Professional Documents
Culture Documents
BAB I
KONSEP MEDIS
2.1 Definisi
Tumor ovarium adalah kista yang permukaannya rata dan halus
biasanya bertangkai,bilateral dan dapat menjadi besar ( Arif Mansjoer ).
Tumor ovarium adalah kista ada yang bersifat neoplastik dan nonneoplastik
( sarwono p ).Tumor ovarium adalah pertumbuhan jinak yang berkembang
dari sel-sel otot polos. Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan
yang terjadi pada indung telur yang dibungkus oleh semacam semacam selaput
yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.
4
2
2.3 Etiologi
Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan
tumor ovarium :
1 Faktor genetik
2 Wanita yang menderita kanker payudara
3 Riwayat kanker kolon
4 Gangguan hormonal
5 Diet tinggi lemak
6 Merokok
7 Minum alkohol
8 Pengunaan bedak talk perineal
9 Sosial ekonomi yang rendah
2.4 Klasifikasi
Terapi
Biasanya tak memerlukan terapi karena mengalami resorpsi spontan.
Bila harus diadakan operasi oleh karena adanya salah satu gangguan klinis
atau oleh karena indikasi lain, sebaiknya tindakannya disesuaikan dengan
keadaan. Bila kista kecil dapat dilakukan punksi atau eksisi saja. Bila besar
sebaiknya di enucleasi dengan meninggalkan jaringan ovarium yang normal.
b. Kista Lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan.
Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum
haematoma. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada masa
vaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah corpus
luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan.
Secara perlahan-lahan terjadi resorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga
akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat
yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein
sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam
jaringan-jaringan perut.
Gejala-gejala
Pada beberapa kasus sering mnyerupai kehamilan ektopik. Haid
kadang-kadang terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang terus
menerus, disertai rasa sakit pada bagian perut bawah. Pada pemeriksaan klinis
ditemukan benjolan yang sakit. Ada yang menganggap kista ini sebagai
korpus luteum persistens, dimana oleh sesuatu sebab tidak terjadi regresi.
Suatu jenis yang jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan pada mola
hydatidosa atau chorio epithelioma. Dalam beberapa kasus dari jenis ini,
dindingnya dibentuk oleh sel granulose yang mengalami luteinisasi, tetapi
pada umumnya kista dibntuk oleh sel theca lutein dan jaringan ikat.
5
d.
e. Kista endometrial
2. Kista ovarium yang neoplastik atau proliferatif
a. Kistoma ovarii simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di
6
dalam kista jernih, serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak
lapisan epitel kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi
(putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini
suatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya
berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi terdiri atas
pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang
dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah
ada keganasan.
b. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia
mungkin berasal dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu
elemen mengalahkan elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat
bahwa tumor berasal dari lapisan germinativum, sedang penulis lain menduga
tumor ini mempunyai asal yang sama dengantumorBrenner.
Gambaran Klinik
Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan
berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar,
lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar
tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya
unilateral, akan tetapi dapat juga ditemui yang bilateral.
Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat
terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat
menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang
memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan
peritoneum parietale.
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang
terakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di
dalam kista. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti
gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari
percampurannya dengan darah.
Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh
epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang
membundar karena terisi lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat
dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar:
7
d. Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding
dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel
endometrium. Kista ini, yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969,
tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.
e. Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana
struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit,
rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai
lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan
mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak
dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.
Gambaran Klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista
kelihatan putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian
kistik kenyal, di bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista
berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista besar
dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu
daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat.
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan
entodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi
(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa
traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid
(entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari
kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan
rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan
gelondongan seperti konde.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri
mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan
dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum.
Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista
dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause. Yang tersering adalah
karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu elemen ektodermal. Ada
10
kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan menyebabkan
terjadinya tumor yang khas.
Termasuk di sini:
1. Struma ovarium
Tumor ini terutama terdiri atas jaringan tiroid, dan kadang-kadang
dapat menyebabkan hipertiroidi. Antara 1960 dan 1964 di RS. Dr. Soetomo
Surabaya pernah ditemukan 5 kasus struma ovarium, semuanay tak berfungsi
dan tidak ganas. Hariadi selam 5 tahun (1963-1968) menemukan 3 kasus
struma ovarium (= 0,5%), Djaswadi selam 10 tahun (1965-1974) hanya
mencatat satu kasus (= 0,5%); sedangkan Gunawan selama 3 tahun (1974-
1977) melaporkan satu kasus (= 0,2%).
2.
1. Perasaan sebah
2. Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
3. Makan sedikit terasa cepat kenyang
4. Sering kembung
5. Nyeri sanggama
6. Nafsu makan menurun
7. Rasa penuh pada perut bagian bawah
8. Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga
tekanan pada dubur
9. Gangguan menstruasi.Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola
haid kecuali tumor itu sendiri mengeluarakan hormon seperti pada tumor
sel granulosa yang dapat menyebabkan hipermenorrea.
10. Akibat Pertumbuhan adalah dengan adanya tumor didalam perut bisa
menyebabkan pembengkakan perut..Tekanan pada alat atau organ sekitar
disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Misalnya
sebuah kista yang tidak seberapa besar tetapi posisinya terletak didepan
uterus sehingga dapat menekan kandung kencing dan menyebabkan
gangguan miksi dan sedang kista besar yang terletak didalam rongga perut
kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat pada perut. Selain
gangguan miksi obstipasi dan oedema pada tungkai dapat terjadi.
2.6 Diagnosa
Pemeriksaan Penunjang
Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh
kepastian sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat
dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu
dalam pembuatan differensial diagnosis.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
adalah :
1.Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah
sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk
menentukan sifat-sifat tumor itu.
2.Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor
12
berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau
solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas
dan yang tidak.
3.Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya,
pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
4.Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan
bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan i
Pemeriksaan USG masih menjadi pilihan utama untuk mendeteksi
adanya kista. Selain itu, MRI dan CT Scan bisa dipertimbangkan tetapi tidak
sering dilakukan karena pertimbangan biaya.
2.7 Komplikasi
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas
terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya
kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas
40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan
terjadinya kanker ovarium.
Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral
terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila
seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan
kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera
melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker
ovarium.
2.8 Pengobatan
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang
dengan sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang
pecah namun tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini
termasuk jinak dan tidak memerlukan penanganan medis. Kista biasanya
ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan USG.
Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap
perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila memang
ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan
mengecil sendiri.
13
Kista ovari
Kista ovari
Gg pola
Gg Rasa Nyaman eliminasi urin ansietas
20
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
16
I. PENGKAJIAN
1. Biodata
Meliputi identitas pasien, identitas penanggung jawab dan identitas masuk.
2. Riwayat kesehatan
Meliputi keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan
dahulu, riwayat kesehatan keluarga dan riwayat sosial ekonomi.
3. Status Obstetrikus, meliputi :
o Menstruasi : menarche, lama, siklus, jumlah, warna dan bau
o Riwayat perkawinan : berapa kali menikah, usia perkawinan
o Riwayat persalinan
o Riwayat KB
4. Pengkajian pasca operasi rutin, menurut (Ingram, Barbara, 1999)
o Kaji tingkat kesadaran
o Ukur tanda-tanda vital
o Auskultasi bunyi nafas
o Kaji turgor kulit
o Pengkajian abdomen
Inspeksi ukuran dan kontur abdomen
Auskultasi bising usus
Palpasi terhadap nyeri tekan dan massa
Tanyakan tentang perubahan pola defekasi
Kaji status balutan
o Kaji terhadap nyeri atau mual
o Kaji status alat intrusif
o Palpasi nadi pedalis secara bilateral
o Evaluasi kembajinya reflek gag
o Periksa laporan operasi terhadap tipe anestesi yang diberikan dan
lamanya waktu di bawah anestesi.
o Kaji status psikologis pasien setelah operasi
5. Data penunjang
o Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah lengkap (NB, HT,
SDP)
17
o Terapi : terapi yang diberikan pada post operasi baik injeksi maupun
peroral
II. DIAGNOSA
1.Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kompresi) jaringan pada organ ruang abdomen
2.Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya
3.Resiko gangguan BAB konstipasi / BAK berhubungan dengan penekanan
daerah sekitar tumor.
III. INTERVENSI
1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kompresi) jaringan pada organ abdomen
(Tujuan: Setelah diberi tindakan kepw,nyeri berkurang sampai hilang sama
sekali)
a. Kaji tingkat dan intensitas nyeri.
(R/ mengidentifikasi lingkup masalah)
b. Berikan tindakan kenyamanan dasar (reposisi, gosok punggung),
hiburan dan lingkungan.
R : meningkatkan relaksasi dan membentu pasien focus kembali ke
perhatian
c. Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesik.
(R/menghilangkan rasa nyeri)
d. Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi.
(Merelaksasi otot – otot tubuh).
2. Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
(Tujuan : Setelah 1 X 24 Jam diberi tindakan, gangguan rasa nyaman
(cemas) berkurang.
a. Kaji dan pantau terus tingkat kecemasan klien.
(R/ mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman
tindakan selanjutnya )
b. Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan
dengan penyakitnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Sjamjuhidayat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta :
EGC.
Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta :
EGC.