You are on page 1of 15

HARA AIR LAUT UNTUK PUPUK

PEMANFAATAN HARA AIR LAUT UNTUK MEMENUHI


KEBUTUHAN TANAMAN SEBAGAI ALTERNATIF
SOLUSI KELANGKAAN PUPUK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Praktikum Kimia Anorganik Yang
Dibina Oleh Bapak Darsono Sigit Dan Bapak Muhadi
GAGASAN MAHASISWA PESERTA PRAKTIKUM ANORGANIK KIU441.
0FF:AA; ANGKATAN 2007, MARET 2009. Dwi Sasmita Rahmawati;
Rista Rahmaniah Yansi; Riza Aviana; M. Noor Rachmad;

Dosen Pendamping : Drs. Darsono Sigit. MPd. ; Drs. Muhadi

Jurusan Kimia FMIPA UM, Maret 2009.

HARA AIR LAUT

Kata Pengantar

Puji dan rasa syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Praktikum Kimia Anorganik yang
dibimbing oleh Bapak Darsono Sigit dan Bapak Muhadi.

Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-
pihak yang turut membantu mulai awal penulisan hingga menjadi sebuah makalah yang
dapat bermanfaat bagi semuapihak. Makalah ini berjudul ” Pemanfaatan Hara Air Laut
Untuk Memenuhi Kebutuhan Tanaman Sebagai Alternatif Solusi Kelangkaan Pupuk”.

Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih ada kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan
untuk kesempurnaan pada penulisan berikutnya dan pengayaan wawasan penyusun.

1
2

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat pada pembaca pada umumnya dan
penyusun pada khusunya, dalam rangka meningkatkan wawasan keilmuan di bangku
kuliah. Harapan kami makalah ini dapat digunakan dengan baik sebagaimana mestinya.

Malang, Maret 2009

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya
seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak
terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni. Keberadaan
garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (densitas, kompresibilitas, titik beku,
temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat tetapi tidak
menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara
signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut
adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis.

Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%),
natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya
(kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida.
Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-
gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut
dalam. salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap
kilogram air laut.

Unsur hara (garam-garaman) yang terkandung dalam air laut berpengaruh


terhadap pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman, yang ditentukan
oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor
lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi
suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Semua
tanaman hijau memerlukan seperangkat dasar hara mineral yang sama dan berbagai
unsur digunakan oleh tanaman yang berbeda untuk menghasilkan tujuan akhir yang
sama. Tanaman tingkat tinggi membutuhkan 16 jenis hara esensial yang terdiri atas

3
4

kelompok hara makro dan mikro, meskipun pengelompokan tersebut masih


diperdebatkan karena hara mikro tertentu dapat menjadi hara makro untuk tanaman lain.

Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16
unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan siklus
hidupnya dengan sempurna. Ke 16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7 unsur
mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur-unsur
esensial. Unsur-unsur esensial ini berkaitan dengan pembuatan pupuk, diantaranya
sebagai bahan dasar dan harus melalui pengolahan lebih lanjut.

Pada umumnya pupuk yang mengandung garam-garaman tersebut (Na, Mg, Ca,
K) berpengaruh baik terhadap tanaman misalnya pada kalsium, pada proses sintesa
protein dibutuhkan untuk pembelahan dan pembesaran sel-sel tanaman, di samping
dapat menetralkan asam-asam organik yang dihasilkan pada proses metabolisme
tanaman sehingga tanaman terhindar dari keracunan. Selain berpengaruh pada
pembentukan Net pada tanaman melon, elemen ini berperan dalam menaikkan pH.

Dengan demikian unsur yang terdapat dalam air laut sebagian besar dapat
digunakan sebagai bahan pembuat pupuk.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah unsur hara yang terdapat dalam air laut?
2. Apa pengaruh unsur hara (garam-garaman) tersebut terhadap pertumbuhan
dan produksi tanaman?
3. Bagaimana cara pemanfaatan garam air laut sebagai alternatif solusi
kelangkaan pupuk?
4. Apakah kelebihan dan kekurangan dari pupuk hasil pengolahan garam-
garaman yang terkandung dalam air laut tersebut.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui unsur hara yang terdapat dalam air laut.
2. Untuk mengetahui pengaruh garam-garaman tersebut terhadap pertumbuhan
dan produksi tanaman.
5

3. Untuk mengetahui cara pemanfaatan garam air laut sebagai alternatif solusi
kelangkaan pupuk.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pupuk hasil pengolahan
garam-garaman yang terkandung dalam air laut tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Air Laut sebagai Sumber Hara

Air laut mengandung banyak ion mengakibatkan tingginya salinitas. Distribusi


hara di dalam air laut dipengaruhi oleh sirkulasi air laut, proses biologi dan mineralisasi
serta regenerasi nutrisi dengan adanya migrasi hewan dan suplai dari daratan. Rata-rata
konsentrasi garam-garam terlarut di air laut berkisar 3.5%, namun konsentrasi tersebut
tergantung pada lokasi dan laju evaporasi. Konsentrasi ion utama terlarut bervariasi dari
satu lokasi ke lokasi lain, namun secara proporsi relatifnya konstan. Air laut sudah
banyak digunakan untuk mengairi tanaman yang toleran terhadap salinitas (halophytes)
pada daerah-daerah dekat pantai. Mengingat tingginya kandungan kation, air laut dapat
digunakan sebagai salah satu sumber hara bagi tanaman termasuk tanaman yang sensitif
terhadap kadar garam yang tinggi.

6
7

Pada data tabel 1 di atas menunjukkan bahwa terdapat 14 jenis ion pada air laut.
Dari jumlah itu, konsentrasi klorida dan natrium terdapat dalam jumlah yang sangat
tinggi. Hal inilah yang menyebabkan tingginya salinitas air laut. Di samping itu sulfat,
magnesium (Mg), calsium (Ca) dan kalium (K) juga terdapat dalam konsentrasi yang
cukup tinggi dibandingkan unsur lainnya. Tingginya kandungan nutrien yang terdapat
pada air laut, khususnya unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman seperti Mg, Ca dan K
memberi petunjuk bahwa air laut dapat menjadi salah satu sumber alternatif nutrien bagi
tanaman. Berkaitan dengan tingginya salinitas air laut, tantangan yang dihadapi adalah
upaya untuk memanfaatkan unsur-unsur hara tersebut dengan menurunkan kandungan
Na dan Cl sampai pada level yang tidak merugikan pada tanaman. Di samping itu unsur
Na juga dapat dimanfaatkan sebagai unsur hara untuk jenis-jenis tanaman tertentu yang
membutuhkannya baik sebagai unsur tambahan/menguntungkan maupun sebagai
pengganti sebagian dari kebutuhan akan unsur K.

2.2 Pengaruh Unsur Esensial terhadap Pertumbuhan dan Produksi


Tanaman
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua
faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan
yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu
tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Banyak
unsur-unsur esensial, yang ada di dalam tanah, yang mempunyai pengaruh terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman, diantaranya unsur natrium (Na), magnesium (Mg),
kalsium (Ca), dan kalium (K).

Masing-masing unsur esensial tersebut mempunyai peranan dan pengaruh yang


berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Misalnya:

1. Kalium (K)
Unsur ini diserap dalam bentuk hampir pada semua proses metabolisme tanaman,
mulai dari proses penyerapan air, transpirasi, fotosintesis, respirasi, sintesa enzim dan
aktifitas enzim. Esensi unsur K adalah sebagai berikut:
8

a. K merupakan unsur yang higroskopis ( mudah menyerap air) ini menyebabkan


air banyak diserap di dalam stomata, tekanan osmotik naik, stomata membuka
sehingga gas CO2 dapat masuk untuk proses fotosintesis.

b. K berperan sebagai aktifitas untuk semua kerja enzim terutama pada sintesa
protein.

2. Natrium (Na)
Dalam hal pertumbuhan tanaman, unsur natrium lebih berperan sebagai unsur
pengganti sebagian peranan kalium (K) dalam tanah. Dengan kata lain, apabila di dalam
tanah kekurangan unsur kalium, maka peranannya sebagian dapat digantikan dengan
unsur natrium. Unsur Na dapat mengurangi agregasi tanah, permeabilitas terhadap
udara dan air, perkecambahan dan pertumbuhan akar.

3. Kalsium (Ca)
Unsur ini diserap dalam bentuk Ca. Sebagian basar terdapat dalam daun dan batang
dalam bentuk kalsium pekat yaitu dalam lamella pada dinding sel yang menyebabkan
tanaman menpunyai dinding sel yang lebih tebal sehingga tahan serangan hama dan
penyakit. Fungsi fisiologis kalsium yang sangat penting dalam tubuh tanaman adalah
dalam hubungan dengan sintesa protein yang dibutuhkan untuk pembelahan dan
pembesaran sel-sel tanaman, disamping dapat menetralkan asam-asam organik yang
dihasilkan pada proses metabolisme tanaman sehingga tanaman terhindar dari
keracunan.

4. Magnesium (Mg)

Unsur ini diserap dalam bentuk Mg. Esensi utama dari unsur ini adalah:

a. Merupakan bagian dari klorofil (inti klorofil) sehingga berhubungan langsung


dengan proses penting fotosintesis.

b. Menjadi pengikat antara insin dengan substrat sehingga kerja enzim bisa
berjalan normal.

c. Menjadi bagian dari fitin yang terdapat dalam benih sehingga mempercepet
proses perkecambahan benih.
9

Dengan adanya penjelasan di atas, maka jelaslah bahwa unsur-unsur hara dalam
tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan produksi tanaman.
Apabila salah satu unsure tidak terdapat dalam tanah, atau dengan kata lain, tanah
kekurangan salah satu atau bahkan beberapa unsure hara, maka pertumbuhan,
perkembangan, dan produksi suatu tanaman tersebut tidak akan mencapai maksimal.
Oleh karena itu, perlu adanya solusi atau pananganan terhadap pertumbuhan tanaman di
tanah yang mungkin kekurangan unsure-unsur esensial, agar hasilnya dapat maksimal.

2.3 Cara Pemanfaatan Garam Air Laut Sebagai Alternatif Solusi


Kelangkaan Pupuk
Pada dasarnya pemanfaatan air laut sebagai pengganti pupuk merupakan
penggantian pemakaian kalium menjadi natrium. Kalium merupakan unsur yang sangat
penting bagi tumbuhan namun keberadaannya di alam sangat terbatas, oleh sebab itu,
petani menggunakan pupuk seperti pupuk NPK.

Salah satu kendala pemaanfaatan air laut sebagai pupuk yaitu salinitas dari air laut
yang sangat tinggi. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara mengencerkan air laut. Saat
lahan dibasahi dengan air laut, petani hendaknya mengairi lahannya menggunakan air
tanah atau air sungai yang tidak mengandung garam. Air yang berasal dari sungai yang
tawar dapat melarutkan air asin. Untuk itu daerah persawahan, hendaknya membuat
parit-parit kelililing dan mengisinya dengan air hujan atau air sungai yang dapat
menlarutkan air laut yang masuk. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu frekuensi
irigasi. Pada daerah-daerah dengan intensitas curah hujan yang tinggi, pencucian
terhadap konsentrasi garam yang tinggi dapat dilaksanakan mengandalkan jumlah curah
hujan tersebut.

Cara kimia yang dapat kita lakukan untuk mengurangi tingkat salinitas air laut
yaitu dengan penambahan suatu basa misalnya kapur, baik berupa kalsit, dolomit atau
gypsum. Penggunaan kapur dapat mengefisienkan dana produksi karena harganya
cukup murah. Penambahan kapur dapat memperbaiki perkembangan bibit tanaman,
memperbaiki kualitas air yang masuk dan disimpan, meningkatkan pencucian garam-
garam terlarut, mengurangi biaya pengolahan tanah. Bahan lainnya yang dapat
digunakan untuk menurunkan tingkat salinitas adalah pupuk organik, baik berupa pupuk
10

kandang, pupuk hijau, maupun kompos dari bahan sisa-sisa tanaman dan gulma. Tujuan
pemberian bahan-bahan ini adalah untuk menyeimbangkan hara terutama terhadap
kensentrasi antara Na, Ca dan Mg.

Telah diadakan penelitian terhadap tanaman nanas. Tanaman nanas yang


tergolong CAM terbukti dapat memanfaatkan Na dari air laut terutama untuk
menggantikan sebagian fungsi K tanpa menimbulkan pengaruh buruk pada tanah dan
tanaman, serta hara lainnya setelah air laut diencerkan. Peningkatan konsentrasi Na, EC
dan SAR di tanah akibat aplikasi air laut masih dibawah batas yang membahayakan
bagi tanaman. Peningkatan serapan Na pada tanaman akibat aplikasi air laut ternyata
juga meningkatkan serapan K, Ca dan Mg baik pada daun tua, daun D, akar dan batang
nanas. Produksi biomasa dan buah nanas yang tinggi diperoleh pada saat 30%
kebutuhan K digantikan oleh Na ditambah dengan unsur hara lainnya yang terkandung
pada air laut. Hasil ini sama dengan yang didapat dengan menggunakan rekomendasi
pemupukan spesifik lokasi yaitu 300 kg K/ha.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pupuk serta Pemanfaatan Garam-


Garaman Air Laut

Pupuk buatan merupakan pupuk yang dibuat di dalam pabrik. Bahannya dari
bahan anorganik dan dibentuk dengan proses kimia sehingga pupuk ini lebih dikenal
dengan pupuk anorganik. Pupuk anorganik umumnya diberi kandungan zat hara tinggi.
Pupuk ini tidak diperoleh di alam, tetapi merupakan hasil ramuan di pabrik. Oleh karena
pupuk anorganik di buat manusia maka kandungan haranya dapat beragam, dan sesuai
kebutuhan tanaman. Dibandingkan dengan pupuk organik, pupuk anorganik mempunyai
keunggulan sebagai berikut.

1. Kandungan zat hara pupuk anorganik di buat secara tepat.


2. Pemberiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
3. Pupuk anorganik mudah di jumpai karena tersedia dalam jumlah banyak.
4. Praktis dalam transportasi dan menghemat ongkos angkut.
5. Beberapa pupuk anorganik dapat langsung diaplikasikan sehingga menghemat
waktu.
11

Di samping ada keuntungannya, pupuk ini juga memiliki kelemahan, yaitu tidak
semua pupuk anorganik mengandung unsur yang lengkap (makro dan mikro). Bahkan,
ada yang hanya mengandung satu unsur saja, Oleh karenanya pemberian harus disertai
dengan pupuk mikro dan pupuk kandang/kompos. Selain itu, pemakaian pupuk
anorganik harus sesuai yang dianjurkan, karena bila berlebihan menyebabkan tanaman
mati. Pemberian pupuk organik secara terus-menerus umumnya berakibat buruk pada
kondisi tanah. Tanah menjadi cepat mengeras, kurang mampu menyimpan air, dan cepat
menjadi asam.

Pemakaian pupuk anorganik selama ini telah diakui banyak menimbulkan


kerusakan, terutama rusaknya struktur tanah, kejenuhan tanah pada unsur hara tertentu
seperti urea dan sebagainya. Kejenuhan itu terjadi justru lantaran 30 tahun lebih para
petani menggunakan pupuk anorganik jenis tertentu seperti urea. Kecenderungan itu
terjadi karena petani ingin melihat pengaruh secara nyata dari pemupukan yang mereka
lakukan. Pupuk urea mampu memenuhi hal itu karena kandungan nitrogennya sangat
tinggi.

Akhir-akhir ini banyak dikeluhkan petani bahwa pemberian pupuk jenis tertentu
tak lagi berpengaruh pada produksi karena mikroorganisme tanah sudah menurun
jumlahnya di dalam tanah. Kondisi ini terjadi karena eksploitasi terus-menerus dengan
pemakaian pupuk anorganik yang menyebabkan terjadinya kerusakan tanah. Banyak
contoh, tanah yang diberikan pupuk anorganik tertentu akan menjadi pecah-pecah saat
kering atau berliat pada saat basah. Suatu kondisi yang tak baik bagi pertumbuhan akar
tanaman.

Penggunaan air laut sebagai alternatif solusi akan kelangkaan pupuk akan sangat
membantu petani dalam mengurangi pemakaian pupuk buatan sehingga kegagalan
panen akibat kekurangan pupuk dapat teratasi. Penggunaan hara air laur sangat efektif
mengingat di indonesia saat ini mengalami kelangkaan pupuk bersubsidi bagi para
petani kecil. Untuk memenuhi kebutuhan pupuknya para petani terpaksa membeli
pupuk yang lebih mahal (tidak bersubsidi). Hal ini meningkatkan biaya produksi petani
sehingga dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi mereka.

Adapun kelebihan penggunaan air laut sebagai peminimalisir penggunaan pupuk:


12

1. Air laut banyak mengandung unsur hara yang di butuhkan oleh tanaman,
terutama hara yang berupa ion-ion yang memerlukan biaya tinggi pada prosess
pembuatannya.
2. Dapat mengurangi penggunaan pupuk buatan sehingga biaya produksi petani
bisa berkurang. Mengingat air laut tersedia dalam jumlah yang melimpah.
3. Sangat berpotensi untuk pertanian di daerah dekat pantai, untuk memperluas
areal pertanian dalam rangka meningkatkan produksi bahan pangan Indonesia.
4. Menggunakan kapur untuk menurunkan tingkat salinitas air laut.

Pertanian berbasis air laut telah banyak dikembangkan terutama pada tanaman yang
tergolong halophytic yang ditanam dekat pantai dimana kekurangan air bersih. Berbagai
hasil penelitian memberikan peluang yang besar dalam budidaya tanaman halophytic
khususnya yang menghasilkan dedaunan untuk pakan dan biji menggunakan air laut.

Selain potensi di atas penggunaan air laut sebagai pupuk juga mengandung beberapa
kendala, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Memerlukan identifikasi jenis-jenis tanaman baik tahunan maupun musiman yang


toleran terhadap salinitas.
2. Memerlukan identifikasi jenis-jenis tanaman baik tahunan maupun musiman yang
yang memerlukan Na baik sebagai nutrien maupun sebagai pengganti K.
3. Memerlukan identifikasi jumlah hara yang dibutuhkan suatu tanaman dan jumlah
yang dapat disuplai dari air laut.
4. Hanya sangat berpotensi pada pertanian di daerah pantai
BAB III

KESIMPULAN

1. Air laut mengandung unsure hara yang dapat dibutuhkan. Garam-garaman


utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat
(8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%)
teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber
utama dari garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas
vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut
dalam. salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada
setiap kilogram air laut.

2. Banyak unsur-unsur esensial, yang ada di dalam tanah, yang mempunyai


pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, diantaranya unsur natrium
(Na), magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan kalium (K). Masing-masing unsur
esensial tersebut mempunyai peranan dan pengaruh yang berbeda terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman.

3. Pada dasarnya pemanfaatan air laut sebagai pengganti pupuk merupakan


penggantian pemakaian kalium menjadi natrium. Kalium merupakan unsur yang
sangat penting bagi tumbuhan namun keberadaannya di alam sangat terbatas, oleh
sebab itu, petani menggunakan pupuk seperti pupuk NPK.

4. Penggunaan air laut sebagai peminimalisir penggunaan pupuk mempunyai


beberapa

5. kelebihan dan kekurangan (kendala). Penggunaan hara air laur sangat efektif
mengingat di indonesia saat ini mengalami kelangkaan pupuk bersubsidi bagi para
petani kecil.

13
Daftar Rujukan

Anonim, 2005. Salinitas Air Laut. (Online),


http://oseanografi.blogspot.com/2005/07/salinitas-air-laut.html. diakses 11 Maret
2009.

Anonim, Pengaruh Unsur Esensial Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman.


(Online), www.tanindo.com/abdi4/hal2701.htm - 55k, diakses 11 Maret 2009.

Bali Post. 2005. Pupuk Organik Ramah Lingkungan. (Online),


http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/4/25/l1.htm, diakses 12 Maret 2009.

Prihmantoro, Heru. 2007. Memupuk Tanaman Sayur. (Online),


http://books.google.co.id/books?
id=c_sOxXXw0VQC&pg=PA14&lpg=PA14&dq=keunggulan+pupuk+anorganik
&source=bl&ots=-aoXzoOYLN&sig=XQ4tttx4tPAhvoNb5ukmTmTr-
GA&hl=id&ei=YTy8SdnyFZSM6gPwlOzcBA&sa=X&oi=book_result&resnum=
3&ct=result#PPA14,M1, diakses 12 Maret 2009.

Priyotomo, Gadang. 2007. Kandungan Umum Air Laut. (Online), http://gadang-e-


bookformaterialscience.blogspot.com/2007/12/info-kandungan-umum-air-
laut.html, diakses 11 Maret 2009.

Sipayung, Rosita.2003. Stres Garam dan Mekanisme Toleransi Tanaman. (Online),


library.usu.ac.id/download/fp/bdp-rosita2.pdf, diakses 11 Maret 2009.

Slavich, Peter, dkk. 2006. Pengkajian Salinitas Tanah Secara Cepat di Daerah yang
Terkena Dampak Tsunami Pengalaman di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
(Online), www.dpi.nsw.gov.au/__data/assets/pdf_file/0003/199407/Information-
Sheet-1-Pengkajian-salinity.pdf -, diakses 11 Maret 2009.

Wijayani, Ari dan Indra, Didik. 2004. Deteksi Kahat Hara N, P, K, Mg dan Ca.
(Online), www.dpi.nsw.gov.au/__data/assets/pdf_file/0004/199408/Information-
Sheet-2-Pengelolaan.pdf -, diakses 11 Maret 2009.

Yufdy, M. Prama dan Jumberi, Achmadi. 2006. Pemanfaatan Hara Air Laut untuk
Memenuhi Kebutuhan Tanaman. (Online),
www.dpi.nsw.gov.au/__data/assets/pdf_file/0006/199455/Ses2-Harnessing-
nutrients-from-seawater-for-plant-requirements.pdf, diakses 11 Maret 2009.

Yufdy, M. Prama dan Jumberi, Achmadi. 2006. Potensi Penanaman Tanaman Serealia
dan Sayuran pada Tanah Terkena Dampak Tsunami. (Online),

14
15

www.dpi.nsw.gov.au/__data/assets/pdf_file/0008/.../The-potential-of-planting-
broad-acre-and-vege-crops-in-tsunami-affected-soil.pdf, diakses 11 Maret 2009.

You might also like