You are on page 1of 7

Pengukuran Tegangan Permukaan

Menggunakan Metode Berat Tetes

Dasar

Molekul cairan biasanya saling tarik menarik. Di bagian dalam cairan, setiap molekul
cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya; tetapi di permukaan cairan, hanya
ada molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan
lainnya. Karena molekul cairan saling tarik menarik satu dengan lainnya, maka terdapat gaya
total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya, molekul
cairan yang terletak dipermukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan
bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah.
Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan
cenderung memperkecil luas permukaannya, dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang
menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis.
Fenomena ini kita kenal dengan istilah Tegangan Permukaan.

Molekul-molekul yang berada dalam fasa cair seluruhnya akan dikelilingi oleh molekul-
molekul dengan gaya tarik-menarik yang sama kesegala arah. Sedangkan molekul pada
permukaan mengalami tarikan ke dalam rongga cairan karena gaya tarikmenarik di dalam rongga
cairan lebih besar dari pada gaya tarik-menarik oleh molekul uap yang berada di atas permukaan
cairan. Hal ini berakibat permukaan cenderung mengkerut untuk mencapai luas yang sekecil
mungkin.

Tegangan permukaan ( ) didefinisikan sebagai gaya tiap satuan panjang yang bekerja

pada permukaan untuk melawan pembesaran permukaan, atau sebagai energi persatuan luas yang
diperlukan untuk memperluas permukaan sebesar satu satuan luas pada suhu, tekanan, dan
komposisi tetap.
Tujuan

Menentukan nilai tegangan permukaan suatu zat cair dengan menggunakan metode berat
tetes. Zat cair yang digunakan antara lain Benzaldehide dan Acetophenone.

Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Diukur suhu awal sampel Benzaldehide
3. Diameter luar pipa diukur dengan menggunakan jangka sorong
4. Dimasukkan sampel Benzaldehide ke dalam selang kapiler, kemudian ditutup keran
kapilernya
5. Ditimbang beaker glass kosong
6. Selang kapiler yang berisi larutan sampel dibuka kerannya secara perlahan sampai tetesan
sampel terjatuh ke dalam beaker glass kosong yang telah diketahui bobotnya
7. Ditimbang bobot beaker glass dan sampel tetesan tersebut, dilakukan hingga 10x
pengulangan
8. Dilakukan kembali percobaan diatas dengan sampel Benzaldehide pada suhu 40 oC, 50oC
dan 60oC
9. Dilakukan hal yang sama untuk sampel Acetophenone sebagai pengganti sampel
Benzaldehide

Data Pengamatan
1. Pengukuran diameter luar pipa
Diameter (cm) Rata-rata (cm) Jari-jari (cm) Jari-jari (m)
0.082
0.081 0.082 0.041 0.00041
0.082
2. Benzaldehide

n T 270C T 400C T 500C T 600C


1 0.0085 0.0065 0.0052 0.0044
2 0.0086 0.0066 0.0051 0.0043
3 0.0085 0.0065 0.0052 0.0044
4 0.0084 0.0063 0.0051 0.0045
5 0.0088 0.0066 0.0050 0.0043
6 0.0086 0.0064 0.0052 0.0044
7 0.0085 0.0065 0.0051 0.0043
8 0.0085 0.0066 0.0052 0.0044
9 0.0086 0.0066 0.0052 0.0045
10 0.0085 0.0063 0.0052 0.0044
x 0.0086 0.0065 0.0052 0.0044

3. Acetophenone
n T 270C T 400C T 500C T 600C
1 0.0079 0.0059 0.0047 0.0039
2 0.0076 0.0060 0.0048 0.0040
3 0.0079 0.0061 0.0045 0.0039
4 0.0079 0.0059 0.0048 0.0038
5 0.0078 0.0060 0.0046 0.0039
6 0.0079 0.0059 0.0047 0.0040
7 0.0077 0.0059 0.0045 0.0038
8 0.0079 0.0057 0.0047 0.0039
9 0.0078 0.0058 0.0047 0.0039
10 0.0079 0.0058 0.0048 0.0039
x 0.0078 0.0059 0.0047 0.0039
Perhitungan

mg
 
2r
Dimana: m = Massa satu tetesan ( g )
g = Gaya gravitasi ( 10 m/s2 )
r = Jari-jari pipa luar ( m )
γ = Tegangan permukaan ( N/m )

1. Benzaldehide

Rumus

mg
 
2r

Suhu massa ( g ) gravitasi ( m/s2) Jari-jari ( m ) Tegangan permukaan ( N/m)


270C 0.0086 33.40
400C 0.0065 25.24
0
10 0.00041
50 C 0.0052 20.20
600C 0.0044 17.09

2. Acetophenone

Rumus

mg
 
2r

Suhu massa ( g ) gravitasi ( m/s2) Jari-jari ( m ) Tegangan permukaan ( N/m)


270C 0.0078 30.29
400C 0.0059 22.91
0
10 0.00041
50 C 0.0047 18.25
600C 0.0039 15.15

Pembahasan
Suatu molekul dalam fasa cair dapat dianggap secara sempurna dikelilingi oleh molekul
lainnya yang secara rata-rata mengalami daya tarik yang sama ke semua arah. Bila terdapat
molekul-molekul yang terletak di permukaan cair maka gaya tarik molekul lain pada fasa
uapnya. Gejala ini menyebabkan permukaan cairan cenderung berubah menuju ke luas
permukaan yang sekecil mungkin, sehingga nampak dalam keadaan tegang. Pada percobaan kali
ini kita akan menganalisa tegangan permukaan pada cairan dengan menggunakan metode berat
tetes. Dengan menganalisa tegangan permukaan menggunakan metode berat tetes, kita dapat
mengetahui nilai tegangan permukaan dari suatu larutan.

Tegangan permukaan adalah suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair menuju
keadaan yang luas pemukaannya lebih kecil, seperti contoh yaitu permukaan datar, atau bulat
seperti bola. Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di
permukaannya. Seperti silet, berat dari silet menyebabkan permukaan zait cair sedikit
melengkung kebawah dimana silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair
namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaannya
sekecil mungkin. Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair
(fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan ( γ) didefinisikan
sebagai gaya ( F ) persatuan panjang ( L ) yang bekerja tegak lurus pada setiap garis di
permukaan fluida

F
 
L

Dimana: γ = tegangan permukaan (N/m)


F = gaya (Newton)
L = panjang permukaan selaput fluida (m)

Suatu cairan yang membasahi gelas akan berupa tetesan pada ujung pipa vertikal. Mula-
mula tetesan berupa setengah bola, kemudian memanjang dan membentuk pinggang. Pada saat
akan jatuh bebas, gaya ke bawah pada tetesan (mg) akan sama dengan gaya ke atas yang
menahan tetesan (2πr γ), sehingga menurut Hukum Tate diperoleh:

mg
mg  2r atau  
2r

Dimana: m = Massa satu tetesan ( g )


g = Gaya gravitasi ( 10 m/s2 )
r = Jari-jari pipa luar ( m )
γ = Tegangan permukaan ( N/m )

Berdasarkan hasil percobaan tegangan permukaan yang diperoleh, tegangan permukaan


(γ) Benzaldehide yang diperoleh pada suhu 27oC =33.40 N/m , 40oC = 25.24 N/m , 50oC =20.20
N/m , 60oC= 17.09 N/m. Sedangkan tegangan permukaan Acetophenone yang didapat pada suhu
27oC =30.29 N/m , 40oC = 22.91 N/m , 50oC =18.25 N/m , 60oC= 15.15 N/m. Dari hasil, bisa kita
lihat bahwa nilai tegangan permukaan yang diperoleh nilainya berbeda-beda, sedangkan
tegangan permukaan yang seharusnya didapat pada setiap kenaikan suhu, nilai tegangan
permukaan yang diperoleh yaitu semakin kecil. Hal ini dikarenakan molekul cairan akan
bergerak semakin cepat ketika suhu meningkat, sehingga gaya tarik menarik antar molekul
cairan merenggang. Akibatnya massa larutan menjadi menurun ketika suhu meningkat. Dan dari
data percobaan yang diperoleh pun massa yang kami dapat memiliki nilai yang berbeda-beda, hal
ini dikarenakan karena pada saat pemanasan larutan berlangsung, ada sebagian molekul yang
memiliki gaya tarik menarik antar molekul sehingga molekul yang terdapat pada cairan ada yang
merapat sebagian. Oleh karena itu massa yang diperolehnya berbeda-beda.

Simpulan
Dari hasil percobaan tegangan permukaan (γ) dapat disimpulkan bahwa:

1. Suhu mempengaruhi nilai tegangan permukaan


2. Massa larutan menjadi berkurang ketika suhu meningkat
3. Molekul cairan bergerak lebih cepat ketika suhu meningkat

Daftar Pustaka

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga

http://staff.ui.ac.id/internal/131611668/material/PanduanKimiaFisika.pdf
http://www.scribd.com/doc/34668676/Laporan-Tegangan-Permukaan
http://www.gurumuda.com/tegangan-permukaan
http://sleepingbeautyandprincephilips.blogspot.com/2010/05/tegangan-permukaan-i.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Surface_tension
http://www.firsttenangstroms.com/pdfdocs/STPaper.pdf

You might also like