Professional Documents
Culture Documents
KESELAMATAN
PASIEN
“PATIENT SAFETY “
John A.Kaput.dr.SpOG
SMF Kebidanan/Peny.Kandungan
3. How?
2. Why?
KEJADIAN YANG TIDAK DIHARAPKAN
(KTD)
DAN
PATIENT SAFETY
Di Rumah Sakit :
-Kesalahan proses
-Dpt dicegah
-Pelaks Plan action Pasien
tdk komplit
cidera Adverse Event (AE)
-Pakai Plan action yg
salah (KTD=Kejadian Tdk Diharapkan)
-Krn berbuat : commission
-Krn tidak berbuat : omission
Nico A. Lumenta/KKP-RS
Keselamatan Pasien Rumah Sakit - KPRS
(Patient safety)
“Blaming”
Patient Safety - Pengaduan, Tuntutan
-Culture - Tuduhan “Malpraktek”(Pid/Perd)
-Reporting -Proses Hukum:Polisi,Pengadilan
-Learning/Analysis/Research -Blow-up Mass Media, 90%
Publikasi-opini negatif
-K&R-based Standard-Guideline - “Pertahanan RS” :
-Implementasi,Monitor - Pengacara
-Patient Involvement - RS/Dr : Asuransi
- Tuntutan balik
- Dsb
Kepercayaan meningkat
Kecurigaan meningkat
Nico A. Lumenta/KKP-RS
KONSEP DASAR PATIENT SAFETY
Patient Safety adalah isu terkini, global, penting (high
profile), dalam Pelayanan RS, praktis belum
lama, dimulai sejak “Landmark” Laporan IOM th
2000.
WHO memulai Program Patient Safety th 2004 :
“Safety is a fundamental principle of patient care and
a critical component of quality management.” (World
Alliance for Patient Safety, Forward Programme WHO,2004)
Background
Factors: Unsafe Acts:
Management
workload
Decisions/ mistakes
supervision
Organisational equipment
omissions
Processes knowledge violations
training
Tim:
• Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden
• Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan
tindakan / solusi yg tepat.
PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA
2.
Bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang
KP di RS Anda.
RS:
• Ada anggota Direksi yg bertanggung jawab atas KP
• Di bagian2 ada orang yg dapat menjadi ”penggerak” (champion) KP
• Prioritaskan KP dalam agenda rapat Direksi / Manajemen
• Masukkan KP dalam semua program latihan staf
Tim:
• Ada ”penggerak” dalam tim untuk memimpin Gerakan KP
• Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP
• Tumbuhkan sikap kesatria yg menghargai pelaporan insiden.
INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN
3.
RISIKO
Kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta
lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial
bermasalah.
RS:
• Struktur & proses mjmn risiko klinis & non klinis, mencakup KP
• Kembangkan indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko
• Gunakan informasi dari sistem pelaporan insiden & asesmen risiko &
tingkatkan kepedulian terhadap pasien.
Tim:
• Diskusi isu KP dalam forum2, untuk umpan balik kepada mjmn terkait
• Penilaian risiko pada individu pasien
• Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap risiko, &
langkah memperkecil risiko tsb
4.KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN
Pastikan staf Anda agar dgn mudah dapat melaporkan
kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd
KKP-RS.
RS:
• Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden, ke dalam
maupun ke luar - yg harus dilaporkan ke KPPRS - PERSI.
Tim:
• Dorong anggota untuk melapor setiap insiden & insiden yg telah
dicegah tetapi tetap terjadi juga, sebagai bahan pelajaran yg penting.
LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN
5.
PASIEN
Kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dgn
pasien.
RS:
• Kebijakan : komunikasi terbuka ttg insiden dgn pasien & keluarga
• Pasien & kel. mendapat informasi bila terjadi insiden
• Dukungan, pelatihan & dorongan semangat kepada staf agar selalu
terbuka kepada pasien & kel. (dlm seluruh proses asuhan pasien)
Tim:
• Hargai & dukung keterlibatan pasien & kel. bila telah terjadi insiden
• Prioritaskan pemberitahuan kpd pasien & kel. bila terjadi insiden
• Segera setelah kejadian, tunjukkan empati kpd pasien & kel.
6.BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KP
Dorong staf anda utk melakukan analisis akar masalah
untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul.
RS:
• Staf terlatih mengkaji insiden secara tepat, mengidentifikasi sebab
• Kebijakan : kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause
Analysis/RCA) atau Failure Modes & Effects Analysis (FMEA) atau
metoda analisis lain, mencakup semua insiden & minimum 1 X per tahun
utk proses risiko tinggi.
Tim:
• Diskusikan dalam tim pengalaman dari hasil analisis insiden
• Identifikasi bagian lain yg mungkin terkena dampak & bagi
pengalaman tsb.
CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI
7.
SISTEM KP
Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah
untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.
RS
•Tentukan solusi dengan informasi dari sistem pelaporan, asesmen risiko,
kajian insiden, audit serta analisis
•Solusi mencakup penjabaran ulang sistem, penyesuaian pelatihan staf &
kegiatan klinis, penggunaan instrumen yg menjamin KP.
•Asesmen risiko untuk setiap perubahan
•Sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh KKPRS - PERSI
•Umpan balik kepada staf ttg setiap tindakan yg diambil atas insiden
Tim
•Kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman.
•Telaah perubahan yg dibuat tim & pastikan pelaksanaannya.
•Umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yg dilaporkan.
2
STANDAR
KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT
(KARS – DEPKES)
Standar Keselamatan Pasien RS
(KARS – DepKes)
I. Hak pasien
II. Mendidik pasien dan keluarga
III. Keselamatan pasien dan asuhan
berkesinambungan
IV. Penggunaan metoda-metoda
peningkatan kinerja, untuk melakukan
evaluasi dan meningkatkan keselamatan
pasien
V. Peran kepemimpinan dalam
meningkatkan keselamatan pasien
VI. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien
KKP RS
LANGKAH-LANGKAH PENDEKATAN
“KESELAMATAN PASIEN” DI UPF
KEBIDANAN
1
Kehamilan dan persalinan
Permasalahan
• 180- 200 juta kehamilan pertahun
• 75 juta kehamilan yang tidak diinginkan1
• 50 juta kasus aborsi yang diinduksi2
• 20 juta kasus aborsi tidak aman (sama dengan
di atas)
• 600.000 kematian ibu (1 orang per menit)
Sadik1
1 • 1977.kematian ibu
State of The World = 301977.kesakitan
Population UNFPA ibu
2
WHO 1998. Abortion: A tabulation of Available Data on Frequency and Mortality of Unsafe Abortion 3 nd ed.
33
Penyebab Kematian Ibu
Penyebab tidak
langsung lain
Perdarahan
19.8%
24.8%
Penyebab
langsung lain
7.9%
34
Intervensi Untuk Menurunkan Kematian
Ibu
Kajian Historis
• Dukun bersalin
• Asuhan Antenatal
• Penapisan risiko
Pendekatan Terbaru
• Penolong terampil saat persalinan dan kelahiran bayi
35
Intervensi: Penolong Trampil Saat
Kelahiran Bayi
• Pelatihan yang tepat, kisaran ketrampilan
• Mengenali komplikasi dini
• Mengamati ibu, memantau janin/bayi
• Melaksanakan intervensi dasar yang esensial
• Rujuk ibu/bayi ke tempat yang memiliki tingkat
pelayanan lebih tinggi jika komplikasi yang timbul
membutuhkan intervensi lebih lanjut
• Memiliki kesabaran dan empati
36
Bentuk Asuhan Yang Bermanfaat
37
Bentuk Asuhan Yang Bermanfaat (2)
39
28
2. Penanganan Hipertensi
Dalam Kehamilan
Pilihan Pengobatan Status Bukti Ilmiah
Tirah Baring (di rumah atau di Tidak ada bukti tentang nilainya
rumah sakit)
Pengobatan anti hipertensif untuk Terbukti bermanfaat mencegah peningkatan tekanan darah
hipertensi ringan (misalnya lebih lanjut, mengurangi # opname di rumah sakit, persalinan
betablockers dan methyldopa) induksi dan gawat darurat
Penggunaan zat anti platelet Hasil awal menjanjikan, tetapi studi lebih banyak lagi tidak
(misalnya aspirin) untuk mencegah menjanjikan
PET dan IUGR)
Anti konvulsi digunakan untuk Kenyataan terakhir menunjukkan tidak ada manfaat.
mencegah kejadian eklampsia Studi/Multi Senter sedang dilakukan
40
Yang Direkomendasikan
Deteksi dan penatalaksanaan komplikasi
Anemia berat
Perdarahan vagina
Pre-eklampsi/eklampsi
Malpresentasi setelah 36 minggu
41
Yang Direkomendasikan
Pencegahan
Untuk semua wanita:
Tetanus toksoid
Konsumsi zat besi dan folat
Pada populasi tertentu:
Malaria – pengobatan preventif secara intermiten
Pengobatan cacing tambang secara rutin
Pemberian yodium
Pemberian vitamin A
42
Yang Direkomendasikan
Pencegahan
Untuk semua wanita:
Tetanus toksoid
Konsumsi zat besi dan folat
Pada populasi tertentu:
Malaria – pengobatan preventif secara intermiten
Pengobatan cacing tambang secara rutin
Pemberian yodium
Pemberian vitamin A
43
3. Pemberian ASI
Kelekatan
Penghisapan yang efektif
Posisi
44
Pemberian ASI Secara Dini dan
Eksklusif
Penanganan terbaik
- Tidak ada makanan pralaktasi atau tambahan lainnya
- Memberikan ASI dalam waktu satu jam pertama setelah kelahiran
- Posisi yang benar untuk memungkinkan kelekatan yang baik
- Memberi ASI sesuai permintaan bayi
Kontak dini ibu dan bayinya yang baru lahir
- Memungkinkan pemberian ASI
- Kebijakan rawat gabung di fasilitas kesehtan infeksi
nosokomial
- Dukungan psiko-sosial untuk ibu yang menyusui
45
WHO 1999.
Dampak Dari Tidak Diberikannya Kolostrum
Terhadap Kolonisasi Usus
Jenis pemberian pada 3 hari
pertama kehidupan: Kolonisasi usus < 103
Kolostrum 47%
Cairan glukosa 4%
48
Praktis,
mudah,
Tinggal
nampung
4. Asuhan Persalinan Normal
Penolong Yang Terampil
Seorang pemberi asuhan yang profesional
Memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk:
WHO 1999.
51
Persiapan Menghadapi Kelahiran dan Kesiapan
Menghadapi Komplikasi Bagi Ibu dan Keluarga
Mengenali tanda-tanda bahaya
Merencanakan penatalaksanaan komplikasi
Mengatur transportasi
Merencanakan rute
52
5. Pencegahan Infeksi
Gunakan bahan/alat sekali pakai, sekali saja dan lakukan dekontaminasi
yang sesuai terhadap bahan/alat yang dapat digunakan kembali yang
digunakan selama persalinan dan kelahiran
Gunakan sarung tangan pada saat melakukan pemeriksaan dalam, selama
menolong melahirkan bayi dan ketika menangani plasenta
Gunakan pelindung diri (sepatu, celemek, kaca mata)
Cuci tangan
Membersihkan perineum ibu dengan sabun dan air dan jagalah selalu
kebersihannya
Pastikan bahwa permukaan tempat bayi dilahirkan dalam keadaan bersih
Peralatan, kasa dan tali untuk memotong tali pusat telah di DTT
53
6. Penanganan
Persalinan Kala Tiga
Penatalaksanaan aktif kala tiga bagi semua ibu melahirkan:
- Pemberian Oksitosin
- Penegangan tali pusat terkendali
- Masase uterus segera setelah plasenta dilahirkan agar uterus
tetap berkontraksi
Pemeriksaan rutin plasenta dan selaput ketubannya
WHO 1999.
54
7. Penanganan kejang (Konvulsi)
Beri magnesium sulfat secara IM/IV
Peralatan gawat darurat (O2, masker, dsb)
Miiringkan ke kiri
Anti hipertensi: Nifedipin SL
Lindungi agar jangan cedera tetapi jangan dikekang
55
8. Seksio Sesar
Persalinan kadang-kadang harus diselesaikan atas indikasi tertentu
Pemilihan cara persalinan tergantung beberapa faktor :
56
9
PENANGANAN SYOK DAN PERDARAHAN
Tanda Klinis Syok
Gangguan Perfusi Perifer Raba telapak tangan
* Hangat, Kering, Merah : Normal * Dingin, Basah,
Pucat : syok Tekan - lepas ujung kuku / telapak tangan *
Merah kembali < 2 detik :
Normal / > 2 detik : syok * Bandingkan dengan tangan pemeriksa
Nadi meningkat : raba nadi radialis * Nadi < 100 : Normal / nadi > 100 : Syok
Tekanan darah menurun * Sistolik > 100 : Normal / < 100 : Syok
Tata Laksana
Mengatasi Perdarahan Hebat
Airway
Breathing
Circulation and hemorrhage control
Shock position
Replace blood loss
Stop / minimize the bleeding process
59
AIRWAY
60
Posisi Syok
ANGKAT
KEDUA
TUNGKAI
300 - 500 cc
darah dari kaki
pindah ke
sirkulasi sentral
61
Transfusi
Risiko pada transfusi dengan seluruh komponen darah atau
dengan plasma:
Reaksi transfusi ( bercak pada kulit hingga syok anafilaktik)
Penularan kuman penyebab infeksi (HIV, hepatitis B dan C,
sifilis, penyakit cagas)
Infeksi bakteri, apabila darah tidak diolah atau disimpan
dengan benar
Peningkatan risiko disertai dengan peningkatan volume
transfusi
10. ALUR PENANGANAN
RUJUKAN
Ruang “Gawat darurat Kebidanan”
Mempercepat alur konseling/rujukan dokter ahli
Mempercepat mekanisme tindakan akhir kasus
( bedah Sesar) maksimal 30 menit.
Kamar bedah di sisi kamar bersalin.
KESIMPULAN
DUGAAN MALPRAKTEK KTD
“PATIENT SAFETY “ MERUPAKAN LANGKAH
STRATEGIS :
- Safer Care Quality (Safety Beyond Quality)
- Hubungan Dokter-Pasien Partnership
- Hubungan Paramedis-Pasien Partnership
DIBUTUHKAN “KOMITMENT “ DAN “LEADERSHIP”
- Sarana
- SDM berkualitas
TERIMA KASIH
UTAMAKAN
KESELAMATAN PASIEN