Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Dosen Pengajar :
M. SYHAIRUL ALIM, MT
FAKULTAS TEKNIK
BANJARBARU
2010
BAB I
PENDAHULUAN
ISI
2.1 Pengertian
2.1.1 pengertian air tanah
Air tanah adalah air yang tersimpan/terperangkap di dalam lapisan
batuan yangmengalami pengisian/penambahan secara terus menerus oleh
alam. Kondisi suatu lapisan tanah membuat suatu pembagian zone air
tanah menjadi dua zone besar:
1. Zone air berudara (zone of aeration)
Zone ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air yang
masih dapat kontak dengan udara. Pada zone ini terdapat tiga lapisan
tanah, yaitu lapisan air tanah permukaan, lapisan intermediate yang berisi
air gravitasi dan lapisan kapiler yang berisi air kapiler.
2. Zone air jenuh (zone of saturation)
Zone ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air tanah
yang relatif tak terhubung dengan udara luar dan lapisan tanahnya atau
aquifer bebas.
Model aliran airtanah itu sendiri akan dimulai pada daerah resapan
airtanah atau sering juga disebut sebagai daerah imbuhan airtanah
(recharge zone). Daerah ini adalah wilayah dimana air yang berada di
permukaan tanah baik air hujan ataupun air permukaan mengalami proses
penyusupan (infiltrasi) secara gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan
atau celah/rekahan pada tanah/batuan.
Dalam perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu
lapisan akifer yang diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat
kedap air (impermeabel) hal ini mengakibatkan perubahan tekanan antara
airtanah yang berada di bawah lapisan penutup dan airtanah yang berada
diatasnya. Perubahan tekanan inilah yang didefinisikan sebagai airtanah
tertekan (confined aquifer) dan airtanah bebas (unconfined aquifer). Dalam
kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan airtanah bebas sering kita lihat
dalam penggunaan sumur gali oleh penduduk, sedangkan airtanah tertekan
dalam sumur bor yang sebelumnya telah menembus lapisan penutupnya.
2.1.2 pengertian air asam tambang
Air asam tambang (AAT) atau acid mine drainage (AMD) / acid
rock drainage (ARD) didefinisikan sebagai air asam tambang yang telah
tercemar / terpengaruh oleh proses oksidasi mineral-mineral sulfida yang
terdapat pada batuan sebagai akibat kegiatan eksplorasi atau kegiatan
eksploitasi bahan tambang sehingga menghasilkan air dengan kondisi
asam (Ph kurang dari 7). Sebagian besar permasalahan AAT berhubungan
dengan penambangan batubara dan bijih primer, karena pada kedua
sumber alam ini terkadang banyak mineral sulfida yang terkandung di
dalamnya terutama mineral pirit (FeS2), baik pada badan bijih maupun
batuan sampingnya.
1. Ti
mbulnya H2SO4 yang dapat menimbulkan peningkatan derajat
keasaman pada air buangan tambang, disamping itu juga dapat terjadi
peningkatan Fe dan total metal.
3. A
kibat partikel yang mengendap akan menutupi lapisan dasar perairan
sehingga menggangu proses respirasi biota dasar.
Pada reaksi 1), pirit teroksidasi membentuk asam (2H +), sulfat dan
besi ferrous (Fe2+). Reaksi 2), besi ferrous akan teroksidasi membentuk
besi ferri (Fe3+) dan air pada suasana asam. Reaksi 3) besi ferri (Fe 3+)
dihidroksida membentuk hidroksida besi dan asam. Pada reaksi 4), hasil
reaksi 2) akan bereaksi dengan pirit yang ada, dimana besi ferri bertindak
sebagai katalis sehingga terbentuk besi ferrous, sulfat dan asam.
Pembentukan asam tersebut dapat dipercepat dengan kehadiran bakteri
Thiobacillus Feroxidans yang dapat berperan pada tahapan reaksi ke 2)
memicu pembentukan (Fe3+) sehingga mempercepat pembentukan asam
selanjutnya.
Gambar 2. Warna kecoklatan, hasil oksidasi mineral sulfida pada singkapan
batubara
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan