Professional Documents
Culture Documents
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
Praktikum adalah salah satu bentuk strategi mengajar yang digunakan terutama untuk
pengajaran sains, untuk membantu mahasiswa memahami konsep–konsep sains yang dibahas di
ruang perkuliahan. Kegiatan praktikum memungkinkan mahasiswa terlibat dalam penyelidikan
dimana mahasiswa memakai pikiran mereka dan menarik kesimpulan (berhubung dengan benda–
benda nyata) dan dapat menggali ide–ide baru serta menghubungkan konsep dan teori dengan
data yang dikumpulkan lewat pengamatan pribadi.
Dalam kegiatan praktikum, mahasiswa secara langsung melakukan uji coba atas hipotesis
yang dikembangkan atau membuktikan kebenaran teori atau prinsip-prinsip sains yang berlaku.
Kegiatan praktikum dapat dilaksanakan karena dapat menunjang atau membantu mahasiswa
dalam memahami tentang materi-materi yang diperolehnya diperkuliahan.
Menurut Utomo dan Ruijter (1994) bentuk kegiatan praktikum efektif untuk mencapai secara
bersamaan tiga tujuan pengajaran seperti berikut :
1. Keterampilan kognitif yang tinggi yang sasarannya agar mahasiswa terlatih untuk
mengerti teori, dapat mengintegrasi teori-teori yang berbeda dan dapat menerapkan teori-
teori pada kenyataan persoalan yang ada.
2. Keterampilan afektif yang sasarannya adalah belajar merencanakan kegiatan secara
mandiri, belajar bekerja sama dan belajar mengkomunikasikan informasi mengenai
bidangnya serta belajar menghargai bidangnya.
3. Keterampilan psikomotorik yang sasarannya adalah belajar memasang peralatan sehingga
betul-betul berjalan dan belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu.
Tujuan praktikum menurut Shulman dan Thamir (1973) bahwa tenaga pengajar dapat
menentukan salah satu tujuan berikut :
1. Mendorong dan mempertahankan minat, sifat yang baik, kepuasan, keterbukaan dan rasa
ingin tahu terhadap sains.
2. Mengembangkan pikiran yang kreatip dan kemampuan untuk memecahkan masalah.
3. Mendorong sebagai aspek dari pikiran keilmuan termasuk bagian-bagian dari metode
sains seperti merumuskan hipotesis.
4. Mengembangkan pemahaman konsep dan potensial intelektual.
5. Mengembangkan keterampilan proses seperti merancang dan melakukan penyelidikan
mengukur, merekam data, menganalisis dan menafsirkan hasil percobaan dalam
praktikum.
MANFAAT PRAKTIKUM
Manfaat praktikum tersebut adalah :
Melatih keterampilan
Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan
Pembuktian ilmiah
Menghargai ilmu dan pengetahuan yang dimiliki
Pengalaman bekerjasama.
PERANAN PRAKTIKUM
Walaupun kegiatan praktikum telah lama menjadi bagian dari pendidikan sains di banyak
negara, peranannya telah mengalami perubahan maju dan mundur diantara penjelasan
(elucidation) dan pembuktian (verification) serta penyelidikan (investigation) untuk menemukan
fakta-fakta dan sampai pada prinsip-prinsip.
Ada berbagai pendekatan kegiatan praktikum, dan hasil yang dicapai juga berbeda untuk
pendekatan kegiatan praktikum yang berbeda. Menurut Nggandi Katu (1996). Secara umum
pendekatan praktikum yang sering dilakukan terbagi dalam 5 kategori :
2. Induktif
Pendekatan ini merupakan kebalikan dari kegiatan deduktif. Para mahasiswa diberi
kesempatan lewat kegiatan praktikum untuk membangun konsep, prinsip dan hukum lewat
pengalaman tangan pertama sebelum didiskusikan dan diajarkan oleh dosen di dalam kelas.
Kegiatan induktif melatih mahasiswa menggabungkan potongan-potongan hasil pengamatan
mereka menjadi satu kesatuan.
3. Keterampilan Proses
Pendekatan ini dikembangkan untuk menopang pendapat bahwa sains merupakan suatu cara
penyelidikan atau suatu cara berpikir. Proses berpikir yang dikaitkan dengan sains dan secara
khusus dengan kegiatan praktikum sering disebut keterampilan proses didalamnya termasuk
mengamati, mengklasifikasi, menggunakan hubungan ruang / waktu, menggunakan
bilangan,mengukur, melakukan, inferensi, memperediksi , mendifinisikan secara operasional,
memformulakan model, mengontrol variable, dan melaksanakan percobaan. Sering
ketrampilan-ketrampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi . Trampil dalam melakukan
pengamatan merupakan syarat utama keberhasilan suatu penyelidikan. Oleh karna itu
keterampilan ini perlu sungguh-sungguh dilatihkan kepada mahasiswa. Hasil pengamatan setiap
individu memusatkan pengamatannya pada gejala yang di rasa penting.
4. Keterampilan Teknik
Kemampuan teknik yang baik sangat penting untuk berhasilnya suatu paktikum. Dalam
kegiatan praktikum mahasiswa sering dituntut mampu mengoperasikan dan memanipulasi
peralatan dan alat ukur yang digunakan. Karena itu kegiatan praktikum haruslah juga
menyangkut pengembangan keterampilan-keterampilan. Dosen maupun mahasiswa harus
menguasai keterampilan teknik dasar laboratorium yaitu keterampilan manipulative yang
berkaitan dengan bidang sains yang diminati. Misalnya, seorang dosen fisika inti perlu
mengusahai keterampilan teknik dasar seperti membaca dan merangkai percobaan dan juga
memanipulasi rangkaian percobaan teknik pengukuran yang dipakai, dan hasil pengukuran.
5. Ekplorasi
Kadang-kadang perlu juga mahasiswa diminta lewat kegiatan praktikum untuk
mengeksplorasi ide, konsep, prinsip atau teori tanpa prosedur yang ditentukan. Mahasiswa hanya
diberi persoalannya dan mereka diminta untuk merancang praktikumnya.
JENIS PRAKTIKUM
Berdasarkan jumlah peserta per satuan kegiatan praktikum dapat dibagi atas praktikum
individual, beregu (berkelompok), dan demonstrasi.
Praktikum individual
Praktikum yang mengharuskan setiap mahasiswa secara individual mengikuti semua
prosedur praktikum termasuk menyusun laporan praktikum. Cara ini mempunyai kekuatan
dalam hal memberi kesempatan kepada setiap mahasiswa mendapat pengalaman belajar dan
berlatih bekerja mandiri baik dalam melaksanakan praktikum maupun dalam menyusun
laporan. Kelemahan cara ini adalah bahwa mahasiswa kurang diberi kesempatan untuk
berlatih bekerja dalam kelompok (teamwork) baik sebagai pemimpin maupun sebagai
anggota. Selain itu, untuk kegiatan serupa ini diperlukan bahan dan peralatan dalam jumlah
yang memadai. Jika peralatan kurang, mahasiswa mungkin harus bergilir untuk
menggunakan alat-alat sehingga praktikum menjadi kurang efisien dan mengurangi bobot
kredit yang sesungguhnya.
Praktikum beregu
Memungkinkan mahasiswa untuk berlatih bekerja sama dalam kelompok dalam situasi
pemimpin dan terpimpin. Salah seorang dari mereka berperan sebagai pemimpin yang
mengamati dan membantu mahasiswa yang sedang melakukan praktikum. Pemimpin akan
beralih peran menjadi terpimpin setelah mahasiswa yang berpraktikum selesai melakukan
tugasnya dengan baik. Yang seperti ini merupakan situasi yang sangat ideal. Lebih baik lagi,
kalau dosen dapat merencanakan agar penulisan laporan dilakukan secara kelompok juga
tanpa menguragi kemandirian para penulis. Yang kurang baik adalah kalau praktikum
beregu merupakan keterpaksaan karena bahan dan peralatan yang kurang karena akan
menurunkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Lebih-lebih, kalau anggota regu terlalu
banyak sehingga di antara mereka ada yang hanya berperan sebagai pengamat. Para
pengamat ini dirugikan karena pengalaman belajar mereka sangat sedikit.
Praktikum Demonstrasi
Hal yang baik untuk melengkapi pertemuan tatap muka teori di kelas atau untuk memulai
suatu kegiatan praktikum yang harus didahului dengan demontrasi namun bukan sebagai
kegiatan praktikum sendiri. Demonstrasi ini mungkin hanya dapat dilakukan kalau
menyangkut peralatan yang sangat “rawan” atau bahan yang sangat mahal.
Ditinjau dari segi pengendalian, praktikum dibagi menjadi dua kategori yaitu praktikum
mandiri dan praktikum terkendali.
Praktikum mandiri
Setiap mahasiswa/regu diberi kesempatan untuk melaksanakan praktikum tanpa
pengawasan yang ketat. Hal ini hanya mungkin terjadi kalau prosedur cukup sederhana atau
prosedur yang kompleks namun mempunyai langkah-langkah yang sangat jelas. Idealnya,
setiap mahasiswa bahkan dapat menentukan sebagian dari ketentuan praktikum sesuai
dengan minatnya misalnya dalam penentuan kadar vitamin C, mahasiswa dapat memilih
bahan apa yang akan diukur. Lebih ideal lagi, kalau dikerjakan secara beregu dengan jumlah
anggota regu yang sedikit misalnya dua orang.
Praktikum terkendali
Diperlukan kalau prosedur yang kompleks tidak dapat dilaksanakan tanpa bimbingan
yang ketat atau kalau praktikum mengikutkan alat yang rawan dan mahal sehingga harus
dikelola dengan sangat hati-hati. Praktikum yang seperti ini mungkin harus didahului dengan
demonstrasi untuk setiap langkahnya sebelum mahasiswa melaksanakan sendiri. Praktikum
dapat dilakukan di laboratorium, lapangan, atau di dalam kelas.
Praktikum lapangan
Diperlukan bagi bidang-bidang teknik, pertanian, sains yang berhubungan dengan
lapangan/lingkungan, humaniora, dan ilmu-ilmu sosial. Praktikum inni dapat dilakukan
secara individual atau beregu, mandiri atau terkendali.
Praktikum di kelas
Digunakan kalau praktikum tersebut berupa diskusi atau pengajaran prosedur yang hanya
berkaitan dengan alat-alat tulis dan gambar yang tidak memerlukan studio gambar.
Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah bekal dasar untuk melakukan percobaan yaitu :
1. Kemampuan menggunakan alat,membaca hasil pengukuran termasuk ketakpastiannya.
2. Menentukan ketidakpastian hasil percobaan yang menggunakan pengukuran tunggal
maupun berulang.
Pastikan bahwa mahasiswa sudah mempunyai bekal tersebut atau masukan dalam program.
Metoda praktikum perlu dikembangkan agar mahasiswa lebih bergairah dan agar
praktikum lebih efektif dan efisien dalam mencapai sasarannya, sehingga perlu sekali
dikembangkan metoda-metoda yang baru baik dengan cara memvereasi metoda yang sudah ada
untuk mendapatkan suatu metoda yang benar-benar sesuai dengan menyapaian target/ sasaran
pembelajaran yang diingini dosen. Beberapa metoda praktikum yang umumnya digunakan yaitu :
1. Metoda Konvensional
Metoda Konvensional atau metoda ‘buku resep’ dimana praktikam atau mahasiswa tinggal
melakukan perintah yang ditulis dalam intruksi praktikum atau dibimbing langkah demi langkah.
Kegiatan yang demikian sering tidak melatih mahasiwa untuk berpikir, mereka cenderung tidak
mendapatkan pengalaman yang baru dan biasanya cepat melupakan apa yang sudah dilakukan
dan memerlukan asisten yang banyak.
Jika objektifitasnya mencapai tingkat keterampilan tertentu maka diperlukan waktu yang
cukup untuk melakukan pengulangan-pengulangan, begitu pula untuk tingkat ketelitian yang
tinggi diperlukan pengukuran berulang.
Bila penekanan diberikan pada pemahaman konsep melalui praktikum maka perlu diberikan
penjelasan/ pertanyaan/ tugas yang mengkaitkan besaran yang diukur dan ditentukan (prinsip
percobaan) dan soal-soal mengenai penerapan konsep.
Jika teori yang diperlukan tidak atau belum disajikan sebelum percobaan dilakukan, maka
dalam penuntun praktikum harus diberikan teori yang cukup, agar mahasiswa dapat memahami
tentang apa yang hendak dilakukan. Bila dikehendaki mahasiwa bekerja mandiri/ dibantu sedikit
oleh asisten atau terpaksa karena kurang asisten, maka menuntun praktikum haruslah lebih
lengkap. Bentuk lain yang menuntun praktikumnya sedikit (tidak lengkap) saja adalah praktikum
yang harus dirancang sendiri oleh mahasiswa semacam proyek kecil atau penelitian.
2. Tahap Pengarahan
Arahan yang iberikan untuk kegiatan praktikum harus jelas. Arahan dapat disampaikan secara
lisan maupun tertulis. Langkah-langkah kegiatan harus spesifik dan tidak bermakna ganda.
Sanksi
1. Pada praktikan/kelompok akan dikenakan sanksi atas setiap pelanggaran terhadap
ketentuan-ketentuan di atas.
2. Sanksi dapat diberikan oleh setiap pembimbing, koordinator atau wakil Koordinator Lab
fisika.
3. Sanksi berupa pemberian surat peringatan.