You are on page 1of 10

HAK ASASI MANUSIA

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan Diploma III Program Studi Teknik Komputer dan Informatika

oleh
Gidayu Samala Lendra
091511018

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


2010
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait
dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang
harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas
terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi.
Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak
asasi manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia memang masih
banyak yang belum terselesaikan/tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia HAM di
Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Mengingat tingkah-laku para tokoh di
berbagai bidang dewasa ini, yang berkaitan dengan situasi negeri kita di bidang politik,
sosial, ekonomi dan moral, maka sudah sepantasnyalah kalau kita beramai-ramai
mengingatkan dan memperingatkan mereka, dan juga kita semua, bahwa tidak mungkin ada
solusi (pemecahan) terhadap berbagai persoalan gawat yang sedang kita hadapi bersama,
kalau fikiran dan tindakan mereka (baca : kita juga) bertentangan dengan prinsip-prinsip
Deklarasi Universal HAM. Dokumen internasional ini penting, bahkan makin terus menjadi
lebih penting sekarang, dalam mengurusi persoalan ummat manusia di dunia (termasuk di
Indonesia).

1.2Perumusan Masalah
1. Apakah pengertian hak asasi manusia ?
2. Apa saja jenis dan macam hak asasi manusia?
3. Bagaimana sejarah perjuangan hak asasi manusia di Indonesia?
4. Apa saja bentuk – bentuk pelaksanaan hak asasi manusia yang ada di masyarakat?
5. Apa saja contoh – contoh pelanggaran ham?

2
BAB II
HAK ASASI MANUSIA

2.1 Pengertian, Macam dan Jenis Hak Asasi Manusia


HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak
awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun.
Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa
membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.
Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia terdiri atas :
a. Hak asasi pribadi/Personal Right
• Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pindah tempat.
• Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
• Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan.
• Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan
kepercayaan yang diyakini masing-masing.
b. Hak asasi politik/Political Right
• Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.
• Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
• Hak membuat dan mendirikan parpol/partai politik/organisasi politik lain.
• Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.
c. Hak asasi hukum/Legal Equality Right
• Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
• Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns.
• Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.
d. Hak asasi ekonomi/Property Rigths
• Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.
• Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
• Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll.
• Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
• Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
e. Hak asasi peradilan/Procedural Rights
3
• Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
• Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahana dan
penyelidikan di mata hukum.
f. Hak asasi sosial budaya/Social Culture Right
• Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan.
• Hak mendapatkan pengajaran.
• Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.
2.2 Sejarah Perjuangan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Dalam perjalanan sejarah, bangsa Indonesia sejak awal perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia sudah menuntut dihormatinya hak asasi manusia. Hal tersebut
terlihat jelas dalam tonggak-tonggak sejarah perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia
melawan penjajahan.
Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, yang diawali dengan lahirnya berbagai
pergerakan kemerdekaan pada awal abad 20, menunjukkan kebangkitan bangsa Indonesia
untuk membebaskan diri dari penjajahan bangsa lain.
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, membuktikan bahwa bangsa
Indonesia menyadari haknya sebagai satu bangsa yang bertanah air satu dan menjunjung satu
bahasa persatuan Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan
puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia diikuti dengan penetapan Undang-
Undang Dasar 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 yang dalam Pembukaannya
mengamanatkan : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa. Oleh
karena itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan”. Undang-Undang Dasar 1945 menetapkan aturan dasar
yang sangat pokok, termasuk hak asasi manusia.
Rumusan hak asasi manusia dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia secara eksplisit
juga telah dicantumkan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat dan
Undang-Undang Dasar Sementara 1950. Kedua konstitusi tersebut mencantumkan secara
rinci ketentuan-ketentuan mengenai hak asasi manusia. Dalam sidang Konstituante upaya
untuk merumuskan naskah tentang hak asasi manusia juga telah dilakukan.
Dengan tekad melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan
konsekuen, maka pada Sidang Umum MPRS tahun 1966 telah ditetapkan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Sementara Nomor XIV/MPRS/1966 tentang

4
Pembentukan Panitia Ad Hoc untuk menyiapkan Dokumen Rancangan Piagam Hak Asasi
Manusia dan Hak-hak serta Kewajiban Warga Negara. Berdasarkan Keputusan Pimpinan
MPRS tanggal 6 Maret 1967 Nomor 24/B/1967, hasil kerja Panitia Ad Hoc diterima untuk
dibahas pada persidangan berikutnya. Namun pada Sidang Umum MPRS tahun 1968
Rancangan Piagam tersebut tidak dibahas karena Sidang lebih mengutamakan membahas
masalah mendesak yang berkaitan dengan rehabilitasi dan konsolidasi nasional setelah terjadi
tragedi nasional berupa pemberontakan G-30-S/PKI pada tahun 1965, dan menata kembali
kehidupan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Terbentuknya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 50 Tahun 1993, yang mendapat tanggapan positif masyarakat menunjukkan besarnya
perhatian bangsa Indonesia terhadap masalah penegakan hak asasi manusia, sehingga lebih
mendorong bangsa Indonesia untuk segera merumuskan hak asasi manusia menurut sudut
pandang bangsa Indonesia.
Kemajuan mengenai perumusan tentang hak asasi manusia tercapai ketika Sidang
Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tahun 1998 telah tercantum
dalam Garis-garis Besar Haluan Negara secara lebih rinci.

2.3 Bentuk – Bentuk Pelaksanaan Hak Asasi Manusia yang Ada di Masyarakat
Pelaksanaan hak - hak asasi di dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai
berikut :
a. Sebagai pribadi yang berketuhanan Yang Maha Esa, kita yakin bahwa hak-hak asasi
kita berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Yang artinya Tuhan telah menganugerahkan
hak kepada setiap manusia berupa hak hidup, hak kemerdekaan dan kebebasan, serta
hak memiliki sesuatu. Hingga patutlah kepada seluruh manusia saling menghormati
dan menghargai atas setiap hak asasi yang ada pada setiap manusia.
b. Dalam kehidupan sehari-hari hak asasi mencakup hak untuk mendapat perlakuan yang
sopan baik di tempat kerja, di lingkungan sekolah/kampus, maupun di lingkungan
masyarakat pada umumnya.
c. Mengakui dan menghargai pendapat bersama yang telah dirumuskan dan disetujui
dalam musyawarah walaupun secara pribadi berbeda pendapat.
d. Rakyat rela megorbanikan sebagian hak miliknya demi kepentingan umum dan
sebaliknya pemerintah memberikan ganti rugi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Setiap masyarakat menghormati dan menghargai hak seseorang untuk dipilih dan
memilih dalam pemilu.
5
f. Setiap masyarakat mempunyai kebebasan dalam berpendapat dan berpolitik baik
dalam bentuk tulisan maupun orasi, namun yang yang dimaksud adalah kebebasan
yang bertanggung jawab.
g. Dalam peradilan, sekalipun tersangka sudah terbukti dalam tindak kejahatannya,
namun tetap diberlakukan asas praduga tak bersalah hal ini untuk menghargai
tersangka tersebut akan haknya dalam mendapat layanan dan perlindungan hukum
serta bersamaan kedudukannya dalam hukum.
h. Hak asasi tidak dapat dilaksanakan secara mutlak karena akan melanggar hak-hak
asasi orang lain, sehinga hak-hak asasi dalam pelaksanaannya dibatasi dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku, pada UUD 1945 dan peraturan perundangan
lainnya.
2.4 Pelanggaran dan Pengadilan Hak asasi Manusia
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk
aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok
orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak
akan memperoleh penyelesaian hukum yang berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan
HAM). Sedangkan bentuk pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk pelanggaran
HAM berat itu.
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok
etnis dan kelompok agama. Kejahatan genosida dilakukan dengan cara membunuh anggota
kelompok, mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota
kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan
secara fisik baik seluruh atau sebagiannya, memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan
mencegah kelahiran di dalam kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-anak dari
kelompok tertentu ke kelompok lain (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).
Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan
sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan
tersebut tujukan secara langsung terhadap penduduk sipil berupa pembunuhan, pemusnahan,
perbudakan, pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan
atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas)
ketentuan pokok hukum internasional, penyiksaan, perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran
secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, penganiayaan terhadap
6
suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras,
kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara
universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional, penghilangan orang secara
paksa, dan kejahatan apartheid.
Pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh baik aparatur negara maupun bukan
aparatur negara (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Karena itu penindakan terhadap
pelanggaran HAM tidak boleh hanya ditujukan terhadap aparatur negara, tetapi juga
pelanggaran yang dilakukan bukan oleh aparatur negara. Penindakan terhadap pelanggaran
HAM mulai dari penyelidikan, penuntutan, dan persidangan terhadap pelanggaran yang
terjadi harus bersifat non-diskriminatif dan berkeadilan. Pengadilan HAM merupakan
pengadilan khusus yang berada di lingkungan pengadilan umum.

2.5 Contoh – Contoh Pelanggaran Hak Asasi Manusia


1. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan
yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
2. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata
kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap
mahasiswa.
3. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para
pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan
sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.
4. Para pedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan pelanggaran
HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna jalan tidak bisa
menikmati arus kendaraan yang tertib dan lancar.
5. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan
tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga
seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penulisan makalah yang berjudul
Hak Asasi Manusia ini antara lain :
1. HAM/Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak
awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun.
Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia
tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.
Pembagian hak asasi manusia menurut macam dan jenisnya yaitu Hak asasi pribadi,
politik, hukum, ekonomi, peradilan, dan sosial budaya.
2. Sejarah perjuangan hak asasi manusia di Indonesia dimulai dengan perjuangan
kemerdekaan melawan penjajah, Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945 merupakan puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan
Indonesia diikuti dengan penetapan Undang-Undang Dasar 1945 pada tanggal 18
Agustus 1945, dan rumusan hak asasi manusia dalam sejarah ketatanegaraan
Indonesia secara eksplisit juga telah dicantumkan dalam Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Serikat dan Undang-Undang Dasar Sementara 1950.
3. Hak asasi manusia tidak dapat dilaksanakan secara mutlak. Ini berarti bahwa
prlaksanaannya harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku, pada Undang-
Undang Dasar 1945 dan peraturan perundangan yang lainnya. Pelaksanaan yang
mutlak akan melanggar hak-hak asasi orang lain.
4. Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan
RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang,
kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam
pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui
hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang
pengadilan HAM.

8
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan dari hasil penulisan makalah yang berjudul
Hak Asasi Manusia ini antara lain :
1. Diharapkan kepada Pemerintah dan Instansi yang berkenaan dengan perlindungan
Hak Asasi Manusia dapat menentukan dan menetapkan kebijakan sesuai dengan
kondisi bangsa Indonesia saat ini. Dalam menentukan kebijakan perundang-undangan
jangan hanya melihat satu sisi saja. Karena terkadang undang-undang tentang Hak
Asasi Manusia yang berlaku saat ini tidak mampu memberikan bantuan yang berarti
bagi orang-orang yang tertindas.
2. Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan
HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga
HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan
sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.
Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara
HAM kita dengan HAM orang lain.

9
DAFTAR PUSTAKA

Saif, Amin dan Dyna Marisa Kh. “Makalah PKn”. http://aminsaif.blogspot.com/search?q=


makalah+pkn (3 November 2010).
Martha, Denny. “Bentuk – Bentuk Hak Asasi Manusia yang Ada di Masyarakat ”. http://
www.docstoc.com/docs/48057826/Makalah-Hak-Asasi-Manusia (3 November 2010).

10

You might also like