Professional Documents
Culture Documents
Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
ABSTRAK
Hukum internasional mengenai pembangunan berkelanjutan merupakan bidang baru yang harus
dikembangkan seperti yang diamanatkan Prinsip 27 Deklarasi Rio 1992. Bangunan hukum ini
dikembangkan melalui landasan dari berbagai kesepakatan global yang kemudian diharapkan
dapat diimplementasikan di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penerapan
konsep dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam hukum internasional dan
nasional. Metode dalam penelitian ini bersifat deskriptif dan masih didominasi oleh studi pustaka.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Indonesia telah meratifikasi berbagai perjanjian internasional
di bidang lingkungan hidup. Dari perjanjian internasional ternyata sebagian besar telah
mengintegrasikan konsep dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Hasil penelitian juga
menunjukan bahwa hukum nasional yang sebagian besar dicerminkan melalui peraturan
perundang-undangan dan keputusan pengadilan telah mengintegrasikan dan menerapkan konsep
dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
1. PENDAHULUAN
panjang dalam studi hukum internasional. Dari segi peristilahan, pembangunan berkelanjutan
(sustainable development) masih dikategorikan sebagai suatu istilah yang relatif baru. Istilah ini
sebenarnya diperkenalkan secara resmi untuk pertama kalinya dalam suatu dokumen hukum
Makalah disampaikan pada Konferensi Nasional XVIII BKPSL Seluruh Indonesia,
Banjarmasin, 15 – 16 Mei 2006
1
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
internasional regional yaitu ASEAN Agreement on the Conservation Nature and Natural Resources
tahun 1985. Oleh Komisi Dunia mengenai Lingkungan dan Pembangunan (World Commission on
Environment and Development) istilah ini kemudian didefinisikan dan diperinci lebih lanjut.
Komisi dalam menjalankan kegiatannya, dibantu oleh kelompok ahli hukum yang disebut Experts
Group on Environmental Law of the World Commission on Environment and Development yang
Protection and Sustainable Development. Usulan para ahli hukum ini berisi rancangan (draft)
Lingkungan hidup dan pembangunan pada mulanya merupakan konsep yang selalu
dipertentangkan. Lingkungan hidup hanya dilihat sebagai suatu masalah sektoral. Selain itu
pembangunan yang dilakukan pada saat itu sering mengabaikan masalah lingkungan hidup.
Namun setelah diadakan Konperensi Lingkungan Hidup Manusia di kota Stockhlom, Swedia tahun
1972, pemikiran ini kemudian diubah melalui prinsip-prinsip yang tercantum dalam Deklarasi
Stockhlom (Stockhlom Declaration) yang merupakan salah satu hasil dari konperensi ini, dengan
menegaskan bahwa lingkungan hidup menjadi kesatuan yang integral dalam konsep pembangunan
nasional suatu negara. Sehingga setiap pembangunan yang dilakukan diberbagai negara baik
negara maju maupun negara berkembang harus memperhatikan masalah lingkungan hidup.
Konsep ini kemudian semakin nyata dengan ditegaskan kembali dalam KTT Bumi 1992 (Earth
Summit) yang hasilnya tercantum dalam dokumen-dokumen “soft law” seperti Rio Declaration on
Environmental and Development,Principles of Forestry, Agenda 21 dan “hard law“ seperti United
Climate Change. (Pramudianto:1995) Hasil yang terpenting adalah perlunya dikembangkan hukum
2
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
merupakan tantangan baru bagi perkembangan hukum internasional. Tantangan ini kemudian
International Law Relating To Sustainable Development atau disebut New Delhi Declaration tahun
Development) di Johanesburg, Afrika Selatan tahun 2002 dalam Plan of Implementation of the
World Summit on Sustainable Development yang lebih ditegaskan pemberlakuan ke dalam hukum
berkelanjutan.
Hingga millenium ke tiga ini, sudah lebih dari 300 perjanjian internasional yang telah diberlakukan
(entered into force). (Handl: 1994) Sebagian dari perjanjian internasional di bidang lingkungan
perjanjian internasional telah menggunakan istilah yang mengacu pada konsep berkelanjutan
pemanfaatan berkelanjutan (use utilitation) atau istilah-istilah lain yang pada prinsipnya mengarah
pada konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Karena itu hasil studi ini
diharapkan dapat mengetahui lebih lanjut mengenai berbagai perjanjian internasional yang
nasional.
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengetahui berbagai
perjanjian internasional terutama perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup yang telah
diratifikasi oleh Indonesia. Selain itu untuk mengetahui apakah perjanjian internasional tersebut
3
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
development).
4
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
berkelanjutan. Studi ini hanya membatasi pada perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup
terutama yang telah diratifikasi oleh Indonesia dan peraturan perundang-undangan nasional dan
Perjanjian internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia telah mengintegrasikan konsep dan
2. TINJAUAN PUSTAKA
Masalah lingkungan hidup semakin kompleks menjelang diadakan Konperensi PBB mengenai
Lingkungan Hidup Manusia tahun 1972. Sejak penemuan berbagai teknologi baru, dampak
terhadap lingkungan hidup semakin dirasakan. Negara-negara maju merupakan yang pertama dan
secara nyata mengalami kemerosotan kualitas lingkungan hidupnya akibat dampak dari
pengembangan teknologi. Pencemaran bahan kimia di danau serta sungai-sungai, kerusakan hutan
akibat hujan asam, pencemaran udara yang sering menimbulkan kabut tebal, kerusakan kawasan
konservasi dan masalah-masalah lainnya merupakan dampak yang nyata dirasakan. Sedangkan
sumberdaya alam dan beberapa masalah lainnya. (UNEP : 1992) Hal ini semua disebabkan karena
penerapan dari model pembangunan yang dijalankan masih mementingkan adanya pertumbuhan
5
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
ekonomi semata-mata. Sehingga lingkungan hidup pada saat itu belum menjadi bagian yang
terintegrasi dan bukan merupakan pertimbangan penting dalam sistem pembangunan suatu negara.
Keinginan untuk mengkaitkan persoalan lingkungan hidup dan pembangunan mulai dilakukan
dalam Konperensi PBB mengenai Lingkungan Hidup Manusia (United Nations Conference on
Human Environment) yang diadakan di kota Stockhlom, Swedia antara tanggal 5 -16 Juni 1972.
Dalam konperensi ini negara-negara mencapai kesepakatan untuk memperbaiki kondisi lingkungan
hidup dan menyelamatkan bumi dari kehancuran. Tema “Hanya Satu Dunia” (Only One World)
menjadi “jantung” dari pertemuan ini. Bumi yang merupakan tempat hidup manusia, adalah
merupakan suatu ekosistim yang saling kait mengkait menjadi satu sehingga harus dilindungi dan
diselamatkan baik untuk generasi sekarang maupun mendatang (present and future generation).
Deklarasi Stockhlom 1972 (Stockhlom Declaration) yang merupakan hasil penting dari konperensi
ini, menegaskan dalam salah satu prinsipnya yaitu Prinsip 1 yang menghimbau agar manusia
bertanggung jawab untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan hidup untuk generasi masa kini
dan masa datang. Prinsip 14 Deklarasi Stockholm 1972 telah memberikan arahan bahwa antara
pembangunan dan lingkungan hidup merupakan konsep yang dapat dikaitkan. Karena itu konsep
lingkungan hidup harus merupakan bagian integral dari suatu pembangunan yang terencana seperti
tercantum dalam Prinsip 13. Pembangunan tetap merupakan unsur penting yang harus dilakukan
oleh suatu negara namun kini harus mempertimbangkan persoalan lingkungan hidup. Dengan
adanya pembangunan bukan berarti kualitas lingkungan hidup terabaikan tetapi justru harus
diciptakan jaminan lingkungan hidup yang baik seperti tercantum dalam Prinsip 8 Deklarasi
Stockholm 1972. Dari pemikiran ini terbentuk prinsip integrasi masalah lingkungan hidup kedalam
kebijakan politik dan pembangunan nasional. Deklarasi Stockhlom 1972 juga memperkenalkan
6
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
Pembangunan berkelanjutan memiliki 3 pilar atau dimensi yang penting yaitu pilar ekonomi,
ekologi dan sosial. (Salim :2000). Ketiga pilar ini dalam prosesnya saling berkaitan erat satu sama
lain kedalam suatu konsep yang disebut konsep pembangunan berkelanjutan. Konsep ini kemudian
pembangunan berkelanjutan memiliki sejarah yang panjang. Singkatnya, perkara antara Inggris
dengan Amerika Serikat di tahun 1893 (Behring Sea Fur Case) mengenai penangkapan anjing laut
di perairan Behring merupakan peristiwa awal dalam sejarah hukum internasional mengenai
penggunaan istilah ini kemudian tidak terlepas dari berbagai istilah yang kemudian diperkenalkan
reasonable use, maximum sustainable yield, dll. Istilah-istilah tersebut pada prinsipnya tidak
terlepas dari keberadaan sumberdaya alam yang sangat terbatas pada waktu itu dan juga
dicadangkan untuk generasi mendatang. Karena itu antara istilah-istilah diatas dengan future
generation memiliki keterkaitan yang erat. Perhatian terhadap generasi mendatang (future
generation) juga sudah diperkenalkan sejak lama dalam beberapa konvensi internasional, termasuk
diakui bahwa kepentingan negara-negara di dunia untuk mengamankan sumberdaya alam yang
besar untuk generasi mendatang yang diwakilkan melalui persediaan ikan Paus. (Sands :1995 :202-
204) Berkaitan dengan penangkapan beberapa jenis ikan Tuna, diperbolehkan menangkap ikan
dengan jumlah tangkapan tertentu atau produksi yang dibatasi melalui maximum sustained. Hal ini
7
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
Tropical Tuna Comission 1949. Demikian juga dengan International Convention for the
Conservation of Atlantic Tunas 1966 Pasal IV (2)(b). Penggunaan istilah maximum sustained
dipakai juga dalam Pembukaan International Convention for the High Seas Fisheries of the North
Pacific Ocean 1952 dan Konvensi PBB memgenai Hukum Laut 1982 (UNCLOS 82). Sedangkan
konsep optimum sustainable yield dan optimum utilitation dipakai dalam Pembukaan Convention
for the Conservation of Antartic Seals 1972. Sedangkan penggunaan istilah optimum sustainable
yield digunakan dalam Konvensi Hukum Laut 1958 dan UNCLOS 1982 Pasal 64 (1). Sedangkan
istilah sustainable utilisation dipakai pada Pasal 1 (h) International Tropical Timber Agreement
1983. Setelah itu kemajuan yang sangat berarti adalah ASEAN Agreement on the Conservation of
Nature and Natural Resources 1985 yang mulai pertama kalinya menggunakan istilah
Dalam KTT Bumi 1992 (Earth Summit) penerimaan konsep dan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan semakin tegas dengan legitimasi politik yang sangat kuat dimana hampir semua
negara memberikan dukungan penuh terhadap hasil-hasil KTT ini. Sebagai catatan, agak berbeda
dengan hasil Konperensi Stockholm 1972 yang tidak didukung oleh Uni Sovyet (Sekarang :
Russia) dan negara-negara satelitnya. Hasil yang terpenting dari KTT Bumi ini adalah perlunya
internasional pembangunan berkelanjutan telah dinyatakan dalam Prinsip 27 Deklarasi Rio yang
berbunyi :
“ Negara-negara dan anggota masyarakat hendaknya dengan niat baik dan berdasarkan dengan
semangat kemitraan bersama dapat bekerjasama dalam mewujudkan dan melaksanakan prinsip-
prinsip yang termaktub dalam dekalrasi ini, dan bekerjasama pula dalam upaya untuk
mengembangkan lebih jauh hukum internasional pembangunan berkelanjutan”.
8
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
“For the CISDL, the concept of sustainable development, in international law, requires
accommodation, reconciliation and integration between economic growth, social justice (including
human rights) and environmental protection objectives, towards participatory improvement in
collective quality of life for the benefit of both present and future generations.”
rekonsiliasi dan integrasi antara tujuan-tujuan pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial (termasuk
hak asasi manusia dan perlindungan lingkungan hidup yang tujuannya untuk meningkatkan
partisipasi kolektif kualitas hidup demi keuntungan generasi sekarang dan mendatang. Dengan
demikian kesatuan 3 pilar atau dimensi, kualitas hidup dan generasi kini dan mendatang menjadi
“The corpus of international legal principles and instruments which address the intersections
between international economic, environmental and social law (including human rights law),
towards development that can last for the benefit of present and future generations.”
Definisi diatas menjadi sangat penting sebagai pegangan, karena sebagai salah satu cabang baru
diperlukan suatu arah (direction) pembahasan yang jelas. Peneliti mencoba memberanikan diri
Pada tanggal 2-6 April 2002, dalam sidang ke-70 International Law Association (ILA) telah
dihasilkan suatu Deklarasi yang sangat penting sehubungan dengan pengembangan hukum
9
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
Amsterdam, Beijing, Monteral, hasil dari Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan,
Prinsip 27 Deklarasi Rio 1992 dan Bab 39 Agenda 21 dan persiapan KTT Pembangunan
Berkelanjutan 2002 di Johanesburg. Adapun prinsip-prinsip dalam deklarasi ini adalah sbb :
sumberdaya alam.
Ekosistem.
g. Prinsip integrasi dan saling keterkaitan khususnya berhubungan dengan tujuan hak asasi
Ketujuh prinsip ini sebenarnya merupakan inti dari prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
yang telah berkembang selama ini seperti prinsip keadilan antar generasi, prinsip keadilan
3. METODOLOGI
10
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah penelitian deskriptif dengan cara mengumpulkan,
dibidang lingkungan hidup yang telah diratifikasi. Selain itu dilakukan juga studi pustaka untuk
mencari berbagai informasi mengenai perjanjian internasional yang diratifikasi dan informasi
pembangunan berkelanjutan.
Dari seluruh peraturan hukum internasional khususnya perjanjian internasional yang telah
ditandatangani, sampel yang diambil hanya pada perjanjian internasional yang menyangkut atau
berkaitan dengan persoalan lingkungan hidup yang telah diratifikasi. Setelah itu dilakukan
penelusuran peraturan hukum nasional yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui apakah setiap peraturan nasional yang berkaitan dengan pokok bahasan yang
berkelanjutan..
4. HASIL PENELITIAN
Suatu instrumen hukum internasional yang berupa perjanjian internasional baik dalam bentuk
treaty, convention, agreement, arrangement dan lain-lain, dimana Pemerintah Indonesia dapat
terlibat langsung atau tidak langsung dalam proses perundingannya, namun turut menandatangani
(signatory) bukan berarti otomatis terikat penuh dari perjanjian internasional tersebut. Hal ini
dikarenakan Indonesia masih menganut teori dualisme dimana pemberlakuan hukum internasional
11
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
tidak otomatis berlaku dalam hukum nasional. Di Indonesia proses ratifikasi didasarkan pada
Undang-undang No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional. Walaupun selama ini Surat
Keputusan Presiden No. 2826/HK/1960 telah memiliki peran penting dalam proses ratifikasi di
Indonesia namun dengan dicabutnya SK Presiden ini dan diberlakukan undang-undang perjanjian
internasional ini diharapkan akan dapat memberikan suatu ketegasan dan kedudukan hukum yang
mamadai dalam pelaksanaan atau proses tindak lanjut dari hasil ratifikasi tersebut. Sehingga
perubahan yang terpenting saat ini adalah perjanjian internasional yang berkaitan dengan masalah
lingkungan hidup akan diratifikasi melalui produk hukum berupa Undang-undang (Pasal 10 (d)
4.2. Perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup yang telah diratifikasi Indonesia
Pemerintah Indonesia telah berperan aktif dalam berbagai pertemuan dan perundingan
internasional. Hampir setiap perjanjian internasional yang berkaitan dengan bidang lingkungan
hidup yang disepakati secara global telah ditandatangani atau diratifikasi oleh Pemerintah
Indonesia. Hal ini dapat diketahui dari tabel 4.1. hasil penelitian dibawah ini :
12
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
Montreal Amandement to the Monteral Protocol on Peraturan Keperluan metyl bromid pra
Subtance That Deplete the Ozone Layer 1999 Presiden No. 46 pengapalan, karantina dan
Tahun 2005 penyimpanan di gudang.
10 Juli 2005
B Limbah B3 dan Nuklir
Treaty on the Non Proliferation of Nuclear Weapons 1968 Undang-undang Pengaturan mengenai Pencegahan
No. 8/1978 Penyebaran Senjata Nuklir
18 Desember 1978
Convention on the Physical Protection of Nuclear Material KEPPRES No. Pengaturan Mengenai Perlindungan
1980 49/1986 Fisik Dari Bahan-bahan Nuklir
24 September
1986
Convention on the Control of Transboundary Movement of KEPPRES No. Pengaturan Mengenai Pengawasan
Hazardous Wastes and Their Disposal 1989 61/1993 Transpor-tasi dan Pembuangan
12 Juli 1993 Limbah B3
Convention on Early Notification of A Nuclear Accident KEPPRES No. Pengaturan mengenai Pemberitahuan
1986 81/1993 Secara Dini Mengenai Terja-dinya
1 September 1993 Kecelakaan Nu-klir
Convention on Asssistance in the Case of A Nuclear KEPPRES No. Pengaturan mengenai masalah
Accident or Radiological Emergency 1986 82/1993 bantuan pada kecelakaan nuklir atau
1 September 1993 keadaan darurat radio-logi
Amandement the Basel Convention on the Control of Peraturan Pengetatan dan kerjasama
Transboundary Movement of Hazardous Wastes and Presiden No. 47 internasional terhadap perpindahan
Their Disposal 1989 Tahun 2005 lintas batas limbah B3
10 Juli 2005
C Keanekaragaman
hayati, tanaman, satwa
langka, habitat
teresterial dan budaya
Protocol for the Protection of Cultural Property in the KEPPRES No. Pengaturan mengenai Perlindungan
Event of Armed Conflict the Hague 1954 234/1966 Benda-benda Budaya Dalam
12 Desember 1966 Peristiwa Konflik Bersenjata
International Plant Protection Convention 1951 KEPPRES No. Pengaturan Mengenai Perlindungan
2/1977 Tanaman
16 Februari 1977
Convention on International Trade in Endangered Species KEPPRES No. Pengaturan Mengenai Perdagangan
of Wild Fauna and Flora (CITES) 1973 43/1978 Spesies Langka
15 Desember 1978
ASEAN Agreement on the Conservation of Nature and KEPPRES No. Pengaturan Mengenai Masalah
Natural Resources 1985 26/1986 Konservasi Alam dan Sumberdaya
16 Juni 1986 Alam
Amandement 1979 of CITES 1973 KEPPRES No. Pengaturan Mengenai Masalah
1/1987 Mekanisme Keuangan
14 Januari 1987
Convention for the Protection of the World Cultural and KEPPRES No. Pengaturan Mengenai Peninggalan
Natural Heritage 1972 26/1989 Budaya dan Warisan Alam Du-nia
30 Mei 1989
Resived Text of the International Plant Protection KEPPRES Perbaikan Teks Kon-vensi Mengenai
Convention 1979 45/1990 Perlin-dungan Tanaman Inter-
26 September nasional
1990
Convention on Wetlands of International Importance KEPPRES No. Pengaturan Mengenai Masalah
Especially as Waterfowl Habitat 1971 48/1991 Lahan Basah dan Habitat Unggas
9 Desember 1991
FAO Plant Protection Agreement for South-East Asia and KEPPRES No. Pengaturan Mengenai Perlindungan
the Pacific Region 1955 58/1992 Tanaman di Wilayah Asia Teng-gara
6 Oktober 1992 dan Pasifik
Amandement of FAO Plant Protection Agreement Relating KEPPRES No. Pengaturan mengenai Daya Guna
to Mandatory Contributions by Contracting Government 59/1992 dan Hasil Guna Upaya Perlin-dungan
1983 6 Oktober 1992 Tanaman dan Organisme
Pengganggu
Agreement Between the Government of Republic of KEPPRES No. Pengaturan mengenai kerjasama di
Indonesia and the Center for International Forestry 71/1993 bidang kehutanan
Reserach Regarding the Headquqrters Seat of the Center 4 Agustus 1993
1993
United Nations Convention on Biological Diversity 1992 UU No. 5 Tahun Pengaturan Mengenai
1994 Keanekaragaman Hayati
1 Agustus 1994
International Tropical Timber Agreement 1983 KEPPRES No. Pengaturan Mengenai Perdagangan
4/1995 Kayu Tro-pis
23 Januari 1995
United Nations Convention on Combat Desertification in KEPPRES No. Pengaturan mengenai upaya
13
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
Those Countries Experencing Serious Drought and/or 135/1998 memerangi penggurunan dan proses
Desertification, Particulary in Africa 1994 20 Agustus 1998 pengeringan.
International Coffee Agreement 2001 KEPPRES No. Meningkatkan kerjasama
32/2002 internasional di bidang perkopian.
20 Mei 2002
Protocol Cartagena 2000 UU No. 21/2004 Pengaturan mengenai prosedur
November 2004 bioteknologi
D Sumberdaya kelautan,
perlindungan
lingkungan laut dan
pencemaran minyak
Convention on the Continental Shelf 1958, Convention on Undang-undang Pengaturan Landas Kontinen,
Fishing and Conservation of the Living Resources of the No. 19 /1961 Perikanan dan Konservasi Sum-
High Seas 1958, Convention on the High Seas 1958 6 September 1961 berdaya Alam di Laut Lepas dan
Konvensi Laut Lepas
International Convention on Civil Liability for Oil Pollution KEPPRES No. Tanggungjawab Perdata Terhadap
Damage 1969 18/1978 Pencemaran Di Laut
1 Juli 1978
International Convention on the Esta-bilishement of an KEPPRES No. Pengaturan Mengenai Pembentukan
International Fund for Compensation for Oil Pollution 19/1978 Dana Internasional untuk Ganti Rugi
Damage 1971 1 Juli 1978 Pencemaran Minyak di Laut
DICABUT
KEPPRES No.
41/1998
International Convention on the Esta-bilishement of an KEPPRES No. Pencabutan Pelaksanaan Pengaturan
International Fund for Compensation for Oil Pollution 41/1998 Mengenai Pembentukan Dana
Damage 1971 10 Maret 1998 Internasional untuk Ganti Rugi
Pencemaran Minyak di Laut
International Convention for the Prevention of Pollution by KEPPRES No. Pengaturan Mengenai Pencegahan
Ships 1973, Protocol Relating to the Convention for the 46/1986 Pencemar-an Yang Berasal Dari
Prevention of Pollution from Ship 1978. 9 September 1986 Kapal-kapal.
United Nations Convention on Law Of The Sea Undang-undang Pengaturan Mengenai Masalah
(UNCLOS) 1982 No. 17/1985 Kelautan
31 Desember 1985
Agreement on the Organization for Indian Ocean Marine KEPPRES No. Pengaturan mengenai Kerjasama
Affairs Cooperation (IOMAC) 1990 86/1993 Kelautan di Samudera Hindia
16 September
1993
Agreement Relating to the Implementation of Part XI of KEPPRES No. Pengaturan penerapan pasal 11
the United Nations Convention on the Law of the Sea of 178/1999 UNCLOS.
10 Decesmber 1982 30 Desember 1999
Agreement Estabilishing the Southeast Asian Fisheries KEPPRES Pengaturan pembentukan pusat
Development Center 1967 and Protocol 1968 94/2000 pengembangan perikanan Asia
11 Juli 2000 Tenggara
Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa produk hukum ratifikasi mengalami pergeseran penting
sejak berlakunya Undang-undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan. Produk hukum ratifikasi yang selama ini dikenal malalui Keputusan Presiden (Kepres)
mengalami perubahan menjadi Peraturan Presiden (Perpres). Sebagai contoh adalah ratifikasi
Wastes and Their Disposal 1989 melalui produk hukum Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2005
14
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
4.3. Perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup yang telah mengintegrasikan dan
on the Conservation of Nature and Natural Resources 1985 yang telah diratifikasi Indonesia
“Necessary to maintain essential ecological processes and life suport systems to preserve genetic
diversity, and to ensure the sustainable utilisation of harvested natural resources under their
jurisdiction in accordance wih scientific principles and with a view to attaining the goal of
sustainable development.”
Hal ini juga dapat diketahui dalam pasal 3 (4) Konvensi PBB mengenai Kerangka Kerja Konvensi
Perubahan Iklim yang telah diratifikasi melalui Undang-undang No. 6 Tahun 1994 menyatakan :
”The parties have a right to, and should, promote sustainable development…….”
Dalam 2 (1) Konvensi PBB mengenai Penggurunan yang telah diratifikasi melalui Keputusan
”The objective of this convention is to combat desertification and mitigate the effect of drought in
the countries experiencing serious drought and/or desertification, particulary in Africa throught
effective action at all levels, supported by international cooperation and partnership arrangements
in the framework of an integrated approach which is consistent with agenda 21, with a view
contributing to the achievement of sustainable development in affected area.”
15
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
Convention for the Protection of the Ozone Layer 1985, United Nations Framework
Caused by Space Objects 1972, United Nations Convention on the Law of the Sea.
United Nations Framework Convention on Climate Change 1992, Protokol Kyoto 1997
dan Ekosistem.
Disposal 1989, United Nations Convention on Biological Diversity 1992, United Nations
16
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
United Nations Framework Convention on Climate Change 1992, Kyoto Protocol 1997
4.3.7. Prinsip integrasi dan saling keterkaitan khususnya berhubungan dengan tujuan
Hampir setiap perjanjian internasional yang telah dibentuk sejak awal tahun 1980-an, telah
yang telah diratifikasi ini kemudian diterapkan dalam berbagai bentuk program-program maupun
kegiatan-kegiatan yang bersifat nyata seperti pelaksanaan Konvensi Wina 1985 dan Montreal
Protokol 1987 melalui program penghapusan bahan kimia penipis lapisan ozon dengan
kegiatannya bekerjasama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan beberapa industri pengguna
bahan penipis lapisan ozon. Program serta kegiatan lainnya juga banyak dilakukan oleh kelompok-
kelompok utama pembangunan berkelanjutan seperti LSM, perguruan tinggi dan pihak-pihak
lainnya. Namun masih banyak juga program atau kegiatan yang belum dapat diimplementasikan
dengan baik. Sebagai contoh adalah diantaranya adalah kurangnya pengawasan terhadap
perdagangan satwa langka, penggunaan B3 dan pembuangan dan pencemaran limbah B3. Hal ini
Mulai dari produk hukum berupa Undang-undang hingga peraturan daerah. Umumnya sebagian
17
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
Undang-undang No. 6 Tahun 1995 tentang Ratifikasi Konvensi PBB mengenai Perubahan
Iklim.
dan Ekosistem.
18
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
4.4.7. Prinsip integrasi dan saling keterkaitan khususnya berhubungan dengan tujuan
Undang-undang No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, Undang-undang No. 23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan, Undang-undang No. 7 tahun 2004 tentang
hukum nasional salah satunya selain dari produk hukum yang berupa peraturan yang lebih
operasional dapat juga diketahui dari praktek-praktek peradilan seperti keputusan pengadilan.
yang nyata, salah satu hasilnya adalah dalam praktek peradilan yang salah satunya tercermin dalam
Keputusan Mahkamah Konstitusi pada perkara Pengujian UU No. 19 Tahun 2004 Tentang
Kehutanan dan Perkara Pengujian UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air.
5.1.Kesimpulan
dengan baik. Hal ini dikarenakan hukum internasional mengenai pembangunan berkelanjutan
19
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
sebagai cabang baru yang masih akan terus berkembang. Namun demikian proses integrasi
terhadap konsep dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan telah berjalan dengan baik.
a. Sudah cukup banyak perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup yang telah
diratifikasi Indonesia. Dasar hukum ratifikasi ada yang didasarkan pada SK Presiden No.
2826/HK/1960 dan Undang-undang No. 24 Tahun 2000. Karena itu produk hukum
ratifikasi ada yang berupa Undang-undang (UU), Keputusan Presiden (Keppres) dan
dan prinsip pembangunan berkelanjutan berdasarkan Deklarasi New Delhi 2002 namun
dalam implementasinya masih belum dilaksanakan dengan baik. Masih banyak program
dan kegiatan di tingkat nasional yang belum dilaksanakan. Hal ini disebabkan kurangnya
penerapannya masih sangat terbatas. Masih sangat sedikit dalam praktek peradilan
pembangunan berkelanjutan.
5.2.Rekomendasi
semua pihak.
20
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
b. Perlu adanya pengembangan dan pengkajian lebih lanjut mengenai hukum pembangunan
berkelanjutan sebagai bagian dari ilmu hukum dan ilmu pembangunan berkelanjutan.
e. Perlu adanya studi lebih lanjut mengenai hubungan hukum lingkungan dengan hukum
pembangunan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Handl, Gunther (ed). 1994. Yearbook of International Environmental Law, Clarendon Press
Oxford, New York.
Pramudianto, A. 1995. Soft Law Dalam Perkembangan Hukum Lingkungan Internasional, Majalah
Hukum Pro Justititia Tahun XIII No. 4 Oktober 1995.
Pramudianto. 1999. Perjanjian Internasional Di Bidang Lingkungan Laut yang Telah Diratifikasi
Indonesia. Jurnal Lingkungan Dan Pembangunan, Volume 19 No. 4 Tahun 1999.
Sumantri, Bambang. 1988. Hari Depan Kita Bersama, PT Gramedia, Jakarta: 200.
21
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
dll
RIWAYAT HIDUP
Andreas Pramudianto, lahir di Kutoarjo, 16 Juli 1967. Lulusan Fakultas Hukum Universitas
Parahiyangan, Bandung, dan Program S2 Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia. Sejak tahun
1992 menjadi Staf Peneliti di Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia dan Lingkungan, Universitas
Indonesia. Dosen tidak tetap di beberapa PTS untuk m.k. Hukum Internasional, Hukum
Lingkungan Internasional, Hukum Laut, Hukum Diplomatik dan Konsuler, Hak Asasi Manusia.
22