Professional Documents
Culture Documents
"San" adalah bentuk penghormatan yang ditambahkan pada sebuah nama (sehingga tidak
bisa ditambahkan pada penyebutan nama sendiri0.
"Wa" dan "o" adalah partikel. Ini seperti dalam bahasa Inggris tetapi dipakai setelah kata
benda. Partikel sangatlah penting untuk struktur kalimat bahasa Jepang yang baik.
Membuat pertanyaan dalam bahasa Jepang sangatlah mudah! Susunan katanya juga
mudah. Kalimat tanya dibuat hanya dengan menambahkan partikel "ka" pada akhir
kalimat. Sedangkan tanda tanya (?) tidak dipakai dalam bahasa Jepang.
Tanaka-san wa
ringo o tabemasu ka. Apakah Tuan Tanaka makan apel?
田中さんはりんごを食べますか。
Tom-san wa terebi o mimashita ka.
Apakah Tuan Tom melihat TV?
トムさんはテレビを見ましたか。
Diposting oleh denchan di 10:55 AM 5 komentar
Label: Tatabahasa
Saya akan bilang: TIDAK! Memang sih agak sulit untuk menguasai menulis bahasa
Jepang, tetapi untuk berbicara dalam bahasa Jepang tidaklah sesulit yang anda kira.
(1) Bahasa Jepang mudah untuk diucapkan. Hanya terdiri dari 5 bunyi: a, i, u, e dan o.
(2) Kata benda dalam Bahasa Jepang tidak memiliki gender (tidak mengenal pria wanita)
dan jarang bekaitan dengan bentuk jamal. Dalam kebanyakan kata benda bahasa Jepang,
jumlah tidaklah menjadi pembicaraan utama. Satu kata bisa dipakai untuk menunjukkan
satu atau banyak.
Contoh:
(3) Konjugasi kata kerja tidak terpengaruh oleh gender atau jumlah. Kata kerja yang sama
bisa dipakai tanpa terpengaruh oleh obyek.
Contoh:
Sederhana bukan?
1-2 Yang dapat dipakai bersama dengan ~te imasu yang menunjukkan suatu keadaan
akibat, adalah kata-kata yang menunjukkan tindakan atau efek, yang selesai di saat itu
juga atau yang mementingkan akibat dari perbuatan itu.
Misalnya:
- (denki ga) tsukimasu = (lampunya) menyala
- akimasu = buka
- yogoremasu (kotor)
- kowaremasu (rusak)
Si pembicara dan yang diajak bicara punya pokok pembicaraan yang sama: mado dan isu.
Jadi kalau si pembicara mengatakan isu wa maka yang diajak bicara sudah mengerti kursi
yang mana yang dimaksud, dan si pembicara menerangkan mengenai kursi tersebut.
Apabila ditambahkan kata penunjuk kono atau ano maka akan lebih jelas lagi apa yang
dimaksud oleh si pembicara.
(6) Kono isu wa kowarete imasu = Kursi ini rusak.
3. ~te shimaimashita
3-1 Pada dasarnya berarti "selesai".
Misalnya:
- Shukudai o shite shimaimashita = Sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumah.
Tetapi bentuk ini mempunya arti lain yang justeru lebih sering dipakai.
Perhatikan contoh kalimat berikut ini.
3-2
(7) Pasupo-to o nakushite shimaimashita = Saya kehilangan paspor.
(8) Kuruma ga koshoushite shimaimashita = Mobilnya rusak.
Ini menunjukkan perasaan menyesalkan atau sesuatu yang sudah terlanjur terjadi.
Misalnya (7) kalau hanya dinyatakan dengan nakushimashita maka menunjukkan
kenyataannya saja, tapi kalau kita katakan nakushite shimaimashita maka juga
menyatakan fakta dan perasaan bahwa " susah karena kehilangan paspor dan
menyesalkannya".
4. Pemakaian bentuk ta
Bentuk ta umumnya dipakai untuk menyatakan fakta di masa lampau atau perbuatan
yang sudah selesai. Tetapi ada kalanya untuk membenarkan atau mengakui suatu
kenyataan pada masa sekarang. Misalnya:
(9) A: Koujyou no naka de kikai ya seihin ni sawaranai de kudasai.
= Di pabrik jangan menyentuh mesin atau produk.
B: Wakarimashita = Baiklah.
(10) Komatta na = Celaka.
(11) Aa, yokatta = Wa, untunglah.
(12) [Kaban ga] arimashita yo = Tasnya ada.
Diposting oleh denchan di 3:16 PM 0 komentar
Label: Tatabahasa
2. ~te imasu
2-1 Pemakaian ~te imasu yang telah dipelajari sebelumnya adalah:
1) Menunjukkan perbuatan yang sedang berlangsung
(3) Ria-san wa ima terebi o mite imasu = Sdri. Ria sedang menonton TV.
2-2 ~te imasu yang kita pelajari sekarang menunjukkan perbuatan seseorang yang sudah
menjadi kebiasaan yang maknanya mirip dengan 3) di atas.
Umumnya dipakai bersama dengan K. Keterangan seperti itsumo, mainichi, maishuu,
dsb.
(6) Himana toki, itsumo ongaku o kiite imasu = Kalau ada waktu senggang, selalu
mendengarkan musik.
(7) Yasumi no hi wa itsumo supo-tsu o shite imasu = Pada hari libur, selalu berolahraga.
(8) Nimotsu ga ooi shi, ame ga futte iru shi, takushii de kaerimasu
= Karena barangnya banyak dan sedang turun hujan, maka pulang dengan taksi.
3-2 ~shi tidak hanya menyatakan deretan penyebab atau alasan, tetapi juga mengandung
makna "tambahan lagi" atau "apalagi". Apabila K. Bantu ga ataupun o diganti dengan mo
maka maknanya menjadi semakin kuat.
(9) Nimotsu mo ooi shi, ame mo futte iru shi, takushii de kaerimasu
= Karena barangnya banyak dan sedang turun hujan, maka pulang dengan taksi.
3-3 Apabila induk kalimatnya sudah jelas dari kalimat sebelumnya, adakalanya kita
hanya menyebutkan penyebeb/alasannya saja:
(10) A: Zuibun hito ga ooi desu ne = Orangnya banyak sekali ya.
B: Kyou wa nichiyoubi da shi, tenki mo ii shi... (dalam percakapan)
= Karena hari ini hari Minggu, lagipula cuacanya baik...
3-4 ~shi biasanya dipakai untuk menyebutkan lebih dari 2 penyebab, tetapi kadang
dipakai pula untuk menyebutkan hanya satu di antaranya. Berbeda dengan pengunaan
~kara, pada penggunaan ~shi terkandung pula penyebab-penyebab yang tidak
disebutkan.
(11) Kyou wa samui shi, doko mo dekakemasen
= Saya tidak kemana-mana antara lain karena dingin.
3-5 Cara menjawab kalimat tanya doushite dengan menggunakan ~shi adalah sbb:
(12) A: Doushite itsumo kono su-pa- de kaimono-suru'n desu ka
= Kenapa anda selalu belanja di toko swalayan ini?
B: Nedan mo yasui shi, soreni shinamono mo ooi desu kara
= Harganya murah, apalagi barangnya banyak.
Soreni dipakai pada waktu kita khususnya sedang ingin menyatakan "apalagi" atau
"tambahan lagi".
Sorede artinya mirip dengan desukara atau dakara (oleh karena itu), dan dipakai pada
waktu mengakui kalimat sebelumnya sebagai penyebab/alasan dari kalimat yang akan
diucapkan kemudian.
5. Zuibun
Zuibun menunjukkan tingkat yang sangat, seperti misalnya 1) luar biasa, 2) banyak, lama
dan sebagainya, dan seringkali disertai dengan perasaan heran atau di luar dugaan si
pembicara.
1) luar biasa
(15) Kyou wa zuibun hito ga ooi desu ne = Hari ini orang luarbiasa banyaknya ya.
Zuibun yang berarti luar biasa dapat diganti dengan taihen atau totemo.
2) banyak
(16) Zuibun biiru o nomimashita ne = Minum banyak bir ya.
3) lama
(17) Kono dougu wa zuibun tsukatte imasu. Sorosoro atarashii no o kawanakereba
narimasen
= Alat ini sudah lama dipakai. Sudah waktunya harus membeli yang baru.
Diposting oleh denchan di 7:18 PM
Label: Tatabahasa
1. Menyatakan Kesanggupan
1-1 Cara untuk menyatakan kesanggupan adalah sbb:
1) K. Benda + ga dekimasu (Pel. 18)
(1) Watashiwa unten ga dekimasu = Saya bisa menyetir mobil
2) Bentuk Kamus + koto ga dekimasu(Pel. 18)
(2) Watashi wa oyogu koto ga dekimasu = Saya bisa berenang
3) K. Kerja kesanggupan
(3) Watashi wa oyogemasu = Saya bisa berenang
(2) dan (3) menyatakan hal yang sama, tetapi bentuk (2) boleh dikata lebih sopan.
2-2
(11) Osake o nomimasu. Tabako o suimasen = Saya minum sake. Saya tidak merokok.
(11') Osake wa nomimasu ga, tabako wa suimasen = Saya minum sake tapi tidak
merokok.
Kalimat (11) dan (12) bila diubah menjadi kalimat perbandingan akan menjadi seperti
(11') dan (12').
Kata bantu wa tidak dapat dipakai bersama dengan o dan ga; wa dipakai setelah kata
bantu yang bukan o dan ga.
(13) Shinjuku e wa ikimasu ga, Ginza e wa ikimasen = Saya pergi ke Shinjuku tapi tidak
ke Ginza.
(14) Ginkou de wa okane ga kaeraremasu ga, uketsuke de wa kaeraremasen = Di bank
kita bisa menukar uang tapi di respsionis tidak bisa.
(15) Terebi wa robii ni wa arimasu ga, heya ni wa arimasen = Televisi ada di lobi tapi
tidak ada di kamar.
3. mada ・・・masen
Artinya: belum~
(17) A: Hiragana ga kakemasu ka = Apakah bisa menulis Hiragana?
B: Iie, mada kakemasen = Belum, belum bisa menulis
Kalimat ini menunjukkan bentuk negatif fari K. Kerja Kesanggupan yang tidak
mengandung makna keinginan.
4. ~shika・・・masen
Artinya: hanya/cuma~
4-1 shika disusul dengan bentuk negatif, menunjukkan bahwa selain dari hal itu tidak ada
yang lain. shika tidak dapat dipakai bersama dengan kata bantu ga dan o.
(18) Romaji shika kakemasen = Hanya bisa menulis abjad Romawi.
4-2 Selain shika, dake dapat pula dipakai menunjukkan keterbatasan. Tetapi dake bisa
dipakai dalam bentuk positif maupun negatif.
(19) Romaji shika kakemasen
(20) Romaji dake kakemasu
(21) Romaji dake kakemasen
Pada (19) dan (20) berarti hanya bisa menulis abjad Romawi.
(21) mengandung arti hanya abjad Romawi yang tidak bisa ditulis.
Untuk menekankan jumlah yang sedikit, shika lebih tepat dipakai daripada dake:
(22) 20 me-toru shika oyogemasen = Hanya bisa berenang 20 meter.
(23) Kuni de 3shuukan shika Nihon-go o benkyoushimasendeshita
= Belajar bahasa Jepang hanya 3 minggu di tanah air.
5. nakanaka ・・・masen
Artinya: tidak mudah~
nakanaka yang disusul dengan bentuk negatif menunjukkan arti "tidak mudah~" atau
"tidak berjalan seperti yang diharapkan".
(24) Kotoba ga nakanaka oboeraremasen = Tidak mudah menghafal kata-kata.
(25) Takushi ga nakanaka kimasen = Taksi tidak datang-datang.
7. dekimasu
Selain berarti "dapat", dekimasu juga mempunyai makna muncul, rampung, selesai,
dibuat, dan sebagainya.
Pokok kalimat dari dekimasu ini ditunjukkan dengan ga.
(30) Eki no chikaku ni ookii su-pa- ga dekimashita = Di dekat stasiun telah dibangun toko
swalayan besar.
(31) Kamera no shuuri ga dekimashita = Kameranya sudah selesai diperbaiki.
9. Jumlah/Waktu + de
(36) Eki made 5, 6pun de ikemasu = Sampai stasiun bisa pergi dalam 5 atau 6 menit.
(37) Kono fuutou wa 5mai de 80en desu = Amplop ini harganya 5 lembar 80 yen.
Kata bantu de di atas menunjukkan jangkauan waktu/jumlah.
~n desu bisa dihubungkan baik dengan K. Kerja, K. Sifat i, K. Sifat na maupun K. Benda.
Dengan K. Kerja dan K. Sifat i dapat dihubungkan begitu saja dengan bentuk biasanya.
Tetapi bila dengan bentuk positif Waktu Sekarang dari Sifat na maupun K. Benda maka
akan menjadi ~na'n desu, jadi berhati-hatilah.
Bentuk biasa dari ~n desu adalah ~n da, tapi ini biasa dipakai oleh orang laki-laki.
Di sini, kalimat yang belakangan menerangkan sebab mengapa si pembicara tidak masuk
kantor. Jadi ~n desu menjadi keterangan alasan bagi kalimat sebelumnya.
2). Selain untuk menerangkan sebab, ~n desu juga dipakai waktu menerangkan keadaan
pada saat itu.
- Ima kara dekakeru'n desu.
= Saya berangkat sekarang.
2-2. ~n desu ka
1) Bentuk kalimat tanya ~n desu ka dipakai pada waktu memintakan keterangan kepada
yang diajak bicara tentang apa yang dilihat atau didengarnya.
Misalnya:
- Nihongo ga jyouzu desu ne. Donokurai benkyoushita'n desu ka?
= Anda pandai bahasa Jepang ya. Sudah berpa lama belajar?
Kalimat ini pada hakekatnya sama artinya dengan Donokurai benkyoushimashita ka,
tetapi pada benkyoushimashita ka si pembicara tidak menyertakan perasaannya,
melainkan menanyakan jangka waktu belajar itu saja.
Sedangkan benkyoushita'n desu ka menunjukkan rasa ingin tahu yang kuat si pembicara
setelah mendengar bahasa Jepang yang fasih dari lawan bicaranya.
Pada kalimat yang menanyakan sebab, doushite maupun kalimat yang memintakan
keterangan tentang keadaan dou shita sering dipakai ~n desu.
Pola kalimat ~n desu ka seringkali mengandung rasa heran (terkejut) atau ragu-ragu si
pembicara. Berhati-hatilah memakai bentuk ini karena pemakaian yang salah dapat
menimbulkan rasa tidak senang pada yang diajak bicara.
2-3. ~ n desu ga
Contohnya:
- Sentakuki ga ugokanai'n desu ga, chotto mite kudasaimasen ka.
= Mesin cucinya tidak jalan, dapatkah anda memeriksa sebentar?
~n desu ga berfungsi untuk menarik perhatian orang yang diajak bicara pada topik yang
sedang dibicarakan. Ga dalam kalimat ini dipakai untuk menghubungkan 2 kalimat
secara longgar, dan menunjukkan keraguan atau perasaan.
Sedangkan contoh berikut ini menggunakan ~n desu yang mengandung maksud yang
tidak disebutnya, misal "jadi waktu itu saya tidak ikut ke pesta" atau "karena itu saya
sekarang lelah sekali", dsb.
- Kinou wa totemo isogashikatta'n desu.
= Kemarin saya sangat sibuk.
3. ~te kudasaimasen ka
Artinya: Dapatkan anda me~ untuk saya?
Ini adalah salah satu cara untuk meminta pertolongan. Cara ini lebih hormat daripada ~te
kudasai yang telah dipelajari sebelumnya, karena juga menanyakan kesediaan orang yang
diajak bicara.
Contohnya:
- Soujiki no tsukaikata o oshiete kudasaimasen ka.
= Dapatkan anda mengajar saya bagaimana cara menggunakan alat penghisap debu?
~tara ii desu ka adalah ungkapan yang dipakai pada waktu meminta petunjuk dari lawan
bicara tentang apa yang semestinya atau sebaiknya dilakukan.
Pada kalimat di atas si pembicara ingin membeli jam tetapi tidak tahu sebaiknya dimana
membelinya. Oleh karena itu dia meminta supaya ditunjukkan toko yang baik.
Diposting oleh denchan di 5:02 PM 0 komentar
Label: Tatabahasa
sorekara (6)
- Ban gohan o tabemasu. Sorekara terebi o mimasu. = (Saya) makan malam. Kemudian
menonton televisi.
soshite (8)
- Yuki-san wa kirei desu. Soshite taihen shinsetsu desu. = Sdri. Yuki cantik. Dan dia
ramah sekali.
~ga (8)
- Nihon no tabemeno wa oishii desu ga, takai desu = Makanan Jepang enak, tapi mahal.
~kara (9)
- Shukudai ga takusan arimasu kara, dokomo ikimasen = Karena banyak pekerjaan
rumah, tidak pergi kemana-mana.
sorekara (11)
- Kitte o kudasai. Sorekara kono nimotsu mo onegaishimasu. = Tolong berikan perangko.
Dan kirimkan paket pos ini.
demo (12)
- Kamera ga hoshii desu. Demo, okane ga arimasen = (Saya) ingin kamera. Tetapi tidak
ada uang.
~de (16)
- Yuki-san wa kirei de, taihen shinsetsu desu. = Sdri. Yuki cantik dan ramah sekali.
~kute (16)
- Ano resutoran wa yasukute, oishii desu. = Restoran itu murah dan enak.
desukara (17)
- Koujyou no hito wa eiogo ga wakarimasen. Desukara, nihon-go de hanasanakereba
narimasen = Orang di pabrik tidak mengerti bahasa Inggris. Sebab itu (saya) harus
berbicara bahasa Jepang.
~mae ni (18)
- Neru mae ni, nihon-go o benkyoushimasu = Sebelum tidur, saya belajar bahasa Jepang.
~tari (19)
- Nichiyoubi kaimono shitari, eiga o mitari shimasu. = Hari Minggu saya belanja,
menonton film dan sebagainya.
~ ga (20)
- Moshi moshi, Nakata desu ga, Ichirou-san onegaishimasu. = Halo, saya Nakata, bisa
bicara dengan Sdr. Ichirou?
keredomo (21)
- Kengaku wa omoshiroi desu. Keredomo, shitsumon no jikan ga mijikai to omoimasu =
Peninjauan pabrik menyenangkan. Tetapi saya pikir waktu untuk pertanyaan singkat.
~toki (23)
- Kaisha e iku toki, itsumo basu de ikimasu = Waktu pergi ke kantor, biasanya pergi
dengan bis.
~to (23)
- Kono michi o massugu iku to, migi ni koujyou ga arimasu = Kalau jalan ini terus, ada
pabrik di sebelah kanan.
~tara (25)
- Moshi ashita ame ga futtara, uchi ni imasu = Kalau besok hujan, (saya) ada di rumah.
~te mo (25)
- Ame ga futtemo, ryouko ni ikimasu = Meskipun hujan, (kami) akan berdarmawisata.
Diposting oleh denchan di 5:57 PM 0 komentar
Label: Tatabahasa
Kata Keterangan
Berikut ini akan kita ulang kembali pemakaian Kata Keterangan
dan kata-kata yang dianggap sebagai Kata Keterangan.
ima (4)
- ima 1-ji han desu = sekarang jam setengah dua
hitoride (5)
- watashi wa hitoride nihon e kimashita = saya datang ke Jepang sendiri
isshoni (6)
- isshoni depa-to e ikimasenka = maukah pergi bersama-sama ke toserba?
mou (7)
- mou hiru gohan o tabemashita ka = sudah makan siang?
mada (7)
- iie, mada desu = belum, belum makan
korekara (7)
- korekara hiru gohan o tabemasu = mulai dari sekarang saya makan siang
taihen (8)
- indonesia wa ima taihen atsui desu = sekarang indonesia sangat panas
amari (8)
- kono jisho wa amari yokunai desu = kamus ini tidak begitu baik
yoku (9)
- han-san wa nihon-go ga yoku wakarimasu = sdr. Han mengerti bahasa Jepang dengan
baik
daitai (9)
- 3syuukan nihon-go o naraimashita. ima hiragana o daitai wakarimasu = sudah 3minggu
saya belajar huruf hiragana. sekarang saya mngerti hampir semua huruf hiragana
sukoshi (9)
- watashi wa eigo ga sukoshi wakarimasu = saya mengerti bahasa Inggris sedikit
zenzen (9)
- watashi wa kanji ga zenzen wakarimasen = saya sama sekali tidak mengerti huruf kanji
mochiron (9)
- ri-san wa chuugokujin desu kara, mochiron kanji ga wakarimasu = karena sdr. Lee
adalah orang China, tentu saja dia mengerti huruf kanji
zenbude (11)
- watashi no kazoku wa zenbude 5nin desu = keluarga saya 5 orang semuanya
totemo (12)
- kyou wa totemo ii tenki desu = hari ini cuacanya baik sekali
zutto (12)
- indonesia wa nihon yori zutti ooki desu = Indonesia jauh lebih besar daripada Jepang
ichiban (12)
- kudamono de ringo ga ichiban suki desu = di antara buah-buahan, apel yang paling saya
sukai
itsumo (13)
- gozen wa itsumo nihon-go o benkyoushimasu = pagi hari saya selalu belajar bahasa
Jepang
tokidoki (13)
- gogo wa tokidoki koujyou e kengaku ni ikimasu = siang hari saya kadang-kadang pergi
meninjau pabrik
sugu (14)
- shigoto ga owatte kara, sugu uchi e kaerimasu = setelah selesai bekerja, langsung
pulang ke rumah
mata (14)
- mata ashita aimashou = besok kita bertemu lagi ya
hajimete (19)
- nihon e kita koto ga arimasen. hajimete kimashita = saya belum pernah datang ke
Jepang. inilah pertama kalinya
atode (14)
- ima ishogashii desu kara, atode kite kudasai = karena saya sedang sibuk, harap datang
lagi nanti
hayaku (14)
- hayaku jimusho e kite kudasai = tolong cepat datang ke kantor
yukkuri (14)
- sumimasen ga, yukkuri hanashite kudasai = maaf, tolong bicara pelan-pelan
sorosoro (19)
- mou 9-ji desu kara, sorosoro shitsureishimasu = sekarang sudah jam 9, sudah waktunya
saya berpamitan
dandan (19)
- korekara dandan samuku narimasu = dari mulai hari ini, tambah lama tambah dingin
ichidomo (19)
- nihon ryouti o ichidomo tabeta koto ga arimasen = sekalipun saya belum pernah makan
masakan Jepang
zehi (19)
- shinkansen ni notta koto ga arimasenkara, zehi noritai desu = sya ingin sekali naik
shinkansen karena belum pernah naik
kitto (21)
- kazoku wa kitto genki da to omoimasu = saya kira keluarga saya pasti sehat-sehat saja
tabun (21)
- ashita tabun ame ga furu to omoimasu = barangkali besok akan hujan
hontou ni (21)
- fujisan wa hontou ni kirei da to omoimasu = saya pikir gunung Fuji sungguh indah
yoku (23)
- gakusei no toki, yoku suki- ni ikimashita = waktu mahasiswa, saya sering pergi bermain
ski
massugu (23)
- kono michi o massugu iku to, migi ni koujyou ga arimasu = kalau jalan ini terus, di
sebelah kanan ada pabrik
konoaida (24)
- kono aida, toukyou tawa- e ikimashita = tempo hari saya pergi ke Menara Tokyo
jibunde (24)
- korekara jibunde hiragana o benkyoushimasu = mulai sekarang saya belajar huruf
hiragana sendiri
moshi (25)
- moshi onake ga takusan attara, kuruma o kaitai desu = kalau ada banyak uang, saya mau
membeli mobil
ikura (25)
- ikura jisho o shirabetemo, imi ga wakarimasen = meskipun berualang kali mencari di
kamus, tidak mengerti artinya
Diposting oleh denchan di 5:56 PM 0 komentar
Label: Tatabahasa
① [bentuk -masu]
bentuk -masu + mashou:
- robi- de yasumimashou = mari kita beristirahat di lobi
② [bentuk -te]
bentuk -te + kudasai:
- sumimasen ga, jisyo o kashite kudasai = maaf, tolong pinjamkan kamus
③ [bentuk -nai]
bentuk -nai + nai de kudasai:
- koujyou no naka de shashin o toranai de kudasai = harap jangan mengambil foto di
dalam pabrik
⑤ [bentuk -ta]
bentuk -ta + koto ga arimasu:
- oosaka e itta koto ga arimasu = pernah pergi ke osaka
⑥ [bentuk biasa]
bentuk biasa + to omoimasu:
- ashita ame ga furu to omoimasu = saya kira besok akan hujan
- nihon wa mono ga takai to omoimasu = saya kira harga barang Jepang mahal
- nihon wa koutsuu ga benrida to omoimasu = saya kira lalu lintas Jepang praktis
B: Dipakai untuk menunjukkan kepada siapa atau sasaran kemana perbuatan ditujukan.
- Watashi wa tomodachi ni hana o agemashita = Saya memberi bunga kepada teman
C: Kalau dipakai bersama K. Kerja yang mempunyai makna "menerima" seperti misal
moraimasu, naraimasu, dsb, untuk menunjukkan tempat asal benda/hal yang diterima itu.
- Watashi wa Daimon-san ni tokei o moraimashita = Saya mendapat jam dari Sdr.
Daimon.
D: Kalau dipakai bersama K. Kerja yang berarti "kehadiran" misal arimasu, imasu, dsb,
untuk menunjukkan tempat adanya orang atau benda itu.
- Tanaka-san wa jimusho ni imasu = Sdr. Tanaka ada di kantor
7. [へ=e]
Dipakai setelah K. Benda yang menunjukkan tempat dengan Predikat K. Kerja yang
bermakna "perpindahan" seperti ikimasu, kimasu, kaerimasu, dsb, menunjukkan arah
perpindahan itu.
Contohnya:
- Kyouto e ikimasu = Pergi ke Kyoto
*)Dalam hal ini ada pula kalanya dipakai ni yang menunjukkan tempat tujuan:
- Kyouto ni ikimasu = Pergi ke Kyoto
8. [で=de]
A: Untuk menunjukkan alat atau cara yang dipakai pada waktu melakukan gerakan.
- Densha de Toukyou e ikimasu = Pergi ke Tokyo dengan kereta
C: Pada kalimat yang menunjukkan pilihan dari antara satu kelompok atau golongan,
dipakai untuk menunjukkan kelompok itu.
- Kurasu de Nana-san ga ichiban wakai desu = Sdri. Nana yang paling muda di kelas
9. [と=to]
A: Menunjukkan orang yang bersama-sama melakukan perbuatan.
Contohnya:
- Watashi wa tomodachi to Kamakura e ikimasu = Saya pergi ke Kamakura dengan
teman
10. [や=ya]
Seperti halnya to, menghubungkan K. benda dengan K. Benda secara sederajat, tapi kalau
pada to semuanya disebutkan, maka pada ya tidak semuanya melainkan hanya 2 atau 3
saja dari antaranya.
- Heya ni beddo ya tsukue ya isu ga arimasu = Di kamar ada tempat tidur, meja, kursi,
dsb
13. [か=ka]
A: Kalau ditempatkan pada akhir kalimat, berfungsi membentuk kalimat tanya.
- Anata wa Ria-san desu ka: Anda Sdri. Ria?
B-1: Dipakai untuk meyakinkan hal yang dikaakan oleh lawan bicara.
- Kaban-uriba wa doko desu ka = Tempat penjualan tas dimana?
--> Kaban uriban desu ka. 5-kai desu = Oh, tempat penjualan tas. Di lantai 5.
B-2: Kalau nada ucapannya diturunkan, dipakai untuk menunjukkan bahwa kita
mengikuti pembicaraan lawan.
- Nihon-go no benkyou wa 9-ji kara desu = Pelajaran bahasa Jepang mulai jam 9.
--> Sou desu ka = Oh begitu.
15. [ね=ne]
1) Ditaruh di belakang kalimat untuk menguatkan pernyataan kita, dan juga dipakai
waktu mengharapkan pendapat yang sama dari yang diajak (tidak dipakai waktu
berbicara kepada diri sendiri).
Contohnya:
- Benkyou wa 9-ji kara 5-ji made desu = Belajarnya dari jam 9 sampai jam 5
--> Sou desu ka. Taihen desu ne = Oh begitu. Berat sekali ya.
2) Dalam bentuk Ii desu ne, dipakai untuk menunjukkan bahwa kita menyetujui
ajakan/usul lawan bicara.
- Isshoni eiga o mimasen ka = Maukan nonton bersama saya?
--> Ii desu ne = Baiklah
3) Dalam bentuk Sou desu ne dipakai untuk mengulur waktu sementara memikirkan
jawaban terhadap pertanyaan, ajakan maupun usul.
- Nihon-go no benkyou wa dou desu ka = Bagaimana dengan pelajaran bahasa Jepang
anda?
--> Sou desu ne. Muzukashii desu ga, omoshiroi desu = Yah, sulit tapi menarik.
16. [よ=yo]
Di taruh di belakang kalimat untuk mendesak lawan bicara, menekankan sesuatu yang
tidak diketahuinya, atau menegaskan pendapat kita.
- Kono densha wa Yokohama e ikimasu ka = Apakah kereta ini pergi ke Yokohama?
--> Iie, ikimasen. 3-bansen desu yo = Tidak, yang peron 3 lah yang ke sana.
Diposting oleh denchan di 4:07 PM 0 komentar
Label: Tatabahasa
1. [は=wa]
wa membubuhi kata/frase yang berfungsi sebagai K. Benda untuk menunjukkan topik
kalimat yaitu apa yang dibicarakan, dan punya daya untuk menyimpulkan kalimat dengan
efeknya sampai akhir kalimat itu.
Contohnya:
- kore wa watashi ga totta shashin desu = Ini adalah foto yang saya ambil
wa dapat pula dipakai utuk menekankan berbagai kata menjadi pokok kalimat dengan
menaruh kata itu di bagian depan kalimat.
Contohnya:
- ima isogashii desu = Saya sibuk sekarang
--> ima wa isogashii desu = Sekarang saya sibuk
Apabila di belakang kata yang hendak ditekankan itu tidak ada Partikel, maka wa dapat
dimasukkan begitu saja.
- koko ni hon ga arimasu = Di sini ada buku
--> hon wa koko ni arimasu = Buku ada di sini
Apabila di belakang kata yang hendak ditekankan terdapat Partikel de, ni, e, dsb, maka di
belakangnya ditambahkan wa. Tapi e bisa juga dihilangkan dan yang dipakai hanya wa
saja.
2. [も=mo]
Seperti wa, mo juga dipakai untuk menekankan berbagai hal atau kata dan
menjadikannya pokok kalimat, akan tetapi mo hanya dipakai pada waktu mengulangi
keterangan yang sama dengan yang sudah dinyatakan sebelumnya.
Contohnya:
- Ano hito wa kenshuusei desu. Watashi mo kenshuusei desu = Dia trainee. Saya juga
trainee.
3. [の=no]
Dipakai untuk menghubungkan K. Benda dengan K. Benda, menghubungkan kata atau
frase yang bersifat K. Benda dimana kata yang di depan menerangkan kata yang di
belakangnya, dan menyatakan berbagai makna.
A: Bagian kelompok, kepunyaan atau atribut
- watashi wa indonesia no Ari desu = Saya Ari dari Indonesia
- kore wa watashi no kamera desu = Ini kamera saya
- PBB wa denchi no kaisha desu = PBB adalah perusahaan baterai
B: Dipakai pada Obyek dari K. Benda yang menunjukkan gerakan, atau Obyek dari K.
Benda yang berasal dari K. Kerja.
- purinta no tsukaikata o oshiete kudasai = Tolong ajarkan cara memakai printer
B: Apabila dipakai dengan K. Kerja yang mempunyai arti menjauhi, misal demasu,
orimasu, dsb menunjukkan titik/tempat berangkatnya.
- jimusho o demasu = Keluar kantor
- heya o demasu = Keluar kamar
C: Apabila dipakai dengan K. Kerja yang mempunyai arti gerakan perpindahan seperti
sanpo-shimasu, watarimasu, arukimasu, ikimasu, dsb, menunjukkan tempat yang dilalui
itu.
- kouen o sanpo-shimasu = Jalan-jalan di taman
5. [が=ga]
A-1: Pada K. Sifat atau K.Kerja yang menunjukkan kesukaan atau keinginan, maka untuk
menunjukkan sasarannya dipakai ga.
Contohnya:
- watashi wa ringo ga suki desu = Saya suka apel
- watashi wa kuruma ga hoshii desu = Saya ingin mobil
A-2: Pada K.Kerja yang menunjukkan "mempunyai" seperti arimasu dan imasu, dan
pada K. Sifat atau K. Kerja yang menunjukkan kesanggupan seperti misal jouzu, heta,
wakarimasu, dekimasu, dsb, maka untuk menunjukkan Obyeknya dipakai ga:
- watashi wa kodomo ga futari imasu = Saya punya dua anak
- watashi wa nihon-go ga wakarimasu = Saya mengerti bahasa Jepang
B: Dipakai untuk menunjukkan bagian atau unsur dari suatu keseluruhan yang
sebelumnya telah dinyatakan dengan memakai Partikel wa.
- watashi wa atama ga itai desu = Saya kepalanya sakit
C: Dalam kalimat yang memakai kata-kata yang menunjukkan kehadiran seperti arimasu
dan imasu, dipakai untuk menyebutkan adanya benda itu sendiri sebagai gambaran
pemandangan, apa yang terlihat di depan mata, dsb.
- asoko ni otoko no hito ga imasu = Di sana ada orang laki-laki
- asoko ni ginkou ga arimasu = Di sana ada bank
E: Pada waktu membicarakan suatu fenomena atau sesuatu tentang fenomena itu, dipakai
untuk menunjukkan pokok dari kejadian itu.
- ame ga futte imasu = Hujan turun
F: Untuk menunjukkan Subyek dari klausa terikat
- kore wa watashi ga totta shashin desu = Ini foto yang saya ambil
1. Menyatakan Persyaratan
① Bentuk Syarat
Formula:
Bentuk lampau biasa dari [K. Kerja / K. Sifat-i / K.Sifat-na / K.Benda] + ra, ~
Artinya: Kalau..., maka...
② Formula: K-tara, ~
Artinya: Setelah K, maka...
Bentuk ini dipakai untuk menyatakan hal, perbuatan atau keadaan yang menyusul
tercapainya sesuatu persyaratan berupa hal, perbuatan atau keadaan.
Contohnya:
- Nan-ji goro kengaku ni ikimasu ka = Kira-kira jam berapa kita pergi meninjau?
--> Hirugohan o tabetara, sugu ikimasu = Setelah makan siang, kita segera pergi
4. Kalimat ne
Partikel ne dipakai apabila si pembicara menganggap bahwa yang diajak bicara
sependapat dengan dia, dan ingin meyakinkan atau mendapat kesepakatan dari yang
diajak bicara.
Contohnya:
-Nichiyoubi wa pikunikku desu ne = Hari Minggu piknik, ya?
--> Hai, sou desu = Ya, betul
Diposting oleh denchan di 1:03 PM 2 komentar
Label: Tatabahasa
Formula: B o kuremasu
Artinya: Memberi B
Contohnya:
- Watashi wa Iwan-san ni shatsu o agemashita = Saya memberi kemeja kepada Sdr.
Iwan.
- Ali-san wa watashi ni shatsu o kuremashita = Sdr. Ali memberi saya kemeja.
Contoh salah:
- Ali-san wa watashi ni shatsu o agemashita
Selain dari yang tersebut di atas, ada pula: yarimasu, kudasaimasu, itadakimasu dan K.
Kerja sejenis, tetapi belum akan dibahas lebih lanjut dalam pelajaran ini.
Dalam hal ini, apabila yang melakukan perbuatan itu adalah si pembicara sendiri, maka
dapat memberi kesan sombong, oleh karena itu sebaiknya dihindarkan pada waktu
berbicara dengan orang yang lebih tinggi kedudukannya.
Bentuk -te agemasu dipakai diantara orang-orang yang sangat akrab.
Untuk menawarkan pertolongan kepada lawan bicara yang kurang akrab atau untuk
perbuatan yang bisa membuat orang yang tidak begitu akrab dengan kita merasa
berhutang budi, maka pakailah: "K-mashou ka" (Lihat Pelajaran 14).
Contohnya:
- Takushii o yobimashou ka = Bisa saya panggilkan taksi?
- Tetsudaimashou ka = Bisa saya bantu?
1. ~toki,~
Formula:
* K. Kerja (bentuk biasa) + toki, ~
* K. Sifat-i + toki, ~
* K.SIfat-Na + na toki, ~
* K. Benda + no toki, ~
Artinya: Pada waktu..., ...
Oh ya, pemakaian anak kalimat toki tidak dipengaruhi oleh bentuk waktu kalimat pokok
yang menyusulnya.
2. ~to, ~
Formula:
* K. Kerja (bentuk kamus) + to, ~
* K. Kerja (bentuk nai) + nai + to, ~
Ketika suatu hal atau tindakan secara otomatis mengakibatkan suatu hal atau
tindakan yang lain, maka penyebab itu diikuti dengan to.
Contohnya:
- Kono botan o osu to, kikai ga ugokimasu = Kalau kita tekan tombol ini, maka mesinnya
akan bergerak.
- Nihongo ga wakaranai to, koujou e itte, komarimasu = Kalau tidak mengerti bahasa
Jepang, maka waktu ke pabrik akan susah.
- Kono michi o massugu iku to, migi ni eki ga arimasu = Kalau kita jalan terus, maka di
sebelah kanan akan ada stasiun.
Oh ya, setelah ~to, kita tidak bisa menggunakan kalimat-kalimat yang menunjukkan
maksud, keinginan, ajakan, permintaan, dsb.
Contoh salah:
- Jikan ga aru to, eiga o mi ni ikimasu = Kalau ada waktu, saya akan pergi nonton film.
(maksud)
- Jikan ga aru to, eiga o mi ni ikitai desu = Kalau ada waktu, saya ingin pergi nonton
film. (keinginan)
- Jikan ga aru to, eiga o mi ni ikimasenka = Kalau ada waktu, mari kita pergi nonton
film. (ajakan)
- Jikan ga aru to, chotto tetsudatte kudasai = Kalau ada waktu, tolong bantu saya sedikit.
(permintaan)
Yang benar adalah dengan memakai bentuk ~tara.
3. Partikel o
Formula:
B (tempat) o K (gerakan berpindah) [arukimasu, watarimasu, dll]
Artinya:
[Berjalan / menyeberangi, dll] B (tempat)
Dalam Pelajaran 6 sudah kita pelajari bahwa Partikel o dipakai untuk menunjukkan
obyek dari K. Kerja transitif. Selain dari itu, Partikel o ini juga dipakai untuk
menunjukkan tempat terjadinya yang dilakukan oleh K. Kerja yang menunjukkan
gerakan berpindah seperti arukimasu, watarimasu, dll.
Contohnya:
- Hashi o watarimasu = Menyeberangi jembatan
- Kouen o shanpo-shimasu = Jalan-jalan di taman
Diposting oleh denchan di 9:14 PM 0 komentar
Label: Tatabahasa
Newer Posts Older Posts Home
Subscribe to
1. Keterangan K. Benda
Di Pelajaran 2 dan Pelajaran 8 sudah kita pelajari K. Benda dan K. sifat yang
menerangkan K. Benda, tetapi kalimat Bentuk Biasa yang dibuat dengan K. Kerja bentuk
biasa juga menerangkan K. Benda.
Dalam bahasa Jepang, kata yang menerangkan terletak di depan kata yang diterangkan
(Hukum M-D).
Contohnya:
- Eko-san no kaisha = Perusahaan Sdr. Eko (K. Benda no K. Benda)
- Okii kaisha = Perusahaan besar (K. Sifat-i K. Benda)
- Yumeina kaisha = Perusahaan terkenal (K. Sifat-na K. Benda)
- Arifu-san ga jisshuu suru kaisha = Perusahaan tempat Sdr. Arif melakukan latihan
praktek (Kalimat biasa K. Benda)
2. ~to omoimasu
Artinya: Saya rasa...
Omoimasu tidak dinegatifkan, yang dijadikan bentuk negatif adalah kalimat yang
terdapat sebelum Partikel to.
Bentuk ini dipakai pada keadaan sbb:
1). Dugaan
Contohnya:
- konban ame ga furu to omoimasu = saya rasa malam ini akan hujan.
- eko-san wa uchi ni inai to omoimasu = saya rasa Sdr. Eko tidak ada di rumah.
- aprisal-san wa mou uchi e kaetta to omoimasu = saya rasa Sdr. Aprisal sudah pulang ke
rumahnya.
5. ~deshou
Bentuk ini dipakai untuk memastikan sesuatu dimana lawan bicara sudah tahu tentang
yang dibicarakan itu dan diharapkan sependapat dengan si pembicara.
Apabila di depan deshou adalah K. Kerja, maka dipakai Bentuk Biasa nya, sedangkan
kalau K. Sifat-na (misal nigiyaka na) maka da dari bentuk nigiyaka da dihilangkan.
Contohnya:
- Doyoubi de Yuli-san no uchi de pa-ti- ga aru deshou? = Hari Sabtu di rumah Sdr. Yuli
ada pesta, bukan?
- -> Hai, arimasu = Ya, ada.
Nah, sedangkan kalimat yang predikatnya berupa K. Kerja bentuk ~nai, bentuk ~ta, atau
langsung berupa K. Sifat yang tidak diikuti dengan desu pada akhir kalimatnya disebut
Bentuk Biasa. Contohnya:
- Ashita Osaka e iku = Besok saya pergi ke Osaka
- Mainichi isogashii = Setiap hari sibuk
- Watashi wa Nihonjin dewa nai = Saya bukan orang Jepang
Bentuk biasa ini dipakai sehari-hari dalam percakapan dengan teman akrab, atau orang-
orang yang tidak perlu berbasa-basi seperti dalam keluarga.
Sebaliknya, dengan orang-orang yang kita jumpai untuk pertama kalinya, dengan atasan
atau dengan orang yang sebaya tapi tidak begitu akrab, harus dipakai Bentuk Sopan.
Dengan orang yang baru pertama kali dijumpai atau dengan orang yang lebih tinggi
derajatnya tapi kita rasakan akrab, ada kalanya bisa dipakai Bentuk Biasa.
Demikian pula dengan bawahan yang dirasa tidak begitu akrab, kadang-kadang dipakai
Bentuk Sopan.
Untuk dapat mengetahui kapan dapat memakai Bentuk Biasa, kita perlu memahami
hubungan antara manusia dalam masyarakat Jepang.
Berhati-hatilah karena penggunaan Bentuk Biasa yang salah dapat dianggap tidak sopan
dan berakibat renggangnya hubungan.
Apabila hendak mengubah kalimat yang terdiri dari gabungan beberapa kalimat yang
dihubungkan dengan kara, ga, dsb menjadi Bentuk Biasa, maka kata-kata sopan dalam
kalimat itu semuanya harus diubah menjadi Bentuk Biasa. Contohnya:
- Onaka ga itai desu kara byouin e ikimasu = Karena sakit perut, saya pergi ke rumah
sakit.
Bentuk Biasa-nya menjadi: Onaka ga itai kara byouin e iku.
- Nihon no tabemono wa oishii desu ga, takai desu = Makanan Jepang enak tapi mahal.
Bentuk Biasa-nya menjadi: Nihon no tabemono wa oishii ga, takai.
Dalam kalimat tanya K. Benda dan K. Sifat, dari bentuk biasa desu dihilangkan.
Contoh:
- Konban hima? = Malam ini ngganggur?
--> Un, hima (da yo) = Ya, nganggur
--> Uun, hima dewa nai = Tidak, tidak nganggur
--> Uun, hima ja nai = Tidak, tidak nganggur
Contoh:
K. Kerja Grup I
- narimasu --> natte --> natta
- tomarimasu --> tomatte --> tomatta
- kimasu --> kaite --> kaita
- torimasu --> totte --> totta
- hanashimasu --> hanashite --> hanashita
- machimasu --> matte --> matta
- utaimasu --> utatte --> utatta
- hikimasu --> hiite --> hiita
- oyogimasu --> oyoide --> oyoida
K. Kerja Grup II
- dekakemasu --> dekakete --> dekaketa
- tabemasu --> tabete --> tabeta
- mimasu --> mite --> mita
- dekimasu --> dekite --> dekita
- wasuremasu --> wasurete --> wasureta
- tomemasu --> tomete --> tometa
- orimasu --> orite --> orita
- norikaemasu --> norikaete --> norikaeta
Bentuk ini dipakai untuk menyatakan suatu perbuatan yang pernah dilakukan di waktu
lampau sebagai pengalaman pada saat ini.
Contoh:
- Nihon ryouri o tabeta koto ga arimasu = Saya pernah makan masakan Jepang.
- Nihon dorama o mita koto ga arimasu = Saya pernah menonton drama Jepang.
Hati-hati karena ini pada dasarnya berbeda daripada kalimat yang hanya menyatakan
perbuatan yang dilakukan pada waktu lampau. Apabila hanya hendak menyatakan
sesuatu yang dilakukan di waktu lampau maka kalimatnya menjadi:
- Sensyuu nihon ryouri o tabemashita = Minggu lalu saya makan masakan Jepang.
- Watashi wa Indonesia kara kimashita = Saya datang dari India.
Ingat dalam Pelajaran 10 kita sudah pelajari membuat kalimat yang menyebutkan 2 atau
3 saja dari antara banyak benda yaitu dengan menggunakan ( -ya, -ya).
Pada kalimat yang menyebutkan beberapa dari antara banyak perbuatan dipakai bentuk
kalimat berikut. Disini bentuk waktunya dinyatakan pada akhir kalimat.
Contoh:
- Nichiyoubi kaimono-shitari, eiga o mitari shimasu = Hari Minggu saya belanja, melihat
film, dsb.
- Kinou kaimono-shitari, eiga o mitari shimashita = Kemarin saya belanja, melihat film,
dsb.
4. ~narimasu
Narimasu dipakai untuk menyatakan perubahan keadaan.
Formula:
- B ni narimasu
- Na ni narimasu
- S-ku narimasu
Artinya: Menjadi ~
Contoh:
- 20-sai --> 20-sai ni narimasu (umur 20 tahun --> menjadi umur 20 tahun)
- genki --> genki ni narimasu (sehat --> menjadi sehat)
- samui --> samuku narimasu (dingin --> menjadi dingin)
- Raigetsu 25-sai ni narimasu = Bulan depan saya menjadi berumur 25 tahun.
K. Kerja Grup II
- tabemasu --> taberu
- mimasu --> miru
- dekimasu --> dekiru
- wasuremasu --> wasureru
- tomemasu --> tomeru
- orimasu --> oriru
- norikaemasu --> norikaeru
1) Pada K. Benda
Dalam hal K. benda, dipakai K. Benda yang bersifat gerakan seperti yang telah dipelajari
dalam Pel. 13, tapi bisa pula dipakai K. Benda yang mempunyai kecakapan seperti
misalnya Nihon-go, sukii, dsb.
Contoh:
- Unten ga dekimasu = Bisa menyetir.
- Nihon-go ga dekimasu = Bisa bahasa Jepang.
2) Pada K. Kerja
Pada waktu ingin menyatakan kesanggupan melakukan sesuatu (misal yomimasu), maka
pada bentuk dasar K. Kerja itu harus dirubah dulu menjadi frase yang berbentuk K.
Benda dengan cara menambahkan koto, kemudian dilanjutkan dengan -ga dekimasu.
Contoh:
- Ari-san wa kanji o yomu koto ga dekimasu = Sdr. Ari bisa membaca Kanji.
- Budi-san wa Hiragana o kaku koto ga dekimasu = Sdr. Budi bisa menulis Hiragana.
Apabila dengan K. Benda saja kalimat itu tidak cukup bisa dipahami, maka kita bisa
menyatakan secara lebih konkrit dengan menyebutkan perbuatannya dengan frase K.
Benda.
1). Waktu memakai Keterangan Waktu ~mae ni dengan K. Kerja, maka yang dipakai
adalah bentuk dasar dari K. Kerja itu, dan ini tidak mengalami konjugasi menurut
waktunya. Artinya, baik dalam kalimat waktu lampau maupun kalimat waktu depan,
semua memakai bentuk dasarnya.
Contoh:
- Nihon e kuru mae ni, Nihon-go o benkyoushimashita = Sebelum datang ke Jepang, saya
belajar bahasa Jepang.
- Jisshuu suru mae ni, Nihon-go o benkyoushimashita = Sebelum latihan praktek, saya
belajar bahasa Jepang.
2) Waktu menempatkan mae ni di belakang K. Benda maka setelah K. Benda itu harus
dibubuhkan Partikel no dahulu.
Contoh:
- Kougi no mae ni, chotto jimusho e kite kudasai = Sebelum pelajaran, harap datang ke
kantor sebentar.
yomimasu yomanai
よみます よ まない
torimasu toranai
とります と らない
kaimasu kawanai
かいます か わない
hanashimasu hanasanai
はなします は なさない
machimasu matanai
まちます ま たない
nakushimasu nakusanai
なくします な くさない
dashimasu dasanai
だします ださない
mimasu minai
みます み ない
iremasu irenai
いれます いれない
tomemasu tomenai
とめます とめない
wasuremasu wasurenai
わすれます わすれない
tsukemasu tsukenai
つけます つ けない
akemasu akenai
あけます あけない
shimemasu shimenai
しめます しめない
- Yokohama wa hito ga ookute, nigiyaka desu = Yokohama irangnya banyak dan ramai.
Oh iya, cara-cara tersebut di atas berlaku bukan hanya untuk menghubungkan kalimat-
kalimat yang pokoknya sama, tetapi dapat pula dipakai untuk menghubungkan beberapa
kalimat yang pokoknya berbeda.
Contoh:
- Budi-san wa kikai o jisshuushite, Eko-san wa denki o jisshuushimasu = Sdr. Budi
latihan praktek mesin, Sdr. Eko latihan praktek listrik.
- Joni-san wa Indonesia-jin de, Tanaka-san wa Nihon-jin desu = Sdr. Joni orang
Indonesia, Sdr. Tanaka orang Jepang.
Terus, seperti halnya soshite, cara ini tidak dapat dipakai untuk menghubungkan 2 hal
yang tidak setaraf. Untuk menghubungkan 2 hal yang tidak setaraf, dipakai Partikel
ga.
Contoh salah:
- Kono heya wa semakute, kirei desu = Kamar ini sempit dan bagus.
Contoh benar:
- Kono heya wa semai desu ga, kirei desu = Kamar ini sempit tetapi bagus.
(b) keadaan dimana perbuatan yang sama berlangsung berulang-ulang untuk waktu lama
Contoh:
- Watashi wa denchi no kaisha de hataraite imasu = Saya bekerja di perusahaan baterai.
① K. Kerja Kelompok I
Pada K. Kerja Kelompok I ini, bila dilihat dari bentuk ~masu, suku kata sebelum ~masu,
berakhir dengan bunyi [-i].
Contoh:
- kakimasu = menulis.
- nomimasu = meminum.
Bila dilihat dari bentuk kamus (ditemukan pada saat melihat di kamus), Kerja Kelompok
I ini berakhiran dengan bunyi [-u].
Contoh:
K. Kerja Kelompok I
hanasu
berbicara
はなす
toru
mengambil
とる
kiku
mendengarkan
きく
matsu
menunggu
まつ
yobu
memanggil
よぶ
② K. Kerja Kelompok II
Pada kelompok ini, suku kata sebelum ~masu, berakhir dengan bunyi [-e], tetapi ada pula
yang berakhir dengan bunyi [-i]:
Contoh:
- tabemasu = memakan.
- misemasu = memperlihatkan.
- mimasu = melihat.
Bila dilihat dari bentuk kamus (ditemukan pada saat melihat di kamus), Kerja Kelompok
I ini berakhiran dengan bunyi [-iru] atau [-eru].
K. Kerja Kelompok II
kiru
memakai
きる
miru
melihat
みる
berakhiran okiru
bangun
dengan ~ iru おきる
oriru
turun
おりる
shinjiru
percaya
しんじる
akeru
membuka
あ ける
ageru
memberi
あげる
berakhiran deru
keluar
dengan ~ eru でる
neru
tidur
ねる
taberu
to eat
たべる
au aimasu atte
bertemu
あう あいます あって
suru
shimasu shite
melakukan
します して
する
Cara membentuk kalimat Positif dan Negatif dari K-tai menurut waktu, sama dengan
pada K. Sifat i.
Dan Partikel yang dipakai bukanlah ga, tetapi o (を). Kemudian bila yang ditekankan
adalah gerakannya, maka di belakang B dipakai Partikel o (を), sedangkan bila yang
ditekankan adalah keinginan si pembicara (~tai) maka di belakang B dapat dipakai
Partikel ga (が) yang menunjukkan sasaran dari predikat nomitai.
Jadi, pada ungkapan ini, setelah B dapat dipakai o maupun ga.
Ko-hi o nomitai desu = Saya ingin minum kopi.
Tetapi kalau bukan untuk Partikel o yang menunjukkan obyek dari K. Kerja transitif,
maka Partikelnya tidak dapat diganti dengan ga.
Contoh:
- Kyouto e ikitai desu = Saya ingin pergi ke Kyoto.
- 5-ji ni kaisha o detai desu = Saya ingin meninggalkan perusahaan jam 5.
Contoh salah:
- Kyouto ga ikitai desu.
- 5-ji ni kaisha ga detai desu.
Oh iya, hoshii dan ~tai dipakai untuk mengungkapkan keinginan si pembicara, kadang
menanyakan hoshii desu ka atau ~tai desu ka, dapat dipandang kurang sopan.
3. Formula:
Bentuk ~masu + ni [ ikimasu / kimasu / karimasu ].
Artinya: Pergi / Datang / Pulang untuk K.
Di sini, Obyek dari suatu gerakan ditunjukkan dengan bentuk ~masu + ni.
Contoh:
- Depa-to e ikimasu = Pergi ke toserba.
- Kutsu o kaimasu = Membeli sepatu.
--> Depa-to e kutsu o kai ni ikimasu = Pergi ke toserba untuk membeli sepatu.
Tetapi kalau K. Kerja-nya berasal dari K. Benda yang menunjukkan gerakan, maka
kalimat di atas bisa dijadikan sbb:
- Nihon e kimashita = Datang ke Jepang.
- Kuruma o jisshuu-shimasu = Berlatih praktek tentang mobil.
-> Nihon e kuruma o jisshuu-shi ni kimashita = Datang ke Jepang untuk berlatih praktek
tentang mobil.
--> Nihon e kuruma no jisshuu ni kimashita = Datang ke Jepang untuk berlatih praktek
tentang mobil.
Oleh karena dalam kalimat di atas jisshuu adalah K. Benda yang bersifat gerakan, maka o
berubah menjadi no. Pada bentuk kalimat seperti ini sebagai ganti K. Kerja bentuk ~masu
dapat pula dipakai K. Benda.
Yang dimaksud K. Benda yang bersifat gerakan adalah kata-kata yang kalau dibubuhi
dengan ~shimasu menjadi K. Kerja. Misalnya:
- sanpo --> sanpo-shimasu.
- jisshuu --> jisshuu-shimasu.
- benkyou --> benkyou-shimasu.
Pelajaran 12
1. Perbandingan
Dalam percakapan, seringkali kita membandingkan sesuatu, misalnya A lebih kecil dari
B, Kota C lebih panas dari Kota D, dsb. Bagaimana kita membandingkan sesuatu dalam
bahasa Jepang?
① Perbandingan antara dua pihak:
a. Formula:
B1 wa B2 yori [K. Sifat i / na] desu.
Artinya:
B1 lebih [K. Sifat i / na] daripada B2.
Contohnya:
Jakaruta wa Batamu yori okii desu
= Jakarta lebih besar dari Batam.
Dochira selalu dipakai untuk perbandingan orang, benda, tempat maupun waktu.
2). Jawaban
Formula:
B1/B1 no hou ga [K. Sifat i / na] desu.
Artinya:
B1/B2 yang lebih [K. Sifat i / na].
Contohnya:
- Hikouki no hou ga hayai desu.
= Pesawat Terbang yang lebih cepat.
Artinya:
Di antara K. Benda [apa/dimana/siapa/kapan] yang paling [K. Sifat i / na]?
Contohnya:
- Supo-tsu no naka de, nani ga ichiban suki desu ka.
= Di antara semua olahraga, apa yang paling anda sukai?
2. Bentuk menurut waktu dan bentuk positif /negatif dari desu dalam
kalimat yang predikatnya K. Benda atau K. Sifat na.
a. Positif
Non Waktu Lampau
Waktu Lampau
(Sekarang & Waktu Akan Datang)
Ame desu Ame deshita
Shizuka desu Shizuka deshita
b. Negatif
Non Waktu Lampau
Waktu Lampau
(Sekarang & Waktu Akan Datang)
Ame dewa arimasen Ame dewa arimasen deshita
Shizuka dewa arimasen Shizuka dewa rimasen deshita
Kirei dewa arimasen Kirei dewa arimasen deshita
Contoh lain:
- Kyou wa getsu-youbi desu = Hari ini hari Senin.
- Ashita wa ka-youbi desu = Besok hari Selasa.
- Kyou wa hima desu = Hari ini saya ada waktu luang.
- Ashita wa hima desu = Besok saya ada waktu luang.
- Kinou wa ame deshita ka = Apakah kemarin hujan?
--> Iie, ame dewa arimasen deshita = Tidak, tidak hujan.
--> Hai, ame deshita = Ya, hujan.
b. Negatif
Non Waktu Lampau
Waktu Lampau
(Sekarang & Waktu Akan Datang)
Atsukunai desu Atsukunakatta desu
Hayakunai desu Hayakunakatta desu
Karakunai desu Karakunakatta desu
Contoh lain:
Kinou wa atsu katta desu ka = Apakah kemarin panas?
--> Hai, atsukatta desu = Ya, panas.
--> Iie, atsukunakatta desu = Tidak, tidak panas.
Diposting oleh denchan di 7:51 PM 0 komentar
Label: Tatabahasa
2. Menanyakan Jumlah
Formula: nan + K. Bantu Bilangan
Misal: nan-nin, nan-dai, nan-mai dan sebagainya.
Tetapi bentuk tanya untuk hitotsu, futatsu, dst adalah ikutsu.
Contoh:
Heya ni tsukue ga ikutsu arimasu ka = Di kamar ada berapa meja?
--> Futatsu arimasu = Ada 2.
Kemudian, pada waktu menanyakan jumlah uang, umumnya dipakai ikura, tapi
bila perlu dijelaskan satuannya maka dipakai nan-en, nan-rupiah, dan sebagainya.
3. Dake
Dake (=hanya) dipakai untuk membatasi tingkat jumlah atau lingkupan, tapi tempatnya di
belakang K. Benda atau frase yang berbentuk K. Benda.
Contoh:
Kuni de 3-shuukan dake Nihon-go o benkyoushimashita. = Di negara saya, saya belajar
bahasa Jepang hanya 3 minggu.
2. Partikel ni (に)
Formula: B (tempat) ni.
Tempat adanya suatu benda atau orang dinyatakan dengan Partikel ni.
Harap perhatikan bahwa di sini tidak dipakai Partikel de yang menunjukkan tempat
terjadinya gerakan.
Contohnya ni:
- Robbi ni terebi ga arimasu = Di lobby ada televisi.
- Jimusho ni Joni-san ga imasu = Di kantor ada Sdr. Joni.
3. Formula: B2 ni B1 ga arimasu/imasu.
Artinya: Di B2 ada B1.
Bentuk kalimat ini menunjukkan keadaan secara seadanya. Pokok dari kalimat bentuk
seperti ini ditunjukkan dengan Partikel ga (が).
Contohnya ni:
- Robbi ni terebi ga arimasu = Di lobby ada televisi.
- Jimusho ni Joni-san ga imasu = Di kantor ada Sdr. Joni.
4. Formula: B1 wa B2 ni arimasu/imasu.
Artinya: B1 ada di B2.
Kalimat ini menunjukkan adanya suatu benda atau orang.
Contohnya ni:
- Hon wa tsukue no ue ni arimasu = Buku ada di atas meja.
- Budi-san wa heya ni imasu = Sdr. Budi ada di kamar.
Jadi, pada waktu menanyakan dimana tempat benda atau orang, maka dipakai bentuk
sebagai berikut:
B1 (benda yang sudah dipahami) wa doko ni arimasu ka?
= B1 ada di mana?
Sebaliknya, untuk menanyakan benda atau keadaan yang terdapat di sesuatu tempat
dipakai bentuk sbb:
B2 ni nani ga arimasu ka = Ada apa di B2?
5. Formula:
~ ni arimasu --> ~desu
~ ni imasu --> ~desu
Artinya, setelah K. Benda yang menunjukkan tempat (kantor, kamar, di atas meja,
dsb), Partikel ni tidak dipakai lagi.
6. Partikel ya (や)
Formula: B ya B.
Sebelumnya udah kita pelajari Partikel to (と) untuk menderetkan hal-hal dengan
menyebutkan semuanya, tapi Partikel ya di sini, dipakai apabila kita hanya mengambil 2
atau 3 saja yang mewakili banyak benda.
Contohnya ni:
- Tsukue no ue ni hon to pen ga arimasu = Di atas meja ada buku dan pena.
(--> memakai to)
- Tsukue no ue ni hon ya pen ga arimasu = Di atas meja ada buku, pena dan lain-lain.
(--> memakai ya)
Diposting oleh denchan di 2:23 PM 0 komentar
Label: Tatabahasa
Sunday, January 7, 2007
Pelajaran 9
1. Partikel ga (が)
Kali ini, kita akan pelajari partikel yang lain, yaitu ga (が). Partikel ini dipakai dalam
kondisi:
① Menyatakan perasaan hati si pembicara, seperti: kesukaan, keinginan, dsb.
Misalnya nih: suki desu, kirai desu, hoshii desu, dsb.
② Menyatakan kesanggupan.
Misalnya nih: jouzu desu, heta desu, wakarimasu, dsb.
③ Menyatakan kepunyaan, yaitu: arimasu, imasu.
Formula: B1 wa B2 ga (suki desu/ kirai desu/ jouzu desu/ heta desu/ hoshii desu/
arimasu/ imasu/ wakarimasu/ dekimasu/ irimasu).
Artinya: B1 (suka/ benci/ pandai/ tidak pandai/ ingin/ ada/ ada/ mengerti/ bisa/
perlu) B2.
3. doushite (どうして)
Dipakai dalam kalimat yang menanyakan sebab.
Contohnya nih:
A: Kinou kaisha o yasumimashita = Kemarin saya tidak masuk kantor.
B: Doushite yasumimashitaka = Mengapa tidak masuk?
A: Netsu ga arimashita kara = Karena saya demam.
b). K. Sifat na, yang berakhiran dengan ~na, misalnya shinsetsuna hito (orang yang
ramah).
Contoh lain:
- kireina hana = Bunga yang cantik.
- genkina kodomo = Anak yang sehat.
- hansamuna hito = Orang yang ganteng.
5. donna + B
donna sama dengan dou, dipakai untuk menanyakan tentang sifat atau keadaan suatu
benda, tetapi dipakai di depan K. Benda.
Misalnya:
Tanaka-san wa donna hito desu ka = Sdri. Tanaka orang yang bagaimana?
--> Kireina hito desu = Orang yang cantik.
Selain itu, bisa dipakai untuk menanyakan pilihan dari antara suatu kelompok.
Contohnya nih:
Donna supo-tsu ga suki desu ka = Suka olehraga apa?
--> Tenisu ga suki desu = Saya suka Tenis.
6. ~ga, ~ (~が、~)
Artinya: ...tetapi, ~
Dipakai untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat, apabila ada yang diterangkan
dalam kalimat yang kemudian bertentangan dengan yang diterangkan dalam kalimat
sebelumnya.
Misalnya:
Nihon no tabemono wa oishii desu ga, takai desu = Makanan Jepang enak, tetapi mahal.
7. Soshite (そして)
Dalam pelajaran sebelumnya kita sudah belajar penggunaan to (=dan) yang dipakai untuk
menghubungkan K. Benda dan K. Benda. Di sini, soshite dipakai untuk menghubungkan
kalimat dengan kalimat berikutnya.
Misalnya: Yuri-san wa kireina hito desu. Soshite taihen shinsetsu desu. = Sdri. Yuli
orang yang cantik. Dan juga sangat ramah.
8. Dore (どれ)
Dore dipakai untuk menanyakan yang mana di antara 2 pilihan.
Misalnya:
Ria-san no Kaban wa dore desu ka = Tas Sdri. Ria yang mana?
--> Ano akai kaban desu = Tas yang merah itu.
Diposting oleh denchan di 8:57 AM 0 komentar
Label: Tatabahasa
1. Partikel de (で)
Formula: B (cara alat) de.
Artinya: dengan / memakai.
Sebelumnya sudah kita pelajari de yang untuk menunjukkan kendaraanyang dipakai, juga
de yang menunjukkan tempat kejadian. Kali ini kita pelajari de yang menunjukkan cara
atau alat dalam melakukan perbuatan.
Misalnya:
Eigo-de repo-to o kakimasu = Membuat laporan dengan menggunakan bahasa Inggris.
Hashi de gohan o tabemasu = Makan nasi dengan memakai sumpit.
2. Partikel ni (に)
a. Formula: B1 ni B2 o K. Kerja
B1 bisa orang, perusahaan, negeri, dan sebagainya.
K. Kerja misalnya agemasu, kashimasu, kakimasu, kakemasu, dan sebagainya.
Artinya: (Memberi, meminjamkan, menulis, menelepon, dsb) B2 kepada B1.
Misalnya:
Watashi wa kanai ni okane o agemasu = Saya memberi uang kepada isteri saya.
Watashi wa kaisha ni denwa o kakemasu = Saya akan menelepon ke kantor.
Berbeda dengan bahasa Indonesia, dalam kalimat bahasa Jepang, urut-urutannya adalah:
Misalnya:
Watashi wa ocha o nomimasu = Saya minum teh.
Watashi wa kutsu o kaimasu = Saya membeli sepatu.
Watashi wa terebi o mimasu = Saya menonton televisi.
2. Partikel de (で)
Formula: B (tempat) de.
de di sini tempatnya setelah K. Benda yang menunjukkan tempat, dan menunjukkan
tempat kejadian.
Misalnya:
Watashi wa kyoushitsu de Nihon-go o benkyou-shimasu = Saya belajar bahasa Jepang di
kelas.
Watashi wa heya de rajio o kikimasu = Saya mendengarkan radio di kamar.
3. Partikel to (と)
Formula: B to B.
to dipakai waktu menghubungkan Kata-kata Benda yang setaraf dan menyebutkannya
secara kongkrit satu persatu.
Misalnya:
Watashi wa pan to tamago o tabemasu = Saya makan roti dan telur.
Watashi wa shinbun to zasshi o yomimasu = Saya membaca koran dan majalah.
5. K ~masen ka (~ませんか)
Bentuk ini dipakai untuk mengajak melakukan sesuatu, dengan menanyakan pikiran yang
diajak bicara.
Misalnya:
Issho ni eiga o mimasen ka = Bagaimana kalau kita menonton film?
Issho ni ko-hi- wo nomimasenka = Bagaimana kalau kita minum kopi?
6. K ~mashou (~ましょう)
Bentuk ini dipakai untuk secara positif mengajak lawan bicara. Juga dipakai untuk
menanggapi ajakan secara positif.
Misalnya:
Jimusho de yasumimashou = Mari kita istirahat di kantor.
Issho ni su-pa- e ikimasenka = Bagaimana kalau kita pergi ke supermarket bersama-
sama?
--> Ee, ikimashou = Ya, ayo kita pergi.
Diposting oleh denchan di 12:14 PM 0 komentar
Label: Tatabahasa
Pelajaran 5: Partikel
a. Kara menunjukkan titik permulaan waktu atau tempat, sedangkan made menunjukkan
titik akhir waktu atau tempat.
Misalnya:
9-ji kara 5-ji made hatarakimasu = Saya bekerja dari jam 9 sampai jam 5.
Oosaka kara Toukyou made donokurai kakarimasuka = Dari Osaka ke Tokyo perlu
waktu berapa lama?
3. Partikel de (で)
Formula: B (kendaraan) de.
Artinya: Naik (kendaraan).
Partikel de disini, menunjukkan alat angkutan yang dipakai dalam ikimasu, kimasu, dsb,
gerakan yang menunjukkan perpindahan.
Misalnya:
Densha de ikimasu = Saya datang naik kereta.
4. Partikel to (と)
Formula: B (orang) to.
Artinya: Dengan (orang).
To yang digunakan setelah K. Benda yang menunjukkan orang berarti bersama atau
dengan.
Misalnya:
Koibito to Nihon e kimashita = Datang ke Jepang bersama pacar.
6. Kalimat ka (か)
Formula: Kalimat ka.
Partikel ka pada akhir kalimat tidak selalu menandakan bahwa kalimat itu adalah kalimat
tanya. ka mungkin pula untuk menegaskan apa yang dimaksud lawan bicara kita.
Misalnya:
Kaban uriba wa doko desu ka = Tempat penjualan tas di mana?
--> Kaban uriba desu ka. 3-kai desu = Oh, tempat penjualan tas. Di lantai 3.
1. ~masu
~masu adalah imbuhan pada akhir K. Kerja, dan dipakai untuk menunjukkan rasa hormat
kepada lawan bicara.
Misalnya:
は たらきます = hatarakimasu = bekerja
おきます = okimasu = bangun
ねます = nemasu = tidur
2. Perubahan bentuk ~masu
Dalam bahasa Jepang, terdapat perubahan bentuk K. Kerja, misalnya menurut waktu
lampau dan waktu yang akan datang. Selain itu, ada pula bentuk kenyataan yang tak ada
kaitan dengan waktu, misalnya kebiasaan, bentuk waktu sekarang dan waktu yang akan
datang.
Contohnya, begini ni:
Waktu Lampau
Waktu Non Lampau
~masu ~mashita
Contoh: okimasu Contoh: okimashita
Contoh: hatarakimasu Contoh: hatarakimashita
Contoh kalimatnya:
Maiasa 8-ji ni hatarakimasu = Setiap pagi bekerja jam 8.
Ashita 10-ji ni hatarakimasu = Besok bekerja jam 10.
Kinou 7-ji ni hatarakimashita = Kemarin bekerja jam 7.
Kemarin adalah bentuk lampau (sudah lewat), maka yang dipakai adalah kata kerja yang
berakhiran dengan ~mashita. Sedangkan maiasa dan ashita menunjuk waktu bukan
lampau, tapi kebiasaan dan akan datang sehingga memakai akhiran ~masu.
4. Kalimat yo (よ)
Seringkali kita mendengar kalimat yang berakhiran dengan yo. Yo pada akhir kalimat
menekankan hal yang ingin kita beritahukan kepada lawan bicara. Ucapkan yo secara
ringan, karena bila terlalu kuat dapat berkesan memaksa.
Misal:
Kono densha wa Oosaka e ikimasu ka = Apakah kereta ini pergi ke Osaka?
--> Iie, ikimasen. 2-ban sen desu yo. = Tidak, Yang ke Osaka di peron 2!
Kono mise wa pan ga oishii desu yo = Roti di toko ini enak, lho!
Ano mise wa hanba-gu ga oishii desu yo = Hanburger di toko ini enak, lho!
1. no (の)
a. no menunjukkan kepunyaan.
Watashi no enpitsu desu = わたし の えんぴつ です = Pensil saya.
b. K. Benda setelah no dapat dihilangkan, bila tanpa kata itupun benda yang
dimaksud sudah bisa dimaklumi. Tetapi bila K. Benda yang dimaksud adalah
orang, maka pada umumnya tidak dihilangkan.
Are wa dare no tokei desu ka = あれ は だれ の とけい です か = Itu
jam siapa?
Kimura-san no (tokei) desu = きむら さん の です = Itu punya Sdr. Kimura.
2. ni (に)
Formula: B (waktu) に, artinya Pada waktu B.
Partikel ni dipakai setelah K. Benda yang menunjukkan waktu kejadian, tetapi
bila waktu itu TIDAK dinyatakan dengan suatu bilangan, maka ni tidak perlu
dipakai.
Watashi wa 6-ji ni okimasu = わたし は 6じ に おきます = Saya bangun
pada pukul 6.
Watashi ha 4-gatsu 11-nichi ni Nihon e kimashita = わたし は 4がつ 11に
ち に にほん へ きました = Saya datang di Jepang pada tanggal 15
bulan April.
Konban benkyou-shimasu = こんばん べんきょうします = Saya belajar
malam ini.
Kinou terebi wo mimashita = きのう テレビ を みました = Kemarin saya
melihat televisi.
3. Hai, sou desu (はい、そうです) dan Iie, sou dewa arimasen (いいえ、
そう では ありません)
Untuk menjawab kalimat tanya yang predikatnya K. Benda, sering dipakai sou,
sou desu, atau sou dewa arimasen. Misalnya:
Anata wa Batam-denki no syain desu ka = あなた は バタム でんき の
しゃいん です か = Apakah anda karyawan Batam-kikai?
--> Hai, Batam-kikai no syain desu = はい、バタム きかい の しゃいん で
す = Ya, saya karyawan Batam-kikai.
--> Hai, sou desu = はい、そう です = Ya, begitu.
--> Iie, Batam-kikai no syain dewa arimasen = いいえ、バタム きかい の しゃ
いん では ありません = Bukan, saya bukan karyawan Batam-kikai.
--> ie, sou dewa arimasen = いいえ、そう では ありません= Bukan, bukan
begitu.
Oke, nampaknya setelah ini kamu sudah bisa membuat contoh-contoh kalimat tanya dan
menjawabnya dengan ya atau tidak. Gunakan kata-kata yang ada dalam posting mengenai
kosa kata. Cobalah.
Diposting oleh denchan di 4:07 PM 0 komentar
Label: Tatabahasa
Partikel, misalnya wa, mo, ka, dan sebagainya, dalam bahasa Jepang
memegang peranan yang amat penting. Jadi, kita belajar Partikel dulu
yuk...
1. wa (は)
wa menunjukkan Subyek si pembicara atau topik.
Watashi wa syain desu = わたし は しゃいん です = Saya adalah seorang
karyawan.
2. mo (も)
mo memiliki fungsi yang sama dengan wa, menunjukkan pokok pembicaraan,
tetapi mo dipakai untuk pokok yang predikatnya sama dengan yang sudah
diketahui sebelumnya.
Takada-san wa nihon-jin desu = たかださん は にほん じん です =
Sdr. Takada adalah orang Jepang.
Tamura-san mo nihon-jin desu. = たむらさん も にほん じん です = Sdr.
Tamura juga orang Jepang.
4. no (の)
no memiliki fungsi menghubungkan 2 K. Benda. K. Benda yang di depan
menerangkan K. Benda yang di belakang. Hati-hati, biasanya kita suka terbalik-
balik.
Watashi wa Batam-denki no syain desu = わたし は バタムでんき の しゃ
いん です = Saya adalah karyawan (dari) perusahaan listrik Batam.
Watashi wa Indonesia no daigakusei desu = わたし は インドネシア の だ
いがくせい です = Saya adalah mahasiswa (dari) Indonesia.
Berikutnya, kita kenali dengan baik penggunaan desu dan -san ya...
5. desu (です) atau dalam bahasa Inggrisnya: to be
desu adalah kata kerja yang paling dasar. Diletakkan di akhir kalimat yang
predikatnya adalah K. Benda atau K. Sifat.
Watashi wa Indonesia-jin desu = わた し は インドネシア じん です =
Saya orang Indonesia.
Indonesia wa shimaguni desu = インドネシア は しまぐに です =
Indonesia adalah negara kepulauan.
6. san (さん)
san adalah kata yang selalu diucapkan setelah menyebut nama orang, tetapi
ingat ya, san tidak pernah dipakai sewaktu menyebut nama sendiri.
Watashi wa Hanamura desu = わたし は は なむら です = Saya
Hanamura.
Anata wa Kitamura-san desu ka = あなた は きたむらさん です か =
Apakah anda Sdr. Kitamura?
Oh iya, menyebut nama orang Jepang biasanya dipakai nama lengkap atau
nama keluarga saja, sedangkan nama kecil hanya diucapkan oleh orang-orang
dekat atau keluarga. Oke?
Sebelum lebih jauh belajar tatabahasa, ayo kita lihat dulu karakternya.
Berikut ini adalah beberapa karakter tatabahasa bahasa Jepang:
1. Bentuknya tidak dipengaruhi jumlah, satu atau jamak. Misalnya: hon (ほん/本),
yang artinya bisa satu buku atau banyak buku.
2. Kata kerja tidak dipengaruhi oleh gender atau siapa yang melakukan, tidak seperti
yang bahasa Inggris yang dipengaruhi oleh orang pertama, kedua atau ketiga.
3. Hanya memiliki 2 bentuk waktu: waktu sekarang dan waktu lampau. Bentuk waktu
sekarang dipakai untuk menyatakan bentuk kebiasaan dan akan datang. Sedangkan
bentuk waktu lampau dipakai untuk menyatakan sesuatu yang telah selesai dilakukan.
Detailnya, kapan-kapan kita bahas ya.
Oh ya, udah tahu semua kan kalau kalimat dalam bahasa Jepang bisa ditulis dalam huruf
Hiragana, Katakana maupun Kanji? Selain ketiganya, kadang juga dipakai Romaji (huruf
latin) . Dengan Romaji, seseorang dapat membacanya tanpa mengetahui Hiragana,
Katakana maupun Kanji. Tetapi pemakaian Romaji tidak umum, kecuali hanya
digunakan untuk mempermudah orang asing, misalnya pada papan-papan reklame atau
penunjuk jalan yang diperuntukkan bagi orang asing.
Biar lebih mengenal bedanya huruf Hiragana, Katakana dan Kanji, ini aku berikan
contohnya:
1. Romaji: Nihongo --> artinya bahasa Jepang
Hiragana: にほんご --> artinya bahasa Jepang
Katakana: ニホンゴ --> artinya bahasa Jepang
Kanji: 日本語 --> artinya bahasa Jepang
Untuk membuat kalimat tanya, sangat mudah, cukup menambahkan "ka" setelah kata
kerjanya dan lagi, tidak memerlukan tanda tanya, contohnya:
- Sato-san wa banana o tabemasu ka.
- Yamada-san wa rajio o kikimashita ka.
Wah, gampang tenan. Koq kaya' kalimat tanya dalam bahasa Indonesia yang
menggunakan akhiran "kah" ya..?
Diposting oleh denchan di 10:44 AM 0 komentar
Label: Tatabahasa
Newer Posts Older Posts Home
Subscribe to: Posts (Atom)