Professional Documents
Culture Documents
Tujuan utama mempelajari genesa suatu endapan bahan galian adalah sebagai
pegangan dalam menemukan dan mencari endapan-endapan baru,
mengungkapkan sifat-sifat fisik dan kimia endapan bahan galian, membantu
dalam penentuan (penyusunan) model eksplorasi yang akan diterapkan, serta
membantu dalam penentuan metoda penambangan dan pengolahan bahan
galian tersebut.
Batuan merupakan suatu bentuk alami yang disusun oleh satu atau lebih
mineral, dan kadang-kadang oleh material non-kristalin. Kebanyakan batuan
merupakan heterogen (terbentuk dari beberapa tipe/jenis mineral), dan hanya
beberapa yang merupakan homogen. Deret reaksi Bowen (deret pembentukan
mineral pada batuan) telah dimodifikasi oleh Niggli, V.M. Goldshmidt, dan H.
Schneiderhohn.
Gambar Diagram urutan pengendapan mineral
Dari kelima jenis fase endapan di atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan
yang berbeda-beda, yaitu yang berhubungan dengan :
1. Kristalisasi magmanya
d. apo-magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah dari batuan
beku
e. tele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat)
batuan beku
Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma.
Sebagai akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling
magma, maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos
batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork.
Kristal dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak adanya kontras
tekanan dan temperatur antara magma dengan batuan disekelilingnya,
sehingga pembekuan berjalan dengan lambat. Mineral-mineral pegmatit
antara lain : logam-logam ringan (Li-silikat, Be-silikat (BeAl-silikat), Al-rich
silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan Mo), unsur-unsur jarang
(Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th, U, Ti), batuan mulia (ruby,
sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz, smoky quartz, rock crystal).
2. Diffusion, Pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan
material dari batuan yang mengelilingi reservoir magma, dengan proses yang
sangat lambat. Proses diffusi tidak seselektif proses-proses mekanisme
differensiasi magma yang lain. Walaupun demikian, proses diffusi dapat
menjadi sama efektifnya, jika magma diaduk oleh suatu pencaran (convection)
dan disirkulasi dekat dinding dimana magma dapat kehilangan beberapa
unsurnya dan mendapatkan unsur yang lain dari dinding reservoar.
Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma
dalam lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut
kontak-metamorfisme, karena adanya gejala kontak antara batuan yang lebih
tua dengan magma yang lebih muda. Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap
panas dengan temperatur tinggi dari magma kontak dengan batuan dinding
yang reaktif. Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonit
(CaSiO3), amphibol, kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz,
aktinolit, turmalin, diopsit, dan skarn.
Ekshalasi dibagi menjadi : fumarol (terutama terdiri dari uap air H2O),
solfatar (berbentuk gas SO2), mofette (berbentuk gas CO2), saffroni
(berbentuk baron). Bentuk (komposisi kimia) dari mata air panas adalah air
klorida, air sulfat, air karbonat, air silikat, air nitrat, dan air fosfat.
Jika dilihat dari segi ekonomisnya, maka endapan ekonomis dari phase
vulkanik adalah : belerang (kristal belerang dan lumpur belerang), oksida besi
(misalnya hematit, Fe2O3). Sulfida masif volkanogenik berhubungan dengan
vulkanisme bawah laut, sebagai contoh endapan tembaga-timbal-seng Kuroko
di Jepang, dan sebagian besar endapan logam dasar di Kanada.
Gambar Model Geologi Endapan Tembaga-Timbal-Seng
volkanogenik
(After Horikoshi & Sato, 1970; Sato,1981)
Mineral bijih sedimenter adalah mineral bijih yang ada kaitannya dengan
batuan sedimen, dibentuk oleh pengaruh air, kehidupan, udara selama
sedimentasi, atau pelapukan maupun dibentuk oleh proses hidrotermal.
Mineral bijih sedimenter umumnya mengikuti lapisan (stratiform) atau
berbatasan dengan litologi tertentu (stratabound). Endapan sedimenter yang
cukup terkenal karena proses mekanik seperti endapan timah letakan di
daerah Bangka-Belitung dan endapan emas placer di Kalimantan Tengah
maupun Kalimantan Barat. Endapan sedimenter karena pelapukan kimiawi
seperti endapan bauksit di Pulau Bintan dan laterit nikel di Pomalaa/Soroako
Sulawesi Tengah/ Selatan.
Y. B. Chaussier (1979), membagi pembentukan mineral sedimenter
berdasarkan sumber metal dan berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan
sumber metal dibagi dua yaitu endapan supergen endapan yang metalnya
berasal dari hasil rombakan batuan atau bijih primer), serta endapan hipogen
(endapan yang metalnya berasal dari aktivitas magma/epithermal).
Sedangkan berdasarkan host-rock (dengan pengendapan batuan sedimen)
dibagi dua, yaitu endapan singenetik (endapan yang terbentuk bersamaan
dengan terbentuknya batuan) serta endapan epigenetik (endapan mineral
terbentuk setelah batuan ada).
Dalam hal ini adanya dispersi geokimia primer dan dispersi geokimia
sekunder. Dispersi geokimia primer adalah dispersi kimia yang terjadi di
dalam kerak bumi, meliputi proses penempatan unsur-unsur selama
pembentukan endapan bijih, tanpa memperhatikan bagaimana tubuh bijih
terbentuk. Dispersi geokimia sekunder adalah dispersi kimia yang terjadi di
permukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali pola-pola dispersi primer
oleh proses yang biasanya terjadi di permukaan, antara lain proses pelapukan,
transportasi, dan pengendapan. Bahan terangkut pada proses sedimentasi
dapat berupa partikel atau ion dan akhirnya diendapkan pada suatu tempat.
Mobilitas unsur sangat mempengaruhi dispersi. Unsur dengan mobilitas yang
rendah cenderung berada dekat dengan tubuh bijihnya, sedangkan unsur-
unsur dengan mobilitas tinggi cenderung relatif jauh dari tubuh bijihnya.
Selain itu juga tergantung dari sifat kimianya Eh dan Ph suatu lingkungan
seperti Cu dalam kondisi asam akan mempunyai mobilitas tinggi sedangkan
dalam kondisi basa akan mempunyai mobilitas rendah.
a. Lingkungan Darat
Batuan klastik yang terbentuk pada iklim kering dicirikan oleh warna merah
akibat oksidasi Fe dan umumnya dalam literatur disebut “ red beds”. Kalau
konsentrasi elemen logam dekat permukaan tanah atau di bawah tanah
tempat pengendapan tinggi memungkinkan terjadi konsentrasi larutan logam
dan mengalami pencucian (leaching/pelindian) meresap bersama air tanah
yang kemudian mengisi antar butir sedimen klastik. Koloid bijih akan alih
tempat oleh penukaran kation antara Fe dan mineral lempung atau akibat
penyerapan oleh mineral lempung itu sendiri.
b. Lingkungan Laut
Kejadian cebakan mieral di lingkungan laut sangat berbeda dengan
lingkungan darat yang umumnya mempunyai mempunyai pasokan air dengan
kadar elemen yang tinggi dibandingkan kandungan di laut. Kadar air laut
mempunai elemen yang rendah. Sebagai contoh kadar air laut untuk Fe 2 x
10-7 % yag membentuk konsentrasi mineral logam yang berharga hal ini dapat
terjadi kalau mempunyai keadaan yang khusus (terutama Fe dan Mn) seperti :
a. Adanya salah satu sumber logam yang berasal dari pelapkan batuan di
daratan atau dari sistem hidrotermal bawah permukaan laut.
b. Transport dalam larutan, mungkin sebagai koloid. Besi adalah logam yang
dominan dan terbawa sebagai Fe(OH) soil partikel.
c. Endapan di dalam cebakan sedimenter, sebagai Fe(OH)3, FeCO3 atau Fe-
silikat tergantung perbedaanpotensial reduksi (Eh).
Bijih dalam lingkungan laut ini dapat berupa oolit, yang dibentuk oleh larutan
koloid membungkus material lain seperti pasir atau pecahan fosil. Bentuk
kulit yang simetris disebabkan perubahan komposisi (Fe, Al, SiO2). Dengan
pertumbuhan yang terus menerus, oolit tersebut akan stabil di dasar laut
dimana tertanam dalam material lempungan karbonatan yang mengandung
beberapa besi yang bagus. Di dasar laut mungkin oolit tersebut reworked.
Dengan hasil keadaan tersebut bijih besi dan mangan sebagai contoh
ferromanganese nodules yang sekarang ini menutupi daerah luas lautan.