Professional Documents
Culture Documents
Secara etimologi, metode berasal dari bahasa yunani yaitu kata meta (sesudah
atau dibalik sesuatu) dan hodos (jalan yang harus ditempuh). jadi metode adalah langkah-
langkah (cara dan teknis) yang diambil, menurut urutan atau sistematika tertentu untuk
mencapai pengetahuan tertentu, Metode menurut Senn, merupakan suatu prosedur atau
Metode berpikir ilmiah merupakan prosedur, cara atau teknik dalam mendapatkan
pengetahuan yang disebut ilmu, jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat
metode ilmiah atau dengan kata lain bahwa suatu pengetahuan baru dapat disebut suatu
ilmu apabila diperoleh melalui kerangka kerja ilmiah, syarat-syarat yang harus dipenuhi
agar suatu pengetahuan bisa disebut ilmu tercantum dalam apa yang dinamakan metode
ilmiah. Pendapat lain mengatakan bahwa metode ilmiah adalah sebuah prosedur yang
digunakan ilmuwan dalam pencarian kebenaran baru. Dilakukan dengan cara kerja
pengetahuan yang telah ada. Tujuan dari penggunaan metode ilmiah adalah tuntutan
supaya ilmu pengetahuan bisa terus berkembang seiring perkembangan zaman dan
pengetahuan. Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerja pikiran, dengan
menggunakan metode berpikir ilmiah manusia bisa terus meng Up date pengetahuan
menggali dan mengembangkannya. Sifat ingin tahu pada diri manusia mendorong
manusia mengungkapkan pengetahuan, meski dengan cara dan pendekatan yang berbeda.
karena dua hal: pertama, manusia mempunyai bahasa yang dapat dijadikan media untuk
kemampuan berpikir berdasarkan suatu alur dan kerangka berpikir tertentu, dengan kata
pengetahuannya, dan nalar sebagai bagian dari kegiatan berpikir memiliki dua ciri utama
Secara historis, terdapat empat cara manusia memperoleh pengetahuan yang tadi
disebut sebagai pelekat dasar kemajuan manusia, keempat cara tersebut adalah:
Cara pertama Sampai cara ketiga, disebut sebagai cara kebanyakan orang, atau
orang awam dan cenderung tidak efisien, dan kurang produktif bahkan terkadang tidak
objektif dan tidak rasional. Sedangkan cara terakhir, yaitu metode ilmiah adalah cara
ilmiah yang dipandang lebih rasional, objektif, efektif dan efisien. Cara yang keempat ini
adalah cara bagaimana para ilmuwan memperoleh ilmu yang dalam prakteknya metode
ilmiah untuk mengungkapkan dan mengembangkan ilmu dikerjakan melalui cara kerja
penelitian.
Bahwa manusia disadari atau tidak akan selalu menghadapi masalah, manusia
nelayan agar bisa mendapatkan ikan yang banyak, petani agar tanamannya tidak diserang
hama dengan hasil yang memuaskan, termasuk bagaimana cara mendidik anak tentu
semua itu ada metode penyelesaiannya terlepas dari apakah permasalahan itu modusnya
sama dengan yang pernah terjadi dulu sekalipun dengan tantangan baru maka metode
penyelesaiannya pun harus baru pula. Karena itulah tuhan memberikan manusia akal
pikiran, agar manusia mengoptimalkan fasilitas yang suduh diberikan oleh tuhannya agar
bisa menjawab tantangan zaman dan permasalahan yang muncul dengan seting sosial dan
modus yang berbeda pula. Masalahnya bisakah manusia bercocok tanam, menangkap
ikan, mendidik anak dengan baik tanpa adanya metode tertentu dalam melahirkan
pengetahuan. Dan pengetahuan diperoleh melalui sebuah sistem tata fikir yang dilakukan
manusia, oleh karena itu hal ini menunjukan bahwa penelitian ilmiah dengan metode
ilmiah memiliki peranan penting dan memberikan manfaat yang banyak dalam membantu
Penalaran rasional dan empiris merupakan dua model yang selalu menjadi sumber
sekaligus metodologis dalam menghasilkan ilmu pengetahuan, ilmu yang dihasilkan dari
sumber tadi, selalu menuntut dilakukan observasi dan penjelajahan baru terhadap
melalui studi lapangan (empiris/induksi). Jadi metode ilmiah adalah penggabungan antara
cara berpikir deduktif (rasional) dan induktif (empiris) dalam membangun pengetahuan.
Secara rasioanal maka ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif,
sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai dengan fakta
dan yang tidak. Dengan demikian bahwa semua teori ilmiah harus memenuhi dua syarat
utama yakni
(b) harus cocok dengan fakta-fakta empiris sebab teori yang sekiranya tidak
ilmiah.
Jadi logika ilmiah merupakan gabungan antara logika deduktif dan logika induktif
dimana rasionalisme dan empirisme hidup berdampingan dalam sebuah sistem. Teori
apapun konsistennya jika tidak didukung pengujian empiris maka tidak dapat diterima
fakta yang ada, tanpa didukung asumsi rasional maka ia hanya akan menjadi fakta yang
rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, yang biasanya disebut
hipotesis. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang
kita hadapi, hipotesis berfungsi sebagai penunjuk jalan yang memungkinkan kita untuk
ilmu secara keseluruhan dan menimbulkan efek kumulatif dalam kemajuan ilmu.
Hipotesis dapat menjadi jembatan pemanduan antara cara kerja deduksi dan induksi.
dalam proses pengujian ini merupakan pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis
yang diajukan. fakta-fakta ini bisa bersifat sederhana yang bisa langsung ditangkap oleh
panca indra ada juga yang harus menggunakan alat seperti teleskop dan mikroskop.
Dengan adanya jembatan berupa penyusunan hipotesis, metode ilmiah sering dikenal
berpikir ilmiah. proses induksi diperlukan untuk melakukan verifikasi atau pengujian
"Alur berpikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam
dalamnya.
diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya dalam proses pengujian terdapat
fakta yang cukup dan mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima.
Sebaliknya sekiranya dalam proses pengujian tidak terdapat fakta yang cukup
artinya bahwa sampai saat ini belum terdapat fakta yang menyatakan
sebaliknya.
Keseluruhan langkah ini harus ditempuh agar suatu penelaahan dapat disebut
ilmiah. langkah-langkah diatas harus dianggap sebagai patokan utama di mana dalam
penelitian yang sesungguhnya mungkin saja berkembang berbagai variasi sesuai dengan
langkah yang tertib dan sistemik, namun demikian suatu metodologi bisa dipahami
ilmuwan dengan ragam pendapat, seperti J Eigelbener menyebut ada lima langkah dalam
melakukan prosedur dan metode berpikir ilmiah, kelima langkah tersebut adalah
1. Adanya analisis terhadap masalah, analisis ini berguna untuk menetapkan apa
yang hendak dicari, memberi bentuk dan arah pada telaah penelitian
2. Pengumpulan fakta-fakta
simultan
penalaran
1. Mengenal adanya suatu situasi yang tidak menentu. Situasi yang bertentangan
5. Menumpulkan dan mencatat data kasar agar mempunyai suatu pernyataan yang
Selain prosedur berpikir ilmiah terdapat hal-hal lain yang juga berperan penting
dalam mendukung metode berpikir ilmiah. Archi J. Bahm menyatakan bahwa aspek-
1. Masalah. Masalah akan menentukan ada atau tidak adanya ilmu, tidak ada masalah
maka tidak ada ilmu, dan masalah juga sebagai langkah pertama dalam satu penelitian
ilmiah. sesuatu dianggap masalah jika terjadi pertentangan antara harapan akan
hal-hal lain, ada rasa ingin tahu yang menjadi pemicu munculnya pertanyaan
diperlukan
3. Aktivitas ilmiah
Ketika para ilmuwan melakukan riset atau penelitian ilmiah, itulah yang
dimaksud dengan aktivitas ilmiah. Walter R. Borg dan Meredith D. Gall, menyebutkan
tujuh langkah yang ditempuh seorang peneliti dalam melakukan penelitiannya. Tujuh
instrument penelitian)
dalam penelitian ilmiah adalah metode keilmuan. Dengan demikian maka penguasaan
metode ilmiah merupakan persyaratan untuk dapat memahami jalan pikiran yang terdapat
masalah yang bertujuan untuk menemukan jawaban dari persoalan yang signifikan
Merupakan fakta yang tak dapat dipungkiri bahwa pada kurun masa kini kita
mempergunakan berbagai kemudahan dan fasilitas yang dikembangkan oleh ilmu dan
kini. Dan dikemudian hari mungkin saja harus diciptakan sarana komunikasi dan
Demikian secara singkat telah dibahas hakikat metode ilmiah yang dengan alur-
alur pikirannya tercermin dalam langkah-langkah tertentu. Alur pikiran keilmuan inilah
yang penting sebab ilmu pada kenyataannya yang paling asasi adalah produk kegiatan
Metode ilmiah adalah penting bukan saja dalam proses penemuah pengetahuan
masyarakat ilmuwan. Perbedaan utama antara metode ilmiah dengan metode pengetahuan
lain adalah hakikat metode ilmiah yang bersifat sistematik dan eksplisit. Sifat eksplisit ini
ilmuwan. Ilmu ditemukan secara individu namun dimanfaatkan secara social. Dan ilmu
merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten dan keberannya telah
Praja. Juhaya S. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta: Prenada Media, 2005
Sumarna. Cecep. Rekonstruksi limu. Bandung: Benang Merah Press, 2005 Sumarna.
Suriasumantri. Jujun S. Filsafat llmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1996