Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
1.2 Tujuan
Tujuan umum dari tugas ini adalah merancang suatu sistem penggerak
generator listrik dengan menggunakan kincir angin.
1.2.2 Tujuan Khusus
METODELOGI
Dalam perencanaan sistem transmisi kecepatan, daya dan gaya dari kincir
ke generator ditransmisikan menggunakan roda gigi. Dari roda gigi kemudian
daya dan gaya ditransmisikan melalui puli dan sabuk ke generator.
a. Poros
Poros yang direncanakan sebanyak dua buah yaitu, poros input yang
terhubung langsung dengan blade dan poros output yang berfungsi untuk
meneruskan daya dan gaya.
b. Roda Gigi
Roda gigi yang digunakan merupakan jenis bevel gear atau roda gigi
kerucut, berjumlah 4 buah. Dua buah terletak pada siku pertama dan 2 buah lagi
terletak pada siku kedua.
c. Bantalan
BAB III
DASAR TEORI
3.2 Generator
Generator merupakan sumber utama energi listrik yang dipakai sekarang ini
dan merupakan converter terbesar di dunia. Pada prinsipnya tegangan yang
dihasilkan generator bersifat bolak-balik, sedangkan generator yang menghasilkan
tegangan searah karena telah mengalami proses penyearahan.
Gambar 3.2. Konstruksi Generator
Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar yang
digerakkan. Jumlah tegangan yang diinduksikan pada penghantar saat penghantar
bergerak pada medan magnet tergantung pada:
Kekuatan medan magnet, makin kuat medan magnet makin besar tegangan
yang diinduksikan.
Kecepatan penghantar dalam memotong fluks, makin cepat maka semakin
besar tegangan yang diinduksikan.
Sudut perpotongan, pada sudut 90 derajat tegangan induksi maksimum dan
tegangan kurang bila kurang dari 90 derajat.
Panjang penghantar pada medan magnet.
Terdapat dua jenis konstruksi dari generator (AC), jenis medan diam atau
medan magnet dan medan magnet dibuat berputar. Pada medan magnet diam
secara umum kapasitas ampere relatif kecil dan ukuran tegangan kerja rendah,
jenis ini mirip dengan generator DC kecuali terdapat slips ring sebagai alat untuk
pengganti komutator. Sedangkan pada generator jenis medan magnet berputar
dapat menyederhanakan masalah pengisolasian tegangan yang dibangkitkan
secara umum sebesar 18.000 volt sampai 24.000 volt, generator medan berputar
mempunyai jangkar diam yang disebut stator. Siklus tegangan yang dibangkitkan
tergantung pada jumlah kutub yang digunakan pada magnet, pada generator yang
menggunakan dua kutub dapat membangkitkan satu siklus tegangan sedangkan
pada generator dengan empat kutub dapat menghasilkan dua siklus tegangan.
Sehingga terdapat perbedaan antara derajat mekanis dan derajat listrik. Derajat
mekanik adalah apabila kumparan atau penghantar jangkar berputar satu kali
penuh atau 360 derajat mekanis sedangkan derajat listrik adalah jika GGL atau
arus bolak-balik melewati satu siklus berarti telah melewati 360 derajat waktu.
(www.thescribd.com)
3.3.1 Poros
Poros merupakan salah satu komponen yang sangat penting pada suatu
mesin untuk penerus daya dan putaran, hampis semua mesin meneruskan tenaga
dengan putaran poros.
Untuk perencanaan poros diperlukan daya rencana (Pd), dimana daya yang
ditransmisikan dikalikan dengan dengan factor koreksi (fc) yang berguna sebagai
tindakan pengamanan.
......................................................(1)
Dimana:
Pd = Daya rencana (W)
fc = Faktor koreksi
P = Daya yang ditransmisikan (W)
Putaran (n) poros dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Dimana:
n = Putaran (rpm)
v = Kecepatan (m/s)
d = diameter poros (mm)
Pd
T = 9,74 x 10 ………........................................... (
n
3)
Dimana ;
fc = Faktor koreksi
σB
τa = ………….................................................(
Sf 1= .Sf 2
4)
Dimana :
σB = Kekuatan tarik bahan
5,1 × T
τ=
( ds ) 3 ..................................................................( 5
)
Dimana:
Pembagian roda gigi menurut letak porosnya ada tiga macam yaitu:
a. Roda gigi dengan poros sejajar yaitu roda gigi di mana giginya
berjajar pada dua bidang silinder, kedua bidang silinder tersebut
bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain dengan
sumbu tetap sejajar. Adapun roda gigi yang termasuk dalam poros
sejajar antara lain adalah :
Roda gigi lurus.
Roda gigi luar.
Roda gigi miring.
Roda gigi dalam dan pinyon.
Roda miring ganda.
Batang gigi dan pinyon.
c. Roda gigi dengan poros silang yaitu roda gigi yang kedua
sumbunya saling bersilangan namun tidak saling berpotongan dan
pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangung secara meluncur dan
menggelinding. Adapun roda gigi yang termasuk dalam poros silang
antara lain adalah :
Roda gigi cacing silindris.
Roda gigi hiperboloid.
Roda gigi cacing selubung ganda.
Roda gigi hipoid.
Roda gigi cacing samping.
Roda gigi permukaan silang.
Roda gigi menurut letak poros ini, sudah mencakup semua jenis roda gigi
yang umumnya digunakan dalam transmisi daya dan putaran poros.
Pembagian roda gigi menurut bentuk alur giginya dibagi menjadi tiga macam
yaitu :
a. Roda gigi lurus yaitu roda gigi dengan bentuk alur giginya lurus dan
sejajar dengan poros.
b. Roda gigi miring yaitu roda gigi dengan bentuk alur giginya memiliki
kemiringan tertentu.
c. Roda gigi miring ganda yaitu roda gigi dengan bentuk alur giginya
memiliki dua kemiringan tertentu yang sama besarnya.
a. Roda gigi yang mempunyai arah putaran berlawanan terhadap roda gigi
yang digerakkannya.
b. Roda gigi yang mempunyai arah putaran yang sama dengan roda gigi
yang digerakkannya.
Untuk menghitung bagian-bagian roda gigi, khususnya roda gigi kerucut
dapat menggunakan persamaan yang ada dibawah ini:
Diameter jarak bagi sementara pinion dan roda gigi (d ' 0 ) dapat dihitung
2a
d 0' = ........................................................( 6 )
1+i
Dimana:
i = jumlah gigi
a = jarak sumbu poros
d 0 = m × z1 ......................................................(
7)
Dimana:
z = jumlah gigi
m = modul gigi
d k = ( z + 2 )m ...............................................( 8 )
Dimana:
z = jumlah gigi
m = modul gigi
Dimana:
z = jumlah gigi
m = modul gigi
ck = kelonggaran puncak gigi
Tinggi kepala ( hk ) dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
hk 1 = (1 + x )m .................................................(10)
Dimana:
m = modul gigi
h f = (1 − x )m + c k ..........................................(11)
Dimana:
Ck = kelonggaran puncak gigi
m = modul gigi
60000V
n= .....................................................
πd 0
(12)
Dimana:
v = kecepatan (m/s)
d0 = diameter jarak bagi sebenarnya (mm)
persamaan berikut:
3
fv = .......................................................
3 +V
(13)
Dimana:
v = kecepatan (m/s)
102 P
Ft = ......................................................
V
(14)
Dimana:
P = daya yang ditransmisikan (W)
v = kecepatan (v)
Dimana:
= factor koreksi kecepatan
m = modul gigi
Y = faktor bentuk gigi
σ2 = tegangan yang diizinkan
b = 6 × m …………..........................................
(16)
Dimana:
m = modul gigi
π .m
h= ......................................................(17)
2
Dimana:
m = modul gigi
Dimana:
z = jumlah gigi
d = diameter gigi (mm)
3.3.3 Bantalan
Bantalan adalah bagian dari elemen mesin yang berfungsi untuk menumpu
poros, sehingga putaran atau daya bolak – baliknya dapat berlangsung secara
halus, cukup kokoh untuk memungkinkan elemen – elemen lain bekerja dengan
antara lain :
dan aksial.
Dimana:
n = putaran (rpm)
Dimana :
Lh = Lama pemakaian
Kelemahan transmisi sabuk adalah dapat terjadi slip antara puli dan
sabuk. Maka sabuk tidak dapat meneruskan putaran dengan perbandingan yang
tepat.
Puli adalah sebuah mekanisme yang terdiri dari roda pada sebuah poros
yang memiliki alur diantara dua pinggiran di sekelilingnya. Sebuah sabuk
biasanya digunakan pada alur puli untuk memindahkan daya. Puli digunakan
untuk mengubah arah gaya yang digunakan, meneruskan gerak rotasi, atau
memindahkan beban yang berat. Sistem puli dengan sabuk terdiri dua atau lebih
puli yang dihubungkan dengan menggunakan sabuk. Sistem ini memungkinkan
untuk memindahkan daya, torsi, dan kecepatan, bahkan jika puli memiliki
diameter yang berbeda dapat meringankan pekerjaan untuk memindahkan beban
yang berat.
1. Sabuk terbuka
Sabuk terbuka (open belt drive) digunakan untuk menghubungkan dua
poros sejajar yang berputar dengan arah yang sama. Jarak kedua sumbu poros
besar, sehingga sisi kencang sabuk harus ditempatkan di bagian bawah.
2. Sabuk silang
Sabuk silang (cross or twist belt drive) disebut juga sabuk puntir,
digunakan untuk dua poros sejajar dengan putaran berlawanan arah. Perlu
diperhatikan, bahwa terjadi persinggungan sabuk yang akan menimbulkan
pengikisan sabuk satu sama lain. Untuk menghindarinya poros-poros harus
mepunyai jarak makasimum 20 x lebar sabuk, dengan kecepatan dibawah 15 m/s.
Sabuk seperempat putaran (quarter turn belt drive) digunakan untuk poros
tegak lurus dan berputar pada suatu arah tertentu. Jika dikehendaki arah lain perlu
dipasang puli pegarah (guide pulley). Untuk mencegah lepasnya sabuk, lebar
bidang singgung puli harus lebih besar atau sama dengan atau sama dengan 1,4
lebar sabuk.
5. Sabuk kompon
6. Sabuk bertingkat
Sabuk bertingkat digunakan jika dikehendaki perubahan kecepatan poros
yang digerakan pada waktu poros penggerak berputar pada kecepatan konstan
8. Sabuk V.
Sabuk V terbuat dari karet dengan penampang trapezium, yang
didalamnya terdapat tenunan tetoron atau sejenis bagian inti untuk memberikan
kekuatan tarik yang besar.
Untuk besar diameter poros pada puli dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut :
1/ 3
5.1
ds = × Kt × Cb ×T
τ a ……………………………(22)
Dimana :
Cb= Faktor koreksi untuk pembebanan lentur, bila terjadi beban lentur.
Diameter luar puli (dk)
k min
d =d + (Kt . K)…………………………............(23)
Dimana:
π . d min . n1
v = ………………………………………
60 . 1000
(24)
Dimana:
n = putaran (rpm)
dmin = diameter minimum (mm)
BAB IV
PEMBAHASAN
P = Fd.V
Dimana:
Fd = Cd(1/2.ρ.A.V2)
Diasumsikan:
Maka:
Fd = 2,3 (0,5) (1,2 kg/m3) (0,0173 m2) (3,4 m/s)2
= 0,275 kg.m/s2
Dari hasil perhitungan diatas, maka daya kincir angin dapat dihitung.
P = Fd.V
= 0,275 kg.m/s2
= 0,938 Watt
4.2 Poros
Pd = fc . P
Dimana: fc diambil 1,2 untuk daya maksimum (Lampiran A Tabel 2), maka:
Pd = 1,2 x 0,938
= 1,256 W
T = 20,23 kg.mm
Bahan poros yang digunakan dalam perencanaan ini adalah, S30C dengan
kekuatan tarik (σB) = 48 kg/mm2. Maka faktor keamanan bahan adalah:
Roda gigi yang digunakan merupakan jenis bevel gear atau roda gigi
kerucut yang berjumlah 4 buah. Dua buah terletak pada siku pertama dan 2 buah
lagi terletak pada siku kedua.
z 2 60
• Perbandingan gigi (i) = = = 3
z1 20
2 × 60 2 × 60 × 3
'
d 01 = '
d 02 =
1+3 1+3
'
d 01 = 30 mm '
d 02 = 90 mm
d 01 = m × z1 = 1,5 × 20 = 30 mm
d 02 = m × z 2 = 1,5 × 60 = 90 mm
Diameter kepala ( d k )
d k1 = ( z1 + 2 ) m d k 2 = ( z 2 + 2) m
d k1 = ( 20 + 2 )1,5 d k 2 = ( 60 + 2)1,5
d k1 = 33 mm d k 2 = 93 mm
Diameter kaki ( df )
c k = 0.25 × m
c k = 0.25 ×1,5
c k = 0.375 mm
df 1 = ( z1 − 2) m − 2 × c k
df 2 = ( z 2 − 2 ) m − 2 × c k
df 1 = ( 60 − 2 )1,5 − 2 × 0,375
df 2 = ( 60 − 2 )1,5 − 2 × 0,375
df 1 = 86 ,25 mm df 2 = 86 ,25 mm
Dimana :
Maka:
hk 1 = (1 + 0,4 )1,5
hk 1 = 2,1 mm
h f 1 = (1 − x1 ) m + c k
= 1,275 mm
Y1 = 0,320
Y2 = 0,421
π.d 01 n 2
V =
60 x 100
60000V
n =
πd 01
60000 × 3,4
=
π × 30
n = 2165 rpm
3
fv =
3 +V
3
fv =
3 + 3,4
fv = 0,468 kg
102 P
Ft =
V
102 × 0,01125
= = 3,375 kg
3,4
Dalam perencanaan ini diambil bahan untuk semua roda gigi yaitu : S35C
dengan kekuatan tarik ( σ B = 52 Kg/mm 2 ) (Lampiran A Tabel 4).
H B = 149 – 207
σ2 = 23 kg/mm 2
F ' b 1 = σ2. m. Y 1 . fv
= 5,16 kg
F’b2 = σ2. m. Y 2 fv
=6,79 kg
b = 6 ×1,5
= 6 ×1,5
= 9 mm
π .m π .1,5
h= = = 2,35 mm
2 2
π.d 01 π .d 02
t1 = t2 =
Z1 Z2
30 + 90
= = 60 mm
2
Pemeriksaan keamanan
b 9
= =6
m 1,5
d 30
= = 3,3
b 9
Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui aman atau tidak dengan
persyaratan dibawah ini :
b
≥ 0,6
m
d
≥ 1,5
b
Maka:
6 ≥ 0,6
3,3 ≥1,5
Dengan demikian roda gigi reduksi ini adalah aman untuk digunakan.
• Lebar (b) = 9 mm
v × 60000
n=
πd 3
3,4 × 60000
n=
3,14 × 20
4.4 Bantalan
Dimana :
Dimana sudut tekan kerja yang direncanakan 18o antara cincin bola maka,
Fr = 2,023 ⋅ tg18 = 0,65 kg
Dimana :
X = Faktor beban radial, 0,56
V =1
Maka:
Pr = 0,56 ⋅ 1 ⋅ 0,65 + 0
= 0,364 kg
Dimana :
= 6,18 kg
Parameter yang akan dihitung untuk sabuk dan puli antara lain:
Pd
T = 9.74 ×10 5
n
Dimana:
Pd = 1,256 W
n = 3248 rpm
Sehingga:
1,256
T = 9.74 ×10 5
3248
T =376 ,64 kW
Untuk besar diameter poros pada puli dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut :
1/ 3
5.1
ds = × Kt × Cb ×T
τ a
Dimana:
Kt = 1.5 (faktor koreksi untuk momen puntir, dipilih untuk sedikit tumbukan)
Cb= 1.2 (faktor koreksi untuk pembebanan lentur, bila terjadi beban lentur)
Maka:
1/ 3
5.1
ds = ×1.5 ×1.2 ×376 ,64
4
d s = 9,52 mm
Dari hasil perhitungan diameter poros maka besar diameter yang akan kita
ambil adalah 20 mm.
min
Diameter minimum puli (d )
Untuk diameter minimum puli dapat kita ambil 145 (Lampiran A Tabel 5)
Diameter luar puli (dk)
k min
d =d + (Kt . K)
Dimana:
Maka :
k
d = 145 + (1.5 × 5.5)
k
d = 153.25 mm
Kecepatan Sabuk (v)
π . d min . n1
v =
60 . 1000
Maka :
Untuk konstruksi yang baik dan aman maka, kecepatan sabuk harus lebih