Professional Documents
Culture Documents
Perdagangan Beras
Tidak Boleh
Diserahkan Pada
Mekanisme Pasar
Pemimpin Redaksi: Achmad Ya’kub; Redaktur Pelaksana: Cecep Risnandar Redaktur: Muhammad Ikhwan, Tita Riana Zen, Wilda Tarigan,
Tejo Pramono Reporter: Umran S (NAD), Edwin Sanusi (Sumatera Utara), Fajar Rilah Vesky (Sumatera Barat), Tyas Budi Utami (Jambi),
Agustinus Triana (Lampung), Atep Toni, Usep Saeful, Dimas Barliana, Harry Mubarak (Jawa Barat), Edi Sutrisno, Ngabidin (Jawa Tengah),
Muhammad Husin (Sumatera Selatan), Mulyadi (Jawa Timur), Marselinus Moa (NTT).
Penerbit: Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI) Penanggung Jawab: Henry Saragih Pemimpin Umum: Zaenal Arifin Fuad Sekertaris
Redaksi: Tita Riana Zen Keuangan: Sriwahyuni Sirkulasi: Supriyanto, Gunawan Alamat Redaksi: Jl. Mampang Prapatan XIV No.5 Jakarta
Selatan 12790. Telp: +62 21 7991890 Fax: +62 21 7993426 Email: pembaruantani@fspi.or.id website: www.fspi.or.id
Redaksi menerima tulisan, artikel, opini yang berhubungan dengan perjuangan agraria dan pertanian dalam arti luas yang
sesuai dengan visi misi Pembaruan Tani. Bila tulisan dimuat akan ada pemberitahuan dari redaksi.
2
Pembaruan Tani - Desember 2006 NASIONAL
3
UTAMA Pembaruan Tani - Desember 2006
Arif Ariadi/BRR
4
Pembaruan Tani - Desember 2006 UTAMA
Kenangkung Kecamatan Seruway, dan jumlah jiwa 19310, jumlah
LINGKUP BANTUAN FSPI & PERMATA YANG DIRENCANAKAN
diseberang sungai arah barat korban jiwa ; 1 jiwa hilang.
terdiri dari desa Upah, Desa Kondisi rumah : 35 unit rumah
Perkebunan, Desa Marlempang, hanyut.
Desa Balai, Desa Tanjung Parit, Kecamatan Rantau: Jumlah
Desa Lambung Belang, Desa Kepala Keluarga ; 8590, Jumlah
Tumpuk Tengah, Desa Tanjung, jiwa 33650, Jumlah Kepala
Desa Kampung Raja, Desa Mesjid, Keluarga yang mengungsi 5776
Desa Tanjung Mulia, Desa Teluk dan jumlah jiwa 26336, jumlah
Kemiri. Kecamatan Bendahara. korban jiwa ; 5 jiwa meninggal.
Sementara disekitar Kota kuala Kondisi rumah : 561 unit rumah
simpang (Kecamatan kota rusak berat, 2364 unit rumah
Kualasimpang) dan Kecamatan rusak ringan.
Rantau air telah menyapu rumah Kecamatan Kejuruan Muda:
penduduk yang berada di pinggir Jumlah Kepala Keluarga ; 5296, DATA KERUGIAN KELOMPOK TANI BASIS (KTB) & NON KTB
sungai Tamiang. Adapun Jumlah jiwa 29197, Jumlah Kepala
Kecamatan yang dilanda banjir Keluarga yang mengungsi 8154
dan kerugiannya di hilir sungai dan jumlah jiwa 26000, jumlah
adalah sebagai berikut. korban jiwa ; 13 jiwa meninggal
Kecamatan Manyak Payed: dan 47 jiwa hilang. Kondisi rumah
Jumlah Kepala Keluarga ; 5700, : 2015 unit rumah rusak berat, 365
Jumlah jiwa 28660, Jumlah Kepala rusak ringan dan 38 unit rumah
Keluarga yang mengungsi 4450 hanyut.
dan jumlah jiwa 26415. Kondisi Pengungsian mulai terjadi pada
rumah, 16 unit rumah rusak berat, tanggal 25 Desember di daerah
1 rusak ringan. Hilir sungai yaitu, Kecamatan
Kecamatan Bendahara: Jumlah Kota Kualasimpang, Kejuruan
Kepala Keluarga ; 3050, Jumlah Muda, Rantau, Karang Baru,
jiwa 18580, Jumlah Kepala Seruway, Bendahara, Manyak
Keluarga yang mengungsi 1825 Payed dan Banda Pusaka. Sejak
dan jumlah jiwa 13000, jumlah tanggal 24 sampai tanggal 26
korban jiwa ; 6 jiwa meninggal. Desember jalan raya tidak bisa
Kondisi rumah ; 215 unit rumah dilalui oleh kendaraan umum.
rusak berat dan 520 rusak ringan. Jalan mulai terputus dari Desa
Kecamatan Seruway: Jumlah Bukit Panjang Kecamatan Manyak
Kepala Keluarga ; 5425, Jumlah Payed sampai keperbatasan
jiwa 23793, Jumlah Kepala Propinsi Sumatera Utara.
Keluarga yang mengungsi 759
dan jumlah jiwa 11000. Peran Organisasi Petani
Kecamatan Karang Baru: FSPI Natural Disaster Task Force
Jumlah Kepala Keluarga ; 4568, dan Permata yang bekerja sama
Jumlah jiwa 33215, Jumlah Kepala dengan Yayasan Bingkai
Keluarga yang mengungsi 3654 Alamraya (YBA), telah melakukan
dan jumlah jiwa 30760, jumlah tindakan pertama untuk www.chinadaily.com.cn
5
UTAMA Pembaruan Tani - Desember 2006
Pengungsi Kecam
Keteledoran Pemda Madina
Sebagian besar pengungsi korban Muara Sipongi, Henry Saragih, langsung pulang. Pengungsi oleh kendaraan Pemda”.
gempa di Kecamatan Muara Sekretaris Jenderal Federasi Serikat s e n d i r i l a h ya n g s e h a r u s n ya Selanjutnya menurut penuturan
Sipongi, Kabupaten Mandailing Petani Indonesia (FSPI) menentukan kapan situasi dan Dayat, karena kejadian ini rakyat
Natal, Sumatera Utara mengecam menyatakan, “Seharusnya kondisi dinyatakan aman,” tandas setempat sempat bersitegang
keteledoran Pemda Madina. Hal ini pemerintah daerah jangan sampai dia. Pemda juga dinilai lalai karena dengan aparat Pemda. “Kami ingin
berkaitan dengan anjuran dari teledor, dan kami mengecam tidak memasukkan analisis ahli, penyelesaian ini selanjutnya, karena
aparat pemerintahan ini pada analisis situasi kondisi terbaru terutama dari BMG setempat. pengungsi sudah susah jangan
tanggal 23 dan 24 Desember lalu. Pemda yang menyatakan daerah Kelalaian ini berakibat fatal, dibawa lagi ke situasi yang kacau
Pemda menginstruksikan Muara Sipongi sudah aman”. terutama dengan jatuhnya korban tak menentu,” lanjut dia.
pengungsi untuk pulang ke Pengungsi kebanyakan sekarang jiwa. “Manajemen penanggulangan FSPI sendiri menginginkan
rumahnya masing-masing. kembali lagi ke Panyabungan dan bencana alam tentunya ada yang manajemen penanggulangan
Kondisi yang dianggap aman ini Kotanopan. salah, dan kami bersama rakyat bencana alam yang berpihak pada
akhirnya kembali berujung pada FSPI sebagai organisasi tani juga mengecam keputusan Pemda rakyat, dengan analisis situasi
tragedi. Hanya berselang beberapa merasa peduli dengan hal ini. “Kita tersebut,” lanjut Henry. kondisi yang terukur, dan terutama
jam setelah para pengungsi kembali punya banyak pengalaman di Aceh Menurut Dayat, penduduk menggunakan kearifan dan
ke kampung, longsor menimpa pasca gempa dan tsunami, Muara Sipongi, “Sebenarnya para kebiasaan lokal. Melalui Henry
penduduk. Sementara ini, 23 orang Yogyakarta, banjir di Jawa Timur, pengungsi belum mau untuk Saragih, FSPI telah menyalurkan
ditemukan tewas. Puluhan lainnya serta tsunami Pangandaran. Tidak pulang. Namun setelah ada anjuran bantuan untuk korban gempa dan
dinyatakan hilang. seharusnya ada instruksi langsung dari Pemda sebagian besar akhirnya longsor di Muara Sipongi.
Diwawancarai di tengah pengungsi yang memaksa pengungsi untuk berangkat, juga karena diantarkan Muhammad Ikhwan
Solidaritas FSPI Kerusakan lahan pertanian akibat banjir di kabupaten Langkat, khususnya yang menimpa anggota OTL di Unit II
SPSU Langkat, Stungkit, yaitu OTL Sejahtera Bersama dan Wira Usaha Keluarga, adalah sebagai berikut:
1. Jagung, sebanyak 377 rante
Dan SPSU 2. Padi sebanyak 79,5 rante
3. Kacang Panjang sebanyak 17 rante
4. Kacang Tanah sebanyak 9 rante
6
FSPI
FEDERASI SERIKAT PETANI INDONESIA
2007
1 Januari: Tahun baru Masehi 17 Mei: Kenaikan Isa Almasih 12 Oktober: Cuti bersama, sebelum hari raya Idul 18 Desember: Hari Buruh Migran Internasional
20 Januari: Tahun baru 1428 Hijriyah 18 Mei: Cuti bersama, menyambut Kenaikan Isa Fitri 20 Desember: Idul Adha 1428 H
18 Februari: Tahun baru imlek Almasih 13 Okober: Idul Fitri 1 Syawal 1428 H 21 Desember: Cuti bersama, sesudah hari raya
8 Maret: Hari Perempuan Internasiona 1 Juni: Hari raya waisak 14 Oktober: Idul Fitri 1 Syawal 1428 H Idul Adha
19 Maret: Hari Raya Nyepi Saka 1929 8 Juli: Hari lahir FSPI 15 Oktober: Cuti bersama, sesudah hari raya Idul 24 Desember: Cuti bersama, sebelum hari raya
31 Maret: Maulid Nabi Muhammad SAW 11 Agustus: Isra Mi’raj Fitri Natal
6 April: Wafat Isa al-Masih 17 Agustus Hari kemerdekaan RI 16 Oktober: Cuti bersama, sesudah hari raya Idul 25 Desember: Hari raya Natal
17 April: Hari Perjuangan Petani Internasional 10 September: Hari perjuangan melawan WTO & Fitri
20 April: Hari hak asasi petani Indonesia Neoliberalisme 16 Oktober: Hari pangan se-Dunia
1 Mei: Hari buruh 24 September: Hari tani nasional 10 Desember: Hari HAM Internasional
SEKERTARIAT FSPI: Jl. Mampang Prapatan XIV No.5, Jakarta 12790 | Telp: +62 21 7991890 | Fax: +62 21 7993426 | Website: www.fspi.or.id
Pembaruan Tani - Desember 2006 CATATAN AKHIR TAHUN
PANDANGAN DAN SIKAP
FEDERASI SERIKAT PETANI INDONESIA (FSPI)
No: 007/12/FSPI/2006
Catatan Akhir Tahun
7
CATATAN AKHIR TAHUN Pembaruan Tani - Desember 2006
penguasaan atas perkebunan, kehutanan, substansial. Yang dimaksud dengan menata ulang angkasa RI.
pertambangan saat ini didominasi oleh segelintir struktur agraria adalah penataan kembali atau Dalam tahun-tahun sebelumnya dan terutama
individu dan perusahaan-perusahaan besar nasional membongkar struktur kepemilikan, penguasaan, 2006, konflik agraria yang melibatkan petani masih
dan asing seperti PT. NewMont, PT. Freeport, PT. pengalokasian, penggunaan, dan pengolahan yang saja terjadi. Di beberapa daerah, pengalaman petani
CALTEX, PT. London Sumatra dan lainnya yang berhubungan dengan sumber agraria dan kekayaan menyatakan bahwa paradigma pembangunan
luasannya hingga jutaan hektar. alam; bumi, air, dan ruang angkasa serta seluruh sangat meminggirkan petani. Melalui tangan-tangan
Sementara sebagian besar rakyat tani hanya kekayaan yang terkandung didalamnya. pemerintah, PT Perhutani dan malah perusahaan-
menguasai 0,3 ha pada lahan pertanian bahkan tak Pembaruan agraria selanjutnya diharapkan dapat perusahaan multinasional dengan leluasa
bertanah. Pajak maupun keuntungan atas bagi hasil menciptakan proses perombakan dan pembangunan menguasai tanah negara. Petani dan masyarakat
yang diterima negara dari lahan-lahan perkebunan, kembali struktur sosial masyarakat, khususnya sekitar yang menggantungkan hidupnya dari
kehutanan, kelautan, pertambangan dirasakan tak masyarakat pedesaan, sehingga terciptanya sistem pertanian dan memperjuangkan tanah leluhurnya
sesuai dengan keuntungan yang diraih oleh kesejahteraan sosial dan jaminan sosial bagi rakyat digusur. Ada hampir 2000 kasus yang identik sudah
perusahaan-perusahaan asing tersebut yang sudah miskin, kaum tani, serta penggunaan kekayaan alam terjadi di Indonesia semenjak tahun 1970-an, korban
puluhan tahun mengekploitasi sumber-sumber sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. yang jatuh pun tak sedikit.
agraria. Apalagi jika di hitung menurunnya kualitas Struktur agraria yang berkeadilan seperti Di awal bulan Juni 2006, kasus yang terjadi di
layanan alam, dampak sosial, ekonomi dan keinginan petani dan rakyat miskin mengandung Cisompet, Garut, Jawa Barat setidaknya
politiknya terhadap bangsa Indonesia. nilai-nilai dan prinsip, seperti : membangkitkan pengalaman pedih kaum tani yang
Situasi yang penuh ketidakadilan tersebut telah 1. tidak adanya konsentrasi kepemilikan dan hak-haknya tak lagi diprioritaskan oleh negara.
mendorong pada munculnya ribuan konflik-konflik penguasaan agraria pada segelintir orang saja, Terjadi kriminalisasi terhadap perjuangan petani,
yang bersandar pada perebutan penguasaan, yang ditandai dengan adanya aturan tentang yang awam disertai kekerasan terhadap kaum tani
pengelolaan, pemanfaatan dan kepemilikan atas batas minimal dan batas maksimal anggota FSPI. Akibat tindak kekerasan tersebut satu
sumber-sumber agraria, baik yang sifatnya vertikal, 2. tidak adanya monopoli dalam produksi dan orang tertembak, tiga orang ditangkap polisi
horizontal maupun gabungan keduanya. Secara distribusi produksi (kemudian dibebaskan), 22 orang lainnya
umum konflik yang terjadi didominasi oleh konflik 3. adanya jaminan terhadap hukum, penguasaan dinyatakan hilang, 7.000 warga mengungsi, 10
antara rakyat dengan Perusahaan swasta baik asing dan kepemilikan sumber agraria bagi petani hektare lahan penduduk dirusak dan 14 rumah
maupun dalam negeri, rakyat dengan pemerintah kecil, buruh tani dan rakyat miskin lainnya dibakar. Kasus ini masih terus digulirkan dan pihak
dan rakyat dengan institusi negara. Dimana wilayah 4. adanya jaminan bahwa usaha-usaha yang PT Perkebunan Nusantara (PTPN VIII Bunisari
konflik itu berada pada lahan pertanian, dilakukan dalam lapangan agraria haruslah Lendra) yang bertanggung jawab masih terus
perkebunan, kehutanan, pertambangan, memajukan kemakmuran dan martabat manusia berusaha merampas tanah rakyat. Pihak aparat
perairan/kelautan dan urban/perkotaan. Polsek Cisompet dan TNI (Kodim 0611 Garut) yang
Ketidakadilan agraria juga telah mendorong Implementasi Reforma Agraria 2006: Konflik terlibat juga harus diusut hingga tuntas. Dengan
tingginya tingkat urbanisasi dari desa ke kota, Agraria Belum Selesai munculnya kekerasan terhadap petani ini pula
tingginya jumlah buruh migran, meningkatnya FSPI memandang bahwa agar pelaksanaan kaum tani mendesak dicabutnya UU Perkebunan
petani yang tidak memiliki lahan pertanian, pembaruan agraria dapat memenuhi rasa keadilan (UU No. 18/2004) karena cenderung melegitimasi
kerusakan dan pencemaran lingkungan yang maka pembaruan agraria harus dapat kriminalisasi perjuangan petani penggarap.
disertai dengan bencana alam, kasus menyelesaikan semua konflik dan sengketa agraria UU Perkebunan yang bertentangan dengan UUPA
kelaparan/busung lapar, tingginya tingkat yang telah terjadi dari masa lalu dan yang terjadi 1960 juga mengakibatkan konflik berlarut terhadap
pengangguran dipedesaan maupun di perkotaan. saat ini. Sementara untuk menjaga agar konflik petani di Bandar Pasir Mandoge, Sumatera Utara.
Dengan merunut pada analisis sosial, ekonomi, agraria berlarut-larut di masa mendatang, maka Tahun lalu, terjadi kasus penangkapan 5 orang
politik dan budaya di atas tentunya secara rasional pemerintah haruslah ada upaya untuk menciptakan petani yang mempertahankan tanahnya dari
reforma agraria harus dimasukkan sebagai grand peraturan yang tidak memberikan peluang rampasan PT. Bakrie Sumatera Plantation (BSP) di
design pembangunan, terutama berkaitan dengan terjadinya konflik agraria. Sumut. Pada medio 2006 para petani dan keluarga
masa depan sektor pertanian dan pangan Indonesia. Penataan struktur agraria yang berhubungan yang bertahan di lahan pertanian rakyat
disektor pertanian dan kaum tani haruslah dimulai diintimidasi, dan akhirnya diserang oleh aparat
Struktur Agraria yang Diinginkan oleh Petani dan dari pelaksanaan program Landreform yaitu suatu yang disinyalir bergerak atas perintah PT. BSP. Yang
Rakyat upaya yang mencakup pemecahan dan paling sedih adalah nasib mereka yang ditangkap,
FSPI memandang secara konseptual bahwa sesuai penggabungan satuan-satuan usaha tani, dan selain diseret-seret seperti anjing, juga dipukuli
dengan isi dan kandungan dalam UUPA 1960, hal- perubahan skala pemilikan. Kemudian dilanjutkan layaknya bukan manusia dan diborgol seperti
hal yang perlu diatur dalam agraria meliputi dengan peningkatan kemampuan petani dengan seorang pelaku kejahatan. Padahal mereka adalah
seluruh bumi, air, dan ruang angkasa serta seluruh berbagai program-program pendidikan, upaya para petani yang mencoba mempertahankan
kekayaan alam yang terkandung didalamnya. penyediaan subsidi, pemilikan teknologi pertanian, tanahnya dan tidak ada keberpihakan dari aparat
Dalam pengertian bumi, selain permukaan bumi, sistem distribusi/perdagangan yang adil, dan terhadap mereka. Walau sekarang sudah ada yang
termasuk pula tubuh bumi di bawah-nya serta yang mendorong tumbuhnya organisasi-organisasi massa dilepaskan, namun intimidasi terhadap petani terus
berada di bawah air. Kesemuanya tersebut petani dan koperasi petani, serta infrastruktur berlanjut dan tidak ada jaminan yang diberikan
merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisah- lainnya. pemerintah atas tanah yang mereka garap.
pisahkan. Hubungan antara bangsa Indonesia dan Sementara penataan struktur agraria yang Selanjutnya, penangkapan dan intimidasi juga
bumi, air serta ruang angkasa, termasuk kekayaan berhubungan dengan pemanfataan di luar usaha- terjadi di tanah pertanian rakyat yang berlokasi di
alam di dalamnya adalah hubungan yang bersifat usaha pertanian pangan seperti perairan, Tanak Awu, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
abadi. pertambangan, kehutanan, perkebunan, pariwisata, Proses penggusuran lahan pertanian terus
Paling penting untuk ditegaskan bahwa dan pemanfaatn lain haruslah dilakukan dengan dilakukan di desa Tanak Awu disertai dengan
pembaruan agraria yang diinginkan oleh kaum tani peninjauan kembali, termasuk pembatalan berbagai kekerasan, intimidasi dan teror yang diprakarsai
adalah Pembaruan Agraria Sejati yaitu adanya kontrak karya atau kontrak pertambangan oleh oleh sekelompok massa yang mengatasnamakan
upaya membongkar dan menata ulang struktur perusahaan-perusahaan asing, izin Hak PAM Swakarsa yang ikut mengawal proses
agraria yang timpang, eksploitasi manusia atas Pengusahaan Hutan (HPH) atau Hutan Tanaman pengggusuran lahan pertanian bersama Pemerintah
manusia, menuju tatanan baru dengan struktur yang Industri (HTI), izin atas eksplorasi sumber-sumber Daerah3 (PEMDA) Lombok Tengah, Nusa Tenggara4
bersendi kepada keadilan agraria. Sehinga program air alam yang dikuasai perusahaan-perusahaan, Barat. Konflik ini sendiri sudah berlangsung lebih
pembaruan agraria nasional yang hendak dijalankan pencabutan izin HGU, izin ekplorasi perikanan dan dari setahun, akibat paksaan pembangunan bandara
oleh pemerintah haruslah suatu pembaruan agraria lainnya di wilayah kelautan, menetapkan internasional di tengah tanah pertanian yang subur.
sejati. penguasaan penuh atas wilayah udara atau ruang Pada 18 September 2005 lalu, kasus penembakan
Yang dimaksud keadilan agraria itu adalah suatu
keadaan dimana dijamin tidak adanya konsentrasi
dalam penguasaan dan pemanfaatan atas sumber-
sumber agraria pada segelintir orang. Keadilan
agraria juga merupakan perwujudan kemerdekaan
Bangsa Indonesia atas tanah airnya secara Tabel. Kasus agraria dan kekerasan terhadap petani. Diolah dari data KPA dan FSPI hingga tahun 2006
8
Pembaruan Tani - Desember 2006 CATATAN AKHIR TAHUN
dan kekerasan dalam rapat umum petani dasarnya konflik agraria tersebut adalah sebesar sekitar 1.066 juta ton, akhirnya didapat
mengakibatkan setidaknya 33 petani luka-luka pelanggaran terhadap HAM. selisih akhir yang menyatakan bahwa sebenarnya
tembak dan pukul. 5. Pengakuan secara hukum mengenai kita surplus beras sekitar 60 ribu ton lebih.
Reforma agraria juga seharusnya bisa menjadi kepemilikan dan penguasaan terhadap tanah- Keputusan impor oleh pemerintah menyakiti hati
resolusi konflik yang berpihak pada petani, tanah obyek Land Reform atau tanah-tanah petani, dan memperlihatkan komitmen
mengingat juga kasus-kasus lain yang belum yang berkonflik atau dipersengketakan petani pembangunan ternyata tidak berpihak pada
selesai perkaranya hingga dewasa ini. Reforma yang saat ini telah dikuasai petani. pembangunan pedesaan.
agraria berpotensi menjadi jaminan kedaulatan 6. Selanjutnya terhadap kebijakan yang sudah FSPI sebagai organisasi tani mencatat tiga hal
petani atas tanah garapannya, karena prinsip “land terlanjur dikeluarkan, seperti pemberian hak yang patut diperhatikan secara serius, yakni: (1)
to the tiller” (tanah untuk penggarap). Berkaitan terhadap perorangan, pemilik usaha maupun FSPI sebagai organisasi tani dengan tegas menolak
dengan resolusi konflik tersebut, tentunya ada bentuk organisasi lainya yang berpeluang impor beras. Impor beras sebagai solusi reaktif dan
konsekuensi positif di masa depan atas kasus menimbulkan konflik agraria haruslah ditinjau jangka pendek seharusnya tidak dilakukan dengan
kekerasan terhadap petani Sosa, Tapanuli Selatan dan dievaluasi kembali, sehingga tidak terulang mengorbankan kepentingan petani, terutama
Sumatra Utara, terhadap petani di Bengkulu atau munculnya konflik agraria. dengan fakta stok dan produksi beras surplus.
peristiwa penembakan yeng menyebabkan Dampak impor beras telah jelas bagi petani padi,
tewasnya 4 petani di Bulukumba Sulawesi Selatan Implementasi Pembangunan Pedesaan 2006: Quo yaitu dengan turunnya harga gabah dan hancurnya
akibat konflik dengan PT. London Sumatra (PT. Vadis Pertanian Rakyat pasar domestik, sehingga melenyapkan
Lonsum), dan penangkapan dan kekerasan Hampir 70 persen rakyat Indonesia tinggal di keuntungan bagi kehidupan petani. Solusi jangka
terhadap petani Cibaliung, Banten. pedesaan, dan mayoritas dari mereka menengah yang harus diterapkan adalah dengan
Untuk itulah, FSPI juga meyakini bahwa menggantungkan hidup pada sektor pertanian. mengaktifkan kembali peran Bulog sebagai buffer
pelaksanaan reforma agraria menuntut Pembangunan pedesaan menurut pandangan stock beras. Masa-masa kritis, kurang stok dan
penyusunan undang-undang baru yang organisasi tani adalah suatu keniscayaan, terutama harga naik sebenarnya bisa diprediksi oleh
merupakan turunan selanjutnya dan mekanisasi untuk mengatasi masalah-masalah pokok petani pemerintah karena kita punya siklus musim yang
dari UUPA 1960, sehingga selain tidak melanggar seperti kemiskinan dan kesejahteraan. Dalam jelas. Ditambah tanggal-tanggal yang jelas untuk
struktur peruntukan, penguasaan, pemanfaatan, prakteknya. pemerintah kelihatan gagap dalam mengantisipasi kenaikan harga (misalnya hari
dan pengolahan tentang agraria, harus ada jaminan merespon isu ini, padahal secara riil sudah besar agama), tentunya manajemen stok bisa
keberlanjutan dan kelestarian agraria tersebut. dihasilkan konsep Revitalisasi Pertanian. Pasca diperbaiki tanpa petani menjadi korban terus.
Dengan demikian langkah-langkah yang harus tahun 1987, berakhirlah swasembada pangan di Sederhana saja, Bulog membeli gabah dengan
ditempuh oleh penyelenggara negara dalam Indonesia dan pembangunan pertanian Indonesia harga yang menguntungkan dari petani pada masa
menjalankan pembaruan agraria tersebut adalah: semakin kehilangan track-nya. Hal ini panen raya dan panen gadu (Maret-April dan
1. Menjalankan reforma agraria haruslah sesuai membuktikan, tanpa grand design yang jelas dan Agustus-September), sehingga stok bisa disalurkan
dengan prinsip dan semangat dari jiwa UUPA implementasi yang terintegrasi, tentu akan sulit pada masa-masa yang diidentifikasi kritis. Tidak
1960, yang dilaksanakan secara murni dan mencapai pembangunan pedesaan yang seperti sekarang, pemerintah seperti kebakaran
konsekuen. diharapkan. Hal ini juga dibuktikan dengan jenggot dan solusinya klasik: impor.
2. Pembatalan atau pencabutan terhadap seluruh beberapa kebijakan umum dan khusus yang Hal ini tentunya harus diperbaiki juga dengan
produk undang-undang dan peraturan yang dilakukan pemerintah pada tahun 2006 yang berbagai kebijakan pendukung yang tidak
berkaitan dengan agraria, termasuk bertentangan dengan semangat di atas. Ada diberikan kepada petani, yakni insentif. FSPI secara
penghentian pembahasan RUU Penanaman beberapa hal yang dijadikan catatan berkaitan kritis mempertanyakan insentif apa yang diberikan
Modal. Pembatalan atau pencabutan seluruh dengan hal ini, yakni seperti yang akan negara, pemerintah dan masyarakat terhadap
undang-undang dan peraturan yang berkaitan disampaikan sebagai berikut: pertanian, yang fakta di lapangan hingga saat ini
dengan agraria tersebut haruslah diikuti pula memang tidak optimal. Masalah pupuk, benih,
pembuatan undang-undang dan peraturan yang a. Masalah Impor Beras harga, pasar, bahkan sarana produksi vital seperti
merupakan turunan dari UUPA 1960, sehingga Ada problematika yang patut disoroti secara serius tanah dan air lupa dibangun secara
tidak menjadi undang-undang dan peraturan dalam kebijakan impor beras pemerintah di tahun berkesinambungan oleh pemerintah. Insentif disini
yang sektoral dan tumpang tindih. 2006 ini. Menurut perhitungan BPS dan bukan bermakna subsidi secara sempit, namun
3. Untuk penyederhanaan dalam pelaksanaannya Departemen Pertanian, sesungguhnya Indonesia lebih kepada rangsangan keuntungan bagi kaum
sehingga tidak terjadi tumpang tindih, maka surplus beras sekitar 60 ribu ton. Ini dikarenakan tani. Hal ini bisa berupa insentif langsung bagi
departemen yang berkaitan dengan agraria produksi gabah naik, yaitu sebesar 54.66 juta ton buruh atau petani yang produktif, program
haruslah dalam satu koordinasi, yang memiliki gabah kering giling (GKG). Setelah dikurangi reforma agraria bagi penggarap, harga yang
otoritas. penyusutan dan penggunaan GKG, dengan faktor berkorelasi langsung dengan ongkos produksi dan
Dalam rangka membangun rasa keadilan bagi konversi 0.63, bisa menghasilkan beras untuk keuntungan, dan sebagainya. Khusus pada masalah
petani dan rakyat lainya yang mengalami konflik dikonsumsi sebesar 32.025 juta ton. Kebutuhan harga, perlu disoroti secara kritis kebijakan
agraria yang belum diselesaikan sampai saat ini, beras untuk rakyat dihitung sebesar 30.958 juta ton, pemerintah melalui Inpres No. 13/2005 tentang
yakni dari masa kolonial hingga sekarang haruslah ditambah kebutuhan beras untuk non-pangan HPPyang menurut hemat kaum tani tidak sesuai
diselesaikan karena ini merupakan bagian dari
pelaksanaan pembaruan agraria. Penyelesaian
konflik agraria yang belum selesai dari masa Tabel: impor beras Indonesia (data FSPI dan dari berbagai sumber)
kolonial hingga saat ini haruslah di tempuh dengan
langkah-langkah :
1. Menginventarisir seluruh konflik-konflik agraria
yang belum diselesaikan dari masa kolonial
hingga sekarang.
2. Merumuskan mekanisme penyelesaian konflik
secara sistematis, terencana dan menyeluruh
serta bersendikan kepada rakyat yang menjadi
korban dari konflik tersebut.
3. Mengembalikan hak tersebut baik dalam bentuk
agraria yakni lahan semula, mengganti lahan
atau melalui mekanisme ganti rugi dengan
mempertimbangkan rasa keadilan rakyat yang
menjadi korban dari konflik agraria tersebut.
4. Bagi pelaku yang menyebabkan terjadinya
konflik agraria baik secara langsung atau tidak
langsung harus pula diajukan ke pengadilan
yang berdimensikan HAM, karena pada
9
CATATAN AKHIR TAHUN Pembaruan Tani - Desember 2006
lagi dengan ongkos produksi dan keuntungan mengingkari mandat sebagai presiden yang dipilih tanah), dan akhirnya proteksi bagi kaum ini
petani. Harga gabah panen sebesar Rp 1730 pada Pemilu yang lalu. Pembangunan hanya terabaikan. Mulai tahun 1998, pertanian di
tentunya tidak relevan lagi setelah kenaikan BBM berkutat pada sektor investasiyang digantungkan Indonesia terasa tidak menguntungkan dengan
yang secara langsung menaikkan ongkos produksi seluruhnya dari kekuatan kapital luar tanpa tidak dilakukannya pembangunan berfokus pada
(pupuk naik, ongkos traktor, buruh tani, dan kemandiriandan penguatan sektor moneter dan pembangunan pedesaan, tidak dihargainya
transportasi). finansial. Pembangunan di tahun 2006 tentunya produksi petani, impor, hingga masalah pendidikan
(2) pemerintah juga melupakan masalah rantai melupakan pertanian rakyat sebagai sektor riil yang dan kesehatan di pedesaan. Sehingga tak heran jika
perdagangan beras yang mengakibatkan produsen bisa menjadi penggerak roda ekonomi masyarakat banyak petani yang mulai berpindah menjadi buruh
dan konsumen terancam spekulasi dan permainan Indonesia. pabrik, menjadi buruh migran di luar negeri atau
harga. Perlu ada terobosan prinsip direct selling- Secara ekonomis, faktanya pertanian adalah salah pemuda pemudi tani yang berbondong-bondong
direct buying dari petani padi sehingga bisa satu sektor yang paling tahan dan elastis terhadap berpindah ke kota dan menganggap pertanian tak
langsung ke tangan konsumen. Tentunya hal ini fluktuasi ekonomi internasional. Sektor ini bersama berharga lagi.
membutuhkan Bulog sebagai perantara. Untuk itu, Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) juga Di sisi lain, anggaran pemerintah untuk
Bulog harus dikembalikan perannya untuk melayani merupakan bagian integral dari kedaulatan pembayaran utang dan bunganya mengambil porsi
rakyat, dengan peran public service obligation Indonesia pasca krisis ekonomi tahun 1997. Di saat yang sangat besar. Hampir 40 persen alokasi APBN
(PSO)-nya. Peran inilah yang dikebiri IMF dengan investasi, manufaktur dan indikator moneter kolaps dibayarkan untuk cicilan utang, melupakan
Letter of Intent tahun 1998. Rantai perdagangan ternyata pertanian tetap elastis karena kebutuhan pembangunan lain yang lebih krusial. Posisi utang
beras yang terlalu panjang dalam pengalaman dan proksimitasnya yang relatif menjadi pokok Indonesia kini mencapai USD 147 milyar, atau
Indonesia juga hanya menyuburkan pedagang dan utama ekonomi rakyat. Pertanian juga secara sekitar 1.337 trilyun rupiah. Hal ini sesuai dengan
pemburu rente. Dalam kasus impor beras terakhir, konstan menyumbang kepada produk domestik penuturan sebelumnya, bahwa ada campur tangan
negara dan rakyat berpotensi dirugikan sekitar Rp bruto dan menjadi ruang ekonomi bagi lapangan institusi internasional Bank Dunia, IMF dan WTO
520 milyar, apalagi dengan impor dengan kerja padat karya. Pertanian menyumbangkan dalam masalah ini. Sesuai dengan perspektif
mengandalkan harga internasional yang murah sekitar 13.41 persen PDB pada tahun 2005, dan di pembangunan pedesaan, semestinya jumlah ini bisa
(US$ 302 per ton). tahun 2006 diperkirakan sebesar 13.29 persen. digunakan untuk hal lain yang lebih substansial.
(3) impor beras juga kental kaitannya dengan Sementara, total tenaga kerja yang diserap melalui Jumlah pembayaran utang dalam anggaran itu
Bank Dunia, IMF dan WTO. Baru-baru ini, Bank pertanian bisa berpotensi mencapai sekitar 44 persen sendiri ternyata 6 kali lebih besar dari anggaran
Dunia menyebarkan hasil risetnya yang dari total angkatan kerjaatau sekitar 46,7 juta jiwa kesehatan, 2 kali anggaran pendidikan nasional, 11
menganjurkan pembukaan pasar impor beras untuk menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kali lebih besar dari anggaran perumahan dan
menanggulangi kemiskinan di Indonesia. Riset Sementara jumlah penduduk yang secara tidak fasilitas umum, serta 33 kali lebih besar dari
berjudul “Making The New Indonesia Work for The resmi atau informal bermata pencaharian petani anggaran jaminan sosial. Lebih lanjut lagi. proyek
Poor” itu tak pelak lagi menjadi salah satu anjuran (petani gurem, buruh tani) adalah lebih dari 38 juta utang Bank Dunia dan IMF juga telah
yang mengancam kedaulatan rakyat. IMF dengan keluarga tani. mengakibatkan penderitaan masyarakat di bidang
LoI-nya membuka pasar beras sebebas-bebasnya Dengan faktor ekonomi di atas, pembangunan agraria: membuat pasar tanah dan menelantarkan
(tarif impor 0 persen) dan mengebiri peran Bulog sebenarnya bisa berfokus pada pertaniandengan jutaan petani hingga tak bertanah di Indonesia,
pada tahun 1998. WTO adalah penganjur utama memanfaatkan kekayaan sumber agraria di negeri mewujudkan privatisasi air, kerusakan lingkungan,
perdagangan bebas, terutama pertanian. Baru-baru ini. Sejak kehilangan track-nya, pembangunan di bahkan kehilangan lapangan pekerjaan.
ini, proposal perlindungan untuk komoditi khusus negeri ini semakin ambigu antara pertanian dan Indonesia memutuskan untuk melunasi utang
(Special Product and Special Safeguard Mechanism) industri; di satu sisi sektor pertanian tak maju-maju, pada IMF sebesar USD 3.1 milyar pada Oktober
yang dipromotori negara miskin dan berkembang di sisi lain industri juga mandeg. Sebenarnya banyak 2006. Secara kritis, juga menimbang faktor ekonomi,
G-33 berusaha dikandaskan. Indonesia yang hal yang mendasari fakta ini selain sosial, dan politik keputusan ini tidak istimewa,
cenderung sebagai good boy dari unholy trinity di ketidakberpihakan pemerintah, seperti kurangnya bahkan opsi untuk mengatasi masalah utang ini
atas, seharusnya aware terhadap bahaya anjuran, insentif bagi dunia usaha, iklim liberalisasi pasar sejak lama dibahas baik di Indonesia maupun di
program dan peraturan lembaga-lembaga ini. Sudah yang mematikan produsen dan pasar domestik, tengah masyarakat internasionalbaik opsi untuk
sepatutnya kita berpikir mandiri dan menolak regulasi yang merugikan dan tak efektif bagi membayar, maupun untuk mengemplang utang
intervensi asing terutama dalam kebijakan yang pengusaha kecil, serta integrasi kebijakan seperti yang dilakukan Argentina. Fenomena ini
mempengaruhi hajat hidup rakyat banyak. pemerintah yang karut marut. sebenarnya harus dilihat sebagai momentum bahwa
Namun, faktanya pertanian di tahun 2006 juga Indonesia bisa terlepas dari cengkraman IMF, dan
dihubungkan hanya sebagai angka-angka semu bagaimana pemerintah bisa membangun
b. Kebijakan Pertanian dan Pembangunan ekonomi makro. Polemik harga beras yang perekonomian tanpa harus diintervensi lagi.
Pedesaan kemudian harga gabah, menelurkan ide kebijakan Kemudian pemerintah juga harus bisa mengoreksi
Pembangunan Indonesia secara umum sama seperti penekanan hargayang berakibat pada pengetatan kebijakan anggaran agar menjadi kebijakan yang
tahun-tahun sebelumnya, selalu berdasarkan konsep harga gabah. Padahal harga gabah dan beras di sesuai dengan pemenuhan hak konstitusi rakyat.
pertumbuhan. Kali ini, Presiden SBY mencanangkan Indonesia tidak selalu berhubungan langsung; Dalam konteks inilah pembangunan pedesaan
kebijakan yang dipromosikan dengan istilah triple kenaikan harga beras yang terjadi di bulan Oktober menjadi krusial dalam langkah menuju Indonesia
track strategy yaitu pro-growth, pro-poor dan pro- hingga Desember ternyata tidak diikuti kenaikan yang sejahtera, adil dan makmur.
employment untuk menyukseskan program-program harga gabah. Dengan alasan menurunkan inflasi
yang dulu dijanjikannya kepada rakyat. Namun apa pemerintah mengimplementasikan kebijakan Penutup
yang terjadi? Pertumbuhan ekonomi secara makro dengan tetap berpaku pada Inpres 13/2005 yang Tahun 2006 ditutup dengan wacana reforma agraria
sebesar 5,8 persen ternyata tidak ekuivalen dengan menekankan harga gabah murah, dan impor beras. dan pembangunan pedesaan yang di satu sisi
distribusi pemerataan kekayaan di Indonesia. Hal ini dilakukan sekedar untuk menutupi borok menjadi harapan petani. Di sisi lain, kedua isu ini
Akibatnya yang merasakan pertumbuhan hanya inflasi, agar indikator-indikator ekonomi makro di bukanlah sesuatu yang baruterutama bagi negara
segelintir golongan, terutama yang didomninasi negara ini tetap kelihatan berkembang. Disadari agraris seperti Indonesia. Sebagai wacana, kedua isu
oleh kekuatan korporat dan konglomerasi. atau tidak, petani hanya menjadi objek dan angka- pokok kaum tani di atas belumlah mencerminkan
Sementara jurang pendapatan semakin lebar antara angka, dan selalu menjadi pihak yang dirugikan. grand design yang jelas, apalagi tidak ada cetak biru
si kaya dan miskin, dan petani yang terkesan seperti Lebih jauh lagi, pembangunan pedesaan dalam bagi pembangunan secara luas yang akan
'ketinggalan kereta' di desa. cerminan kerangka anggaran negara cukup memfokuskan pada kedua hal di atas. Selanjutnya,
Yang menarik dari rencana pembangunan di menyedihkan. Total hanya 6.6 trilyun rupiah yang wacana tersebut juga sebenarnya telah dirumuskan
Indonesia adalah rencana Revitalisasi Pertanian, digelontorkan khusus untuk pembangunan sektor dengan baik pada UUPA 1960, dan tinggal
Perikanan dan Kehutanan (RPPK) yang diluncurkan agrariaitu pun tidak khusus dalam sektor pangan didiferensiasi dengan turunan-turunan, mekanisasi
Presiden SBY pada 11 Juni tahun lalu. Lebih dari saja, melainkan dalam kerangka Revitalisasi dan teknis pelaksanaan.
setahun, tidak ada komitmen dasar yang diberikan Pertanian, Perikanan dan Kelautan (RPPK). Derita petani, baik dalam konflik agraria maupun
dalampembangunan pertanian Indonesia, yang Kebijakan ini akhirnya berelasi negatif dengan fakta dalam segi rantai hidup dan jual-beli produk
sejatinya berada di daerah pedesaan. Fokus di lapangan bahwa petani di Indonesia pada pertanian sudah sejak lama mengendap. Terobosan
pembangunan yang dilakukan SBY jelas-jelas umumnya gurem (hanya memiliki tanah sekitar 0.5
melenceng dari apa yang diharapkan rakyat, dan hektar atau kurang) dan buruh tani (tidak memiliki ...Bersambung ke halaman 11
10
Pembaruan Tani - Desember 2006 REFLEKSI
Dinamika Kawasan Amerika Latin:
Bercermin dari Perjuangan Gerakan
Petani Tak Bertanah (MST) Brazil
Henry Saragih (Bagian 2 dari 3 tulisan)
agraria berdasarkan UUPA 1960 dan pembangunan (pertanian korporasi dan monokultur).
...sambungan dari halaman 10
pedesaan berasaskan prinsip-prinsip kedaulatan Demikian catatan akhir tahun 2006, yang sampai
baru ini tentunya harus melingkupi: (1) komitmen pangan (La Via Campesina, 1996). saat ini posisi dan peran petani dalam
atau political will pemerintah; (2) pelibatan Hal ini berkaitan dengan implementasi hal-hal pembangunan masih dipinggir, ditengah retorika,
organisasi tani yang kuat sebagai subjek perubahan; berikut: (1) peningkatan keadilan terhadap wacana, dan implementasi yang mandeg.
(3) tersedianya data yang akurat (4) dukungan dari penguasaan, kepemilikan dan pengelolaan sumber- Pembangunan pertanian Indonesia adalah cita-cita
polisi dan militer (5) elit penguasa yang harus sumber agrariaseperti tanah, air, dan alat produksi yang cerah, dan ke depan harapan kita semua
terpisah dari elit bisnis (6) aparat birokrasi yang lainnya (2) membangun ekonomi pangan lokal yang menjadi perubahan berarti yang bersejarah,
bersih, jujur dan mengerti isu-isu pokok petani. berdasarkan proses produksi dan pemasaran tentunya dengan perubahan yang signifikan dalam
Kebijakan pemerintah melalui duet SBY-JK selama pangan tingkat lokal (3) menjamin harga yang dunia pertanian di negara agraris ini.
tahun 2006 juga cacat secara implementasi. Janji-janji berelasi langsung dengan ongkos produksi dan
sewaktu kampanyeterutama reforma agrariatak keuntungan petani (4) menjalankan hak-hak negara
Jakarta, 28 Desember 2006
kunjung direalisasikan. Revitalisasi Pertanian, untuk melindungi pasar dalam negeri dari serangan
impor (5) subsidi dan insentif bagi petani pangan, Badan Pelaksana Federasi (BPF)
Perikanan dan Kehutanan (RPPK) juga jadi retorika
belaka, padahal sudah satu tahun lebih dari terutama yang melaksanakan pertanian Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI)
pencanangannya. Maka dalam kesempatan ini, berkelanjutan; dan dengan itu menghentikan subsidi
menyatakan urgensi dilaksanakannya reforma bagi usaha pertanian yang tidak berkelanjutan
11
SERIKAT Pembaruan Tani - Desember 2006
Syahroni/PEMBARUAN TANI
Kunjungan
Persahabatan
Petani Korea
Ke FSPI
Selasa, 12 Desember 2006, Federasi Bank Dunia dan IMF.
Serikat Petani Indonesia (FSPI) Achmad Yakub, Deputi FSPI yang
kedatangan 25 petani asal Korea juga salah satu pembicara dalam Petani Korea (KPL dan KWPA) berfoto bersama petani SPSU
Selatan. Mereka terdiri dari 16 sesi diskusi menguraikan sepak di Simalungun, Sumatera Utara.
petani anggota Liga Petani Korea terjang anggota FSPI dalam impor di Korea Selatan. Harga sekolah petani SMP Plus
(KPL) dan 9 petani anggota memperjuangkan pembaruan produk pertanian di tingkat petani Pasawahan. Petani Korea
Asosiasi Petani Perempuan Korea agraria. Selain kebijakan menjadi sangat rendah sedangkan berkesempatan tanya jawab dengan
(KWPA), kedua organisasi tersebut pemerintah yang tidak pro rakyat, biaya produksi tetap tinggi. Semua siswa-siswi sekolah yang didirikan
merupakan anggota La Via tantangan juga datang dari agen- itu terjadi berkat kesepakatan- oleh kader-kader tani ini. Tak bisa
Campesina. agen noeliberal seperti Bank Dunia kesepakatan di WTO dan Free disembunyikan kekaguman mereka
Petani Korea datang untuk untuk dan IMF. Ditambah lagi sejak Trade Agreement (FTA). ”Down terhadap perjuangan kaum tani di
membangun solidaritas perjuangan berdirinya WTO tahun 1995, nasib down WTO! down down FTA!” seru Indonesia. Walaupun dengan
petani Asia melawan petani Indonesia semakin Jeom Sook, lantang. fasilitas seadanya, tapi semangat
neoliberalisme. Selain itu, mereka termarjinalkan. ”Kebijakan- Setelah berdiskusi di hari untuk mencari ilmu dan
juga berkesempatan mendatangi kebijakan neoliberal badan-badan pertama, para petani Korea melanjutkan perjuangan gerakan
anggota FSPI di Jawa Barat, Jawa dunia sangat merugikan petani. berkesempatan mengunjungi tani sangat besar .
Tengah dan Sumatera Utara. Liberalisasi perdagangan dunia anggota FSPI di tiga wilayah, yaitu Perjalanan dilanjutkan ke lahan-
Acara berawal dari diskusi petani menyebabkan banjirnya beras Serkat Petani Pasundan (SPP), lahan reklaiming para petani SPP.
Indonesia-Korea bertemakan impor, kebijakan land reform disetir Serikat Petani Jawa Tengah (SP Di sana, mereka tidak hanya
“Memperkuat Solidarits Perjuangan Bank Dunia. Oleh karena itu, petani Jateng) dan Serikat Petani Sumatera berdialog tapi terjun dengan para
Kaum Tani dalam Melawan harus bangkit melawan dominasi Utara (SPSU). Rombongan dibagi petani setempat mengerjakan
Neoliberalisme”, di Jakarta. Dalam rejim neoliberal,” ujar Yakub. menjadi dua tim, yang terdiri dari ladang-ladang garapan. ”Saya
diskusi tersebut dibahas Hal yang sama dikemukakan tim Jawa dan Sumatera. harap mereka bisa merasakan dan
perjuangan para petani di Korea juga oleh Goo Jeom Sook dari Tim jawa mengunjungi Desa memahami bagaimana petani
dan Indonesia melawan rezim KWPA. Liberalisasi perdagangan Pasawahan, Ciamis. Di basis Indonesia bekerja dan berjuang,”
pasar bebas seperti WTO, FTA, menyebabkan banjir makanan anggota SPP mereka mengunjungi ungkap Wilda Tarigan, Deputi
Pengembangan Petani Perempuan
Muhammad Ikez/PEMBARUAN TANI
FSPI.
Kemudian perjalanan dilanjutkan
ke dataran tinggi Dieng di
Wonosobo. Bersama pengurus SP
Jateng, para petani Korea
dikenalkan dengan kultur bertani
dataran tinggi, dimana sebagian
besar petaninya bertanam sayuran
dan kentang.
Perjalanan yang sama dilakukan
tim Sumatera. Mereka
mengunjungi basis-basis petani
SPSU di daerah Simalungun,
Asahan dan Toba Samosir. Selain
itu para petani juga diperkenalkan
dengan kebudayaan setempat
seperti Tor-tor Batak, acara tukar
benih sebagai simbol persahabatan
petani lintas batas.
Setelah acara kunjungan
persahabatan selesai, para petani
Korea Selatan berkumpul kembali
di Jakarta, dan berangkat ke
Petani Korea (KPL dan KWPA) sedang berpraktek cara bertani ala petani SPP di Desa Pasawahan, Ciamis, negerinya pada tanggal 17
Jawa Barat. Desember 2006. Cecep Risnandar
12