You are on page 1of 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam
pembangunan nasional, terutama dalam pembentukan manusia Indonesia yang
seutuhnya, yang mempunyai kualitas prima secara jasmani dan rohani serta mampu
menjadi komponen pembangunan yang solid. Sedangkan tujuan pembangunan nasional
di bidang kesehatan itu sendiri adalah tercapainya kehidupan yang sehat bagi tiap-tiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu
unsur kesejahteraan umum dari pembangunan nasional. Salah satu strategi
pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan masyarakat sehat mandiri dan
berkeadilan dengan menerapkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, yang
berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif
terhadap terbentuknya lingkungan yang sehat dan perilaku sehat. Terdapat paradigma
baru dalam konsep kesehatan yaitu terjadinya pergeseran dari pelayanan medis (medical
care) ke pemeliharaan kesehatan (health care), sehingga setiap upaya penanggulangan
masalah kesehatan lebih menonjolkan aspek peningkatan (promotive) dan pencegahan
(preventive) dibanding pengobatan (curative).1
Perbaikan kualitas kesehatan secara nasional sebaiknya dimulai sejak usia
dini dan dimulai dari hal yang mendasar yaitu pemenuhan kebutuhan gizi yang optimal
sejak dini. Salah satu hal yang krusial mengenai ini adalah pemberian ASI (Air Susu
Ibu) eksklusif yang merupakan suatu komponen yang penting sebab termasuk dalam
periode emas pertumbuhan. Pemberian ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja
selama bayi berusia 0-6 bulan tanpa diberi cairan lain seperti susu formula, madu, air
putih, teh, sari buah, serta tanpa makanan padat tambahan seperti bubur susu, pisang,
nasi tim, dsb. Pemberian makanan padat dan pengganti ASI yang terlalu dini dapat
memberikan efek yang kurang baik bagi imunitas bayi dan permasalahan pemenuhan
kebutuhan gizi bayi tersebut.1,2
Pemberian ASI ekklusif sendiri sebenarnya telah mendapat tempat tersendiri
dalam UU kesehatan No.36 tahun 2009. Dalam pasal 128 ayat (1) disebutkan bahwa
setiap bayi berhak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sejak dilahirkan selama 6
bulan kecuali atas indikasi medis. Dalam penjelasan pasal ini disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan “pemberian air susu ibu eksklusif” adalah pemberian hanya air susu
ibu selama 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai 2 tahun dengan memberikan makanan
pendamping air susu ibu (MP-ASI) sebagai makanan tambahan sesuai dengan
kebutuhan bayi. Sedangkan kriteria “indikasi medis” dalam ketentuan ini adalah kondisi
kesehatan ibu yang tidak memungkinkan memberikan air susu ibu berdasarkan indikasi
medis yang ditetapkan oleh tenaga medis. Lebih lanjut lagi dinyatakan bahwa selama
pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus
yang diadakan di tempat kerja dan sarana umum.2
Belakangan ini, angka pemberian ASI eksklusif mengalami penurunan.
Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), menunjukkan
adanya penurunan jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya (64% dari
total bayi yang ada). Hal ini sangat memprihatinkan dan perlu mendapatkan perhatian
khusus oleh para praktisi kesehatan, terutama ujung tombak pelayanan kesehatan seperti
puskesmas.2
Tidak dapat dipungkiri, ada berbagai macam hal yang mengakibatkan hal
tersebut. Semakin banyaknya wanita yang bekerja di luar rumah, adanya ketidaktahuan
mengenai pemberian ASI ekslusif serta manfaatnya, serta keengganan ibu untuk
melakukan pemberian ASI ekslusif merupakan beberapa hal yang dimungkinkan
menjadi penyebab semakin menurunnya angka pemberian ASI eksklusif. Untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan ini diperlukan peran aktif dan kerjasama
antara pihak petugas kesehatan dengan masyarakat itu sendiri.2

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui, menganalisa, dan mendeskripsikan pelaksanaan manajemen
program dan pelayanan di Puskesmas Salaman I periode Januari-Oktober 2010
serta memberikan alternatif pemecahan masalah dalam rangka upaya perbaikan
kinerja Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan yang
ada di Puskesmas Salaman 1 Periode Januari – Oktober 2010.
b. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah yang ditemukan di
Puskesmas Salaman 1 Periode Januari – Oktober 2010.
c. Mahasiswa mampu menganalisis penyebab masalah dari prioritas masalah
yang telah ditemukan di Puskesmas Salaman 1 Periode Januari – Oktober
2010.
d. Mahasiswa mampu membuat alternatif pemecahan masalah dari masalah-
masalah yang ditemukan di Puskesmas Salaman 1 Periode Januari –
Oktober 2010.
e. Mahasiswa mampu menentukan pengambilan keputusan dari alternatif
masalah di Puskesmas Salaman 1 Periode Januari – Oktober 2010.
f. Mahasiswa mampu menyusun rencana kegiatan dari pemecahan masalah
yang terpilih di Puskesmas Salaman 1 Periode Januari – Oktober 2010.

C. Metodologi
Data primer diperoleh dari wawancara dengan Kepala Puskesmas, dokter,
pemegang program dan staf Puskesmas, untuk memperoleh informasi program
pelayanan di Puskesmas Salaman I. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari
catatan tertulis yang ada di Puskesmas Salaman I tanggal 2 sampai 7 Desember
2010.
Dari segi manajemen puskesmas, data yang diperoleh yaitu data hasil
kegiatan sampai dengan bulan berjalan. Hasil cakupan dibandingkan dengan target
tahun 2010 didapatkan pencapaian. Masalah didapatkan jika pencapaian kurang dari
100%. Kemudian ditentukan prioritas masalah dengan Hanlon kuantitatif. Dari
prioritas masalah tersebut dilakukan analisis penyebab masalah dengan pendekatan
sistem. Kemudian dilakukan pembuatan Fish Bone Analyze dengan output sebagai
masalah/akibat, input dan proses sebagai akar penyebab masalah. Penyebab masalah
yang ada kemudian diprioritaskan dengan paired comparison. Dengan
menggunakan tabel dan diagram Pareto, dipilihlah penyebab masalah yang akan
diintervensi. Penyebab masalah yang telah terpilih kemudian dicari alternatif
pemecahan masalahnya. Kemudian dilakukan pengambilan keputusan mengenai
pemecahan masalah mana yang akan diusulkan dan dibuat plan of action.
BAB II
ANALISIS SITUASI

A. Lingkungan
1. Data Wilayah
1.1. Batas-batas wilayah Puskesmas Salaman I adalah :
Utara : Kecamatan Tempuran, Kab. Magelang.
Selatan : Kecamatan Bener, Kab. Purworejo dan Kec. Samigaluh, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Barat : Wilayah kerja Puskesmas Salaman II
Timur : Kecamatan Borobudur, Kab. Magelang.

gambar 1: Peta Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I Kabupaten Dati II Magelang

1.2. Luas Wilayah Kerja


Luas wilayah kerja Puskesmas Salaman I adalah 31,89 km2.
1.3. Pembagian Wilayah
Wilayah kerja Puskesmas Salaman I terdiri dari 10 desa (Salaman, Kalisalak,
Menoreh, Kalirejo, Paripurno, Ngargoretno, Ngardirejo, Sidomulyo,
Kebonrejo, Banjarharjo) dengan 65 dusun.
1.4. Kondisi Geografis
 Daerah dataran : 60% terdiri dari 5 desa
 Pegunungan : 30% terdiri dari 3 desa
 Daerah bergelombang : 10% terdiri dari 2 desa
1.5. Transportasi
Jarak puskesmas – RSU Tidar : 15 km
Jarak puskesmas – Kantor Dinas Kabupaten : 20 km
Jarak puskesmas – RSU Muntilan : 20 km
Jarak puskesmas – desa terjauh : 10 km
Semua desa / balai desa dapat terjangkau dengan kendaraan bermotor roda dua.
Angkutan umum : ojek, andong, angkudes, pick-up dan bis umum.
1.6. Komunikasi
Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar : telepon, radio medik.

2. Keadaan Penduduk ( Desember Tahun 2009)


Jumlah penduduk : 42.020 jiwa
Laki-laki : 20.758 jiwa (49,62%)
Perempuan : 21.170 jiwa (50,38%)
Jumlah KK : 12.618 KK
Kepadatan penduduk : 13.344 jiwa/km2
Jumlah pasangan usia subur : 12.483 pasangan
Data penduduk berdasarkan umur tampak pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Komposisi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I
Bulan Juni Tahun 2010
Umur Jumlah Persentase
0-<1 705 1,71
1-<5 2820 6,86
5-6 1227 2,98
7-15 6858 16,68
16-21 3612 8,79
22-59 22132 53,84
>60 3753 9,14
Total 41107 100
Sumber : BPS Kabupaten Magelang Juni tahun 2010
Komposisi penduduk menurut produktivitas (menurut data kecamatan Salaman
tahun 2010 :
0-14 tahun : 11.009 jiwa
15-59 tahun : 26.345 jiwa
> 60 tahun : 3.753 jiwa
3. Sosial Budaya
Pemeluk Agama
Tabel 2. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I
Agama Jumlah %
Islam 41.680 99,2 %
Kristen protestan 197 0,47 %
Katolik 1143 2,72 %
Budha 0 -
Hindu 0 -
Total 42.020 100 %
Sumber : Data statistik kecamatan salaman tahun 2009
Sarana Peribadatan
Masjid : 102 buah
Gereja : 1 buah

Tingkat Pendidikan
Tabel 3. Data Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I
Tingkat Pendidikan Jumlah %
Tidak sekolah 3.194 7,49 %
Belum sekolah 306 0,73 %
Belum tamat SD / sederajat 5.766 13,72 %
Tidak tamat SD / sederajat 6.087 14,48 %
Tamat SD / sederajat 15.425 36,70 %
Tamat SLTP / sederajat 5.999 14,27 %
Tamat SLTA / sederajat 4.345 10,34 %
Tamat akademi / PT 614 1,46 %
Total 42.020 100 %
Sumber : Data statistik kecamatan Salaman tahun 2009
Sarana Pendidikan ( Sumber : BPS Magelang Tahun 2009 ) :
TK : 54
SD / MI : 57
SLTP / Mts : 15
SLTA / MA : 7
Pesantren : 17

4. Sosial Ekonomi
Tabel 4. Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja
Puskesmas Salaman I Sumber : Data
Mata Pencaharian Jumlah % statistik kecamatan
Buruh tani 7.152 21,7 %
salaman tahun
Tani 8.415 25,58 %
2009
Buruh 2.888 8,78 %
PNS / ABRI 930 2,82 %
Sarana Perekonomian
Sopir angkutan 940 2,86 %
KUD
Pedagang 1.565 4.76 %
Pensiunan PNS /ABRI 382 1,16 %
: 1 buah
Pengusaha 998 3,03 %
Bank
Lain-lain 17.837 29,25 %
Total 41.107 100 %
: 3 buah
Pasar umum : 3 buah
Home Industry : 16 buah
Warung makan : 25 buah
Terminal : 1 buah
Penggilingan padi : 13 buah
Penggilingan tepung : 1 buah
Pengelolaan minyak cengkeh : 1 buah
Total : 64 buah
5. Kesehatan Lingkungan
5.1. Sarana penyediaan Air bersih
Jenis dan jumlah sarana air bersih :
– Sumur gali : 13.870 pemakai
– Perlindungan mata air : 10.275 pemakai
– Perpipaan : 1.720 pemakai
– PAM : 4.128 pemakai
5.2. Sarana jamban
Jenis dan jumlah sarana jamban keluarga :
– Cemplung leher angsa : 4.488 buah
– Cemplung non leher angsa : 420 buah
– Septic tank : 8.852 buah
5.3. Sarana Pembuangan Air Limbah
Jumlah sarana pembuangan air limbah
– Jumlah rumah : 8.220 rumah
– Jumlah rumah dengan sarana pembuangan air limbah : 1.853 rumah
Dari 8.220 rumah, 1.853 rumah ( 22,54% ) sudah mempunyai saluran pembuangan
air limbah.

A. Masukan
1. Sarana Fisik
Puskesmas Salaman I merupakan Puskesmas Rawat Inap, pertama kali
didirikan sebagai Rumah Sakit Pembantu (RSP), dan semenjak adanya
Puskesmas sekitar tahun 70-an, diberlakukan sebagai puskesmas dengan rawat
inap.
Luas tanah :14.200 m2
Luas gedung : 1.600 m2
Jumlah tempat tidur : 50 buah, terdiri atas:
Tabel 5. Nama Ruang Perawatan, Kelas dan Jumlah Tempat Tidur (TT).

Jumlah Tempat Tidur (TT)


Tahun Tahun
No Bangsal / Ruang Status Perolehan Status Perolehan
TT TT
Kelas Tempat Kelas Tempat
Tidur Tidur
1 Teratai – Putra II 4 2007 III 8 Bed Lama
Flamboyan –
2 II 3 2006 III 7 Bed Lama
Putri
3 Dahlia – Putri II 4 Bed Lama
4 Melati – Anak III 7 Bed Lama
5 Anggrek II 2 2004
6 Mawar I 7 2006
7 Bersalin II 4 2007 III 2 Bed Lama
Boks
2
Bayi
33 17
Total TT 50 TT

Ruangan pelayanan yang tersedia :


– Ruang UGD : 1 ruang
– Ruang Pendaftaran : 2 ruang
– Ruang radiologi : 1 ruang
– Kamar operasi minor : 1 ruang
– BP umum : 2 ruang
– BP Gigi : 2 ruang
– BP spesialis mata : 1 ruang
– Ruang poli Kebidanan dan Kandungan : 2 ruang
– Ruang KIA/KB : 4 ruang
– Ruang Laboratorium : 1 ruang
– Ruang Pelayanan Obat : 1 ruang
– Gudang Obat : 2 ruang
– Ruang Dapur : 1 ruang
– Ruang Gizi : 1 ruang
Sarana / upaya kesehatan lain :
a. Puskesmas pembantu 4 buah ( Ngargoretno, Kalisalak, Ngadirejo,
Kalirejo), dengan jumlah tenaga medis yang terbatas.
b. Polindes 2 buah (Ngadirejo, Banjarharjo)
c. Pos Kesehatan Desa 4 buah (Kalirejo, Sidomulyo, Paripurno, Kebonrejo)
d. Dukun bayi 27 orang (di semua desa kecuali desa Sidomulyo), dukun
terlatih 24 orang
e. Posyandu 67 tempat
1) Pratama Sidhi : 2 posyandu
2) Madya Sidhi : 25 posyandu
3) Purnama Sidhi :18 posyandu
4) Mandiri : 43 posyandu
Kader Posyandu :
- Terlatih 289 orang (rata-rata 4 kader per posyandu)
- Yang aktif 335 orang (rata-rata 4 kader per posyandu )
1. Sarana, Dana dan Tenaga
2.1 Sarana
Sarana Penunjang :
a. Penunjang medis
1) Dental unit dan dental chair : dalam keadaan lengkap
2) Perlengkapan medik umum :
– KIA set dan KB
– Poliklinik set
– IUD set
– Peralatan surgical
– Perlengkapan laboratorium
– Alat UGD obstetric dan neonatal
– Radiologi
– EKG
a. Sarana Obat
– Obat yang tersedia dalam jumlah cukup, jenis terbatas dan dalam
keadaan baik.
– Obat-obatan berasal dari obat DAU Kabupaten, DAU Propinsi,
Askes.
– Disamping itu ada dana obat dari APBD Kabupaten untuk suplemen.
a. Sarana Penunjang Lain :
– Mobil ambulance : 1 buah
– Mobil Pusling : 2 buah
– Sepeda motor : 5 buah
– Lemari es dan frezer : 5 buah
– Alat komunikasi radio medik, telepon, komputer dan alat-alat
penyuluhan.
2.2 Sumber Dana
Sumber pendanaan puskesmas Salaman I berasal dari :
a. Pendapatan Puskesmas
1) Retribusi dan Biaya Pelayanan/Tindakan Medis
2) Lain-lain : parkir
a. Penerimaan
Dana puskesmas diperoleh dari :
1) Dana dari APBD Kabupaten untuk operasional meliputi gaji,
sarana dan prasarana aparatur serta sarana dan prasarana publik
2) Dana dari APBD Kabupaten melalui Dinas Kesehatan untuk
pemeliharaan kendaraan roda dua dan roda empat
3) Tahun 2006 terdapat dana dari ( Dana Alokasi Khusus ) melalui
Dinas Kesehatan untuk rehab / perbaikan kamar mandi, ruang jaga
bangsal putri, ruang jaga bangsal putri, ruang jaga bangsal bersalin
sebesar Rp. 90.000.000,-
4) Tahun 2006 terdapat dana dari APBD kabupaten dan INGUB
(Intruksi Gubernur ) sebesar Rp. 909.000.000,00 ( APBD Rp.
300.000.000,00 dan INGUB Rp. 618.250.000,00 ) untuk rehab dan
perbaikan beberapa ruangan dan penambahan ruangan baru
5) Dana dari JAMKESMAS
6) Dana dari pihak ketiga PT Askes
2.3 Ketenagaan
Tabel 6. Data Ketenagaan Puskesmas Salaman I
No Kategori Tenaga Jumlah
1. Dokter umum 4
2. Dokter spesialis Obsgyn 1
3. Dokter spesialis Anak 1
4. Dokter spesialis Penyakit Dalam 1
5. Dokter gigi 2
6. Bidan Puskesmas/Rawat Inap 2/5
7. Bidan Desa PNS/PTT 7/2
8. Perawat Kesehatan (AKPER/SPK/S.Kep/Nrs) 11/2/2/1
9. Pembantu Perawat / SPPU 4/1
10. Perawat Gigi 2
11. Petugas Gizi Rawat Inap 1
12. Sanitarian 1
13. Perawat Wiyata Bakti 8
14. Pelaksana Laborat 3
15. Tenaga Farmasi (Apoteker/ SAA) 1/1
16. Pembantu Loket Obat 1
17. Pelaksana Loket Pendaftaran 3
18. Pelaksana Tata Usaha 4
19. Petugas Radiologi 1
20. Tenaga Dapur 4
21. Pengemudi PNS/ wiyata Bhakti 1/ 1
22. Tukang Kebun PNS / wiyata bakti 2/1
23. Satpam PNS/wiyata bhakti 4/1
24. Petugas Cuci THL 1
25. Cleaning Service 3
26. Sympus 1
27. Teknisi alat medic 1
JUMLAH 91
Sumber : Tenaga Kerja di Puskesmas Salaman I tahun 2010
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS SALAMAN I
Kepala
PKM
Rawat
Penyehatan
UnitPuskesmas
Kelompok
Unit Penggerak
Jalan
Administrasi
Unit
Pelayanan
Keuangan
Pemberdayaan
Jabatan
Rawat
Penunjang
Umum Pembantu
Kesehatan
Inap Lingk
Pembangunan
Fungsion :Ahmad:Woro Puskesmas
Sriwigati,SE,
Rawat
Laboratorium
Titik Kadarsih,S.Sos;
inap
Masyarakat
Poli
Wihayanti,S.T
Humam,Amd
Kalisalak
Umum dan : Keluarga
Sarkoyir
: dr.
Kesehatan : EnyHery
Pujiati
: dr.
Suratmi,S.Sos,
Sumantyo
Rontgen
Tri
Siamsasi
P2M
JPKM
Kali Setyowati
rejo Rdr.Siamsasi
Siti
: El
Joko S.R :Ahmad
: Jamiatul
: B
Aminah
Dapur/Gizi
UGD Nur,SE, Santosa
Buntoro,Amd.Kep
Humam,Amd
Ngargoretno : El Nur
Andang B : dr.
Siamsasi R Kel
UKS
Kesehatan
Ngadirejo : Andang
: :Ahmad
Sumaryati
B
Spesialis
Humam Sri Riyandari, Bidan : Desa dr.
spesialis
Perkesmas
Peningkatan Gizi :: WahyuSri Sri
Poli Gigi
Kustinah,S.Kep
Lestari,Amd : drg. Budi
Handoyo
KIA/KB : Sri
Riyandari/
Sumaryati
A. Proses
Berdasarkan wawancara dan pengamatan mengenai proses manajemen di
Puskesmas Salaman I, diperoleh data sebagai berikut :

1. Perencanaan (P1)

a. Tahap Persiapan

Kepala puskesmas membentuk tim yang terdiri dari ketua, sekretaris


dan penanggunggjawab masing-masing unit. Bahan perencanaan mengacu
pada buku Pedoman Perencanaan tingkat Puskesmas.

Kepala Puskesmas memberikan bahan perencanaan kepada masing-


masing penanggungjawab dan menjelaskan mengenai Perencanaan Tingkat
Puskesmas (PTP), kemudian mengadakan pengkajian bahan perencanaan
tersebut untuk menentukan tujuan dan sasaran kegiatan.

b. Tahap Analisis Situasi

Tim Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) mengumpulkan data umum


dan data pencapaian target. Data umum diantaranya adalah data kependudukan
dan data wilayah yang diperoleh dari kantor kelurahan dan kecamatan. Data
sekolah diperoleh dari kantor pendidikan nasional kecamatan. Sedangkan data
pencapaian target diperoleh dari data Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Puskesmas.

Tiap unit mengumpulkan data hasil pencapaian kegiatan selama satu


tahun kemudian diolah dan ditampilkan dalam bentuk grafik, tabel dan peta.
Data tersebut dianalisa dan dengan membandingkan dengan target yang
mengacu pada SPM sebelumnya. Hasil analisa digunakan untuk laporan
kegiatan tahunan dan acuan langkah berikutnya.

c. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

Masing-masing tim mengajukan rencana usulan kegiatan ( RUK )


dengan mempertimbangkan faktor-faktor pendukung dan penghambat untuk
menghasilkan hasil yang seoptimal mungkin. Prioritas masalah ditentukan oleh
kepala Puskesmas beserta tim. Setelah prioritas ditentukan maka dipikirkan
pemecahan masalah yang paling realistis dan logis. Alternatif pemecahan
masalah harus memperhatikan biaya, sarana, tenaga, waktu serta teknologi
yang ada.
d. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) disusun untuk setahun yang akan
datang oleh pemimpin Puskesmas beserta tim dilaksanakan setelah dilakukan
stratifikasi.

RPK disusun berdasarkan priotitas masalah dan dirangkum dalam


dokumen perencanaan. RPK disusun dengan memperhitungkan dana yang
dimiliki dan dana yang didapatkan.

Berdasarkan hasil kunjungan kami ke Puskesmas Salaman I, kami belum


melakukan pengamatan pada dokumen perencanaan Puskesmas yang
seharusnya berisi : Persiapan, Analisis Situasi, Rencana Usulan Kegiatan
( RUK ), Rencana Pelaksanaan Kegiatan ( RPK )

2. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)

a. Pengorganisasian

Puskesmas sebagai organisasi fungsional didalam menjalankan fungsinya


telah mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan fungsi Puskesmas dan
uraian yang jelas mengenai target, wewenang dan tanggungjawab masing-
masing staf, yang ditentukan pada lokakarya mini tahunan.

Masing-masing staf mempunyai uraian yang jelas mengenai target,


wewenang dan tanggung jawab yang ditentukan pada Lokakarya Mini
Tahunan.

Karena Puskesmas Salaman I merupakan Puskesmas rawat inap maka


pembagian tugas agak berbeda dengan Puskesmas yang lain. Tenaga
Puskesmas dibagi menjadi 3 kelompok tugas yaitu:

• Murni bertugas di lapangan


• Murni bertugas di rawat inap
• Campuran (bertugas di lapangan dan rawat inap)
Untuk petugas rawat inap, jadwal kerja dibagi dalam 4 shift yaitu pagi,
sore, malam dan libur.

b. Kepemipinan dan Pengisian Staf


Pemimpin Puskesmas Salaman I berfungsi sebagai manajer, konsultan
medis, dan penggerak masyarakat. Sebagai manajer pimpinan mendelegasikan
tugas-tugas kepada staf sesuai kemampuannya. Pengisian staf dilakukan
berdasarkan kebutuhan tenaga tiap unit, kemudian diinventarisaikan sesuai
dengan jenis tenaga yang dibutuhkan. Setiap staf yang mengalami kesulitan
dapat berhubungan langsung dengan kepala Puskesmas.

c. Kerjasama Lintas Program


Penggalangan kerja sama lintas program dilaksanakan dalam bentuk
Lokakarya Mini Tahunan. Pada lokakarya ini dibahas pembagian tugas
masing-masing staf berupa:
1 Tugas Pokok merupakan tugas pelayanan dan pembinaan kesehatan
masyarakat, yaitu tugas yang berhubungan dengan fungsi Puskesmas
dan berhubungan dengan pelayanan dan pembinaan kesehatan
masyarakat di Puskesmas yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
pokok.
2 Tugas integrasi merupakan tugas pengembangan peran serta
masyarakat, yaitu tugas yang dibebankan kepada seseorang yang
berkaitan dengan pengembangan dan pembinaan peran serta
masyarakat.
Tugas tambahan merupakan tugas yang dibebankan kepada setiap
petugas berdasarkan kesepakatan bersama serta atas perintah pimpinan.

Masing-masing petugas sesuai tugas pokok, integrasi dan tambahan


dibuatkan uraian tugas dan uraian kegiatan. Untuk memudahkan pelaksanaan
tugas dibuatkan prosedur kerja yang merupakan rangkaian kerja yang berkaitan
satu sama lain. Selain itu juga dibuatkan protap-protap baik medis teknis
maupun teknis administrative.

Lokakarya Mini Tahunan kemudian dilanjutkan dengan rapat kerja


bulanan, yang membahas pencapaian kegiatan tiap bulan, masalah-masalah
yang dihadapi serta rencana kegiatan pada bulan berikutnya. Pada rapat ini juga
dibahas mengenai masalah individu berkaitan dengan motivasi kerja. Yang
paling penting dari Lokakarya Mini tahunan ini adalah keluarannya, yaitu
mengenai pembagian tugas dan masukan program.

Berdasarkan hasil kunjungan kami ke Puskesmas Salaman I, kami belum


melakukan pengamatan pada dokumen Lokakarya Mini Puskesmas yang
seharusnya berisi : Daftar hadir peserta, Materi / Agenda, dan Tindak lanjut.
d. Kerjasama Lintas Sektoral

Puskesmas menjalin kerjasama lintas sektoral yang terkait dengan


kesehatan dan mempunyai persamaan sasaran untuk merumuskan dan
menetapkan tujuan-tujuan kegiatan kerjasama. Kerjasama ini dilakukan dalam
bentuk rapat koordinasi kecamatan (konferensi desa) yang dilakukan setiap tiga
bulan sekali. Dalam pertemuan tersebut dibahas program-program sektoral
yang mempunyai kesamaan sasaran dengan program kesehatan, contoh
kesehatan ibu dan anak. Bentuk hasil pertemuan tersebut dapat berupa
informasi yang akan ditindaklanjuti oleh Puskesmas sendiri ataupun dalam
bentuk kesepakatan dan pembentukan tim. Puskesmas yang menjalin
kerjasama dengan Puskesmas Salaman I yakni Puskesmas disekitar Kawedanan
Salaman yakni : Puskesmas Salaman II, Puskesmas Kajoran I, Puskesmas
Kajoran II, Puskesmas Borobudur, Puskesmas Tempuran.

e. Kerjasama Lintas Wilayah

Puskesmas menjalin kerjasama lintas wilayah dengan Puskesmas lain


terkait dengan masalah kesehatan yang menuntut adanya kerja sama dan
kesamaan dalam tujuan yang ingin dicapai.

f. Pembimbingan

Pembimbingan oleh kepala puskesmas dilakukan dalam bentuk


penyampaian informasi kebijakan terbaru kepada para staf dan konsultasi jika
staf menemui masalah dalam pelaksanaannya. Kepala puskesmas berusaha
mencarikan jalan keluar, selain itu juga memberikan pembinaan dalam segi
administrasi dan teknis serta peran serta masyarakat. Para staf dapat
memperoleh peningkatan pengetahuan atau wacana dari kepustakaan yang
dimiliki puskesmas.

3. Pengawasan, Penilaian dan Pertanggungjawaban (P3)

Adalah proses memperoleh kepastian, kesesuaian penyelenggaraan, dan


pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan Undang- undang yang
berlaku. Pengawasan terdiri atas pengawasan internal dari atasan langsung
(Kepala Puskesmas) terhadap seluruh staf dan pengawasan eksternal yang
dilakukan sebagian masyarakat dan dinas kesehatan terhadap kegiatan yang
dilaksanakan Puskesmas, dengan ruang lingkup administratif, keuangan, teknis
pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Salaman I.

Penilaian dilakukan pada akhir tahun meliputi penilaian terhadap


penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana
tahunan dan standar pelayanan. Untuk program KIA dan imunisasi, penilaian hasil
kegiatan adalah dengan sistem Kewaspadaan Dini (SKD) yaitu pemantauan
adanya kenaikan kasus.

Pertanggungjawaban dilakukan melalui laporan pertanggungjawaban


tahunan yang berisi tentang pelaksanaan kegiatan, perolehan sumber dana
(keuangan), dan penggunaan sumber daya. Laporan pertanggungjawaban dibuat
oleh Kepala Puskesmas pada setiap akhir tahun anggaran yang mencakup
didalamnya pelaksanaan kegiatan serta perolehan dan penggunaan berbagai
sumber daya termasuk keuangan, disampaikan kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota serta pihak- pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat.

A. Keluaran
Keluaran berupa hasil kegiatan yang tercantum dalam standard pelayanan
minimal (SPM) tahun 2010 yang terlampir pada lampiran I.

B. Dampak
1. Data kematian di wilayah Puskesmas Salaman I
– Jumlah kematian ibu dalam tahun 2009 : 1 jiwa
– Jumlah kematian bayi dalam tahun 2009 : 10 jiwa
2. Data kelahiran di wilayah Puskesmas Salaman I
– Jumlah kelahiran total dalam tahun 2009 : 682 jiwa
– Jumlah kelahiran hidup dalam tahun 2009 : 692 jiwa
3. Data penyakit
Tabel 7. Pola 10 Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan Puskesmas Salaman I Bulan
Januari-Oktober 2010 (Diagnose berdasar ICD-X)

No. Nama Penyakit Jumlah Penderita %


1. Infeksi Akut lain pada sal napas 1438 37,38
bagian atas
2. Penyakit Pulpa & Jaringan Periapikal 695 18,07
3. Hipertensi Primer 541 14,07
4. Diare dan Gastroenteritis 215 5,65
Nonspesifik
5. NDDM : type 2 167 4,34
6. Infeksi bakteri lain misalnya disentri 94 2,4
basiler
7. Faringitis 85 2,21
8. Conjunctivitis 67 1,74
9. Tifus perut 37 0,96
10. Penyakit lain 507 13,18
Total 3846 100
(Sumber: SIMPUS Puskesmas Salaman I, 2010)
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH

A. Analisis Hasil
Berdasarkan hasil analisa pada Standar Pelayanan Minimal terbaru tahun 2010
dari data sekunder, masalah di Puskesmas Salaman I yang ditemukan adalah:

Tabel 8. Data Pencapaian Kegiatan 6 Program Pokok Puskesmas Salaman I Bulan Januari
sampai Oktober 2010
SKOR BESAR
No. MASALAH PENCAPAIAN MASALAH
(%) (%)
1. Cakupan kunjungan bumil K1 99,2 0,8
2. Cakupan kunjungan bumil K4 97,17 2,83
3. Pembinaan dukun bayi 75 25
4. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan 91,47 8,53
pra sekolah
5, Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan 79,14 20,86
setingkat oleh tenkes atau terlatih/guru
UKS/dokter kecil
6. Cakupan pemeriksaan siswa TK, kelas 1 56,8 43,2
SLTP, SLTA dan setingkat
7. Cakupan pelayanan kesehatan remaja 65,77 34,23
(penjaringan kelas 1 SLTP, SLTA/sederajat)
8. Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe 95,47 4,53
9. TP2M yang memenuhi syarat sanitasi 92,05 7,95
10. Jumlah rumah sehat 82,54 17,48
11. Cakupan suspek TB paru 58,2 41,8
12. Penemuan kasus TB BTA (+) 37,8 62,2
13. Cakupan pneumoni balita yang ditangani 4,67 95,33
14. Jumlah bumil yang mendapat TT1 92,8 7,2
15. Jumlah bumil yang mendapat TT2 88,17 11,83
16. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT1 99,21 0,79
17. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT3 86,49 13,51
18. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Polio1 89,04 10,96
19 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Polio 4 92,95 7,05
20. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Campak 74,16 25,84
21. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi 91,58 8,42
Hepatitis B (0-7hr)
22. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi 91,1 8,9
Hepatitis B 1 total
23. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi 89,4 10,6
Hepatitis B 2
24. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi 87,6 12,4
Hepatitis B 3
25. Rumah tangga sehat 90,67 9,33
26. Bayi yang mendapat asi eksklusif 6,95 93,05
27. Pembinaan dokter kecil 62,5 37,5

B. Prioritas Masalah
Dari sekian permasalahan yang ada di Puskesmas Salaman I ditentukan
prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon Kuantitatif sebagai berikut :

1. Besarnya masalah (kriteria A) dengan bobot 10


Besarnya masalah dilihat dari besarnya dampak pada penduduk dengan kategori
sebagai berikut :

Kelas = 1+ 3,3 log 27 = 5,723 ~ 6 kelas


Interval kelas = nilai max-nilai min
Kelas
= 93,05-0,79
6
= 15,3766~ 15
Tabel 9. Besarnya masalah ( kriteria A)
MASALAH BESARNYA MASALAH TERHADAP PENCAPAIAN NILAI
TARGET 100%
0-15 16-31 32-47 48-63 64-79 80-96
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 x 1
2 x 1
3 X 2
4 x 1
5 X 2
6 X 3
7 X 3
8 X 1
9 x 1
10 X 2
11 X 3
12 x 4
13 x 6
14 x 1
15 x 1
16 x 1
17 x 1
18 x 1
19 x 1
20 X 2
21 x 1
22 x 1
23 x 1
24 x 1
25 x 1
26 x 6
27 X 3

2. Kegawatan masalah (kriteria B)


Keganasan terhadap cakupan program dengan bobot 5, dimana :

Sangat berpengaruh :5

Berpengaruh :4

Cukup berpengaruh :3

Kurang berpengaruh : 2

Tidak berpengaruh :1

Tingkat urgensi dengan bobot 5 dimana :


Sangat mendesak : 5

Mendesak :4

Cukup mendesak : 3

Kurang mendesak : 2

Tidak mendesak :1

Tingkat biaya yang dikeluarkan dengan bobot 5 dimana :

Sangat murah :5

Murah :4

Cukup murah :3

Mahal :2

Mahal sekali :1
Tabel 10. Kriteria B (Kegawatan masalah)

MASALAH KEGANASAN TINGKAT BIAYA YG NILAI


KESEHATAN URGENCY DIKELUARKAN
1 2 1 4 7
2 2,8 2,2 4 9
3 3,3 2,1 3,2 8,6
4 3,8 3,4 2,9 10,1
5 2,2 2,4 3,9 8,5
6 2,2 2,4 3,9 8,5
7 2 1 3,9 6,9
8 4,1 3,8 4,9 12,8
9 3,1 2,8 3,7 9,6
10 3,1 1 2,8 6,9
11 4 3,1 3,2 10,3
12 4 3,1 3,2 10,3
13 3,2 3 3,2 9,4
14 3,3 1,8 3,5 8,6
15 3,3 1,8 3,5 8,6
16 4 3,9 3 10,9
17 4 3,9 3 10,9
18 4 3,9 3 10,9
19 4 3,9 3 10,9
20 4 3,9 3 10,9
21 4 3,9 3 10,9
22 4 3,9 3 10,9
23 4 3,9 3 10,9
24 4 3,9 3 10,9
25 2,9 2,9 4 9,8
26 4,1 4 3 11,1
27 3 1,1 5 9,1
3. Kemudahan penanggulangan (kriteria C)
Dengan bobot 5 dimana :

Sangat mudah :5

Mudah :4

Cukup mudah :3

Sulit :2

Sangat sulit :1

Tabel 11. Kemudahan penanggulangan (kriteria C)


Masalah Kemudahan Penanggulangan Nilai
1 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3.5
2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3.5
3 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1.5
4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3.6
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2.8
7 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2.3
8 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3.7
4. Kriteria
9 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2.3
PEARL
10 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2.2
(kriteria
11 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1.3
D)
12 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1.4
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Penilaian
14 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2.3 PEARL
15 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2.1 meliputi
16 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2.4 propriety,
17 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 1.9 economy,
18 2 2 3 2 1 1 1 1 2 1 1.6 acceptability,
19 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1.1 resources, dan
20 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1.5 legality. Skor
21 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1.5 yang
22 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1.5 digunakan :
23 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1.6 1
24 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1.3 = setuju
25 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3.1
0
26 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4.7
= tidak setuju
27 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3.2

Penilaian disesuaikan dengan 8 orang untuk setiap kriteria masalah. Nilai yang
tercantum terdiri atas rerata penilaian masing-masing anggota kelompok dikalikan
dengan bobot dari masing-masing kriteria.

Tabel 12. Kriteria PEARL


MASALAH P E A R L NILAI
1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 0 1 0
4 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 0 1 1
6 1 0 1 1 1 0
7 1 1 1 0 1 0
8 1 1 1 1 1 1
9 1 0 1 1 1 0
10 1 1 0 1 1 0
11 1 1 0 1 1 0
12 1 1 0 1 1 0
13 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1
21 1 1 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1 1
25 1 1 0 1 1 0
26 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 0 1 1

5. Penilaian Prioritas Masalah


Setelah kriteria A, B, C, dan D didapatkan kemudian nilai-nilai tersebut
dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut :
Nilai prioritas dasar (NPD) = (A+B) x C
Nilai prioritas total (NPT) = (A+B) x C x D
Tabel 13. Penilaian Prioritas Masalah
PEARL
Masalah A B C NPD NPT=NPDxD Prioritas
(D)
1 1 7 3.5 28 1 28 VIII
2 1 9 3.5 35 1 35 V
3 2 8.6 1.5 15.9 0 0
4 1 10.1 3.6 39.96 1 39.96 III
5 2 8.5 3 31.5 1 31.5 VI
6 3 8.5 2.8 32.2 0 0
7 3 6.9 2.3 22.77 0 0
8 1 12.8 3.7 51.06 1 51.06 II
9 1 9.6 2.3 24.38 0 0
10 2 6.9 2.2 19.58 0 0
11 3 10.3 1.3 17.29 0 0
12 4 10.3 1.4 20.02 0 0
13 6 9.4 1 15.4 1 15.4 XVIII
14 1 8.6 2.3 22.08 1 22.08 X
15 1 8.6 2.1 20.16 1 20.16 XI
16 1 10.9 2.4 28.56 1 28.56 VII
17 1 10.9 1.9 22.61 1 22.61 IX
18 1 10.9 1.6 19.04 1 19.04 XIII
19 1 10.9 1.1 13.09 1 13.09 XIX
20 2 10.9 1.5 19.35 1 19.35 XII
21 1 10.9 1.5 17.85 1 17.85 XV
22 1 10.9 1.5 17.85 1 17.85 XVI
23 1 10.9 1.6 19.04 1 19.04 XIV
24 1 10.9 1.3 15.47 1 15.47 XVII
25 1 9.8 3.1 33.48 0 0
26 6 11.1 4.7 80.37 1 80.37 I
27 3 9.1 3.2 38.72 1 38.72 IV
Tabel 14. Prioritas Masalah

No Masalah Prioritas
1 Bayi yang mendapat asi eksklusif I
2 Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe II
3 Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah III
4 Pembinaan dokter kecil IV
5 Cakupan kunjungan bumil K4 VI
6 Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh VII
tenkes atau terlatih/guru UKS/dokter kecil
7 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT1 VIII
8 Cakupan kunjungan bumil K1 IX
9 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT3 X
10 Jumlah bumil yang mendapat TT1 XI
11 Jumlah bumil yang mendapat TT2 XII
12 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Campak XIII
13 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Polio1 XIV
14 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis B 2 XV
15 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis B (0-7hr) XVI
16 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis B 1 total XVII
17 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis B 3 XVIII
18 Cakupan pneumoni balita yang ditangani XVIII
19 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Polio 4 XIX

Berdasarkan hasil perhitungan secara Hanlon kuantitatif dan berdasarkan


konfirmasi dengan pihak Puskesmas Salaman I, dari 27 masalah di atas didapatkan 1
masalah yang menjadi prioritas pertama dan dicari alternatif pemecahannya serta
dibuat rencana pelaksanaan kegiatannya yaitu rendahnya cakupan bayi yang
mendapat ASI eksklusif.
C. Analisis Penyebab Masalah

1. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan pendekatan sistem

Dalam menganalisis penyebab masalah manajemen secara menyeluruh


digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, proses, output, outcome, serta
environment. Dengan pola pemecahan masalah berdasarkan pendekatan sistem
tersebut, dapat ditelusuri secara retrospektif hal-hal yang dapat menyebabkan
munculnya permasalahan.

Tabel 15. Identifikasi kemungkinan penyebab masalah Tahap Analisis Pendekatan Sistem

Komponen Kekurangan Kelebihan


Input Man • Terbatasnya jumlah • Adanya dokter,
petugas kesehatan yang bidan, kader
aktif • Bidan sudah
memberi pelatihan
pada kader

Money • Tidak ada anggaran biaya • -


penyuluhan ASI eksklusif
Method • Metode penyuluhan ASI • Terdapat pembinaan
eksklusif dengan kader untuk
kunjungan rumah belum penyuluhan ASI
dilaksanakan eksklusif yang
• Metode inisiasi Menyusu dilaksanakan setiap
Dini belum 1-3 bulan
disosialisasikan pada • Penyuluhan ASI
pelayanan ANC dan PNC eksklusif dilakukan
• SOP mengenai ASI bersamaan dengan
ekslusif yang terdapat pelayanan posyandu
dalam SOP ANC dan PNC • Adanya SOP untuk
belum lengkap pelaksanaan ASI
ekslusif

Machine • Media promosi ASI • Ada media promosi


eksklusif kurang memadai untuk pemberian ASI
• Tidak tersedianya alat ekslusif
peraga untuk penyuluhan
ASI Eksklusif
Material • - • Terdapat tempat
edukasi di posyandu,
Polindes, PKD,
puskesmas
Lingkungan • Sebagian besar ibu hamil • Adanya kebijakan
dan menyusui bekerja pemerintah yang
sebagai karyawati mendukung
• Tidak adanya ruangan dan diberikannya ASI
fasilitas khusus bagi ibu eksklusif
menyusui di tempat kerja
Proses P1 • Belum ada perencanaan • Sudah ada target bayi
penyuluhan ASI secara yang mendapatkan
berkelompok ASI eksklusif
• Adanya perencanaan
pelatihan kader
mengenai ASI
ekslusif
P2 • Kurang lengkapnya • Sudah dilakukan
informasi tentang ASI penyuluhan ASI
eksklusif dari bidan eksklusif secara
kepada kader dan ibu perorangan saat
hamil ANC, dan PNC
• Kegiatan penyuluhan ASI
eksklusif secara
berkelompok belum
dilakukan
• Kegiatan pembinaan kader
oleh petugas kesehatan
belum maksimal
P3 • Kurangnya koordinasi • Evaluasi dilakukan
bidandesa dengan tiap bulan membahas
pelayanan kesehatan pelaksanaaan
swasta dalam pelaporan kegiatan, dan
asi eksklusif. diikutsertai oleh
lintas sektor dan
lintas program

Tabel 16. Identifikasi Penyebab Masalah Setelah Konfirmasi Terhadap Pihak Puskesmas

Komponen Kekurangan
Input Method SOP mengenai ASI ekslusif yang terdapat dalam SOP
ANC dan PNC belum lengkap
Machine Media promosi ASI eksklusif kurang memadai
Lingkungan Tidak adanya ruangan dan fasilitas khusus bagi ibu
menyusui di tempat kerja
Proses P2 Kurang lengkapnya informasi tentang ASI eksklusif
dari bidan kepada kader dan ibu hamil
Kegiatan penyuluhan ASI eksklusif secara
berkelompok belum dilakukan
P3 Kurangnya koordinasi bidan desa dengan pelayanan
kesehatan swasta dalam pelaporan ASI ekslusif

2. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Fishbone Analysis

Gambar 2. Diagram analisis kemungkinan penyebab masalah dengan Fishbone Analysis


P2Cakupan
SOP
Media
Tidak
Environment
Machine
Method
:Proses
mengenai
Kurang
adanyalengkapnya
ASI ekslusif yang
jumlah
terdapat
promosi
informasi
ruangan bayi
dalam
ASI
dantentang
SOP ANCASIdan PNC
yang
belum
eksklusif
fasilitas
lengkap
khusus
eksklusif dari bidan
mendapat
bagi ibuASI
kurang
kepada kader dan ibu
ASI eksklusif
memadai
menyusui di
hamil
6,95%kerja
tempat
Kegiatan penyuluhan ASI
(seharusnya
eksklusif secara
80 %) di
berkelompok belum
puskesmas
dilakukan
Salaman 1
P3: Kurangnya koordinasi
bidan desa dengan
pelayanan kesehatan
swasta dalam pelaporan
ASI ekslusif
3. Analisis penyebab masalah dengan menggunakan quality assurance (QA)

Selain dengan pendekatan system dan Fishbone Analysis, analisis masalah


manajemen Puskesmas juga dilakukan dengan penilaian mutu dari pelayanan
kesehatan Puskesmas. Penilaian ini meliputi 2 hal, yaitu :

a. Simple Problem : Penilaian terhadap mutu melalui penilaian kualitas identifikasi


ASI ekslusif pada tanggal 4 Desember 2010.
Tabel 17. Simple Problem

N Penilaian Ya Tida TB
o k
1 Apakah puskesmas mempunyai kebijakan yang V
mengatur tentang pemberian ASI ekslusif?
2 Apakah semua petugas mengetahui kebijakkan V
tersebut?
3 Apakah ibu hamil mendapat penjelasan mengenai V
ASI ekslusif dari petugas?
4 Apakah ibu hamil mendapat penjelasan mengenai V
kerugian pemberian susu formula dari petugas?
5 Apakah petugas mengajarkan kepada ibu hamil V
mengenai cara menyusui yang benar?
6 Apakah petugas menjelaskan pada ibu menyusui agar V
menghindari stress?
7 Apakah petugas menjelaskan pada ibu mengenai V
posisi yang benar saat menyusui?
8 Apakah petugas menjelaskan pada ibu agar tetap V
menyusui meski ibu sibuk bekerja atau sakit?
9 Apakah petugas menjelaskan pada ibu agar menyusui V
semau bayi?
10 Apakah petugas menjelaskan pada ibu agar tidak V
memberikan kempeng pada bayi yang diberi ASI?
11 Apakah petugas menjelaskan tentang cara perawatan V
payudara selama menyusui?
12 Apakah petugas menjelaskan kepada ibu bagaimana V
cara memerah ASI?
13 Apakah petugas menjelaskan tentang cara V
penyimpanan ASI perah?
14 Apakah petugas menjelaskan cara mengatasi putting V
yang terbenam ?
15 Apakah petugas memberi penjelasan kepada ibu V
mengenai MPASI?
16 Apakah petugas mengingatkan ibu untuk selalu V
membawa KMS?
Total 13 3

Nilai CR (Compliance Rate) =


benar
× 100%
benar + tidak

=
13
× 100%
13 + 3

=
13
× 100%
16

= 81,25 %

Berdasarkan nilai Compliance Rate yang didapat maka kepatuhan petugas terhadap
SOP adalah 81,25%, tidak menjadi masalah ( simple problem ).

b. Kompleks problem
Dibawah ini adalah daftar inventarisasi pendapat yang merupakan masalah yang
berdasarkan instrumen jaminan mutu kompleks problem yang telah dirumuskan
sebelumnya. Inventarisasi ini didapatkan dari wawancara pada tanggal 4
Desember 2010 dengan 9 pasien mengenai 9 dimensi mutu di puskesmas
Salaman I.
Tabel 18. Kompleks Problem

No 9 DIMENSI QA YA TIDAK TB Pencapaian

%
KOMPETENSI TEKNIS,
1.
PENGETAHUAN, KETERAMPILAN
a. Apakah petugas puskesmas memberi 1 8 0 11,11
penjelasan mengenai pentingnya manfaat
ASI eksklusif bagi bayi?

b. Apakah petugas puskesmas 7 2 0 77,78


menjelaskan mengenai cara menyusui
yang benar?

c. Apakah menurut Anda petugas sudah 9 0 0 100


memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang cukup dalam hal pemberian ASI?
d. Apakah petugas menjelaskan akibat 1 0 8 100
yang berkaitan dengan tidak
dilakukannya pemberian ASI eksklusif
terhadap pertumbuhan dan
perkembangan bayi?
2. AKSES TERHADAP PELAYANAN
a. Apakah puskesmas Salaman dekat 5 4 0 55,56
dengan rumah Anda?
b. Apakah tidak dibutuhkan waktu lama 4 5 0 44,44
untuk mencapai puskesmas?
c. Apakah biaya menuju ke puskesmas 9 0 0 100
terjangkau?
d. Apakah ada alat transportasi menuju 9 0 0 100
ke puskesmas?
3. KESINAMBUNGAN PELAYANAN
a. Apakah Anda datang ke Puskesmas 3 6 0 33,33
jika mengalami masalah dalam
pemberian ASI?
b. Apakah petugas rutin menanyakan 5 4 0 55,55
tentang pemberian ASI Anda setiap kali
kontrol?
c. Apakah petugas puskesmas selalu 9 0 0 100
mencatat keluhan Anda berkaitan dengan
pemberian ASI?
4. EFISIENSI
a. Apakah pelayanan poli KIA di 7 2 0 77,77
puskesmas buka tepat waktu?
b. Apakah petugas kesehatan di poli KIA 6 3 0 66,67
datang tepat waktu?
c. Apakah Anda tidak menunggu lama 6 3 0 66,67
untuk mendapatkan pelayanan di poli
KIA?
d. Apakah menurut Anda mudah saat 9 0 0 100
melakukan pendaftaran/pembayaran di
loket?
5. EFEKTIFITAS
a. Apakah menurut Anda, pelayanan 9 0 0 100
puskesmas memberikan perubahan yang
lebih baik bagi kesehatan ibu dan anak?
b. Apakah menurut Anda penyuluhan 9 0 0 100
yang diberikan puskesmas bermanfaat?
c. Apakah Anda merasa puas dengan 9 0 0 100
pelayanan kesehatan di poli KIA?
6. HUBUNGAN INTERPERSONAL
a. Apakah petugas puskesmas melayani 9 0 0 100
Anda dengan ramah dan sopan?
b. Apakah petugas di puskesmas ini 9 0 0 100
menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti?
c. Apakah petugas kesehatan puskesmas 9 0 0 100
mendengarkan pertanyaan atau
permasalahan Anda dengan penuh
perhatian?
d. Apakah petugas puskesmas meminta 9 0 0 100
izin sebelum melakukan tindakan?
7. KEAMANAN
a. Apakah Anda diperiksa oleh bidan 9 0 0 100
atau dokter?
b. Apakah Anda tidak pernah dimintai 9 0 0 100
pungutan selain di loket?
8. KENYAMANAN
a. Apakah Anda merasa nyaman dengan 8 1 0 88,89
ruang tunggu puskesmas?
b. Apakah menurut Anda kebersihan di 4 5 0 44,44
puskesmas terjaga?
c. Apakah tidak ada pasien lain ketika 8 1 0 88,89
Anda sedang diperiksa?
d. Apakah Anda merasa nyaman untuk 5 4 0 55,55
menyampaikan keluhan menyusui di poli
KIA?
9. INFORMASI
a. Apakah Anda pernah mendapatkan 3 6 0 33,33
edukasi tentang pemberian ASI eksklusif
dari puskesmas?
b. Apakah penyuluhan tersebut berguna 3 0 6 100
bagi Anda?
c. Apakah penjelasan dari petugas 9 0 0 100
puskesmas mudah dimengerti?
d. Apakah Anda merasa mudah mencari 9 0 0 100
ruangan di Puskesmas?
TOTAL 220 50 14
1. Penyebab Masalah Berdasar MP dan QA

Tabel 19. Penyebab Masalah Berdasar MP dan QA

No. Penyebab Masalah


1. Kurang lengkapnya informasi tentang ASI eksklusif dari bidan kepada
kader dan ibu hamil
2. SOP mengenai ASI ekslusif yang terdapat dalam SOP ANC dan PNC
belum lengkap
3. Media promosi ASI eksklusif kurang memadai
4. Tidak adanya ruangan dan fasilitas khusus bagi ibu menyusui di tempat
kerja
5. Kegiatan penyuluhan ASI eksklusif secara berkelompok belum dilakukan
6. Kurangnya koordinasi bidan desa dengan pelayanan kesehatan swasta
dalam pelaporan ASI ekslusif

D. Prioritas Penyebab Masalah

Paired Comparison
Tabel 20. Penyebab Masalah
No. Huruf Penyebab Masalah
1. A Kurang lengkapnya informasi tentang ASI eksklusif dari bidan
kepada kader dan ibu hamil
2. B SOP mengenai ASI ekslusif yang terdapat dalam SOP ANC dan
PNC belum lengkap
3. C Media promosi ASI eksklusif kurang memadai
4. D Tidak adanya ruangan dan fasilitas khusus bagi ibu menyusui di
tempat kerja
5. E Kegiatan penyuluhan ASI eksklusif secara berkelompok belum
dilakukan
6. F Kurangnya koordinasi bidan desa dengan pelayanan kesehatan
swasta dalam pelaporan ASI ekslusif
Tabel 21. Paired Comparison

A B C D E F Total
horisontal

A A A A A A 5
B B B B B 4
C C C C 3
D E D 1
E E 1
F
Total 0 0 0 0 1 0 0
vertikal
Total 5 4 3 1 1 0
horizontal
TOTAL 5 4 3 1 2 0

Tabel 22. Tabel Pareto Penyebab Masalah

Penyebab Frekuensi Persen (%) Frekuensi Persen


masalah Kumulatif Kumulatif (%)
A 5 33,33 5 33,33
B 4 26,67 9 60,00
C 3 20,00 12 80,00
E 2 13,33 14 93,33
D 1 6,67 15 100

Gambar 3. Diagram Pareto Penyebab Masalah

E. Alternatif Pemecahan Masalah


Dari hasil analisis pareto didapatkan bahwa dengan mengatasi tiga penyebab
masalah, dianggap masalah dapat diselesaikan. Penyebab dan alternatif pemecahan
masalah tersebut adalah:

Tabel 23. Penyebab dan Alternatif Pemecahan Masalah

No. Penyebab Alternatif pemecahan masalah


1 Kurang lengkapnya informasi tentang Pemanfaatan posyandu sebagai tempat
ASI eksklusif dari bidan kepada kader penyuluhan dan pengawasan pemberian
dan ibu hamil ASI eksklusif

Pelatihan rutin untuk kader oleh bidan


mengenai ASI eksklusif secara
komprehensif
2 SOP mengenai ASI ekslusif yang Menyarankan kepada pihak puskesmas
terdapat dalam SOP ANC dan PNC untuk melengkapi SOP
belum lengkap
3 Media promosi ASI eksklusif kurang Pengadaan pamflet mengenai ASI
memadai eksklusif

F. Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan menggunaan kriteria mutlak dan kriteria
keinginan. Kriteria mutlak dan kriteria keinginan yang dipakai antara lain :
a. Kriteria mutlak :
• Kegiatan mampu dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas
• Dana tidak melebihi anggaran yang ditetapkan
• Kegiatan dapat diterima oleh masyarakat
• Hasil dapat dilihat dalam waktu 1 tahun
b. Kriteria keinginan :
• Efektif
• Efisien
• Mudah dilaksanakan oleh tenaga kesehatan puskesmas
• Melibatkan peran serta aktif kader
• Biaya operasional murah
Kriteria keinginan dan bobot
• Efektif :9
• Efisien :8
• Mudah dilaksanakan :7
• Peran serta aktif kader :6
• Biaya murah :5

Beberapa alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain :


1. Pemanfaatan posyandu sebagai tempat penyuluhan dan pengawasan pemberian
ASI eksklusif
2. Pelatihan rutin untuk kader oleh bidan mengenai ASI eksklusif
3. Menyarankan kepada pihak puskesmas untuk melengkapi SOP
4. Pengadaan pamflet mengenai ASI eksklusif
Alternatif-alternatif tersebut diuji dalam matrik kriteria mutlak dan kriteria
keinginan sebagai berikut :
Tabel 24. Kriteria Mutlak

Kriteria Mutlak
Alternatif L/TL
Tenaga Dana Sarana Target
1 1 1 1 1 L
2 1 1 1 1 L
3 1 1 1 1 L
4 1 1 1 1 L
L= Lulus TL= Tidak Lulus

Tabel 25. Kriteria Keinginan

Kriteria Bobot Alternatif


1 2 3 4
Efektif 9 9x9 9x9 9x6 9x7
Efisien 8 8x8 8x8 8x5 8x5
Mudah 7 7x5 7x6 7x3 7x4
dilaksanakan
Peran serta 6 6x3 6x3 6x1 6x4
aktif kader
Biaya murah 5 5x3 5x5 5x2 5x3
Jumlah 213 230 131 170

Dari alternatif mutlak dan keinginan untuk sementara diputuskan alternatif


program 1 yaitu pelatihan rutin untuk kader oleh bidan mengenai ASI eksklusif secara
komprehensif kemudian alternatif program 2 yaitu pemanfaatan posyandu sebagai
tempat penyuluhan dan pengawasan pemberian ASI eksklusif sedangkan alternatif
program 3 berupa menyarankan kepada pihak puskesmas untuk melengkapi SOP.
Langkah selanjutnya adalah inventarisasi konsekuensi terhadap keputusan sementara.

1. Konsekuensi positif :

• efektif

• efisien

• biaya murah
• mudah dilakukan

2. Konsekuensi negatif

Mengingatkan kader untuk berperan aktif dalam mengikuti pelatihan mengenai


ASI ekslusif.
G. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Indikator
Persiapan Terselenggaranya Seluruh kader Wilayah kerja Kepala Minggu ke-4 Dana operasional Rapat • Tersedianya
Penyusunan rencana kegiatan Puskesmas Puskesmas bulan Desember Puskesmas koordinasi SK tim
rencana kegiatan pelatihan kader Salaman 1 beserta Tim penyusunan penyusunan
penyuluhan kader mengenai ASI Pembina kader RUK pelatihan RUK
mengenenai ASI eksklusif yang kader pelatihan
eksklusif terjadwal dan kader
berkesinambungan. • Hadirnya
seluruh
anggota tim
Pembina
kader
• Terbentuk
Pelaksanaan Meningkatkan Seluruh kader Puskesmas Tim Pembina Minggu ke-3 Dana operasional Ceramah, rencana
Mengadakan pengetahuan dan Salaman 1 kader bulan januari Puskesmas diskusi dan pelaksanaan
pelatihan kader ketrampilan kader praktek kegiatan dan
mengenai ASI tentang ASI ketrampilan pembagian
eksklusif eksklusif tugas

• Minimal 80
Pengawasan, • Mengawasi Tim Pembina Puskesmas Pemegang Minggu ke-4 Dana operasional Pengamatan % pihak
penilaian dan kegiatan ini kader Salaman 1 program KIA bulan Desember Puskesmas langsung yang
pengendalian dari sampai minggu diundang
kegiatan pelatihan perencanaan ke-3 bulan januari hadir
kader hingga • Kader dapat
pelaksanaan aktif dalam
• Mengendalik diskusi dan
an kegiatan praktek
ini selama
Tabel 26. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dari hasil peninjauan manajemen dan analisis mutu Puskesmas Salaman I, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Dari data 6 program pokok Puskesmas Salaman I periode Januari – Oktober
2010 masih didapatkan masalah sebagai berikut :
1. Cakupan kunjungan bumil K1
2. Cakupan kunjungan bumil K4
3. Pembinaan dukun bayi
4. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah
5, Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenkes atau
terlatih/guru UKS/dokter kecil
6. Cakupan pemeriksaan siswa TK, kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat
7. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (penjaringan kelas 1 SLTP,
SLTA/sederajat)
8. Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe
9. TP2M yang memenuhi syarat sanitasi
10. Jumlah rumah sehat
11. Cakupan suspek TB paru
12. Penemuan kasus TB BTA (+)
13. Cakupan pneumoni balita yang ditangani
14. Jumlah bumil yang mendapat TT1
15. Jumlah bumil yang mendapat TT2
16. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT1
17. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT3
18. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Polio1
19 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Polio 4
20. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Campak
21. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis B (0-7hr)
22. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis B 1 total
23. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis B 2
24. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis B 3
25. Rumah tangga sehat
26. Bayi yang mendapat asi eksklusif
27. Pembinaan dokter kecil
2. Dari 27 masalah tersebut di atas diperoleh prioritas masalah, yaitu :
Kurangnya penyuluhan bayi yang mendapat asi eksklusif, dengan alternatif
pemecahan masalah sebagai berikut :
1. Pemanfaatan posyandu sebagai tempat penyuluhan dan pengawasan
pemberian ASI eksklusif
2. Pelatihan rutin untuk kader oleh bidan mengenai ASI eksklusif
3. Menyarankan kepada pihak puskesmas untuk melengkapi SOP
4. Pengadaan pamflet mengenai ASI eksklusif
Dari alternatif pemecahan masalah yang diusulkan, diambil keputusan
alternatif program 1 yaitu pelatihan rutin untuk kader oleh bidan mengenai ASI
eksklusif kemudian alternatif program 2 yaitu pemanfaatan posyandu sebagai
tempat penyuluhan dan pengawasan pemberian ASI eksklusif sedangkan alternatif
program 3 berupa menyarankan kepada pihak puskesmas untuk melengkapi SOP.

B. Saran
Untuk mengatasi masalah rendahnya cakupan bayi yang dapat ASI eksklusif,
kami menyarankan kepada kepala puskesmas hal-hal sebagai berikut :
1. Pelatihan rutin untuk kader oleh bidan mengenai ASI eksklusif.
2. Perlu dilakukan pengawasan yang berkala terhadap program cakupan bayi
yang mendapat ASI eksklusif (dari bidan, polindes, pustu dan posyandu).
3. Perlu dilakukan penyusunan SOP ASI ekslusif.
BAB V
PENUTUP

Demikian laporan dan pembahasan tentang manajemen dan permasalahan yang


terdapat di puskesmas Salaman 1 Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Setelah
meninjau puskesmas dari segi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta
pengawasan dan pertanggungjawaban, ditemukan penyebab masalah yang ditinjau dari
segi manajemen dan ditentukannya prioritas masalah dan alternatif pemecahan masalah.
Manajemen puskesmas sangat penting karena puskesmas sebagai unit pelaksana
teknis dari dinas kesehatan yang memiliki tanggungjawab dalam menjalankan kegiatan
pelayanan kesehatan, oleh karena itu puskesmas perlu dikelola dengan sebaik-baiknya
agar tercipta hasil yang maksimal. Dimensi mutu juga penting karena pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan harus memperhatikan mutu. Kedua
kegiatan tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan karena cakupan atau
kuantitas yang tinggi belum tentu disertai dengan mutu dan kualitas yang baik, begitu
pula sebaliknya.
Kami menyadari kegiatan ini penting dan bermanfaat bagi para calon dokter,
khususnya yang kelak akan terjun ke puskesmas sebagai health care provider,
manager, decision maker dan komunikator sebagai wujud peran serta dalam
pembangunan kesehatan.
Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat bagi bahan masukan dalam
usaha peningkatan derajaat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Salaman
1.
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman


Penetapan Provinsi Sehat dan Kabupaten / Kota Sehat. Depkes RI. 2003 [cited
on Dec 2010]. Available from: www.litbang. Depkes.go.id
2. Departemen Kesehatan RI. ASI Menurut UU kesehatan No.36 pasal tahun 2009
[cited on Dec 2010].
Available from: www.muslimpinang. Files.wordpress.com.
3. Balai Pelatihan Kesehatan Salaman. Pedoman Praktis Pelaksanaan Kerja di
Puskesmas. Magelang: Podorejo. 2000
4. Sastroasmoro S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 2. Jakarta:
Sagung Seto. 2002
5. Dahlan S. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Arkans. 2004

You might also like