You are on page 1of 2

1. Mengenali emosi diri.

Keterampilan ini meliputi kemampuan kita


untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya kita rasakan.
Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, kita
harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan.
Berikut adalah beberapa contoh pesan dari emosi:

Rasa Bersalah. Perasaan atau emosi ini muncul ketika kita telah
melanggar salah satu standar yang kita pegang. Emosi ini
nampaknya mudah diatasi ketika kita merasa tidak ada orang lain
yang mengetahui pelanggaran yang kita lakukan. Namun
sesungguhnya dampaknya sangat berbahaya di masa mendatang,
apalagi jika perasaan itu menumpuk dalam bawah sadar. Rasa
bersalah yang terus menerus dapat menyebabkan stres dan
mengurangi daya tahan tubuh serta menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit. Oleh karena itu penting sekali untuk
segera melepaskan rasa bersalah itu. Kesepian. Perasaan ini
muncul ketika kita merasa sendiri atau terpisah dari lingkungan
orang lain. Ada dua macam tindakan yang dapat kita lakukan ketika
rasa ini muncul. Pertama adalah dengan memanfaatkan emosi
kesepian untuk memunculkan energi kreatif yang ada dalam diri
kita, sehingga biasanya para seniman atau artis menjadi kreatif
ketika mereka merasa kesepian. Hal kedua adalah dengan
bertindak untuk mulai membina hubungan baru dengan orang lain.
Mengenali emosi diri merupakan bentuk kesadaran diri yang tinggi.
Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu
merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman
diri. Ketidakmampuan untuk mengenali perasaan membuat kita
berada dalam kekuasaan emosi kita, artinya kita kehilangan kendali
atas perasaan kita yang pada gilirannya membuat kita kehilangan
kendali atas hidup kita.

2. Melepaskan emosi negatif Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan


kita untuk memahami dampak dari emosi negatif terhadap diri kita. Sebagai
contoh, keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target
pekerjaan yang membuat kita mudah marah ataupun frustrasi seringkali
justru merusak hubungan kita dengan bawahan maupun atasan serta dapat
menyebabkan stres. Jadi selama kita dikendalikan oleh emosi negatif kita
justru tidak bisa mencapai potensi terbaik dari diri kita. Oleh karena itu kita
membutuhkan keterampilan untuk dapat menghilangkan emosi negatif
sebelum perasaan itu merusak kinerja kita atau kinerja organisasi secara
keseluruhan. Kebanyakan orang mengatasi emosi negatif dengan
mengekspresikannya (expressing limiting emotions) ataupun dengan
menahan (suppressing) emosi tersebut.

3. Mengelola emosi diri sendiri. Kita jangan pernah menganggap emosi negatif atau
positif itu, baik atau buruk. Emosi adalah sekadar sinyal bagi kita untuk melakukan
tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi emosi adalah awal
bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk
mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu kita mencapai kesuksesan.
Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: pertama adalah
menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada kita. Kedua berusaha
mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah
berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita
mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah
bentuk pengendalian diri karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi
atau perasaan kita, bukan sebaliknya.

4. Memotivasi diri sendiri Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan
merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk
memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri
emosional – menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati –
adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Keterampilan memotivasi diri
memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang
yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal
apapun yang mereka kerjakan.

5. Mengenali emosi orang lain Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki
empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan keterampilan ini
membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang
disebut Covey sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu
sebelum dimengerti. Keterampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan
manusia secara efektif.

***

6. Mengelola emosi orang lain. Jika keterampilan mengenali emosi orang lain
merupakan dasar dalam berhubungan antarpribadi, maka keterampilan mengelola
emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain.
Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas
dasar emosi yang muncul dari interaksi antarmanusia. Keterampilan mengelola
emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat
mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antarpribadi
yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antarkorporasi atau
organisasi Semakin tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola
emosi orang lain semakin tinggi kinerja organisasi itu secara keseluruhan.

7. Memotivasi orang lain Keterampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari
keterampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Keterampilan ini adalah
bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi,
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

You might also like