You are on page 1of 19

1

BAB I
KONSEP MEDIS

2.1 Definisi
Tumor ovarium adalah kista yang permukaannya rata dan halus
biasanya bertangkai,bilateral dan dapat menjadi besar ( Arif Mansjoer ).
Tumor ovarium adalah kista ada yang bersifat neoplastik dan nonneoplastik
( sarwono p ).Tumor ovarium adalah pertumbuhan jinak yang berkembang
dari sel-sel otot polos. Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan
yang terjadi pada indung telur yang dibungkus oleh semacam semacam selaput
yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.

2.2 Anatomi dan Fisiologi

Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang


tuba falopii. Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
messovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi
dinding pelvis lateral kira-kira setinggi spina illiaka anterior superior, dan
ligamentum ovarii propium, yang mengikat ovarium ke uterus. Pada palpasi,
ovarium dapat digerakkan.
Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria.
Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar. Saat
ovulasi, ukuran ovarium dapat berubah menjadi dua kali lipat untuk
sementara. Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat
dan sedikit kenyal. Sebelum menarche, permukaan ovarium licin. Setelah
maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang
membuat permukaan nodular menjadi kasar.
Ovarium terdiri dari dua bagian:
1. Korteks Ovarii
• Mengandung folikel primordial
• Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraf
• Terdapat korpus luteum dan albicantes
2. Medula Ovarii

4
2

• Terdapat pembuluh darah dan limfe


• Terdapat serat saraf
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon.
Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial
(primitive). Di antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap bulan), satu
atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan tempat
utama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone, dan androgen) dalam
jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi
wanita normal.

2.3 Etiologi
Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan
tumor ovarium :
1 Faktor genetik
2 Wanita yang menderita kanker payudara
3 Riwayat kanker kolon
4 Gangguan hormonal
5 Diet tinggi lemak
6 Merokok
7 Minum alkohol
8 Pengunaan bedak talk perineal
9 Sosial ekonomi yang rendah

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab.Penyebab inilah


nantinya yang akan menentukan tipe dari kista.Diantara beberapa kista
ovarium ,tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak
ditemukan.Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar
dari akibat perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.Pada
beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti
rambut dan gigi.
3

2.4 Klasifikasi

Klasifikasi tumor ovarii sampai sekarang belum ada yang benar-benar


memuaskan, baik pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis.
Tumor kistik merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang
bersifat non-neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari corpus luteum.
Tetapi di samping itu ditemukan pula jenis yang betul merupakan neoplasma.
Oleh karena itu tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi dalam golongan
non-neoplastik (fungsionil) dan golongan neoplastik.
1. Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)
a. Kista Follikel
Kista ini berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses atresia
folliculi. Setiap bulan sejumlah besar follikel menjadi mati, disertai kematian
ovum, disusul dengan degenerasi dari epitel follikel. Pada masa ini tampaknya
sebagai kista-kista kecil. Tidak jarang ruangan follikel diisi dengan cairan
yang banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan
pada pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak melebihi sebuah jeruk.
Sering terjadi pada pubertas, climacterium, dan sesudah salpingektomi.
Gejala-gejala
Kista jenis ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan
kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Kurve suhu basal
bersifat monofasis. Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut
dapat memberikan rasa penuh dan tidak enak pada daerah yang dikenai.
Seperti pada semua tumor ovarii dapat menyebabkan torsi. Kadang-kadang
walaupun jarang, dapat terjadi rupture spontan, dengan disertai tanda-tanda
perdarahan intra abdominal sehingga gambaran klinisnya dapat menyerupai
suatu kehamilan ektopik yang terganggu. Yang paling sering terjadi ialah
cairan kista tersebut mengalami resorpsi secara spontan setelah satu atau dua
siklus.
Diagnosa
Diagnosa hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor tersebut.
Tetapi kita tidak akan dapat menentukan dengan sekali pemeriksaan, apakah
kista ini neoplastik atau non neoplastik, kecuali bila ukurannya sangat besar.
4

Terapi
Biasanya tak memerlukan terapi karena mengalami resorpsi spontan.
Bila harus diadakan operasi oleh karena adanya salah satu gangguan klinis
atau oleh karena indikasi lain, sebaiknya tindakannya disesuaikan dengan
keadaan. Bila kista kecil dapat dilakukan punksi atau eksisi saja. Bila besar
sebaiknya di enucleasi dengan meninggalkan jaringan ovarium yang normal.

b. Kista Lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan.
Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum
haematoma. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada masa
vaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah corpus
luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan.
Secara perlahan-lahan terjadi resorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga
akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat
yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein
sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam
jaringan-jaringan perut.
Gejala-gejala
Pada beberapa kasus sering mnyerupai kehamilan ektopik. Haid
kadang-kadang terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang terus
menerus, disertai rasa sakit pada bagian perut bawah. Pada pemeriksaan klinis
ditemukan benjolan yang sakit. Ada yang menganggap kista ini sebagai
korpus luteum persistens, dimana oleh sesuatu sebab tidak terjadi regresi.
Suatu jenis yang jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan pada mola
hydatidosa atau chorio epithelioma. Dalam beberapa kasus dari jenis ini,
dindingnya dibentuk oleh sel granulose yang mengalami luteinisasi, tetapi
pada umumnya kista dibntuk oleh sel theca lutein dan jaringan ikat.
5

c. Stein Levental ovary


Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik, permukaan
rata, berwarna keabu-abuan dan berdinding tebal. Pada pemeriksaan
mikroskopis akan tampak tunica yang tebal dan fibrotik. Dibawahnya tampak
follikel dalam bermacam-macam stadium, tetapi tidak ditemukan corpus
luteum. Secara klinis memberikan gejala yang disebut Stein-Leventhal
Syndrom, yaitu yang terdiri dari hirsutisme, sterilitas, obesitas dan
oligomenorrhoe. Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan hyperplasi
dari tunica interna yang menghasilkan zat androgenic. Kelainan ini merupakan
penyakit herediter yang autosomal dominan.

d.

Germinal inclusion cyst


Terjadi oleh karena invaginasi dari epitel germinal dari ovarium.
Biasanya terjadi pada wanita tua. Tidak pernah memberi gejala-gejala yang
berarti.

e. Kista endometrial
2. Kista ovarium yang neoplastik atau proliferatif
a. Kistoma ovarii simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di
6

dalam kista jernih, serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak
lapisan epitel kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi
(putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini
suatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya
berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi terdiri atas
pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang
dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah
ada keganasan.
b. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia
mungkin berasal dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu
elemen mengalahkan elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat
bahwa tumor berasal dari lapisan germinativum, sedang penulis lain menduga
tumor ini mempunyai asal yang sama dengantumorBrenner.
Gambaran Klinik
Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan
berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar,
lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar
tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya
unilateral, akan tetapi dapat juga ditemui yang bilateral.
Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat
terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat
menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang
memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan
peritoneum parietale.
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang
terakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di
dalam kista. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti
gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari
percampurannya dengan darah.
Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh
epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang
membundar karena terisi lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat
dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar:
7

kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi


multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapat
tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya
menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritonei
ialah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan
menyebabkan banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal karena ileus
dan atau inanisi. Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan
pertumbuhan papiler. Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama
oleh karena di situ dapat ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasan ini terdapat
dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum.
Penanganan
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor
sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal,
biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-
ooforektomi). Pada waktu mengangkat kista sedapat-dapatnya diusahakan
mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi dahulu, untuk mencegah
timbulnya pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi kista. Jika
berhubung dengan besarnya kista perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan
tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor
dari rongga perut. Setelah kista diangkat, harus dilakukan pemeriksaan
histologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan
keganasan. Waktu operasi, ovarium yang lain perlu diperiksa pula.
c. Kistadenoma Ovarii Serosum
Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari
epitel permukaan ovarium (germinal epithelium).
Gambaran Klinik
Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar
dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya
licin, akan tetapi dapat pula berrbagala karena kista serosum pun dapat
berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih
keabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam
rongga kista sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi
kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak
8

jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan


papiler (solid papilloma).
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan
gambaran makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari
yang jinak, bahkan pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu memberi
kepastian. Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisi
oleh epitel kubik atau epitel torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil
dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini barasal dari
epitel permukaan ovarium (germinal ephithelium), maka bentuk epitel pada
papil dapat beraneka ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel
bulu getar, seperti epitel tuba.
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam
stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya
menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarii serosum papilliferum,
tetapi tidak bahwa tumor itu ganas.
Perubahan Ganas
Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi
epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara
mikroskopik digolongkan kedalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis
pemisah antara kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-
kadang sukar ditentukan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa
potensi keganasan yang dilaporkan sangat berbeda-beda. Walaupun demikian,
dapat dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistadenoma serosum mengalami
perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus terdapat implantasi pada
peritoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit itu kurang baik,
meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak
(histopatologically benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus
dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant).
Terapi
Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum.
Hanya, berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu
dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan
kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada
saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.
9

d. Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding
dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel
endometrium. Kista ini, yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969,
tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.
e. Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana
struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit,
rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai
lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan
mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak
dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.
Gambaran Klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista
kelihatan putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian
kistik kenyal, di bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista
berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista besar
dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu
daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat.
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan
entodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi
(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa
traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid
(entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari
kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan
rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan
gelondongan seperti konde.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri
mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan
dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum.
Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista
dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause. Yang tersering adalah
karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu elemen ektodermal. Ada
10

kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan menyebabkan
terjadinya tumor yang khas.

Termasuk di sini:
1. Struma ovarium
Tumor ini terutama terdiri atas jaringan tiroid, dan kadang-kadang
dapat menyebabkan hipertiroidi. Antara 1960 dan 1964 di RS. Dr. Soetomo
Surabaya pernah ditemukan 5 kasus struma ovarium, semuanay tak berfungsi
dan tidak ganas. Hariadi selam 5 tahun (1963-1968) menemukan 3 kasus
struma ovarium (= 0,5%), Djaswadi selam 10 tahun (1965-1974) hanya
mencatat satu kasus (= 0,5%); sedangkan Gunawan selama 3 tahun (1974-
1977) melaporkan satu kasus (= 0,2%).

2.

Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum


Kista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang bertasal dari satu
elemen dari epitelium germinativum.
3. Koriokarsinoma
Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagosis harus dibuktikan
adanya hormon koriogonadotropin.
2.5 Manifestasi Klinik
Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat
berbahaya dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita
Pertumbuhan primer diikuti oleh infiltrasi kejaringan sekitar yang
menyebabkan berbagai keluhan samar-samar:
11

1. Perasaan sebah
2. Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
3. Makan sedikit terasa cepat kenyang
4. Sering kembung
5. Nyeri sanggama
6. Nafsu makan menurun
7. Rasa penuh pada perut bagian bawah
8. Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga
tekanan pada dubur
9. Gangguan menstruasi.Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola
haid kecuali tumor itu sendiri mengeluarakan hormon seperti pada tumor
sel granulosa yang dapat menyebabkan hipermenorrea.
10. Akibat Pertumbuhan adalah dengan adanya tumor didalam perut bisa
menyebabkan pembengkakan perut..Tekanan pada alat atau organ sekitar
disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Misalnya
sebuah kista yang tidak seberapa besar tetapi posisinya terletak didepan
uterus sehingga dapat menekan kandung kencing dan menyebabkan
gangguan miksi dan sedang kista besar yang terletak didalam rongga perut
kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat pada perut. Selain
gangguan miksi obstipasi dan oedema pada tungkai dapat terjadi.
2.6 Diagnosa
Pemeriksaan Penunjang
Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh
kepastian sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat
dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu
dalam pembuatan differensial diagnosis.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
adalah :
1.Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah
sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk
menentukan sifat-sifat tumor itu.
2.Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor
12

berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau
solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas
dan yang tidak.
3.Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya,
pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
4.Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan
bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan i
Pemeriksaan USG masih menjadi pilihan utama untuk mendeteksi
adanya kista. Selain itu, MRI dan CT Scan bisa dipertimbangkan tetapi tidak
sering dilakukan karena pertimbangan biaya.
2.7 Komplikasi
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas
terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya
kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas
40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan
terjadinya kanker ovarium.
Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral
terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila
seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan
kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera
melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker
ovarium.
2.8 Pengobatan
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang
dengan sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang
pecah namun tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini
termasuk jinak dan tidak memerlukan penanganan medis. Kista biasanya
ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan USG.
Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap
perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila memang
ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan
mengecil sendiri.
13

Pemeriksaan USG sangat berperan dalam menentukan langkah


penatalaksanaan kista ovarium. Dengan USG dapat dilihat besarnya kista,
bentuk kista, isi dari kista dan lain sebagainya.
Jika memang kista ovarium tumbuh membesar dan menimbulkan
keluhan akibat dari peregangan organ sekitar kista maka perlu
dipertimbangkan untuk melakukan operasi pengangkatan kista. Jangan lupa
untuk segera membawa jaringan kista ke laboratorium patologi anatomi untuk
mengetahui kemungkinan kista tersebut berkembang menjadi kanker.
14

PENYIMPANGAN KMB KISTA OVARI

Factor internal factor eksternal


1 Faktor genetic 1 diet tinggi lemak
2 Wanita yang menderita kankerpayudara 2 merokok
3 Riwayat kanker kolon 3 minum alkohol
4 Gangguan hormonal 4 penggunaan bedak talk perineal
5 sosial ekonomi yang rendah

Kista ovari

Pecahnya dinding kista Pembesaran kista Peningkatan stimulasi hormone


Seperta pada tumor sel granulosa

Gg rasa nyaman nyeri


Peregangan atau penekanan Gangguan menstruasi
daerah panggul
15

Kista ovari

Pecahnya dinding kista Pembesaran kista Peningkatan stimulasi hormone


Seperta pada tumor sel granulosa

Gg rasa nyaman nyeri


Peregangan atau penekanan Gangguan menstruasi
daerah panggul

Tekanan pada rectum Tekanan kandung kemih hypermenore

Gg pola
Gg Rasa Nyaman eliminasi urin ansietas

20
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
16

I. PENGKAJIAN
1. Biodata
Meliputi identitas pasien, identitas penanggung jawab dan identitas masuk.
2. Riwayat kesehatan
Meliputi keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan
dahulu, riwayat kesehatan keluarga dan riwayat sosial ekonomi.
3. Status Obstetrikus, meliputi :
o Menstruasi : menarche, lama, siklus, jumlah, warna dan bau
o Riwayat perkawinan : berapa kali menikah, usia perkawinan
o Riwayat persalinan
o Riwayat KB
4. Pengkajian pasca operasi rutin, menurut (Ingram, Barbara, 1999)
o Kaji tingkat kesadaran
o Ukur tanda-tanda vital
o Auskultasi bunyi nafas
o Kaji turgor kulit
o Pengkajian abdomen
 Inspeksi ukuran dan kontur abdomen
 Auskultasi bising usus
 Palpasi terhadap nyeri tekan dan massa
 Tanyakan tentang perubahan pola defekasi
 Kaji status balutan
o Kaji terhadap nyeri atau mual
o Kaji status alat intrusif
o Palpasi nadi pedalis secara bilateral
o Evaluasi kembajinya reflek gag
o Periksa laporan operasi terhadap tipe anestesi yang diberikan dan
lamanya waktu di bawah anestesi.
o Kaji status psikologis pasien setelah operasi
5. Data penunjang
o Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah lengkap (NB, HT,
SDP)
17

o Terapi : terapi yang diberikan pada post operasi baik injeksi maupun
peroral
II. DIAGNOSA
1.Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kompresi) jaringan pada organ ruang abdomen
2.Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya
3.Resiko gangguan BAB konstipasi / BAK berhubungan dengan penekanan
daerah sekitar tumor.

III. INTERVENSI
1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kompresi) jaringan pada organ abdomen
(Tujuan: Setelah diberi tindakan kepw,nyeri berkurang sampai hilang sama
sekali)
a. Kaji tingkat dan intensitas nyeri.
(R/ mengidentifikasi lingkup masalah)
b. Berikan tindakan kenyamanan dasar (reposisi, gosok punggung),
hiburan dan lingkungan.
R : meningkatkan relaksasi dan membentu pasien focus kembali ke
perhatian
c. Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesik.
(R/menghilangkan rasa nyeri)
d. Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi.
(Merelaksasi otot – otot tubuh).
2. Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
(Tujuan : Setelah 1 X 24 Jam diberi tindakan, gangguan rasa nyaman
(cemas) berkurang.
a. Kaji dan pantau terus tingkat kecemasan klien.
(R/ mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman
tindakan selanjutnya )
b. Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan
dengan penyakitnya.
18

(R/ Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien


tahu tentang keadaan dirinya )
c. Bina hubungan yang terapeutik dengan klien.
(R/ Hubungan yang terapeutuk dapat menurunkan tingkat kecemasan
klien.
3. Resiko gangguan BAB / BAK berhubungan dengan penekanan daerah
sekitar tumor.
(Tujuan : gangguan BAB / BAK tidak terjadi)
a. Kaji dan pantau frekuensi BAB maupun BAK setiap hari
(R/mengidentifikasi masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan
selanjutnya)
b. Berikan obat pencahar jika di perlukan
(R/ kolaborasikan pemberian laksatif dengandokter)
c. Pemasangan alat bantu kateter jika di perlukan
(R/pemasangan kateter dapat digunakan selama praoperasi)
19

DAFTAR PUSTAKA

Anurogo, Ditto. 2009. Kista ovarium. diakses tanggal12 Desember 2011


<http://www. Netsains.com>

Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta:


EGC.

Doenges, E, Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi. Jakarta:


EGC.

Lowdermilk, perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edition.


Philadelphia : Mosby.

Sjamjuhidayat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta :
EGC.

Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta :
EGC.

You might also like