Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Nama : Chintiya Chaerani
Kelas : B3 (Investasi)
Asas ini dimaknai dengan adanya keleluasaan atau kebebasan bagi para
pihak yang mengikatkan diri dalam suatu kontrak untuk menentukan isi
kontrak, bentuk kontrak, dan apa pun yang diatur dalam kontrak. Asas ini
tersirat dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata bahwa pada pokoknya
perjanjian yang dibuat secara syah berlaku sebagai undang-undang bagi
yang membuatnya. Namun demikian, kebebasan yang diperoleh para
pihak masih ada batasannya, yaitu Undang-undang. Ketertiban umum
dan kesusilaan.
Asas ini dimaknai dengan adanya ikatan dari para pihak ketika membuat
kontrak. Para pihak yang menandatangani kontrak terikat dengan apa
yang telah ditandatanganinya dalam kontrak tersebut. Asas yang tersirat
dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata bahwa pada pokoknya perjanian
yang dibuat secara syah berlaku sebagai Undang-undang bagi yang
membuatnya. Kata-kata “berlaku sebagai undang-undang” memiliki
makna kekuatannya sama dengan undang-undang, artinya memiliki daya
paksa untuk mematuhi apa yang tertuang dalam kontrak tersebut.
4. Asas Kesepakatan
Asas ini memiliki makna yaitu kesepakatan merupakan pangkal tolak dari
mulai berlakunya suatu kontrak atau mulai mengikatnya suatu kontrak
bagi para pihak. Asas ini tersirat dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata
jo. Pasal 1320 ayat (1) KUHPerdata.
Harus digaris bawahi bahwa asas bukanlah norma, jadi ketika terjadi
pelanggaran terhadap asas maka tidak dapat dikategorikan telah terjadi
pelanggaran hukum dengan adanya sanksi hukum, melainkan telah
terjadi pelanggaran asas dengan sanksi yang bersifat moral. Namun
apabila asas ini sudah tertuang dalam suatu norma atau aturan maka
tentu saja pelanggarannya bukan merupakan pelanggaran asas tetapi
sudah termasuk pelanggaran hukum atau peraturan norma sehingga
patut mendapat sanksi hukum.
Suatu Kontrak harus memenuhi empat syarat supaya kontrak sah secara
hukum. Keempat syarat syahnya Kontrak Bisnis di atur dalam Pasal 1320
KUHPerdata. Oleh karena empat syarat tersebut merupakan ketentuan yang
memaksa dalam arti harus dipenuhi, jika tidak maka terdapat sanksi hukum
yaitu kontrak tersebut tidak sah secara hukum.
D. Subjek dan Objek Kontrak Bisnis
Kontrak dilakukan oleh dua orang atau lebih. Para pihak yang terlibat dalam
kontrak dinamakan subjek kontrak. Subjek kontrak bisnis sering dinamakan
debitor dan kreditor. Kreditor merupakan pihak yang berhak menuntut
sedangkan debitor merupakan pihak yang berkewajiban memenuhi tuntutan.
Kewajiban debitor untuk memenuhi tuntutan. Kewajiban debitor untuk
memenuhi tuntutan kreditor merupakan objek. Perjanjian yang sering juga
dinamakan dengan istilah prestasi. Menurut Pasal 1234 KUHPerdata,
prestasi ini dapat berupa member sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat
sesuatu. Sesuatu disini tergantung dari maksud dan tujuan para pihak
mengadakan hubungan syarat huku
Prestasi harus dilaksanakan oleh debitor. Apabila debitor tidak dapat melak-
sanakan prestasi, maka debitor tersebut dikategorikan telah wansprestasi
atau tidak dipenuhinya prestasi.
Ganti rugi konsepnya dapat berupa biaya, rugi dan bunga. Biaya diartikan
dengan segala pengeluaran yang telah nyata-nyata dikeluarkan. Rugi
diartikan segala kerugian yang disebabkan karena musnahnya atau rusaknya
barang-barang milik kreditor akibat kelalaian debitor. Sedangkan bunga di
artikan dengan hilangnya segala keuntungan yang diharapkan atau sudah
diperhitungkan. Kerugian sendiri ada bentuknya yang materiil dan ada yang
immaterial.
Kerugian akibat force majeure dinamakan resiko. Dalam setiap kontrak bisnis
terdapat resiko bisnis, maka para pihak sudah seharusnya mencantumkan
klousa force majeure. Sehingga apabila terjadi resiko maka sudah jelas siapa
yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
8. Berlakunya syarat batal dan ini terjadi pada kontrak bersyarat dengan
syarat membatalkan (Conditional Agreement)