You are on page 1of 4

DIAGNOSIS

• Presentase muka
Presentasi muka didiagnosa melalui pemeriksaan dalam (vaginal touche)
dan palpasi bagian muka yang jelas seperti mulut dan hidung, tulang pipi
dan terutama tonjolan tulang orbita. Pemeriksaan radiologi menunjukkan
kepala bayi dalam posisi hiperekstensi dan tulang-tulang muka yang
berada pada atau sedikit dibawah pinti atas panggul merupakan gambaran
yang cukup khas.

• Presentase dahi
Dapat diketahui dengan palpasi abdomen bila oksiput atau dagu dapat
diraba dengan mudah tapi pemeriksaan dalam (vaginal touche) juga
penting dilakukan.

• Letak lintang
 Biasanya mudah ditegakkan, bahkan sering hanya dengan inspeksi
saja.
 Pada inspeksi ditemukan abdomen biasannya melebar dan fundus uteri
membentang hingga sedikit diatas umbilicus
 Bagian bayi tidak ditemukan di fundus dan balotement kepala teraba
pada salah satu fossa iliaka dan bokong di fossa iliaka yang lain
 Pada vaginal touché : teraba dada bayi dikenali dengan adanya rasa
bergerigi dari tulang rusuk. Bila dilatasi semakin besar, scapula dan
klavikula pada sisi thorax yang lain akan dapat dibedakan.

• Presentase ganda
Menumbungnya satu ekstremitas disisi bagian terbawah janin dan kedua
bagian ini sekaligus berada didalam panggul.

• Posisi oksiput posterior persisten


 Paling sering mengalami rotasi anterior spontan yang diikuti persalinan
tanpa komplikasi
 Pada awal persalinan, sekitar 15% janin berada dalam posisi oksiput
posterior dan 5% tetap pada posisi ini saat kelahiran
 Kebanyakan kasus, persalinan biasanya dapat diselesaikan tanpa
kesulitan berarti bila kepala sudah mencapai perineum
 Kemungkinan untuk persalinan pervaginam : menunggu kelahiran
spontan, kelahiran dengan forcep dan oksiput tepat di posterior, rotasi
oksiput dengan forcep ke posisi anterior dan kelahiran, rotasi manual
ke posisi anterior diikuti oleh kelahiran spontan / dengan forcep

• Letak sungsang
 Ada 4 presentasi yaitu presentasi bokong, presentasi bokong kaki
sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki.
 Pada palpasi abdomen dengan menggunakan maneuver Leopold I
ditemukan kepala pada fundus uteri. Leopold II ditemukan punggung
pada salah satu sisi abdomen dan bagian-bagian kecil janin pada sisi
yang lain. Leopold III menunjukkan tidak terjadinya engagement .
 Denyut jantung janin biasanya ditemukan sedikit lebih tinggi yaitu
diatas umbilikus.
 Dari vaginal touché (VT) ditemukan informasi yang akurat
berdasarkan ditemukannya sacrum dan prosesus spinosum janin. Pada
presentasi bokong kaki sempurna mungkin ditemukan kaki diantara
bokong. Jika janin telah turun dan memasuki rongga pelvis
kemungkinan alat kelamin janin dapat diraba.
 Idealnya pemeriksaan USG diagnostik untuk memastikan letak
sungsang. Disamping itu untuk pemeriksaan penunjang dapat
digunakan CT-scan dan MRI.
 Prognosis
 Pada letak sungsang ini resikonya sama besarnya bagi ibu dan
anaknya dibanding letak kepala. Bagaimanapun tindakan obstetric
tidak mengurangi tingkat mortalitas dan morbiditas pada letak
sungsang ini.
 Sebab kematian perinatal yang terpenting ialah prematuritas dan
penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat
hipoksia / perdarahan didalam tengkorak.
 Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali pusat yang
menumbung yang sering dijumpai pada presentasi bokong kaki
sempurna / presentasi bokong kaki tidak sempurna

PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG dapat dilakukan untuk mengetahui kelainan letak janin. Selain kelainan letak
janin dalam rahim, banyak kelainan janin lain yang dapat diketahui dengan USG,
misalnya: hidrosefalus, anesefali, sumbing, kelainan jantung, kelainan kromosom
(syndroma down), dan sebagainya.

PENATALAKSANAAN

• Presentase muka
Persalinan pervaginam bisa berhasil jika panggul tidak sempit dan
terjadi persalinan secara efektif. Pemantauan frekuensi denyut jantung
janin sebaiknya dilakukan untuk menghindari kerusakan pada muka dan
mata.
Usaha mengubah secara manual presentasi muka menjadi
presentasi puncak kepala dengan rotasi manual atau dengan posisi dagu
posterior persisten menjadi posisi mentum anterior dan kemudian versi
podalik intena serta ekstraksi sangat berbahaya dan sebaiknya tidak
dilakukan.
Beberapa gerakan utama pada presentasi muka yaitu penurunan
kepala, putaran paksi dalam, fleksi dan gerakan tambahan seperti ekstensi
dan putaran paksi luar. Kelahiran kepala jelas tidak mungkin terjadi
kecuali bila bahu telah masuk panggul pada saat yang sama, yaitu kalau
bayi sangat kecil atau sudah mengalami maserasi. Oksiput ada pada poros
kepala yang lebih panjang. Dagu menghadap langsung ke posterior.
Persalinan pervaginam tidak mungkin terjadi kecuali dagu
memutar ke anterior. Edema sering mengacaukan bentuk muka secara
mencolok. Pada saat yang sama tengkorak mengalami molase yang nyata,
yang ditandai bertambah panjangnya diameter oksipitomentalis kepala.

• Presentase dahi
Pada prinsipnya sama dengan presentasi muka. Bila persalinan
spontan berlangsung tanpa tanda gawat janin dan tanpa adanya kontraksi
uterus yang sangat kuat, maka tidak diperlukan tindakan intervensi
Pada bayi yang sangat kecil dan panggul yang sangat besar,
persalinan biasanya berlangsung dengan mudah. Tetapi pada bayi yang
besar umumnya kelahiran sangat sulit. Diperlukan molase berat
untukpersalinan pervaginam dengan presentasi dahi persisten secara khas
akan menyebabkan deformitas kepala bayi. Kaput suksadenum terbentuk
diatas dahi dan bisa begitu besar sehingga palpasi untuk identifikasi dahi
tidak mungkin dilakukan. Tergantung pada presentasi terakhir. Jika
presentasi dahi persisten maka prognosis persalinan pervaginam jelek,
kecuali bila bayi kecil atau jalan lahir sangat besar.
.

• Letak lintang
Secara umum, dimulainya persalinan aktif pada wanita dengan
letak lintang sudah merupakan indikasi seksio sesarea. Sebeum
persalinan / pada awal persalinan, dengan ketuban yang masih utuh, upaya
versi luar layak dicoba. Karena baik kaki maupun kepala bayi tidak
menempati segmen bawah rahim, insisi melintang rendah pada uterus
mungkin akan menyulitkan ekstraksi bayi. Umumnya insisi vertical lebih
disukai.
Kelahiran spontan bayi jelas tidak mungkin. Bila persalinan
berlanjut sampai kontraksi uterus kuat dan terbentuk cincin kontraksi yang
semakin lama semakin meninggi dan semakin nyata maka keadaan ini
disebut letak lintang kasep. Jika tidak ditangani dengan benar maka akan
terjadi rupture uteri, meningkatkan resiko maternal dan meningkatkan
ancaman kematian pada bayi.

• Presentase ganda
Jika lengan menumbung disamping kepala, keadaan tersebut harus
diawasi ketat apakah lengan keluar bersama dengan penurunan bagian
terbawah janin. Jika gagal mengikuti penurunan tersebut / bila tampaknya
menghalangi penurunan kepala, lengan yang menumbung tersebut secara
perlahan-lahan harus didorong ke atas dan bersamaan dengan itu, kepala
akan turun karena tekanan fundus uteri.
Kematian perinatal meningkat akibat persalinan prematur,
prolapsus tali pusat dan tindakan obstetric yang traumatik.
• Posisi oksiput posterior persisten
Persalinan spontan
Jika pintu bawah panggul luas dan muara vagina serta perineum cukup
longgar akibat persalinan pervaginam sebelumnya, persalinan spontan
yang cepat kerap kali terjadi.
Kelahiran dengan forcep
Penggunaan forcep dan episiotomi yang lebar memerlukan analgesia yang
lebih sempurna daripada blok pudendal dab infiltrasi local perineum saja.
Forcep dipasang bilateral sepanjang diameter oksipitomentalis. Seksio
sesarea merupakan cara kelahiran yang tepat pada kasus-kasus seperti ini.
Hasil akhir
 Persalinan memanjang 1 jam pada wanita multipara dan 2 jam pada
nullipara.
 Pada persalinan pervaginam, terutama yang menggunakan alat,
laserasi perineum yang menyertainya dihubungkan dengan
morbiditas jangka panjang
 Apabila kelahiran dengan forcep sulit dilakukan, maka dilakukan
seksio sesarea

• Letak sungsang
a.Dalam kehamilan
Bila ditemui pada primigravida hendaknya diusahakan versi luar yang
dilakukan antara 34 dan 38 minggu. Sebelum melakukan versi luar,
diagnosis letak janin harus pasti dan denyut jantung janin harus dalam
keadaan baik. Perlu diingat kotraindikasi versi luar ialah panggul sempit,
perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, dan plasenta previa.

b.Dalam persalinan
Untuk menolong persalinan letak sungsang ini diperlukan ketekunan dan
kesabaran. Pertama-tama tentukan apakah ada kelainan yang
mengindikasikan untuk seksio sesarea.
Apabila tidak ada, dan diperkirakan dapat dilahirkan pervaginam maka
hendaknya pengawasan dilakukan secara seksama.
Persalinan hendaknya dicoba dahulu dengan menggunakan spontan bracht,
untuk melahirkan bokong, bahu dan lengan serta kepala. Jika bahu dan
lengan tidak dapat dilahirkan menggunakan spontan bracht dengan tarikan
hiperlordosis maka hendaknya dicoba cara lain bisa menggunakan cara
Klasik, Mueller, Lovset, maupun Deventer. setelah itu usaha untuk
melahirkan kepala dapat dilakukan dengan menggunakan Mauriceau,
Najouk, Prague Terbalik, Cunam Piper.

You might also like