Professional Documents
Culture Documents
Stage 2
(Rosul 3 atau Syam’un memasuki panggung melakukan monolog. Kostum yang dipakai adalah
kostum seorang pengelana, yaitu pakain hitam berikat kepala dan membawa bekal ditangannya.)
Rosul 3 : Pertempuran belum dimulai dua temanku telah tertangkap. Mereka orang ikhlas tapi
terlalu dini untuk menunjukkan jati diri. Kenapa mereka terburu buru padahal mereka tahu
bahwa al ajalah minas syaaithon terburu buru itu kerjaan syetan. Saya akanmenyusul kalian tapi
dengan caraku sendiri ( berjalan menuruni panggung)
Stage 3
(Situasi di istana kerajaan raja duduk di kursi singgasananya sementara para abdi berada di kiri
kanan raja duduk di bawah lantai)
Raja : Bagaimana keadaan di luar apakah ada masalah penting yang mengganggu jalannya
pemerintahan kita?
Abdi 1 : Kemarin ada dua orang asing yang mencoba menghasut rakyat kita untuk tidak lagi
menyembah tuhan tuhan kita yang mulia, Tuan.
Raja : Lantas?
Abdi 2 : Anak buahku telah kuperintahkan saat itu juga untuk menangkap mereka dan
menjebloskan ke penjara kerajaan.
Raja : Bagus. Kalian memang pembantu pembantu setiaku. Sudah sepantasnya para pengacau
dihukum seberat beratnya.
(Seorang abdi yang lain masuk melapor)
Raja : Ada apa?
Abdi 3 : Ada tamu dari kerajaan lain yang ingin bertemu tuan.
Raja : Persilahkan menghadap!
Abdi 3 : Baik tuan.
( Rosul 3 dan abdi masuk dan duduk di depan raja)
Raja : Perkenalkan dirimu! Darimana dan ada perlu apa kau ke sini?
Syam’un: Ampun tuan, nama hamba sam’un. Hamba adalah hanya seorang pengelana dari negeri
jauh. Kaki hamba yang membawa ke sini. Hamba mendengar di negeri ini ada raja yang sangat
kuat dan disegani rakyatnya karena ketegasannya. Untuk itu hamba ingin mengabdi pada tuan
untuk belajar banyak hal pada Tuan.
Raja : Tidak aneh setiap orang ingin dekat dan menempel pada kekuasaanku. Kenapa aku harus
menerimamu. Aku tidak melihat kau berarti untukku.
Syam’un : Ampun Tuan. Di negeri hamba, hamba adalah penasehat kerajaan. Tapi kemudian
hamba tidak dibutuhkan lagi karena Raja kami telah berubah haluan. Raja kami telah terhasut
oleh para pengikut Isa sehingga nasehat saya tidak dianggap lagi. Bahkan nyawa hamba
terancam sehingga hamba menurutkan langkah mencari selamat. Akhirnya beruntung saya bisa
ada di sini di depan tuan.
Abdi 1 : Kebetulan tuan, dua orang pengacau kemarin juga mengaku sebagai utusan Isa. Kalau
begitu kita butuh orang ini untuk menangkal pengaruh mereka di negeri kita. Karena saya
melihat mereka sempat menanamkan pengaruh di hati rakyat kita. Saya takut ini menjadi
kekuatan besar.
Abdi 2 : Saya melihat mereka sempat menanamkan pengaruh di hati rakyat kita. Saya takut ini
menjadi kekuatan besar yang tak terbendung apabila kita terlambat menanganinya.
Raja : Baik, tidak ada salahnya aku menerimamu. Karena kita punya musuh yang sama. Apa
yang mesti kita lakukan?
Syam’un: Segera seret mereka ke Alun Alun untuk kita sidang. Kita patahkan keyakinan mereka
di depan Rakyat. Aku akan ada di belakang Tuan. Kita suruh mereka buktikan ucapan mereka
dan kita siksa mereka biar rakyat belajar untuk tidak berani pada Tuan.
Raja : Saya setuju. Segera besok akan saya gelar sidang besar besaran di tengah rakyat. Bantu
aku untuk melemahkan ideologinya. Sebaiknya kita siapkan segala hal untuk besok. Kamu !
kamu! Kamu! Bergegaslah untuk menyiapkan persidangan.
Syam’un: Saya mohon diperkenankan untuk bertemu mata pada dua tahanan itu tuan. Kalau
diijinkan saya ingin mengorek keterangan sebagai bekal sidang besok.
Raja : Silahkan, pengawal akan mengantarmu kesana. Sementara saya akan beristirahat dulu.
(Raja diikuti semua yang ada keluar menuruni panggung)
Stage 4
(Dua orang sedang bermunajat lirih di dalam penjara. Kedua tangan mereka terikat sesekali
berdo’a sesekali sujud sebisanya, dan datanglah syam’un dengan pengawal)
Stage 5
Raja : Apa kamu yakin kita bias membungkam mulut mereka dengan kepandaianmu berbicara.
Syam’un: Apalah artinya saya tuan, dibanding kepiawaian tuan. Dengan kekuasaan tuan itu
perkara kecil. Saya yakin mereka akan jera bermain main dengan tuan.
Raja : Baik kita sidang mereka sekarang saja. Prajurit! Bawa dua tawanan itu kemari.
(Dua prajurit membawa tawanan naik panggung di bawa ke depan Raja dan pengikutnya)
Raja : Hai kalian orang orang bodoh, Katakan apa maumu?
Rosul 2 : Maaf tuan, kami tidak punya kemauan apa apa secara pribadi, kami hanya penyampai
pesan dari nabi kami untuk menyadarkan kalian dan manusia yang lain.
Rosul 1 : Nabiyulloh Isa Al masih menyuruh tuan untuk berhenti menyembah berhala dan
kembali kepada Allah.
Syam’un: Kalian mengaku para pengikut Isa. Apa buktinya?
Rosul 2 : bukti apa yang tuan tuan minta.
Raja : Bukti bahwa kalian adalah murid Isa yang mengaku nabi itu, dan buktikan bahwa
kenabiannya itu bukan omong kosong, atau kalian mati saja dari pada saya melihat orang orang
tolol seperti kalian!
Rosul 1 : Mintalah pada Allah, Dia adalah dzat yang tidak ada kemustahilan untuk
mendatangkan perkara apa saja.
Raja : Siapa yang menciptakan Mati?
Rosul 1 : Allah
Raja : Bodoh! Aku yang menciptakan mati karena kau saat ini bisa mati kalau aku mau!!!
Rosul2 : Kalau begitu bisakah tuan menghidupkan kami kalau nanti tuan telah membunuh kami.
Karena tuhan kami adalah dzat yang mematikan sekaligus dzat yang menghidupkan.
Raja : Baik aku mengaku tak mampu untuk hal itu, tapi…apakah bisa tuhanmu menghidupkan
bangkai yang sudah mati. Apakah itu juga mungkin. Pikir! Itu mustahil…, sudah sudah jangan
buang buang waktu lagi, kalian minta maaf pada saya, lalu saya maafkan kalian, lalu kalian
pergi, saya jamin keselamatan kalian.
Rosul 1 : Kalau Allah menghendaki tak ada yang tak mungkin tuan.
Raja : Hey…. Rupanya kalian masih ngotot kalau bangkai bisa hidup kembali. Kalau begitu
buktikan! (menyuruh kepada pengawaalnya) Bawa jasad orang mati ke sini biar mereka buktikan
bualan mereka. Kita nanti akan tahu betapa bodohnya mereka.
(Pengawal membawa sosok mayat ke tengah tengah sidang, sekeika semua yang hadir menutup
hidung karena mayat itu sudah berbau)
Pengawal: Ini sosok mayat yang tuan inginkan, mayat ini telah meninggal tujuh hari yang lalu.
Raja : Silahkan orang orang bodoh, mintalah pada tuhan kalian untuk menghidupkan jasad ini!
Rosul2 : Dengan izin Allah kami akan berusaha.( dua utusan melakukan ritual do’a)
Raja : Heii semuanya lihatlah dua orang bodoh ini mau mengeluarkan kekuatannya ha ha…
lucunya mereka… ha ha … (mengomentari apa apa yang dilakukan dua orang itu, seluruh orang
yang hadir tertawa kecuali syam’un yang diam diam mencemaskan dua temannya.)
Orang2 : hei …mana bisa mayat sudah mai hidup kembali sadar sadar…
(tiba tiba mayat itu sedikit demi sedikit bergerak dan seketika menghentikan tertawa orang orang
yang hadir sehingga raja mulai panik)
Raja : Syam’un.. bagaimana ini mayat itu mulai bergerak. Ternyata mereka punya kekuatan yang
tidak sembarangan.
Syam’un: Tenang tuan.. sebaiknya kita minta pada tuhan kita, berhala yang ada di kuil itu, tentu
mereka akan menolong kita menghadapi kekuatan mereka.
Raja : Syam’un… (marah tapi dengan nada yang ditahan) sebagaimana saya kamupun tahu
bahwa berhala berhala itu adalah batu belaka yang kita ukir, kita pahat, dan kita minyaki setiap
hari. Mana bisa batu memberi pertolongan?
(tiba tiba si mayat duduk dan berbicara)
Mayat : Wahai manusia semuanya ketahuilah selama tujuh hari saya telah merasakan
pengalaman yang mengenaskan. Saya telah mati. Saya orang kafir seperti kalian, penyembah
berhala yang bisu. Aku disiksa, remuk badanku ditimpa, malaikat berwajah bengis tak punya
rasa, berkali kali menyuguhkan sengsara. Panas aku dilecut, tak ada yang kuraih selain rasa
takut. Lalu ..ada tiga orang menolongku…..
Raja : Tiga orang? Aneh … siapa mereka?
Mayat : (tanpa berkata menunjuk pada dua orang utusan)
Raja : Tiga orang, siapa satu orang lagi?
Mayat : (tanpa berkata kata menunjuk syam’un, lalu tergeletak kembali seperti semula)
Raja : Syam’un ternyata kau bagian dari skenario ini. Kalau begitu tidak ada yang pantas kalian
terima kecuali hukuman yang seberat-beratnya.
Syam’un: Wahai raja, masihkah tuan menutup hati untuk semua yang telah terbukti. Kami hanya
utusan, tugas kami adalah menyampaikan.
Raja : pengawal!!! Bawa tiga orang ini siksa mereka, ikat di tempat terbuka, biar semua melihat
betapa sengsaranya orang yang mencoba mengakali raja.
Pengawal: baik tuan (membawa tiga orang utusan dan keluar panggung, kemudian diikuti raja
dan yang lain)
Stage 6
(di ladang yang gagal panen seorang petani berdiri kacau)
petani 1: Walaah payah! Sawah kering, sungai kering, kolam kering, tanaman mati semua.
Wahai tuhan tuhan terhormat, kenapa kau payah, kau kere bagaimana kami bisa makmur kalau
tuhan tuhan terhormat kere. Hah??>???
Petani2: (datang menyusul ) Ada apa kawan? Kau kelihatan stress kacaaaau.
Petani1: Lihat yang di depan kita ini, apa yang bisa kita harapkan dari sawah kering seperti ini.
Yang punya hujan itu pelit minta ampun, kita dibiarkan kekeringan.
Petani2: Kamu tahu segalanya terjadi seperti ini sejak kedatangan tiga orang itu. Mereka
mengusik tuhan tuhan kita sehingga mereka marah. Dan akhirnya inilah akibatnya.
Petani1: Kalau begitu kita habisi saja mereka biar tuhan tuhan kita senang dan bencana ini segera
hilang.
Petani 2: Saya setuju kawan, segera kita kumpulkan orang orang , kita habisi orang orang yang
ngak jelas itu.
(Keduanya turun panggung)
Stage7
(tiga utusan dengan payah tangan masih terikat masuk panggung jatuh tersungkur disusul orang
orang yang menyiksa dengan cambuk, dengan kayu, dengan guyuran air, dengan lemparan batu
dan dengan sumpah serapah. Datanglah hubaib yang menghentikan penyiksaan itu)