Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang memberikan segal
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini berhasil di selesaikan. Tanpa
pertolonganNya penyusun mungkin tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Adapun judul makalah ini ialah “Hakekat Pendidikan”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jau dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah ini. Akhir kata kami ucapkan semoga makalah ini dapat bermanfat.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... 1
DAFTAR ISI.............................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 18
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.1 LATAR BELAKANG
Bahwa seorang pendidik hanya dapat melaksanakan tugas dengan baik jika
memahami dengan jelas dan benar tentang apa yang sebenarnya dimaksud dengan Hakekat
pendidikan dan apa pendidikan itu.
BAB II
HAKEKAT PENDIDIKAN
3
A. Pengertian Pendidikan.
Pendidikan pada hakekatnya merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan
oleh manusia, karena tidak ada satu manusia pun di muka bumi ini yang tidak
mendapatkan pendidikan. Bahkan pendidikan itu sendiri merupakn tanggung jawab
orang tua terhadap anak dan Negara kepada rakyatnya.
Secara Etimologis pengertian pendidikan berasal dari bahasa YUNANI, dari
kata PAEDAGOGIE yang terdiri dari kata PAES berarti ANAK dan GOGOS
berarti PELAYAN atau PEMBANTU. Pada zaman itu keluarga-keluarga di Yunani
yang berkemampuan mempunyai gogos, yang mana pekerjaanya mengasuh anak
majikannya. Mulai dari memandikan anak, mendandaninya, memberikan makanan
dan minuman, bermain-main dengannya, bahkan tiur pun ditemani oleh si gogos.
Setelah si anak tertidur barulah gogos tersebut dapat beristirahat. Sehingga si gogos
tersebut lebih mengerti dan lebih memahami tentang kondisi si anak. Karena
pemahaman ini maka si gogos lebih mudah mempengaruhi dan mengarahkan anak
tersebut. Hal yang dapat kita simak dari uraian tersebut bahwa untuk berhasil
mendidik seseorang, kita perlu memahaminya.
Menurut bahasa Yunani pendidikan Praktis disebut PAEDAGOGIE
sedangkan Pendidikan yang bersifat Teoritis disebut PAEDAGOGIEK, sedagkan
orang yang menjadi pendidik disebut PAEDAGOOG. Dalam bahasa Inggris,
pendidikan adalah Education berarti to give intellectual aand moral training. Dari
pengertian ini pendidikan itu bertanggung jawab terhadap dua hal : memberikan
pengetahuan dan pembinaan moral, meningkatkan kecerdasan dan juga
meningkatkan kualitas budi pekerti. Istilah lain adalah Teaching yaitu pengajaran,
suatu proses belajar mengajar agar anak memperoleh suatu pengetahuan dan
keterampilan.
Menurut bahasa Jerman pendidikan berasal dari kata Ziechung, artinya
membawa keluar. Sedangkan menurut bahasa Romawi Kuno pendidikan ialah
Educare, artinya menarik keluar. Apa yang di bawa keluar dan di tarik keluar????.
Menurut kedua pengertian ini setiap orang atau individu memiliki potensi yang
dibawa sejak lahir. Setiap orang ada yang sama, namun sebagian besar potensi itu
berbeda, potensi itu masih tersimpan dan belum berkembang. Tugas pendidik
4
adalah menarik keluar potensi-potensi itu dan mengembangkannya dan
membinanya sehingga menjadi realita dan kenyataan, suatu realita yang
termanifestasi dalam wujud-wujud keberhasilan pendidikan.
Pendidikan bagi manusia merupakan kebutuhan mutlak yang hars dipenuhi
sepanjang hayat. Tanpa pendidikan mustahil manusia dapat berkembang sejalan
dengan aspirasi untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep pandangn hidup
masing-masing.
C. Definisi Pendidikan.
Kalau dilihat dari definisi yang ada mengenai pendidikan, adalah sangat
banyak sekali versinya. Masing-masing orang apabila dimintakan tentang definisi
pendidikan akan mengutarakan pendapatnya, sesuai dengan pengalaman dan
kemampuannya. Namun dalam makalah ini dikemukakan beberapa pendapat
menurut para pakar pendidikan.
1. M.. J. Langeveld mengatakan : Pendidikan adalah suatu
bimbingan yang diberikan oleh seorang dewasa kepada anak
yang belum dewaa untuk mencapai tujuan yaitu kedewasaan.
2. Crow and Crow mengatakan : Pendidikan adalah proses yang
berisi sebagai macam kegiatan yang cocok bagi indiovidu untuk
kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat budaya
serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi.
5
3. Ki Hajar Dewantara mengatakan : Pendidikan berarti daya
upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran dan
tubuh anak.
4. Sir Godfrey Thompson dalam bukunya a Modem Philoshopy
of Education mengatakan : pnedidikan ialah pengaruh
lingkungan atas individu atau menghasilkan perubahan-
perubahan yang tetap di dlaam kebiasaan atau tungkah laku
pikiran dan sikapnya.
5. John Dewey mengatakan : Pendidikan adalah suatu proses
pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di
dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan
orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan
dilembagakan untuk menghasilkan kesimnambungan sosial.
Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang
yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
6. H. Horne mengatakan bahwa pendidikan adalah proses yang
terus-menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi
makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan
mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti
termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional, dan
kemanusiaan dari manusia.
7. Dictionary of Education menyebutkan bahwa :
a. Proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan
tingkah laku di dalam masyarakat dimana dia hidup,
b. Proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh ligkungan
yang terpilih sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami
perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu secara
optimum. Definisi ini hampir sama dengan definisi yang di
rumuskan oleh Sir Godfrey Thompson.
6
dengan sadar dan dengan cara sistematis) diberikan kepada anak didik oleh pendidik
agar anak didik yang potensial itu lebih berkembang terarah kepada tujuan tertentu.
7
beberapa pernyataan GBHN yang mememberikan tekanan pada upaya
pelestarian dan pengembangan kebudayaan, yaitu sebagai berikut (BP. 7. Pusat
1990 : 109-110).
1) Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah
perwujudan cipta, rasa, dan karsa bangsa Indonesia.
2) Kebudayaan nasional yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa
harus terus dipelihara, dibina, dan dikembangkan sehingga mampu
menjadi penggerak bagi perwujudan cita-cita bangsa di masa depan.
3) Perlu ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk mengangkat nilai-
nilai social budaya daerah yang luhur serta menyerap nilai-nilai dari
luar yang positif dan yang diperlukan bagi pembaharuan dalam
proses pembangunan.
4) Perlu terus diciptakan suasana yang mendorong tumbuh dan
berkembangnya disiplin nasional serta sikap budaya yang mampu
menjawab tantangan pembangunan dengan dikembangkan pranata
social yang dapat mendukung proses pemantapan budaya.
5) Usaha pembaruan bangsa perlu dilanjutkan di segala bidang
kehidupan, bidang ekonomi, dan social budaya.
8
belum mempunyai warna dan corak kepribadian yang tertentu. Ia baru
merupakan individu, belum suatu pribadi. Untuk menjadi suatu pribadi perlu
mendapat bimbingan, latihan-latihan, dan pengalam melalui bergaul dengan
lingkungannya, khusunya dengan lingkungan pendidikan.
Dalam posisi manusia sebagai makhluk serba terhubung, pembentukan
pribadi meliputi pengembangan penyesuaian diri terhadap lingkungan, terhadap
diri sendiri, dan terhadap Tuhan.
9
penanganan angkatan kerja usia muda. Butir 10 tentang tenaga kerja berisis
pernyataan sebagai berikut :
1) Arah pembangunan ketenagakerjaan ialah pada peningkatan harkat,
martabat, dan kemampuan manusia serta kepercayaan pada diri
sendiri.
2) Meningkatkan perencanaan ketenagakerjaan yang terpadu dan
menyeluruh yang bersifat nasional.
3) Menyempurnakan system Informasi ketenagakerjaan yang mencakup
penyediaan dan permintaan tenaga kerja.
4) Meningkatkan upaya dan perlindungan tenaga kerja khusunya bagi
tenaga kerja wanita.
Isi dari butir tersebut mencakup :
Pengadaan tenaga kerja, penyediaan kesempatan lapangan kerja, perencanaan
terpadu, penyempurnaan Sistem Informasi, untuk penyediaan dan pemasaran
tenaga kerja, dan perlindungan tenaga kerja.
10
E. Faktor-faktor Pendidikan
Dalam aktivitas pendidikan ada enam faktor pendiddiakn yang dapat
membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi namun faktor integritasnya
terutama terletak pada pendidik dengan segala kemampuan dan keterbatasannya.
1. Faktor Tujuan Pendidikan.
Oleh karena pendidikan itu direncanakan untuk mencapai
tujuan tertentu, maka ada beberapa tahapan yang dilaksanakan sesuai
dengan hierarki tujuan pendidikan, dibedakan yaitu :
1) Tujuan Nasional
Ialah tujuan umum pendidikan nasional yang di dalamnya
terkandung rumusan kualifikasi umum yang diharapkan
dimiliki oleh setiap warga Negara setelah mengikuti dan
menyelesaikan program pendidikan nasional tertentu. Yang
menjadi sumber tujuan umum ini biasanya terdapat di dalam
undang-undang atau ketentuan resmi tentang pendidikan.
2) Tujuan Institusional
Merupakan tujuan lembaga pendidikan sebagai pengkhususan
dari tujuan umum, yang berisis kualifikasi yang diharapkan
diperoleh anak setelah menyelesaikan studinya di lembaga
pendidikan tertentu.
3) Tujuan Kurikuler
Tujuan ini adalah penjabaran dari tujuan institusional, yang
berisi kualifikasi yang diharapkan dimiliki oleh si terdidik
setelah mengikuti program pengajarn dalam suatu bidang
tertentu.
4) Tujuan Pembelajaran
Rumusan tujuan ini merupakan pengkhususan dari tujuan
kurikuler, dan dibedakan menjadi Tujuan Pembelajaran
Umum (TPU) dan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK).
11
2. Faktor Pendidik.
Pendidik adalah orang yang memikul pertanggungjawaban
untuk mendidik. Ini dapat dibedakan menjadi dua kategori menurut
kodrat :
1) Orang Tua, sebagai pendidik menurut kodrat.
Yaitu pendidik pertama dan utama karena secara kodrati anak
manusia dilahirkan oleh orang tuanya (ibunya) dalam
keadaan tidak berdaya. Hubungan orang tua dengan anaknya
dalam hubungan edukatif, mengundang 2 unsur dasar, yaitu :
(1) Unsur kasih sayang pendidik terhadap anak.
(2) Unsur kesadaran dan tanggung jawab dari pendidik
untuk menuntun perkembangan anak.
12
cukup tentang masyarakatnya, dan mempunyai
kecakapan membina kerja sama dengan orang lain.
3. Faktor Peserta Didik.
Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang
menerima pengaruh dari seseorang tau kelompok orang yang
menjalankan kegiatan pendidikan. Sedang dlama arti sempit anak didik
ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahlan tanggung
jawab pendidik.
Karena itulah, anak didik memiliki beberapa karakteristik,
diantaranya :
1) Belum memiliki pribadi susila, sehingga masih menjadi
tanggung jawab pendidik.
2) Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya,
sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.
3) Sebagai manusia yang memiliki sifat-sifat dasar yang sedang
ia kembangkan secara terpadu, menyangkut seperti
kebutuhan biologis, rohani, intelegensi, social, emosi, dan
sebagainya.
13
2) Benda-benda sebagai alat bantu (biasa disebut hardware)
mencakup meja, bangku, kursi, papan tulis, penghapus, kapur
tulis, buku, peta, dan sebagainya.
6. Faktor Lingkungan.
Kemampuan seseorang disamping potensi yang dimiliki juga
dipengaruhi oleh lingkungan dimana seseorang tersebut itu berada,
lingkungan ini berpotensi mengubah cara pandang dan pola pikir serta
bertindak. Secara umum lingkungan ini berada diluar diri seseorang,
yang terdiri dari :
1) Tempat (lingkungan fisik): keadaan iklim, keadaan tanah,
keadaan alam.
2) Kebudayaan (lingkungan budaya): warisan budaya, bahsa,
seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, dan
keagamaan.
3) Kelompok hidup bersama (lingkungan social atau
masyarakat): keluarga, desa, kelompok bermain,
perkumpulan.
BAB III
PENUTUP
14
A. KESIMPULAN.
Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
potensi dirinya. Supaya memiliki kekuatan spriritual keagamaan, emosional,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dari beberapa pengertian pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa
terjadi perbedaan penafsiaran antara ahli pendidikan. Hal ini disebabkan karena
ruang lingkup pendidikan yang begitu luas.
Terlepas berbagai macam definisi pendidikan yang di utarakan oleh para
ahli, dapat disimpulkan bahwa pendidikan mengandung factor-faktor sebagai
berikut :
1. Usaha.
Pendidikan mengandung factor usaha. Hal ini dibutuhkan untuk
mencapai sebuah tujuan yang telah di rencanakan.
2. Tujuan.
Pendidikan harus memiliki sebuah tujuan yang jelas. Hal ini diperlukan
untuk terfokusnya system pendidikan yang berlangsung.
3. Lingkungan.
Pendidikan harus memiliki suiatu lingkungan tertentu. Tanapa adanya
lingkungan tersebut, maka pendidikan yang berlangsung akan berjalan
tidak teratur.
4. Kesengajaan
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan
sadar.
B. SARAN
15
Dengan adanya beberapa pengertian dan definisi pendidikan di atas, seyogyanya
seorang pendidik/calon guru di harapkan dapat memahami arti pendidikan tersebut. Dalam
arti kata, seorang pendidik/calon guru bukan hanya memberikan pengajaran tentang ilmu
pengetahuan saja, melainkan juga pengajaran tentang akhlak dan budi pekerti. Agar terjadi
kesetimbangan antara ilmu pengetahuan dan budi pekerti.
Selain itu pula seorang pendidik/calon guru harus mampu menjadi Leader
(pemimpin) di dalam kelas dan dapat menjadi contoh yang baik buat anak didiknya.
Demikianlah materi ini kami sampaikan. Kurang lebihnya kami mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA
16
Tirtarahardjo, Umar dan S. L. La Sulo. 2005, Pengantar Pendidikan. Jakarta :
Rineka Cipta
Ary H, Gunawan. 2000, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta
Tim Dosen, 2008, Buku Diktat Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Negeri Medan,
Medan : FIP.
Sumber Website :
http://www.scribd.com/doc/24676437/Definisi-Pendidikan-Menurut-Para-Ahli.
http://www.scribd.com/doc/11434260/Makalah-tentang-inovasi-pendidikan.
http://www.scribd.com/doc/32376304/Hakekat-Pendidikan.
17