You are on page 1of 19

Genesa Mineral

Secara umum genesa bahan galian mencakup aspek-aspek keterdapatan,


proses pembentukan, komposisi, model (bentuk, ukuran, dimensi),
kedudukan, dan faktor-faktor pengendali pengendapan bahan galian (geologic
controls).

Tujuan utama mempelajari genesa suatu endapan bahan galian adalah sebagai
pegangan dalam menemukan dan mencari endapan-endapan baru,
mengungkapkan sifat-sifat fisik dan kimia endapan bahan galian, membantu
dalam penentuan (penyusunan) model eksplorasi yang akan diterapkan, serta
membantu dalam penentuan metoda penambangan dan pengolahan bahan
galian tersebut.

Endapan-endapan mineral yang muncul sesuai dengan bentuk asalnya disebut


dengan endapan primer (hypogen). Jika mineral-mineral primer telah terubah
melalui pelapukan atau proses-proses luar (superficial processes) disebut
dengan endapan sekunder (supergen).

A. KETERDAPATAN MINERAL BIJIH

Kerak bumi terdiri dari batuan-batuan beku, sedimen, dan


metamorfik.Pengertian bijih adalah endapan bahan galian yang dapat
diekstrak (diambil) mineral berharganya secara ekonomis, dan bijih dalam
suatu endapan ini tergantung pada dua faktor utama, yaitu tingkat
terkonsentrasi (kandungan logam berharga pada endapan), letak serta ukuran
(dimensi) endapan tsb.
Untuk mencapai kadar yang ekonomis, mineral-mineral bijih atau komponen
bahan galian yang berharga terkonsentrasi secara alamiah pada kerak bumi
sampai tingkat minimum yang tertentu tergantung pada jenis bijih atau
mineralnya.

Batuan merupakan suatu bentuk alami yang disusun oleh satu atau lebih
mineral, dan kadang-kadang oleh material non-kristalin. Kebanyakan batuan
merupakan heterogen (terbentuk dari beberapa tipe/jenis mineral), dan hanya
beberapa yang merupakan homogen. Deret reaksi Bowen (deret pembentukan
mineral pada batuan) telah dimodifikasi oleh Niggli, V.M. Goldshmidt, dan H.
Schneiderhohn.
Gambar Diagram urutan pengendapan mineral

Sedangkan proses pembentukan mineral berdasarkan komposisi kimiawi


larutan (konsentrasi suatu unsur/mineral), temperatur, dan tekanan pada
kondisi kristalisasi dari magma induk telah didesign oleh Niggli.
Gambar Diagram Temperatur-Konsentrasi-Tekanan (Diagram
Niggli)

Jika pembentukan endapan mineral dikelompokkan menurut proses


pembentukannya, maka salah satu pengklasifikasiannya adalah sebagai
berikut :

Klasifikasi Lindgren (Modifikasi)

1. Endapan yang terbentuk melalui proses konsentrasi kimia (Suhu dan


Tekanan Bervariasi)
a. Dalam magma, oleh proses differensiasi
*) Endapan magmatik (segresi magma, magmatik cair); T 700-15000C; P
sangat tinggi.
*) Endapan Pegmatit; T sedang-sangat tinggi; P sangat tinggi
b. Dalam badan batuan
*) Konsentrasi karena ada penambahan dari luar (epigenetik)

*) Asal bahan tergantung dari erupsi batuan beku


- Oleh hembusan langsung bekuan (magma)
+ Dari efusif; sublimat; fumarol, T 100-6000C; P atmosfer-sedang
+ Dari intrusif, igneous metamorphic deposits; T 500-8000C, P sangat tinggi

- Oleh penambahan air panas yang terisi bahan magma


+ Endapan hipothermal; T 300-5000C, P sangat tinggi
+ Endapan mesothermal; T 200-3000C, P sangat tinggi
+ Endapan epithermal; T 50-2000C, P sangat tinggi
+ Endapan telethermal; T rendah, P rendah

+ Endapan xenothermal; T tinggi-sedang, P sedang-atmosfer

*) Konsentrasi bahan dalam badan batuan itu sendiri :


- Konsentrasi oleh metamorfosis dinamik dan regional, T s/d 4000C; P tinggi.
- Konsentrasi oleh air tanah dalam; T 0-1000C; P sedang
- Konsentrasi oleh lapukan batuan dan pelapukan residu dekat permukaan; T
0-1000C; P sedang-atmosfer

c. Dalam masa air permukaan


*) Oleh interaksi larutan; T 0-700C; P sedang
- Reaksi anorganik
- Reaksi organik

*) Oleh penguapan pelarut

2. Endapan-endapan yang dihasilkan melalui konsentrasi mekanis; T & P


sedang.

B. PENGERTIAN MENDALA METALOGENIK


Istilah Mendala Metalogenik atau Metallogenic Province memiliki pengertian
suatu area yang dicirikan oleh kumpulan endapan mineral yang khas, atau
oleh satu atau lebih jenis-jenis karakteristik mineralisasi. Suatu mendala
metalogenik mungkin memiliki lebih dari satu episode mineralisasi yang
disebut dengan Metallogenic Epoch.

Beberapa contoh mendala metalogenik antara lain ; segregasi lokal dari


kromium dan nikel di bagian yang paling dalam dari kerak samudera, dan
pengendapan sulfida-sulfida masif dari tembaga dan besi di tempat-tempat
yang panas, metal-bearing brine menuju samudra melalui zona regangan,
endapan-endapan mineral magmatik-hidrotermal berhubungan dengan
proses-proses subduksi. Tumbukan dan subduksi membentuk gunung-gunung
yang besar seperti di Andes, yang mana endapan-endapan mineral dibentuk
oleh diferensiasi magma.

Gambar Diagram Skematis yang Menggambarkan


Setting Geologi Endapan-endapan Mineral, dan Hubungannya
dengan
Proses-proses Tektonik Lempeng (Gocht, Zantop, Eggert; 1988)

Contoh mendala metalogenik yang terdapat di Indonesia antara lain: mendala


metalogenik Malaya (terdiri dari batuan beku asam dengan mineral berharga
kasiterit), manda metalogenik Sunda (terdiri dari batuan intermediet dengan
mineral berharga elektrum (Au, Ag)), serta mendala metalogenik Sangihe-
Talaut (terdiri dari batuan ultrabasa dengan mineral berharga nikel).

C. PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN MINERAL PRIMER


Pembentukan bijih primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi
lima jenis endapan, yaitu :
a. Fase Magmatik Cair
b. Fase Pegmatitil
c. Fase Pneumatolitik
d. Fase Hidrothermal
e. Fase Vulkanik

Dari kelima jenis fase endapan di atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan
yang berbeda-beda, yaitu yang berhubungan dengan :

1. Kristalisasi magmanya

2. Jarak endapan mineral dengan asal magma


a. intra-magmatic, bila endapan terletak di dalam daerah batuan beku
b. peri-magmatic, bila endapan terletak di luar (dekat batas) batuan beku
c. crypto-magmatic, bila hubungan antara endapan dan batuan beku tidak
jelas

d. apo-magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah dari batuan
beku
e. tele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat)
batuan beku

3. Bagaimana cara pengendapan terjadi


a. terbentuk karena kristalisasi magma atau di dalam magma
b. terbentuk pada lubang-lubang yang telah ada
c. metosomatisme (replacement) yaitu :reaksi kimia antara batuan yang telah
ada dengan larutan pembawa bijih

4. Bentuk endapan, masif, stockwork, urat, atau perlapisan

5.Waktu terbentuknya endapan


a. syngenetic, jika endapan terbentuk bersamaan waktunya dengan
pembentukan batuan
b. epigenetic, jika endapan terbentuk tidak bersamaan waktunya dengan
pembentukan batuan.

a. Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase)

Liquid magmatic phase adalah suatu fase pembentukan mineral, dimana


mineral terbentuk langsung pada magma (differensiasi magma), misalnya
dengan cara gravitational settling (Gambar 6). Mineral yang banyak terbentuk
dengan cara ini adalah kromit, titamagnetit, dan petlandit (lihat juga Gambar
4). Fase magmatik cair ini dapat dibagi atas :

1. Komponen batuan, mineral yang terbentuk akan tersebar merata diseluruh


masa batuan. Contoh intan dan platina.

2. Segregasi, mineral yang terbentuk tidak tersebar merata, tetapi hanya


kurang terkonsentrasi di dalam batuan.
Injeksi, mineral yang terbentuk tidak lagi terletak di dalam magma (batuan
beku), tetapi telah terdorong keluar dari magma.

b. Fase Pegmatitik (Pegmatitic Phase)

Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma.
Sebagai akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling
magma, maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos
batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork.

Kristal dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak adanya kontras
tekanan dan temperatur antara magma dengan batuan disekelilingnya,
sehingga pembekuan berjalan dengan lambat. Mineral-mineral pegmatit
antara lain : logam-logam ringan (Li-silikat, Be-silikat (BeAl-silikat), Al-rich
silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan Mo), unsur-unsur jarang
(Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th, U, Ti), batuan mulia (ruby,
sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz, smoky quartz, rock crystal).

Gambar Skematik proses differensiasi magma pada fase magmatik


cair
Keterangan untuk Gambar :

1. Vesiculation, Magma yang mengandung unsur-unsur volatile seperti air


(H2O), karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), sulfur (S) dan klorin
(Cl). Pada saat magma naik kepermukaan bumi, unsur-unsur ini membentuk
gelombang gas, seperti buih pada air soda. Gelombang (buih) cenderung naik
dan membawa serta unsur-unsur yang lebih volatile seperti sodium dan
potasium.

2. Diffusion, Pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan
material dari batuan yang mengelilingi reservoir magma, dengan proses yang
sangat lambat. Proses diffusi tidak seselektif proses-proses mekanisme
differensiasi magma yang lain. Walaupun demikian, proses diffusi dapat
menjadi sama efektifnya, jika magma diaduk oleh suatu pencaran (convection)
dan disirkulasi dekat dinding dimana magma dapat kehilangan beberapa
unsurnya dan mendapatkan unsur yang lain dari dinding reservoar.

3. Flotation, Kristal-kristal ringan yang mengandung sodium dan potasium


cenderung untuk memperkaya magma yang terletak pada bagian atas
reservoar dengan unsur-unsur sodium dan potasium.

4. Gravitational Settling, Mineral-mineral berat yang mengandung kalsium,


magnesium dan besi, cenderung memperkaya resevoir magma yang terletak
disebelah bawah reservoir dengan unsur-unsur tersebut. Proses ini mungkin
menghasilkan kristal badan bijih dalam bentuk perlapisan. Lapisan paling
bawah diperkaya dengan mineral-mineral yang lebih berat seperti mineral-
mineral silikat dan lapisan diatasnya diperkaya dengan mineral-mineral
silikat yang lebih ringan.

5. Assimilation of Wall Rock, Selama emplacement magma, batu yang jatuh


dari dinding reservoir akan bergabung dengan magma. Batuan ini bereaksi
dengan magma atau secara sempurna terlarut dalam magma, sehingga
merubah komposisi magma. Jika batuan dinding kaya akan sodium, potasium
dan silikon, magma akan berubah menjadu komposisi granitik. Jika batuan
dinding kaya akan kalsium, magnesium dan besi, magma akan berubah
menjadi berkomposisi gabroik.

6. Thick Horizontal Sill, Secara umum bentuk ini memperlihatkan proses


differensiasi magmatik asli yang membeku karena kontak dengan dinding
reservoirl Jika bagian sebelah dalam memebeku, terjadi Crystal Settling dan
menghasilkan lapisan, dimana mineral silikat yang lebih berat terletak pada
lapisan dasar dan mineral silikat yang lebih ringan.

c. Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik Phase)

Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma
dalam lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut
kontak-metamorfisme, karena adanya gejala kontak antara batuan yang lebih
tua dengan magma yang lebih muda. Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap
panas dengan temperatur tinggi dari magma kontak dengan batuan dinding
yang reaktif. Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonit
(CaSiO3), amphibol, kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz,
aktinolit, turmalin, diopsit, dan skarn.

Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi


batuan beku intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking
(pemanggangan) dan hardening (pengerasan).
Igneous metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang
berhubungan dengan penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh
masa batuan pada umumnya akan ter-rekristalisasi, terubah (altered), dan
tergantikan (replaced). Perubahan ini disebabkan oleh panas dan fluida-fluida
yang memencar atau diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh karena itu endapan
ini tergolong pada metamorfisme kontak.
Proses pneomatolitis ini lebih menekankan peranan temperatur dari aktivitas
uap air. Pirometamorfisme menekankan hanya pada pengaruh temperatur
sedangkan pirometasomatisme pada reaksi penggantian (replacement), dan
metamorfisme kontak pada sekitar kontak. Letak terjadinya proses umumnya
di kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan dan temperatur tinggi.

Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida


sederhana dan oksida misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bornit, dan
beberapa molibdenit. Sedikit endapan jenis ini yang betul-betul tanpa adanya
besi, pada umumnya akan banyak sekali berisi pirit atau bahkan magnetit dan
hematit. Scheelit juga terdapat dalam endapan jenis ini (Singkep-Indonesia).

d. Fase Hidrothermal (Hydrothermal Phase)

Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai


hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang
relatif ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses
pembentukan endapan. Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua
macam endapan hidrothermal, yaitu :

1. Cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di


dalam batuan.
2. Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan
dengan unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal.

Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan


hidrothermal, antara lain Ephithermal (T 00C-2000C), Mesothermal (T
1500C-3500C), dan Hipothermal (T 3000C-5000C). Setiap tipe endapan
hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik),
berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi
minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2),
florida-florida hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe endapan
hidrothermal.

Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au),


magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS),
pirrotit (FeS), galena (PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4,
Scheelit (CaWO4), kasiterit (SnO2), Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit
(NiAs), spalerit (ZnS), dengan mineral-mineral gangue antara lain : topaz,
feldspar-feldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat

Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah :


stanite (Sn, Cu) sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu
sulfida, Sb sulfida, stibnit (Sb2S3), tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13, bornit
(Cu2S), galena (PbS), dan kalkopirit (CuFeS2), dengan mineral-mineral
ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, dan pirit.

Paragenesis endapan ephitermal dan mineral ganguenya adalah : native


cooper (Cu), argentit (AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit
(FeS2), pirit (FeS2), cinabar (HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit
(CuFeSn), dengan mineral-mineral ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg
karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit (BaSO4), zeolit (Al-silikat).

Gambar Endapan bijih perak berupa endapan hidrothermal tipe


epithermal
dengan pengkayaan bijihdi sepanjang rekahan-rekahan dan urat-
urat di Pachuca Meksiko (Dari Park, 1975 p 349)

e. Fase Vulkanik (Vulkanik Phase)

Endapan phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukkan


bijih secara primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah :
1. Lava flow
2. Ekshalasi
3. Mata air panas

Ekshalasi dibagi menjadi : fumarol (terutama terdiri dari uap air H2O),
solfatar (berbentuk gas SO2), mofette (berbentuk gas CO2), saffroni
(berbentuk baron). Bentuk (komposisi kimia) dari mata air panas adalah air
klorida, air sulfat, air karbonat, air silikat, air nitrat, dan air fosfat.
Jika dilihat dari segi ekonomisnya, maka endapan ekonomis dari phase
vulkanik adalah : belerang (kristal belerang dan lumpur belerang), oksida besi
(misalnya hematit, Fe2O3). Sulfida masif volkanogenik berhubungan dengan
vulkanisme bawah laut, sebagai contoh endapan tembaga-timbal-seng Kuroko
di Jepang, dan sebagian besar endapan logam dasar di Kanada.
Gambar Model Geologi Endapan Tembaga-Timbal-Seng
volkanogenik
(After Horikoshi & Sato, 1970; Sato,1981)

D. PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN SEDIMENTER

Mineral bijih sedimenter adalah mineral bijih yang ada kaitannya dengan
batuan sedimen, dibentuk oleh pengaruh air, kehidupan, udara selama
sedimentasi, atau pelapukan maupun dibentuk oleh proses hidrotermal.
Mineral bijih sedimenter umumnya mengikuti lapisan (stratiform) atau
berbatasan dengan litologi tertentu (stratabound). Endapan sedimenter yang
cukup terkenal karena proses mekanik seperti endapan timah letakan di
daerah Bangka-Belitung dan endapan emas placer di Kalimantan Tengah
maupun Kalimantan Barat. Endapan sedimenter karena pelapukan kimiawi
seperti endapan bauksit di Pulau Bintan dan laterit nikel di Pomalaa/Soroako
Sulawesi Tengah/ Selatan.
Y. B. Chaussier (1979), membagi pembentukan mineral sedimenter
berdasarkan sumber metal dan berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan
sumber metal dibagi dua yaitu endapan supergen endapan yang metalnya
berasal dari hasil rombakan batuan atau bijih primer), serta endapan hipogen
(endapan yang metalnya berasal dari aktivitas magma/epithermal).
Sedangkan berdasarkan host-rock (dengan pengendapan batuan sedimen)
dibagi dua, yaitu endapan singenetik (endapan yang terbentuk bersamaan
dengan terbentuknya batuan) serta endapan epigenetik (endapan mineral
terbentuk setelah batuan ada).

Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat faktor


yaitu : sumber dari mineral, metal atau metaloid, supergene atau hypogene
(primer atau sekunder), erosi dari daerah mineralisasi yang kemudian
diendapkan dalam cekungan (supergene), dari biokimia akibat bakteri,
organisme seperti endapan diatomae, batubara, dan minyak bumi, serta dari
magma dalam kerak bumi atau vulkanisme (hypogene).

1. Mineral Bijih Dibentuk oleh Hasil Rombakan dan Proses Kimia


Sebagai Hasil Pelapukan Permukaan dan Transportasi

Secara normal material bumi tidak dapat mempertahankan keberadaanya dan


akan mengalami transportasi geokimia yaitu terdistribusi kembali dan
bercampur dengan material lain. Proses dimana unsur-unsur berpindah
menuju lokasi dan lingkungan geokimia yang baru dinamakan dispersi
geokimia. Berbeda dengan dispersi mekanis, dispersi kimia mencoba
mengenal secara kimia penyebab suatu dispersi.

Dalam hal ini adanya dispersi geokimia primer dan dispersi geokimia
sekunder. Dispersi geokimia primer adalah dispersi kimia yang terjadi di
dalam kerak bumi, meliputi proses penempatan unsur-unsur selama
pembentukan endapan bijih, tanpa memperhatikan bagaimana tubuh bijih
terbentuk. Dispersi geokimia sekunder adalah dispersi kimia yang terjadi di
permukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali pola-pola dispersi primer
oleh proses yang biasanya terjadi di permukaan, antara lain proses pelapukan,
transportasi, dan pengendapan. Bahan terangkut pada proses sedimentasi
dapat berupa partikel atau ion dan akhirnya diendapkan pada suatu tempat.
Mobilitas unsur sangat mempengaruhi dispersi. Unsur dengan mobilitas yang
rendah cenderung berada dekat dengan tubuh bijihnya, sedangkan unsur-
unsur dengan mobilitas tinggi cenderung relatif jauh dari tubuh bijihnya.
Selain itu juga tergantung dari sifat kimianya Eh dan Ph suatu lingkungan
seperti Cu dalam kondisi asam akan mempunyai mobilitas tinggi sedangkan
dalam kondisi basa akan mempunyai mobilitas rendah.

Sebagai contoh dapat diberikan pada proses pengkayaan sekunder pada


endapan lateritik. Dari pelapukan dihasilkan reaksi oksidasi dengan sumber
oksigen dari udara atau air permukaan. Oksidasi berjalan ke arah bawah
sampai batas air tanah. Akibat proses oksidasi ini, beberapa mineral tertentu
akan larut dan terbawa meresap ke bawah permukaan tanah, kemudian
terendapkan (pada zona reduksi). Bagian permukaan yang tidak larut, akan
jadi berongga, berwarna kuning kemerahan, dan sering disebut dengan
gossan. Contoh endapan ini adalah endapan nikel laterit.

2. Cebakan Mineral Dibentuk oleh Pelapukan Mekanik


Mineral disini terbentuk oleh konsentrasi mekanik dari mineral bijih dan
pemecahan dari residu. Proses pemilahan yang mana menyangkut
pengendapan tergantung oleh besar butir dan berat jenis disebut sebagai
endapan plaser. Mineral plaser terpenting adalah Pt, Au, kasiterit, magnetit,
monasit, ilmenit, zirkon, intan, garnet, tantalum, rutil, dsb.

Berdasarkan tempat dimana diendapkan, plaser atau mineral letakan dapat


dibagi menjadi :
1. Endapan plaser eluvium, diketemukan dekat atau sekitar sumber mineral
bijih primer. Mereka terbentuk dari hanya sedikit perjalanan residu (goresan),
material mengalami pelapukan setelah pencucian. Sebagai contoh endapan
platina di Urals.

2. Plaser aluvium, ini merupakan endapan plaser terpenting. Terbentuk di


sungai bergerak kontinu oleh air, pemisahan tempat karena berat jenis,
mineral bijih yang berat akan bergerak ke bawah sungai. Intensitas pengayaan
akan didapat kalau kecepatan aliran menurun, seperti di sebelah dalam
meander, di kuala sungai dsb. Contoh endapan tipe ini adalah Sn di Bangka
dan Belitung. Au-plaser di California.

3. Plaser laut/pantai, endapan ini terbentuk oleh karen aktivitas gelombang


memukul pantai dan mengabrasi dan mencuci pasir pantai. Mineral yang
umum di sini adalah ilmenit, magnetit, monasit, rutil, zirkon, dan intan,
tergantung dari batuan terabrasi.

4. Fossil plaser, merupakan endapan primer purba yang telah mengalami


pembatuan dan kadang-kadang termetamorfkan. Sebagai contoh endapan ini
adalah Proterozoikum Witwatersand, Afrika Selatan, merupakan daerah emas
terbesar di dunia, produksinya lebih 1/3 dunia. Emas dan uranium terjadi
dalam beberapa lapisan konglomerat. Mineralisasi menyebar sepanjang 250
km. Tambang terdalam di dunia sampai 3000 meter, ini dimungkinkan
karena gradien geotermis disana sekitar 10 per 130 meter.
Gambar Sketsa mekanisme endapan bijih sedimenter

3. Cebakan Mineral Dibentuk oleh Proses Pengendapan Kimia

a. Lingkungan Darat

Batuan klastik yang terbentuk pada iklim kering dicirikan oleh warna merah
akibat oksidasi Fe dan umumnya dalam literatur disebut “ red beds”. Kalau
konsentrasi elemen logam dekat permukaan tanah atau di bawah tanah
tempat pengendapan tinggi memungkinkan terjadi konsentrasi larutan logam
dan mengalami pencucian (leaching/pelindian) meresap bersama air tanah
yang kemudian mengisi antar butir sedimen klastik. Koloid bijih akan alih
tempat oleh penukaran kation antara Fe dan mineral lempung atau akibat
penyerapan oleh mineral lempung itu sendiri.

b. Lingkungan Laut
Kejadian cebakan mieral di lingkungan laut sangat berbeda dengan
lingkungan darat yang umumnya mempunyai mempunyai pasokan air dengan
kadar elemen yang tinggi dibandingkan kandungan di laut. Kadar air laut
mempunai elemen yang rendah. Sebagai contoh kadar air laut untuk Fe 2 x
10-7 % yag membentuk konsentrasi mineral logam yang berharga hal ini dapat
terjadi kalau mempunyai keadaan yang khusus (terutama Fe dan Mn) seperti :

a. Adanya salah satu sumber logam yang berasal dari pelapkan batuan di
daratan atau dari sistem hidrotermal bawah permukaan laut.
b. Transport dalam larutan, mungkin sebagai koloid. Besi adalah logam yang
dominan dan terbawa sebagai Fe(OH) soil partikel.
c. Endapan di dalam cebakan sedimenter, sebagai Fe(OH)3, FeCO3 atau Fe-
silikat tergantung perbedaanpotensial reduksi (Eh).

Bijih dalam lingkungan laut ini dapat berupa oolit, yang dibentuk oleh larutan
koloid membungkus material lain seperti pasir atau pecahan fosil. Bentuk
kulit yang simetris disebabkan perubahan komposisi (Fe, Al, SiO2). Dengan
pertumbuhan yang terus menerus, oolit tersebut akan stabil di dasar laut
dimana tertanam dalam material lempungan karbonatan yang mengandung
beberapa besi yang bagus. Di dasar laut mungkin oolit tersebut reworked.
Dengan hasil keadaan tersebut bijih besi dan mangan sebagai contoh
ferromanganese nodules yang sekarang ini menutupi daerah luas lautan.

E. CONTOH BEBERAPA ENDAPAN MINERAL YANG PENTING

1. Endapan mineral yang berhubungan dengan proses-proses


magmatik

Tergantung pada kedalaman dan temperatur pengendapan, mineral-mineral


dan asosiasi elemen yang berbeda sangat besar , sebagai contoh oksida-oksida
timah dan tungsten di kedalaman zona-zona bertemperatur tinggi; sulfida-
sulfida tembaga, molibdenum, timbal, dan seng dalam zona intermediet;
sulfida-sulfida atau sulfosalt perak dan emas natif di dekat permukaan pada
zona temperatur rendah. Mineral-mineral dapat mengalami disseminated
dengan baik antara silikat-silikat, atau terkonsentrasi dalam rekahan yang
baik dalam batuan beku, sebagai contoh endapan tembaga porfiri Bingham di
Utah.
Gambar Model Geologi Jenis Endapan Tembaga Porfiri di Amerika
Selatan
(After Sillitoe,1973)

Batugamping di dekat intrusi bereaksi dengan larutan hidrotermal dan


sebagian digantikan oleh mineral-mineral tungsten, tembaga, timbal dan seng
(dalam kontak metasomatik atau endapan skarn). Jika larutan bergerak
melalui rekahan yang terbuka dan logam-logam mengendap di dalamnya (urat
emas-kuarsa-alunit epithermal), sehingga terbentuk cebakan tembaga, timbal,
seng, perak, dan emas.

Gambar Model Geologi Endapan Urat Logam Mulia (After


Buchanan,1981)
Larutan hidrotermal yang membawa logam dapat juga bermigrasi secara
lateral menuju batuan yang permeabel atau reaktif secara kimia membentuk
endapan blanket- shaped sulfida, atau bahkan mencapai permukaan dan
mengendapkan emas, perak, dan air raksa dalam pusat mata air panas
silikaan atau karbonatan, seperti kadar emas tinggi yang terdapat dalam
beberapa lapangan geotermal aktif di New Zealand. Jika larutan volkanik yang
membawa logam memasuki lingkungan laut, maka akan terbentuk kumpulan
sedimen-volkanik dari tembaga- timbal-seng.

2. Endapan mineral yang berhubungan dengan proses sedimentasi

Erosi benua dan pengisian cekungan sedimen di samudera memerlukan siklus


geologi dan kimia yang dapat berhubungan dengan formasi dari jenis endapan
mineral selama pelapukan, perombakan menjadi unsur-unsur pokok berupa
fragmental (sebagai contoh kwarsa atau kadang-kadang emas atau mineral-
mineral berat), dan menjadi elemen-elemen yang larut secara kimiawi
(sebagai contoh adalah kalsium, sodium, atau elemen-elemen metalik
pembentuk bijih yang potensial seperti besi, tembaga, timbal, dan seng).
Unsur-unsur pokok fragmental tertransportasi oleh air permukaan
diendapkan sebagai batuan.

Klastik-klastik sedimen di benua dan di lingkungan tepi laut cenderung


berbutir kasar dan bisa mengisi pengkayaan lokal mineral-mineral berharga
yang telah tertransportasi dengan fraksi klastik, sebagai contoh konsentrasi
emas placer pada endapan Witwatersrand di Afrika Selatan dan timah placer
di Asia bagian selatan.

Seringkali formasi endapan sulfida stratiform tidak tampak berhubungan


dengan proses magmatisme atau vulkanisme, tetapi agak berhubungan
dengan sirkulasi larutan hidrotermal dari sumber-sumber yang lain, sebagai
contoh penirisan dari cekungan sedimen yang dalam. Endapan-endapan yang
dihasilkan sangat mirip dengan beberapa asal-usul volkanogenik karena
mekanisme traping yang sama. Hanya mineral-mineral sulfida yang dapat
mengalami presipitasi pada sediment-water interface atau dalam batuan yang
tidak terkonsolidasi, waktu dari formasi bijih berhubungan terhadap waktu
pengendapan sedimen, terhadap waktu kompaksi dan konsolidasinya, atau
terhadap waktu-waktu berikutnya saat sedimen-sedimen mengalami indurasi
penuh dan dapat termineralisasi oleh larutan yang bergerak melalui batuan
yang porous atau struktur-struktur geologi. Untuk proses ini, contoh yang
bagus adalah endapan timbal-seng di Mississippi Valley.
Gambar Model Geologi Endapan Sediment-Ekshalatif Timbal-Seng
(After Lydon, 1983)

Proses-proses sedimentasi juga membentuk akumulasi fosil-fosil bahan bakar,


batu bara, minyak dan gas alam. Untuk membentuk batu bara, gambut
terkompaksi dan mengalami pemanasan akibat penurunan dan proses burial.
Demikian juga, minyak dan gas terbentuk oleh maturasi unsur-unsur organik
dalam batuan sedimen oleh peningkatan temperatur dan tekanan. Minyak dan
gas dapat bermigrasi melalui batuan yang porous membentuk reservoir yang
besar dalam struktur yang baik, atau tetap di dalam batuan sumber
membentuk oil shale.

3. Endapan Mineral Yang Berhubungan Dengan Proses


Metamorfisme

Metamorfisme yaitu proses rekristalisasi dan peleburan akhir dari batuan


beku atau batuan sedimen, yang disebabkan oleh intrusi dari magma baru
atau oleh proses burial yang dalam . Endapan hidrotermal kontak
metasomatik terbentuk di sekitar magma yang mengalami intrusi, seperti
yang digambarkan di atas. Metamorfisme burial yang dalam dapat
menimbulkan overprinting terhadap akumulasi mineral yang ada sebelumnya,
sebagai contoh yang besar adalah endapan sediment-hosted lead-zinc di
Broken Hill, Australia.

Metamorfisme burial juga membebaskan sebagian besar larutan hidrotermal


yang melarutkan logam-logam dari country rock, diendapkan saat larutan
bertemu dengan suatu lingkungan dengan kondisi temperatur, tekanan, dan
kimia yang tepat untuk formasi bijih. Formasi endapan emas di beberapa jalur
metamorfik Precambrian berhubungan terhadap transportasi emas oleh
metamorfic water menuju urat kwarsa yang mengandung emas. Kecuali jenis
endapan tersebut, metamorfisme regional tidak terlalu banyak membentuk
formasi dari endapan bijih metalik.

You might also like