You are on page 1of 16

STUDI DESKRIPTIF TENTANG PERAN ORANG TUA DALAM

PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MTS - TAMBELAN

KABUPATEN BINTAN

A. Latar belakang

Kurangnya waktu orang tua untuk lebih memperhatikan anak. Dalam

perspektif pendidikan, terdapat tiga lembaga utama yang sangat berpengaruh

dalam perkembangan kepribadian seorang anak yaitu keluarga, lingkungan

sekolah dan masyarakat, yang selanjutnya dikenal dengan istilah tripusat

pendidikan. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksankan dalam

lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan

merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan

pemerintah.

Allah SWT dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6 berfirman :

      


       
       

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan.” ¹

1
Lembaga keluarga merupakan Tempat pertama untuk anak menerima

pendidikan dan pembinaan. Meski pun diakui bahwa sekolah mengususkan

untuk kegiatan pendidikan, namun sekolah tidak mulai dari “ ruang hampa”.

Sekolah menerima anak setelah melalui berbagai pengalaman dan sikap serta

memperoleh banyak tingkah laku dan keterampilan yang diperolehnya dari

lembaga keluarga.

Pendidikan agama merupakan pendidikan dasar yang harus diberikan

kepada anak sejak dini ketika muda. Hal tersebut megingat bahwa pribadi anak

pada usia kanak- kanak masih muda untuk dibentuk dan anak didik masih

banyak berada dibawah pengaruh lingkungan rumah tangga. Mengingat arti

strategis lembaga keluarga tersebut, maka pendidikan agama yang merupakan

pendidikan harus dimulai dari rumah tangga oleh orang tua.

Pendidikan agama dan spiritual termasuk bidang-bidang pendidikan

yang harus mendapat perhatian penuh oleh keluarga terhadap anak-anaknya.

Pendidikan agama dan spiritual ini berarti membangkitkan kekuatan dan

kesediaan spiritual yang bersifat naluri yang ada pada kanak – kanak. Demikian

pula, memberi kepada anak bekal pengetahuan agama dan nilai – nilai budaya

islam yang sesuai dengan umurnya sehingga dapat menolongnya kepada

pengembangan sikap agama yang betul.

¹ Depag RI, Al-Qur’an dan terjemahan, toha putra, Surat At-Tahrim ayat 6 Hal 561

Inti pendidikan sesungguhnya adalah penanaman iman kedalam jiwa

anak didik, dan pelaksanaan hal itu secara maksimal hanya dapat dilaksanakan

2
dalam rumah tangga. Harun Nasution menyebutkan bahwa pendidikan agama,

dalam arti pendidikan dan konsep islam adalah pendidikan moral oleh ibu

bapak di lingkungan rumah tangga. Disinilah harus dimulai pembinaan

kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam diri anak didik. Lingkungan rumah

tanggalah yang dapat membina pendidikan ini, karena anak yang berusia muda

dan kecil itu lebih banyak berada di lingkungan rumah tangga dari pada luar.

Tugas lingkungan rumah dalam hal pendidikan moral itu penting sekali,

bukan hanya usia kecil dan muda anak didik serta besarnya pengaruh rumah

tangga, tetapi karena pendidikan moral dan system pendidikan kita pada

umumnya belum mendapatkan tempat yang wajarnya. Pendidikan formal di

Indonesia masih lebih banyak mengambil bentuk pengisian otak anak didik

dalam pengetahuan-pengetahuan yang diperlukan untuk masa depannya,

sehingga penanaman nilai-nilai moral belum menjadi skala prioritas. Oleh

sebab itu, tugas ini lebih banyak dibebankan kepada keluarga atau rumah

tangga. Jika rumah tangga tidak menjalankan tugas tersebut, maka moral dalam

masyarakat kita akan mengalami krisis. Dari segi kegunaan, pendidikan agama

dalam rumah tangga berfungsi sebagai berikut:pertama, penanaman nilai dalam

arti pandangan hidup yang kelak mewarnai perkembangan jasmani dan akalnya,

kedua, penanaman sikap yang kelak menjadi basis dalam menghargai guru dan

pengetahuan di sekolah.

Bagaimanapun sederhananya pendidikan agama yang diberikan

dirumah, itu akan berguna bagi anak dalam memberi nilai pada teori-teori

3
pengetahuan yang kelak akan diterimanya disekolah. Inilah tujuan atau

kegunaan pendidikan agama dalam rumah tangga.

Oleh karena itu,peranan pendidikan (khususnya pendidikan agama)

memainkan perenan pokok yang sepatutnya dijalankan oleh setiap keluarga

terhadap anggota-anggotanya. Dan lain-lain tidak dapat memegang dan

menggantikan peranan ini. Lembaga-lembaga lain dalam masyarakat seperti

lembaga politik, ekonomi, dan lain-lain tidak dapat memegang dan

menggantikan peranan ini. Lembaga-lembaga lain mungkin dapat membantu

keluarga dalam tindakan pendidikan, akan tetapi tidak berarti dapat

menggantikan nya, kecuali dalam keadaan luar biasa.

Barang kali ada orang yang berbicara soal pendidikan sementara

pandangannya tertuju pada khusus kepada sekolah. Pendidikan lebih luas dari

sekedar sekolah. Memang sekolah merupakn suatu lembaga yang

mengkhususkan diri untuk kegiatan pendidikan, namun tidak dipungkiri bahwa

sekolah menerima anak setelah anak itu melalui berbagai pengalaman dan

memperoleh banyak pola tingkah laku dan keterampilan dalam rumah tangga.

Dari jumlah orang tua siswa kelas 7,8 dan 9 di MTS – Tambelan yaitu

114 orang yang terdiri kepala keluarga. Studi ini penting dilakukan mengingat

semakin kaburnya perhatian orang tua terhadap anak dan hal tersebut pengaruh

dalam akhlak siswa dikeluarga. Dimana keluarga merupakan lembaga

pendidikan pertama yang diperoleh anak sejak lahir hingga akhir hayatnya

kelak. Jadi orang tualah sebagai sumber utama pembentukan akhlak anak.

4
Berdasarkan pengamatan awal diatas, penulis menemukan gejala-gejala sebagai

berikut :

1. Seharusnya orang tua menjadi sumber utama dalam pembentukan akhlak

anak.

2. Kurangnya waktu orang tua untuk lebih memperhatikan anak.

3. Dikarenakan globalisasi yang semakin pesat, membuat orang tua kurang

selektif dalam menentukan perubahan yang sesuai dengan ajaran islam.

Dari gejala tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“ STUDI DESKRIPTIF TENTANG PERAN ORANG TUA DALAM

PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MTS – TAMBELAN KABUPATEN

BINTAN“

B. Alasan memilih judul

Adapun alasan memilih judul ini untuk diteliti antara lain sebagai

berikut :

1. Tidak sedikit orang tua yang justru kurang memberikan contoh tauladan

bagi anak-anaknya.

2. Banyaknya anak-anak yang berasal dari latar belakang keluarga Islam

jutru tidak menunjukan jati diri Islam itu yang sebenarnya.

3. Penelitian ini sesuai dengan jurusan penulis yaitu pendidkan Agama

Islam.

5
4. Melihat kondisi saat ini, sehingga penilis ingin meneliti bagaimana

hubungan peran orang tua sebagai pendidik, pengajar, dan pembimbing

utama dalam keluarga bagi anak-anaknya.

C. Penegasan istilah

- Peran : Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan.

- Deskriptif : Pemaparan atau penggambaran apa adanya secara jelas

dan trperinci.2

- Pembentukan akhlak : Sesuatu proses menjadikan sifat agar menjadi

lebih baik dan tidak menyimpang dari ajaran agama.

D. Permasalahan

1. Pembeberan Masalah

a. Dampak pengaruh orang tua yang dirasakan anak

b. Faktor apa saja yang membuat anak dapat menerima contoh tauladan

dari orang tuanya.

c. Mengetahui cara-cara orang tua yang diinginkan anak dalam proses.

d. Bagaimana perhatian orang tua dalam pembentukan akhlak anak.

2. Batasan Masalah

Menginggat banyaknya persoalan-persoalan yang mengitari kajian ini,

2
kamus besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka,
Jakarta,2005,hal 426

6
sepeti yang dikemukakan dalam pembeberan masalah diatas, maka penulis

memfokuskan pada peran orang tua dalam pembentukan akhlak anak dalam

keluarga dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Khususnya anak-anak yang

bersekolah di MTS – TAMBELAN kelas 7,8 dan 9.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah penulis merumuskan masalah yaitu “

Bagaimana peran orang tua dalam pembentukan akhlak anak dan factor-faktor

yang mempengaruhinya”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui peran orang tua dalam pembentukan akhlak

anak dalam keluarga

b. Untuk mengetahui mengenai peran orang tua dalm pembentukan

akhlak anak dalam keluarga.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diproleh dari adanya penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana peran orang tua dalam

pembentukan akhlak anak.

7
b. Sebagai masukan kepada orang tua tentang tanggung jawab

orang tua dalam membentuk akhlak anak agar tidak

menyimpang dari syariat Islam.

c. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana di Sekolah

Tinggi Agama Islam Miftahul’Ulum Tanjungpinang.

F. Kerangka Teoritis

Dalam sebuah penelitian dirasakan sangat perlu beberapa teori tentang

peran orang tua agar dapart mendukung penelitian ini. Adapun teori-teori

tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

       


         
    

6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan.3

Dalam surat diatas Allah SWT sudah menegaskan bahwa dalam

mendidik anak merupakan tenggung jawab utama dari orang tua, bahkan Allah

3
Depag RI, Al-Qur’an dan terjemahan, toha putra, Surat At-Tahrim ayat 6 Hal 561

8
SWT mengancam dengan keras jika kita tidak memelihara.diri dan keluarga

kita dengan akhlak yang baik maka Allah SWT mempersembahkan api neraka

bagi kita dan keluarga kita. Intinya adalah bagaimana agar kita trhindar dari

ancaman Allah SWT tersebut tentunya dengan menjadikan anak dan keluarga

kita sebagai manusia yang berakhlak dihadapan Allah SWT.

Selain dalam keluarga ternyata lingkungan lain juga sangat

mempengaruhi akhlak seorang anak, antara lain lingkungan sekolah dan

masyarakat. Jhon W Santrock seorang ahli psikologi mengemukakan

perkembangan anak.4 Dapat dipastikan bahwa perkembangan disini yang

dimaksudkan adalah perkembangan dari brbagai macam unsur utama dan

pelengkap dalam pedoman mengurangi kehidupan didunia ini termasuklah di

dalamnya yaitu akhlak.

Seharusnya bahasa akhlak bukanlah lagi bahasa yang dirasakan berbau

pesantren dan terkesan kuno serta tidak gaul bagi orang tua. Dalam kurun

belakangan ini kata-kata moral,akhlak, tingkah laku, norma dan sebagainya

cukup popular. Mungkin hal ini terjadi dikarenakan kondisi anak dan orang tua

saat ini yang tidak saling mendukung. Oleh karena itulah banyak bermunculan

tulisan-tulisan mengenai peran orang tua dalam pembentukan akhlak dan noral

anak trsebut, serta didukung pula dengan pola dan tata cara agar mempermudah

orang tua dalam mengarahkan serta memahami anak mereka. Hal serupa juga

ditegaskan oleh ketua DPRD Propinsi Kepulauan Riau Ir.H.M.Nur

4
Adolescence perkembangan remaja, edisi 6, John W Santrock, Erlangga, 2003, hal 211

9
Syafriadi,M.Si “Keberhasilan pendidikan tergantung pada tiga pilar, yakni

orang tua, guru, dan siswa.5

Salah satu cara yang dapat dipastikan akan membantu anak-anak dalam

pemikiran moral mereka kearah perilaku moral yang fositif adalah mengajar

dengan contoh.6

Keluarga adalah sumber kepribadiaan seorang anak. Keluarga tempat

pertama bagi anak untuk belajar berinteraksi social. Melalaui keluargalah anak

belajar merespon terhadap masyarakat dan beradaptasi ditengah masyarakat.7

Peran ayah bagi anak-anak yakni sebagai panutan yang mampu

menuntun dan mengendalikan perilaku.8

Dengan memasukan anak kesekolah unggulan orang tua cenderung

merasa puas bahwa mereka sudah memberikan pendidikan kepada anak

termasuk pendidikan akhlak. Padahal pendidikan formal tidak cocok untuk

membangun dasar-dasar moralitas dan akhlak yang cukup kuat bagi anak.9

Yang paling mengetahui hidup kerohanian seorang anak adalah sikap

orang tua yang secara terbuka menujukan bagaimana orang tua menjalankan

nilai-nilai dan keyakinan mereka dihadapan anak.10

G. Opersional Variabel

5
majalah Geliga, Juli-Desember, 2008, hal 4
6
mengkomunikasikan moral kepada anak,Wiwid Wahyuning-Jash-Metta Rahmadiana,PT.Alex
Media Komputindo,Jakarta, 2003, hal 140
7
Persepsi Orang Tua membentuk prilaku anak, Monty P Setiadarma, Perpustakaan Populer
Obor, Jakarta, 2001, hal 121
8
20 KIat Perenting-Berguru pada anak, Paul Sibiyanto, Yayasan Pustaka Nusantara,
Yokyakarta,2006, hal 118
9
Menjadi orang tua bijaksana, Ferdinand M Faud, Tugu Republisher, Yokyakarta,2005,hal 164
10
Ayah Aku Ingin Bicara, Josh Weldmann, Gloria Graffa,Yokyakarta,2006, Hal 156

10
Berdasarkan judul diatas, kajian ini mengenai peran orang tua dalam

pembentukan akhlak anak yang bersekolah di MTS – TAMBELAN. Adapun

yang dimaksud dengan peran orang tua adalah ayah mau pun ibu dan juga wali

siswa yang memiliki hubungan langsung sebagai perwakilan orang tua kandung

dalam proses pembelajaran dirumah, sedangkan pembentukan akhlak yang

dimaksudkan adalah proses menjadi pola tingkah laku atau pun sikap yang

menyimpang menjadi pola-pola yang seharusnya dan sesuai dengan kaidah-

kaidah ajaran agama Allah SWT.

Indikatornya adalah sebagai beriut :

1. Orang tua dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi model tauladan

bagi anak-anak

2. Orang tua selalu mendukung setiap aktifitas dan kegiatan yang

berhubungan dengan keagamaan.

3. Orang tua selalu mengembangkan wawasan pemahaman pengetahuan

tentang model orang tua yang ideal menurut agama.

4. Orang tua mengawasi sikap dan prilaku anak yang menyimpang.

Berdasarkan teori yang ada, baik atau tidaknya peran orang tua dalam

pembentukan akhlak anak akan dikatagorikan yaitu :

a. Sangat baik

b. Baik

c. Cukup baik

d Tidak baik

H. Metode Penelitian

11
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

pengumpulan data penelitiannya dengan variasi :

- Pengamatan atau observasi

- Angket

- Wawancara

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTS-Tambelan. Dalam hal ini mungkiin

disebabkan oleh model orang tua yang justru tidak sesuai dengan model anak

didik saat ke sekolah.

2. Subjek Penelitian adalah Peran Orang tua di MTS-TAMBELAN,

sedangkan objeknya penelitian orang tua Siswa

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh objek peneitian. Adapun yang menjadi populasi

pada penelitian ini adalah siswa MTS-Tambelan yang terdiri dari para kepala

keluarga dengan jumlah 114 orang. Dikerenakan objeknya tidak terlalu besar

maka penulis mengambil keseluruhan populasi menjadi sampel. 11

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi atau pengamatan; yaitu dengan melakukan pengamatan

langsung terhadap objek kajian. Untuk melakukan Pengamatan, peneliti

menyiapkan instrument berupa daftar chek list.

11
Metode penelitian, Alfabetta,Prof.Dr.Sugiyono.hal 117

12
b. Wawancara; yaitu mengajukan sejumlah pertanyaan kepada sebagaian

objek penelitian yang dipilih, serta dengan menggunakan wawancara

terstruktur, yang memungkinkan pertanyaan dengan harapan hasilnya akan

terukur. Wawancara juga dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada

beberapa sumber lain seperti guru agama dan siswa.

c. Angket; angket dilakukan dengan mengajukan sejumlah petanyaan

tertulis kepada responden.12

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

deskriptif dengan prosentase. Caranya adalah apabila semua data telah

terkumpul, lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu data kualitatif dan

data kuantitatif. Data yang brsifat kualitatif yaitu digambarkan dengan kata-kata

atau kalimat yang dipisahkan menurut katagori utuk memperoleh kesimpulan.

Selanjutnya data yang bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka,

diprosentasekan dan ditafsirkan.

Untuk menghitung prosentase data yang bersifat kuantitatif mengunakan

rumus sebagai berikut :

P=F/N x 100

Keterangan

P= Prosentase

F= Frukuensi

N= Jumlah total

12
Ibid hal 193

13
Setelah melalui penghitungan dengan rumus maka didapatlah hasil yang

berupa kesimpulan sebagai berkut :

- Indikator peran orang tua yang tergolong baik yaitu 76-100%

- Indikator peran orang tua yang tergolong baik yaitu 50-75%

- Indikator peran orang tua yang tergolong cukup baik yaitu 25-50%

- Indikator peran orang tua yang tergolong tidak baik yaitu -25%

I. Sistematika Laporan

BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari latar belakang masalah,

alasan memilih judul, penegas istilah, permasalahan,

tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, Berisi tentang teori-teori

pendukung penelitian mengenai peran orang tua dalam

pembentukan akhlak anak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN, mengenai lokasi

penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan

sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis

data.

BABIV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA, data yang

didapat akan dijabarkan dan dianalisa.

BAB V PENUTUP, terdiri dari kesimpulan dan saran-saran,

termasuk daftar pustaka dan lampiran-lampiran

penelitian

14
DAFTAR PUSTAKA

- Dale Carnegia.2001. Petunjuk Hidup Tentram dan Bahagia. Jakarta.

PT Gramedia Pustaka Utama

- John W Santrock. 2003. Adolescence perkembangan Remaja Edisi

6.Erlangga

- Prof.Dr. Sugiyono.2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung.

Alfabeta

- Solihin Abu Izzudin.2006.Quantum Tarbiyah.Solo.Bina Insani

- Departeme Pendidikan Nasional.2005. Kamus Besar Bahsa

Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka

- Departemen Agama Republik Indonesia. 1995. Al-Qur’an dan

Terjemahan. Semarang. Toha Putra

- Suharsimi Arikunto.1990.Prosedur Pendidikan. Jakarta. Rineka

Cipta

- Ir.Mohammad Ibnu Hafidz Suwaid. 2004. Cara Nabi Mendidik

Anak. Jakarta. Al-Inthisam

- Majalah Geliga. Juli – Desember.2008

- Wiwid Wahyuni – Jash-Metta Ramadiana.2003

Mengkomunikasikan Moral Kepada Anak. Jakarta.PT.Elek Media

Komputindo

- Monty P Satia Darma.2001. Persepsi Orang Tua Membentuk Prilaku

Anak. Jakarta. Pustaka Populer Obor

15
- Paul Sibiyanto.2006.20 Kiat Perenting-Berguru Pada Anak.

Yokyakarta. Yayasan Pustaka Nusantara

- Ferdinand M Fuad. 2005. Menjadi Orang Tua Bijaksana.

Yogyakarta.TuguPublisher

- Josh Weidmann.2006.Ayah Aku Ingin Bicara ( Mengungkap 8 Hal

Yang Disembunyikan Anak Remaja Dari para Ayah ).

Yokyakarta.Gloria Graffa

16

You might also like