You are on page 1of 7

Tugas

SEMINAR FISIKA
D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

NAMA : DEWI FATMAWATI


NIM : 072244610038
JURUSAN : FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIMED
2010
1. Bagaimana syarat fisis dan kimia untuk mencampurkan/menggabungkan bahan
yang berbeda dari komposit?
Jawab :
Komposit adalah bahan yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang
menyatu menjadi satu bahan. Termasuk dalam kelompok ini, bahan yang diberi
lapisan, bahan yang diperkuat dan kombinasi lain yang memanfaatkan sifat
khusus beberapa bahan yang ada. Biasanya sifat bahan yang menyatu dalam
komposit dapat dievaluasi dan diuji secara terpisah. Hal ini mengarah ke
penyusuna kaidah campuran sehingga sifat komposit dapat dihitung berdasarkan
sifat komponennya. Ada dua hal yang diperhatikan pada komposit yang diperkuat
agar dapat membentuk produk yang efektif, yaitu :
1. Komponen penguat arus memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi
daripada komponen matriksnya.
2. Harus ada ikatan permukaan yang kaut antara komponen penguat dan
matriksnya.
Secara umum, sifat-sifat komposit ditentukan oleh:
a. Sifat-sifat serat
b. Sifat-sifat resin
c. Rasio serat terhadap resin dalam komposit (Fraksi Volume Serat – Fibre
Volume Fraction
d. Geometri dan orientasi serat pada komposit

Syarat untuk mencampurkan/menggabungkan bahan komposit yang berbeda


adalah
- Syarat fisis
Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan peranan
penting dalam menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit. Gabungan
matriks dan serta dapat menghasilkan komposit yang mempunyai kekuatan
dan kekakuan yang lebih tinggi dari bahan konvensional seperti keluli.
a.) Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah berbanding
dengan bahan konvensional. Ini memberikan implikasi yang penting dalam
konteks penggunaan karena komposit akan mempunyai kekuatan dan
kekakuan spesifik yang lebih tinggi dari bahan konvensional. Implikasi
kedua ialah produk komposit yang dihasilkan akan mempunyai kerut yang
lebih rendah dari logam. Pengurangan berat adalah satu aspek yang
penting dalam industri pembuatan seperti automobile dan angkasa lepas.
Ini karena berhubungan dengan penghematan bahan bakar.
b.) Dalam industri angkasa lepas terdapat kecendrungan untuk
menggantikan komponen yang diperbuat dari logam dengan komposit
karena telah terbukti komposit mempunyai rintangan terhadap fatigue yang
baik terutamanya komposit yang menggunakan serat karbon.
c.) Kelemahan logam yang agak terlihat jelas ialah rintangan terhadap kakisa
yang lemah terutama produk yang kebutuhan sehari-hari. Kecendrungan
komponen logam untuk mengalami kakisan menyebabkan biaya
pembuatan yang tinggi. Bahan komposit sebaiknya mempunyai rintangan
terhadap kakisan yang baik.
d.) Bahan komposit juga mempunyai kelebihan dari segi versatility (berdaya
guna) yaitu produk yang mempunyai gabungan sifat-sifat yang menarik
yang dapat dihasilkan dengan mengubah sesuai jenis matriks dan serat
yang digunakan. Contoh dengan menggabungkan lebih dari satu serat
dengan matriks untuk menghasilkan komposit hibrid.
e.) Massa jenis rendah (ringan)
f.) Lebih kuat dan lebih ringan
g.) Perbandingan kekuatan dan berat yang menguntungkan
h.) Lebih kuat (stiff), ulet (tough) dan tidak getas.
i.) Koefisien pemuaian yang rendah
j.) Tahan terhadap cuaca
k.) Tahan terhadap korosi
l.) Mudah diproses (dibentuk)
m.) Lebih mudah disbanding metal

- Syarat kimia
a. Memiliki struktur yang sama
b. Memiliki komposisi unsur yang dapat dicampurkan dengan bahan yang
lain.
Proses pencetakan komposit

Perlu memilih bahan komposit yang cocok menurut sifat-sifatnya yang telah
dijelaskan agar dapat memperkuat matriks dari komposit. Untu pencetakan bahan
komposit :

1. Resin yang dipakai perlu memiliki viskositas rendah, dapat sesuai dengan
bahan penguat dan permeable.
2. Dapat diukur pada temperature kamar dalam waktu optimal.
3. Mempunyai penyusutan kecil, pada pengawetan.
4. Memiliki kelengketan yang baik dengan bahan penguat.
5. Mempunyai sifat baik dari bahan yang diawetkan.

2. Bagaimana jika dua bahan komposit tidak dapat digabung ?


Jawab :
Pada umumnya komposit yang dibuat manusia dapat dibagi kedalam tiga
kelompok utama :
 Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC) – Bahan ini
merupakan bahan komposit yang sering digunakan disebut, Polimer Berpenguatan
Serat (FRP – Fibre Reinforced Polymers or Plastics) – bahan ini menggunakan
suatu polimer-berdasar resin sebagai matriknya, dan suatu jenis serat seperti kaca,
karbon dan aramid (Kevlar) sebagai penguatannya.
 Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC) – digunakan
pada lingkungan bertemperatur sangat tinggi, bahan ini menggunakan keramik
sebagai matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-serabut (whiskers)
dimana terbuat dari silikon karbida atau boron nitride.

 Komposit Matrik Polimer


Sistem resin seperti epoksi dan poliester mempunyai batasan penggunaan dalam
manufaktur strukturnya, dikarenakan sifat-sifat mekanik tidak terlalu tinggi
dibandingkan sebagai contoh sebagian besar logam. Bagaimanapun, bahan
tersebut mempunyai sifat-sifat yang diinginkan, sebagian besar khususnya
kemampuan untuk dibentuk dengan mudah kedalam bentuk yang rumit.
Bahan seperti kaca, aramid dan boron mempunyai kekuatan tarik dan kekuatan
tekan yang luar biasa tinggi tetapi dalam ‘bentuk padat’ sifat-sifat ini tidak
muncul. Hal ini berkenaan dengan kenyataan ketika ditegangkan, serabut retak
permukaan setiap bahan menjadi retak dan gagal dibawah titik tegangan patah
teoritisnya. Untuk mengatasi permasalahan ini, bahan diproduksi dalam bentuk
serat, sehingga, meskipun dengan jumlah serabut retak yang terjadi sama, serabut
retak tersebut terbatasi dalam sejumlah kecil serat dengan memperlihatkan sisa
kekuatan teoritis bahan. Oleh karena itu seikat serat akan mencerminkan lebih
akurat kinerja optimum bahan. Bagaimanapun juga satu serat dapat hanya
memperlihatkan sifat-sifat kekuatan tarik sesuai panjang serat, seperti halnya serat
dalam suatu tali.
Jika sistem resin dikombinasikan dengan serat penguat seperti kaca, karbon
dan aramid, sifat-sifat yang luarbiasa dapat diperoleh. Matrik resin menyebarkan
beban yang dikenakan terhadap komposit antara setiap individu serat dan juga
melindungi serat dari kerusakan karena abrasi dan benturan. Kekuatan dan
kekakuan yang tinggi, memudahkan pencetakan bentuk yang rumit, ketahanan
terhadap lingkungan yang tinggi dengan berat jenis rendah, membuat kesimpulan
komposite lebih superior terhadap logam dalam banyak aplikasi. Bila Komposit
Matrik Polimer mengabungkan sistem resin dan serat penguat, sifat-sifat yang
dihasilkan bahan komposit akan memadukan beberapa hal sifat-sifat yang dimiliki
oleh resin dan yang dimiliki oleh serat.

3. Bila suatu serat/komposit dipotong – potong apakah sama nilai tensile stress dari
masing – masing komposit itu?
Jawab :

Reaksi komposit terhadap beban tarik sangat tergantung pada sifat kekakuan dan
kekuatan tarik dari serat penguat, dimana jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
resinnya. Apabila suatu serat/komposit dipotong – potong maka nilai tensile stress
sama dengan suatu serat/komposit yang tidak dipotong – potong, karena serat
yang dipakai sama.
Konsep dari metode EWF menyatakan bahwa saat benda padat ulet (ductile solid)
dengan retakan dikenakan beban, maka proses perpatahan terjadi di dua daerah
yang berbeda, yaitu daerah proses perpatahan bagian dalam (inner fracture proses
zone) dan daerah plastis bagian luar (outer plastic deformation zone).
Gambar 2.1 Gambar spesimen EWF tipe SENT (Single Edge Notch Tension)
Inner fracture process zone adalah daerah di mana terjadi proses perpatahan,
sedangkan outer plastic deformation zone adalah daerah di mana terjadi deformasi
plastis sebagai akibat menerima tegangan yang berasal dari daerah bagian dalam
(inner fracture process zone). Kerja yang terjadi pada daerah dalam disebut
sebagai kerja esensial patah (We), sedangkan kerja pada daerah luar disebut
sebagai kerja non-esensial patah (Wp). We adalah parameter ketahanan retak murni
dan merupakan kerja dari permukaan dan sebanding dengan panjang ligamen (l),
sedangkan Wp adalah volume dari daerah deformasi plastis dan sebanding dengan
l2. Kondisi patahan dapat dibedakan atas plane stress dan plane strain. Kondisi
plane stress terjadi apabila tegangan pada arah z sama dengan nol sehingga tidak
ada tegangan yang menahan terjadinya deformasi material. Plain strain adalah
keadaan di mana harga regangan material pada arah z sama dengan nol.

Gambar 2.3 Ilustrasi plane stress dan plane strain


Selain dapat dilihat secara visual melalui hasil foto makro, kondisi plane stress dan
plane strain juga dapat dilihat dengan menggunakan harga plastic constrain factor
(PCF).
DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, Oktober 2009, pengaruh lebar specimen, website : http://www.onkian.com

Veindra Harbrian, Februari 2007, Pengaruh Ketebalan Inti (core) Terhadap Kekuatan
Bending komposit Sandwich Serat E-glass Chopped Strand Mat-unsaturated
Polyester Resin dengan Inti (core) Spon, website : http://digilib.unnes.ac.id

Nama : dewi fatmawati


Fb : de_wifa@yahoo.com
Twitter: de_wifa@yahoo.com
My space : de_wifa@yahoo.com
Koprol : de_wifa@yahoo.com

You might also like