You are on page 1of 2

3.

2 Anomali Penyerta
Lebih dari 50% bayi dengan atresia esofagus memiliki 1 atau lebih
kelainan tambahan. Sistem yang terlibat adalah :3

Kardiovaskuler (29%)

Anorektal (14%)

Genitourinari (14%)

Gastrointestinal (13%)

Vertrebral/skeletal (10%)

Respirasi (6%
BAB IV
PENATALAKSANAAN DAN KOMPLIKASI ATRESIA ESOFAGUS
4.1 Penatalaksanaan

Pada anak yang telah dicurigai menderita atresia esophagus, bayi tersebut harus
segera segera dipindahkan ke bagian neonatal atau pediatrik yang memiliki fasilitas
medis. Tindakan bedah harus segera dijadwalkan sesegera mungkin.4

Sebagai penatalaksanaan preoperasi, perlu diberi tindakan pada bayi dengan AE.
Posisi tidur anak tergantung kepada ada tidaknya fistula, karena aspirasi cairan lambung
lebih berbahaya dari saliva. Anak dengan fistula trakeo- esofagus ditidurkan setengah
duduk. Anak tanpa fistel diletakkan dengan kepala lebih rendah (posisi Trendelenberg).
Suction 10F double lumen di gunakan untuk mengeluarkan sekret dan mencegah aspirasi
selama pemindahan. Bayi diletakan pada incubator dan tanda vital terus di pantau. Akses
vena harus tersedia untuk memberi nutrisi, cairan dan elektrolit, dan sebagai persiapan.
Antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai profilaksis.3

Bayi dengan distress pernafasan memerlukan perhatian khusus, seperti intubasi


endotrakeal dan ventilasi mekanik. Tekanan intra abdomen yang meningkat akibat udara
juga perlu di pantau. Seluruh bayi dengan AE haus dilakukan echocardiogram untuk
mencari kelainan jantung.3
Tidak dilakukan tindakan merupakan pilihan pada bayi dengan sindroma Potter
(agenesis renal bilateral) dan trisomi 18 karena angka kematian tahun pertama pada bayi
ini lebih dari 90%. Bayi dengan kelainan jantung yang tidak bisa dikoreksi atau
perdarahan intra ventrikel grade 4 juga sebaiknya tidak di operasi.3

Anak dipersiapkan untuk operasi sesegera mungkin. Pembedahan dapat dilakukan


dalam satu tahap atau dua tahap tergantung pada tipe atresia dan penyulit yang ada.
Biasanya dilakukan dengan membuat stoma pada esophagus proksimal dari gastrostomi.
Penutupan fistel, anastomosis esophagus, atau interposisi kolon dilakukan kemudian hari
setelah janin berusia satu tahun

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan

Atresia esofagus merupakan kelainan kongenital dengan variasi fistula


trakeoesofageal maupun kelainan kongenital lainnya. Atresia esofagus dapat dicurigai
sejak kehamilan, dan didiagnosa segera setelah bayi lahir. Bahaya utama pada AE adalah
resiko aspirasi, sehingga perlu dilakukan suction berulang. Penatalaksanaan pada AE
utama adalah pembedahan, tetapi tetap dapat meninggalkan komplikasi lebih lanjut yang
berhubungan dengan gangguan motilitas esofagus.

You might also like