You are on page 1of 75

Rangkaian Digital

PREPARED BY:
Ardi Diamanto Dwiputra
Sistem Digital
• Sistem Digital telah banyak diterapkan pada
hampir semua bidang kehidupan, mulai dari
komputer, PDA, alat komunikasi, televisi,
tape,VCD/DVD player, radio, piranti
otomatis, robot, teknologi kedokteran,
teknologi transportasi, hiburan, sampai
dengan penjelajahan ruang angkasa
Rangkaian Elektronika
• Apa itu Rangkaian Elektronika?
– Kesatuan dari komponen-komponen elektronika baik
pasif maupun aktif yang membentuk suatu fungsi
pengolahan sinyal analog maupun digital (signal
processing)
• Berdasarkan sifat sinyal yang diolah, ada 2 jenis
rangkaian elektronika
– Rangkaian Analog: rangkaian elektronika yang mengolah
sinyal listrik kontinyu
– Rangkaian Digital: rangkaian elektronika yang mengolah
sinyal listrik diskrit
Definisi Rangkaian Digital
• Rangkaian Digital/Rangkaian Logika adalah kesatuan
dari komponen-komponen elektronika pasif dan aktif
yang membentuk suatu fungsi pemrosesan sinyal digital
• Komponen pasif dan aktif itu membentuk elemen
logika.
• Bentuk elemen logika terkecil adalah Gerbang Logika
(Logic Gates)
• Gerbang Logika: kesatuan dari komponen elektronika
pasif dan aktif yang dapat melakukan operasi AND, OR,
NOT
Sistem Elektronika dan Sistem Digital

• Sistem elektronika yang setiap rangkaian


penyusunnya melakukan pengolahan sinyal
diskrit
• Sistem Digital terdiri dari beberapa
rangkaian digital/logika,komponen
elektronika, dan elemen gerbang logika
untuk suatu tujuan pengalihan tenaga/energi
Rangkaian Digital VS Sistem Digital

• Rangkaian Digital
– Bagian-bagiannya terdiri atas beberapa gerbang logika
– Outputnya merupakan fungsi pemrosesan sinyal digital
– Input dan Outputnya berupa sinyal digital
• Sistem Digital
– Bagian-bagiannya terdiri atas beberapa rangkaian
digital,gerbang logika,& komponen lainnya
– Outputnya merupakan fungsi pengalihan tenaga
– Input dan Outputnya berupa suatu tenaga/energi
Representasi Besaran Digital
• Level Logika 0
– Tegangan listrik 0 – 0,8 Volt
– Titik potensial referensi 0 (ground)
– Dioda dengan reverse bias
– Transistor dalam keadaan mati (cut off)
– Saklar dalam keadaan terbuka
– Lampu atau LED dalam keadaan padam
• Level Logika 1
– Tegangan listrik 2 – 5 Volt
– Titik potensial catu daya (+Vcc)
– Dioda dengan forward bias
– Transistor dalam keadaan jenuh (saturated)
– Saklar dalam keadaan tertutup
– Lampu atau LED dalam keadaan menyala
Kelebihan Sistem Digital
• Sistem digital secara umum lebih mudah
dirancang
• Penyimpanan informasi lebih mudah
• Ketelitian lebih besar
• Operasi dapat diprogram
• Untai digital lebih kebal terhadap derau (noise)
• Lebih banyak rangkaian digital yg dapat
dikemas dalam satu keping IC(Integrated
Circuit)
Bentuk Gelombang Sinyal
Digital
1

0
Waktu

Sisi Naik Sisi Turun


Isyarat Analog dan Digital
• Isyarat Analog

• Isyarat Digital
Representasi analog
• Representasi analog
Kuantitas diwakili oleh tegangan, arus, atau
gerakan meter yang sebanding dengan nilai
kuantitas
Contoh :
spedometer kendaraan bermotor,
penyimpangan jarum sebanding dengan
kecepatan kendaraan.
Representasi Digital
• Representasi digital
Kuantitas diwakili oleh lambang yang
disebut digit.
Contoh :
jam digital yang menampilkan waktu `
dalam format digit desimal.
Kelebihan Sistim Digital
• Kelebihan sistim digital :
- Secara umum lebih mudah dirancang
- Penyimpanan informasi lebih mudah
- Ketelitian lebih besar
- Operasi dapat diprogram
- Untai digital lebih kebal terhadap derau
- Lebih banyak dikemas dalam keping IC
Contoh Rangkaian Digital dan Analog

• Latihan :
Mana diantara berikut ini yang melibatkan
kuantitas analog atau digital?
1. Saklar sepuluh posisi
2. Suhu ruang
3. Arus mengalir keluar dari keluaran listrik
4. Arus listrik mengalir ke lampu indikator
5. Tegangan yang masuk ke IC digital
Jawaban
• Jawaban :
1. Digital
2. Analog
3. Analog
4. Analog
5. Digital
Sistim Bilangan
• SISTIM BILANGAN :
- Bilangan Biner : 0,1
- Bilangan Oktal : 0,1,2,3,4,5,6,7
- Bilangan Desimal : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
- Bilangan Hexadesimal :
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F
Bilangan Biner
• Bilangan Biner
Paling sering digunakan dalam sistem
digital dan sistem komputer.
• Digit bilangan biner disebut bit, 8bit =byte
• 0 dan 1
• Contoh :
• 10100112 = ?
64 32 16 8 4 2 1

1 0 1 0 0 1 12 = 64+16+2+1= 8310
Konversi bilangan Digital
• Konversi bilangan Desimal ke Biner :
Contoh : 2510 = 110012
25 : 2 = 12 sisa 1
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
Jadi hasil bacanya dari bawah ke atas
Konversi Bilangan Digital
• Konversi bilangan Biner ke Desimal :
Contoh : 10100112 = 8310
10100112 =

(1x26)+(0x25)+(1x24)+(0x23)+(0x22)+(1x21)
+(1x20)
=64+0+16+0+0+2+1 = 8310
Konversi Bilangan Digital
• Konversi bilangan Oktal ke Desimal :
Contoh: 11618 = 62510
11618=(1x83) +(1x82)+(6x81)+(1x80)
= 512+64+48+1= 62510
Konversi Bilangan Digital
• Konversi bilangan Desimal ke Oktal
62510=11618
625 : 8 = 78 sisa 1
78 : 8 = 9 sisa 6
9:8= 1 sisa 1
jadi hasil bacanya dari bawah ke atas
Konversi Bilangan Digital
• Konversi bilangan Oktal ke Biner :
Contoh :
11618= 10011100012
1=001 ; 1=001; 6=110; 1=001
• Konversi bilangan Biner ke Oktal :
Contoh :
1011100112=5638
101=5; 110=6; 011=3
Konversi Bilangan Digital
• Konversi bilangan Heksadesimal ke
Desimal :
Contoh :
27116 = 62510
27116 =(2x162) +(7x161)+(1x160)
= 512+112+1= 62510
Konversi Bilangan Digital
• Konversi bilangan Heksadesimal ke Biner
Contoh :
27116 =
10011100012
2=0010; 7=0111; 1=0001

• Konversi bilangan Biner ke Heksadesimal


Contoh :
111000012=E116
1110 = E; 0001=1
BCD
• BCD (Binary Coded Decimal)
Sistem bilangan BCD biasanya digunakan
untuk keperluan dislpay seven segment
Contoh: 62510 = 0110 0010 0101BCD
6=0110; 2=0010; 5=0101
Konversi Bilangan Digital
Konversi Bilangan Digital
• Ubahlah setiap bilangan berikut menjadi biner,
oktal, heksadesimal dan BCD
a. 4
b. 15
c. 36
d. 109
e. 1024
• Ubahlah bilangan biner pada soal diatas menjadi
biner 8 bit.
Penjumlahan
Aturan dasar penjumlahan pada sistem bilangan
biner :
0+0=0
0+1=1
1+0=1
1 + 1 = 0, simpan (carry) 1
Penjumlahan Desimal

103 102 101 100


(1000) (100) (10) (1)
8 2 3
3 3 8
Simpan (carry) 1 1
Jumlah 1 1 6 1
Penjumlahan Biner

25 24 23 22 21 20
32 16 8 4 2 1
1 1 0 0 1
1 1 0 1 1
Simpan (carry) 1 1 1 1
Jumlah 1 1 0 1 0 0
Bit Bertanda
Bit 0 menyatakan bilangan positif
Bit 1 menyatakan bilangan negatif

A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0
0 1 1 0 1 0 0 =+
Bit Tanda
52
Magnitude

B6 B5 B4 B3 B2 B1 B0
1 1 1 0 1 0 0 = - 52

Bit Tanda
Magnitude
Komplemen ke 2
Metode untuk menyatakan bit bertanda digunakan sistem
komplement kedua (2’s complement form)

Komplemen ke 1
Biner 0 diubah menjadi 1
Biner 1 diubah menjadi 0
Misal

1 0 1 1 0 1 0 Biner Awal

0 1 0 0 1 0 1 Komplemen pertama
Membuat Komplemen ke 2
1. Ubah bit awal menjadi komplemen pertama
2. Tambahkan 1 pada bit terakhir (LSB)
Misal

Biner Awal = 45
1 0 1 1 0 1
Komplemen 1
0 1 0 0 1 0
Tambah 1 pada LSB
1
Komplemen 2
0 1 0 0 1 1
Menyatakan Bilangan Bertanda dengan Komplemen ke 2
1. Apabila bilangannya positif, magnitude dinyatakan
dengan biner aslinya dan bit tanda (0) diletakkan di
depan MSB.
2. Apabila bilangannya negatif, magnitude dinyatakan
dalam bentuk komplemen ke 2 dan bit tanda (1)
diletakkan di depan MSB

0 1 0 1 1 0 1 Biner = + 45
Bit Tanda
Biner asli

1 0 1 0 0 1 1 Biner = - 45

Bit Tanda
Komplemen ke 2
Negasi
Operasi mengubah sebuah bilangan negatif menjadi
bilangan positif ekuivalennya, atau mengubah
bilangan positif menadi bilangan negatif ekuivalennya.
Hal tersebut dilakukan dengan meng-komplemenkan
ke 2 dari biner yang dikehendaki
Misal : negasi dari + 9 adalah – 9
+ 9 = 01001 Biner awal
- 9 = 10111 Negasi (Komplemen ke 2)
+ 9 = 01001 Di negasi lagi
Penjumlahan di Sistem Komplemen ke 2

Dua bilangan positif


Dilakukan secara langsung. Misal penjumlahan +9 dan +4

+9  0 1 0 0 1

+4  0 0 1 0 0

0 1 1 0 1

Bit tanda ikut dalam operasi penjumlahan


Bilangan positif dan sebuah bilangan negatif
yang lebih kecil
Misal penjumlahan +9 dan -4. Bilangan -4 diperoleh dari
komplemen ke dua dari +4

+9  0 1 0 0 1
-4  1 1 1 0 0
1
0 0 1 0 1

Carry diabaikan, hasilnya adalah 00101 ( = +5)


Bilangan positif dan sebuah bilangan negatif
yang lebih Besar
Misal penjumlahan -9 dan +4. Bilangan -9 diperoleh dari
komplemen ke dua dari +9

-9  1 0 1 1 1

+4  0 0 1 0 0

1 1 0 1 1

Bit tanda ikut dalam operasi penjumlahan


Dua Bilangan Negatif
Misal penjumlahan -9 dan -4. Bilangan -9 dan - 4 masing –
masing diperoleh dari komplemen ke dua dari +9 dan -4

-9  1 0 1 1 1

-4  1 1 1 0 0
1
1 0 0 1 1

Bit tanda ikut dalam operasi penjumlahan

Carry diabaikan
Operasi Pengurangan
Aturan Umum
0–0=0
1–0=1
1–1=0
0 – 1 =1 , pinjam 1

Misal
1 1 1 0
1 0 1 1
1 1 Pinja
m
0 0 1 1 Hasil
Operasi Pengurangan
Operasi pengurangan melibatkan komplemen ke 2 pada
dasarnya melibatkan operasi penjumlahan tidak
berbeda dengan contoh – contoh operasi penjumlahan
sebelumnya.
Prosedur pengurangan
1. Negasikan pengurang.
2. Tambahkan pada yang dikurangi
3. Hasil penjumlahan merupakan selisih antara
pengurang dan yang dikurangi
Misal : +9 dikurangi +4
+9  01001
+4  00100 -

Operasi tersebut akan memberikan hasil yang sama


dengan operasi
+9  01001
-4  11100 +

+9  0 1 0 0 1
-4  1 1 1 0 0
1 0 0 1 0 1

Carry diabaikan, hasilnya adalah 00101 ( = +5)


Perkalian Biner
Perkalian biner dilakukan sebagaimana perkalian desimal

1 0 0 1 9
1 0 1 1 11
1 0 0 1
1 0 0 1
0 0 0 0
1 0 0 1
1 1 0 0 0 1 1 99
Rangkaian Kombinasi
Rangkaian kombinasi terdiri dari gerbang – gerbang logika
dimana keluaran (output) pada waktu t dtk ditentukan
secara langsung oleh kombinasi masukannya (input) juga
pada waktu t dtk, tanpa memperhatikan masukan
sebelumnya (t-1) dtk.
Adder (penjumlah)
Half Adder
Half Adder adalah rangkaian logika yang keluarannya
merupakan jumlahan dari 2 bit. Input terdiri dari input X dan
Y, dan keluarannya berupa S (jumlahan) dan C (Carry).

Tabel Kebenarannya :

X Y C S
0 0 0 0
0 1 0 1
1 0 0 1
1 1 1 0
X 0 1 X 0 1
Y Y

0 0 1 0 0 0
1 1 0 1 0 1
Notasi Boolean :
S = x’y + xy’
C = xy
Full Adder
Rangkaian Full Adder merupakan rangkaian kombinasi
yang membentuk penjumlahan aritmatika dari 3 bit input.
Terdiri dari 3 bit input ( x, y, z) dan 2 bit output ( S dan C).
X dan Y menyatakan dua bit yang akan dijumlahkan dan z
menyatakan carry dari keadaan sebelumnya.
Tabel Kebenaran
X Y Z C S
0 0 0 0 0
0 0 1 0 1
0 1 0 0 1
0 1 1 1 0
1 0 0 0 1
1 0 1 1 0
1 1 0 1 0
1 1 1 1 1
yz
x 00 01 11 10
S = x’y’z + x’yz’ + xy’z’ + xyz
0 1 1
1 1 1

yz
x 00 01 11 10 C = xy + xz + yz
0 1
1 1 1 1
Pengurang (Subtractor)
Half Subtractor
Merupakan rangkaian kombinasi yang digunakan untuk
mendapatkan selisih dari dua bit input (masukkannya).
Input terdiri dari x dan y, an keluaran terdiri dari B
(Borrow=pinjam) dan D (Difference=Selisih).
Tabel Kebenaran
X Y B D
0 0 0 0
0 1 1 1
1 0 0 1
1 1 0 0
D = x’y + xy’ B = x’y
Tampak notasi boolean untuk D mempunyai notasi yang
sama dengan notasi bolean S
Full Subtractor
Merupakan rangkaian kombinasi yang membentuk
pengurangan antara 2 bit dengan memperhitungkan 1
yang dipinjam dari posisi sebelumnya. Rangkaian Full
Subtractor memiliki 3 input (x,y,z) dan dua output (B dan
D).
Tabel Kebenaran dari Full Subtractor
X Y Z B D
0 0 0 0 0 D = x’y’z + x’yz’ +xy’z’ + xyz
0 0 1 1 1 B = x’y + x’z + yz
0 1 0 1 1
0 1 1 1 0
1 0 0 0 1
1 0 1 0 0
1 1 0 0 0
1 1 1 1 1
Gerbang Logika
Half Adder
Full Adder
Flip-Flop
Flip-Flop
Flip-Flop
REGISTER
• REGISTER
Fungsi : sebagai memori sementara
untuk penggeseran data ke kiri atau ke
kanan. Dibangun dari kumpulan flip-flop,
banyaknya flip-flop menentukan panjang
register dan juga panjang kata biner yang
dapat disimpan di dalam register.
REGISTER
• DEFINISI REGISTER
sekumpulan sel biner yang dipakai untuk menyimpan
informasi yang disajikan dalam bentuk kode biner
Dilakukan melalui penyetelan keadaan kumpulan flip-flop
dalam register secara serentak sebagai satu kesatuan.
1 Flip flop = 1 bit
Register 8 bit = data 0 s.d 255 desimal
REGISTER
• REGISTER SERI
REGISTER GESER SERI
• Kegunaan : komunikasi data serial – paralel, algoritma
perkalian biner

• Geser kanan:
Sebelum penggeseran: 1001 1010
Geser 1 x : 0100 1101
Geser 2 x : 0010 0110
• Geser kiri:
Sebelum penggeseran: 1001 1010
Geser 1 x : 0011 0100
Geser 2 x : 0110 1000
REGISTER GESER SERI
• Realisasi : keluaran satu flip-flop diberikan kepada
masukan flip-flop berikutnya dalam urutan
penggeseran
• Contoh dengan flip-flop JK 4 bit register geser:
JA = Din KA = JA JC = QB KC = JC
JB = QA KB = JB JD = QC KD = JD
• masukan K = J  flip flop D
• Din = masukan luar untuk mengganti bit ujung
REGISTER GESER SERI
• Rangkaian Logika (atas), bidirectional
(bawah)
REGISTER PARALEL
• REGISTER PARALEL
REGISTER GESER PARALEL
• Kegunaan : komunikasi data paralel 1 word = 8 bit
• Modifikasi register geser seri
• masing-masing flip-flop : 3 masukan
- keluaran flip-flop di kiri (geser kanan)
- keluaran flip-flop di kanan (geser kiri)
- masukan paralel dari luar
• Modus Operasi :
REGISTER GESER PARALEL
• REALISASI DGN F-F RS
REGISTER GESER PARALEL
• RANGKAIAN LOGIKA
REGISTER PEMALANG
• Data yang diberikan pada masukan disimpan dan
dipalang di dalam register. Setelah pemalangan
terjadi, keadaan keluaran register tidak akan
berubah walaupun masukannya berubah, berfungsi
sebagai penyangga (buffer).
• tdd 2 jenis : transparan (transparent) dan terpicu
(triggered).
• biasanya dipakai flip-flop D
REGISTER PEMALANG
• Transparent
 perubahan keluaran terjadi pada saat
penabuh level high
 pemalangan terjadi pada saat penabuh
pada level low
REGISTER PEMALANG
• Triggered
 perubahan keluaran terjadi pada saat
penabuh berubah dari level high ke level
low rendah
 pemalangan terjadi saat penabuh level
low
REGISTER PEMALANG
• Contoh time line :
CP = clock pulse, D = input flip flop D
QG = Keluaran Register pemalang tranparent
QT = Keluaran Register pemalang triggered
REGISTER PEMALANG
• IC 74LS373
MEMORI
• RAM  sekumpulan flip-flop D
• Masing-masing flip-flop dikenal
berdasarkan nomor alamat (address)-
nya.  Ai
• Sinyal pemilih :: menentukan sel yang
akan ditulis (Wi) atau dibaca (Ri)
Hubungan logika sbb :
• Penabuh: CP= Ai Wi
• Data masukan: D = Di CP
• Data Keluaran: Qi = Ai Ri Q
MEMORI
• RANGKAIAN LOGIKA MEMORI
MEMORI

You might also like