fisika farmasi, dsb.
4. Kemanfaatan Hayati
meliputi: waktu hancur, waktu larut, absorbsi dan nasib obat dalam badan,
ekskresi obat, dsb.
5. Analisi Obat dan Makanan
Meliputi bahaya narkotika dan obat keras, kualitas makanan dan minuman,
serta kualitas kosmetika, dan pencemaran lingkungan.
6. Khasiat/ Dasya kerja obat.
Meliputi: daya kerja obatg, skrining farmakologi, farmakodinamik,
farmakokinetik, rasionalisasi pemakaian obat, indikasi, serta toksisitas.
7. Pendayagunaan sumber alam untuk farmasi
Meliputi: tumbuhan, hewan, dan mineral.
8. Obat tradisional
Inventarisasi
Budidaya tanaman obat
Perbaikan proses produksi
Uji khasiat dan keamanan
Efektivitas Industri.

BAB III.
METODE PENELITIAN
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
Cara manusia memperoleh pengetahuan:
a. Dengan cara coba-coba (trial & error method)
coba → gagal → coba → gagal → coba
b. Cara otorita atau kekuasaan
Banyak pengetahuan diperoleh berdasarkan otorita atau kekuasaan:
Tradisi, otorita pemerintah, otorita pemimpin agama, maupun ahli ilmu
pengetahuan.
Di masyarakat kebiasaan turun termurun tanpa meneliti apakah hal itu benar
secara ilmiah atau panalaran atau tidak.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi.

d. Melalui deduksi dan induksi.


Deduksi, dari umum ke khusus
Induksi, dari khusus ke umum
Agar proses berfikir deduktif dapat menghasilkan kesimplan dengan sebaik-
baiknya, aristoteles mengembangkan SYLLOGISME atau KONKLUSI, yang
merupakan cara memperoleh pengetahuan dengan deduksi yang teratur.
Suatu syllogisme terdiri dari tiga proposisi atau pernyataan
1. proporsi pertama disebut premis mayor
2. proporsi kedua disebut premis minor
3. proporsi ketiga disebut konklusi / kesimpulan (konsekuen / akibat)
contoh,
premis mayor: semua makhluq hidup akan mati.
Premis minor: manusia adalah makhluq hidup
Konklusi: jadi, semua manusia akan mati.
Ada dua katagori syllogisme, yaitu: syllogisme katagoris dan hipotesis.
Syllogisme katagoris adalah: suatu proses berfikir untuk menyelidiki identitas
(kesamaan) atau diversitas (kebedaan) dua konsep obyek dengan
memperbandingkannya dengan konsep-konsep ketiga secara berturut-turut.
Contoh: Semua mahasiswa farmasi pandai
Aa’ adalah mahasiswa farmasi
Jadi, Aa’ adalah pandai.
Syllogisme hipotesis adalah syllogisme yang premis mayornya adalah
pernyuataan hipotesis dan premis minornya mengakui atau menolak satu bagian
dari premis mayor.

MEMILIH MASALAH
a. Dari mana masalah diperoleh?
Masaslah harus merupakan kebutuhan seseorang untuk dipecahkan. Ingin
meneliti karena ingin mendapatkan jawaban. Masalah dapat datang dari mana
saja.
b. Masalah dan judul peneloitian
Masalah selalu ada namun tidak semua orang menyadari, merasakan,
melihat ataupun menemukan masalah. Kepekaan seseorang untuk menemukan
masalah banyak tergantung pada keahlian, pengetahuan, atau minatnya.
c. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seseorang menjadi peka:
1) spesialisasi, yaitu keahlian khusus karena sering berhubungan dengan
bidang tersebut.
2). Program akademis, terori dan praktek.
3). Bahan bacaan.
4) Analisis terhadap sesuatu bidang.
5). Memperhatikan kehidupan sehari-hari.
Faktor-faktor yang harus dipenuhi bagi terpilihnya masalah atau judul penelitian:
1). Penelitian harus sesuai dengan minat peneliti.
2). Penelitian dapat dilaksanakan, dengan memperhatikan kemampuan, waktu,
tenaga, dan dana.
3). Berada dalam batas kemampuan peneliti.
4) Tidak mengundang kekuatan social politik.
5) mempunyai sponsor dana maupun konsultan.

d. Jenis-jenis permasalahan.
1) mengetahui status, penelitian deskriptif (termasuk survey), histori, dan
filosofis.
2). Membandingkan dua fenomena / LBH (komparasi)
mencari persamaan dan perbedaan fenomena.
Arti/ manfaat persamaan dan perbedaan fenomena yang ada
3). Mencari hubungan antara dua fenomena (korelasi)
a). korelasi sejajar.
b). korelasi sebab akibat.

Jenis-jenis perumusan masalah dijadikan dasar dalam merumuskan judul


penelitian.
1) Peneliti ingin mengetahui status sesuatu.
Apak, bagaimana, berapa banyak, sejauh mana dan sebagainya
maka peneliti bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan atau
menerangkan peristiwa.
2). Peneliti ingin membandingkan status dua fenomena atau lebih,
merupakasn penelitian komparasi.
3). Peneliti ingin mengetahui hubungan antara dua fenomena atau
lebih,
a) korelasi sejajar,
korelasi antara ……. Dengan ……….
Hubungan antara ………. Dengan…………..
b). Korelasi sebab-akibat.
Penelitan pengaruh,
Pengaruh …….. terhadap ………..
e. Merumuskan judul
1). Sifat/jenis penelitian
2) Obyek yang diteliti
3). Subyek penelitian
4). Lokasi / daerah penelitian
5) tahun / waktu terjadinya.

MERUMUSKAN MASALAH
Perumusan masalah dapat dilakukan dengan cara merumuskan judul
selengkapnya.
Bagaimana merumuskan masalah?
Pilih yang ingin ditonjolkan penelitgi selebihnya diterangkan di luar judul.
Rumusan masalah adalah:
Bagian pokok daru suatu kegiatan penelitian.
Peneliti mengajukan pertanyaan terhadap dirinya tentang hal-hal yang
akan dicari jawabnya melalui kegiatan penelitian.
Contoh: SINTESIS DAN UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI KURKUMIN
DAN TURUNANNYA.
Identifikasi Masalah:
1. Kurkumin dapat disintesis dengan cara kondensasi knoevenagel.
2. Ada beberapa turunan kurkumin yang dapat disintesis.
3. Kurkumin mempunyai daya anti inflamasi (menurunkan volume oedema).

Rumusan Masalah:
1). Apakah turunan kurkumin dengan perubahan pada cincin aromatis dapat
disintesis dengan cara kondensasi knoevenagel?
2). Apakah turunan kurkumin mempunyai aktivitas antiinflamasi.

Batasan Masalah:
1. Turunan kurkumin, senyawa mirip dengan perbedaan dengan substituen di
cincin aromatis.
2. Uji antiinflamasi yang dilakukan adalah dengan mengukur inhibisi
oedema.

Rumusan masalah (hal yang dipertanyakan) terkait erat dwengan tujuan penelitian
(jawaban yang ingin dicari), menuju pada arah memperoleh jawaban yang
dituangkan dalam kesimpulan.

Rumusan masalah Tujuan Kesimpulan


Apakah turunan Mensintesis kurkumin
kurkumin dapat
disintesis?
Apakah turunan Menguji daya
kurkumin mempunyai antiinflamasi.
aktivitas antiinflamasi

MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR


Anggapan dasasr merupakan landasan teori di dalam pelaporan hasil penelitian.
Perlunya ada anggapan dasar:
1. Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti.
2. Untuk mempertegas variable yhang menjadi pusat perhatian.
3. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.

Cara menentukan anggapan dasar:


1. Baca buku
2. Mendengar berita, ceramah, pembicaraan orang lain.
3. Berkunjung
4. Menduga, mengabstraksikan berdasar perbendaharaan pengetahuannyha.
Anggapan dasar harus didasarkan atas kebenaran yang telah diyakini oleh peneliti.

MERUMUSKAN HIPOTESIS.
Memilih pendekatan:
1. Jenis pendekatan menurut teknik sampling:
pendekatan populasi
pendekatan sample
pendekatan kasus
2. Jenis pendekatan menurut timbulnya variable:
penelitian non eksperimen
penelitian eksperimen
3. Non Eksperimen
a. penelitian kasus
b. penelitian kausal
c. penelitian korelasi
d. penelitian faktorial

BAGAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN MASALAH

You might also like