You are on page 1of 15

Jurnal

Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
Maret 2008
Desiani Maentiningsih
Hubungan antara secure attachment dengan motivasi berprestasi pada remaja
xiii + 51 halaman + 5 halaman daftar pustaka + lampiran ; 5 bab

ABSTRAKSI

Masa remaja merupakan periode penting dalam rentang kehidupan manusia. Pada
masa remaja, teman sebaya atau peers memiliki arti yang amat penting. Umumnya mereka ikut
dalam kelompok-kelompok, klik-klik, gang-gang atau peer group dimana perilaku dan nilai-nilai
kolektif remaja sangat dipengaruhi oleh perilaku serta nilai-nilai individu yang menjadi
anggotanya. Pada masa ini remaja memiliki kebutuhan-kebutuhan selama masa remaja
diantaranya adalah kebutuhan akan kasih sayang atau secure attachment dan kebutuhan
berprestasi atau motivasi berprestasi. Dimensi karakteristik secure attachment dapat berupa
sikap hangat dalam berhubungan dengan orang lain, tidak terlalu bergantung pada orang lain,
tidak akan menjauhi orang lain, sangat dekat dengan orang yang disayangi, lebih empati,
sangat percaya pada orang yang disayangi, dan lebih nyaman bersama dengan orang yang
disayangi. Sedangkan dimensi motivasi berprestasi berupa karakteristik tanggung jawab,
mempertimbangkan resiko pemilihan tugas, memperhatikan umpan balik, kreatif dan inovatif,
waktu penyelesaian, dan keinginan menjadi yang terbaik. Sehingga peneltian ini bertujuan
untuk menguji hubungan antara secure attachment dengan motivasi berprestasi pada remaja.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 60 orang yang dibagi 20 orang setiap kelas dari
kelas 1 sampai kelas 3 murid SMU laki-laki dan perempuan.
Untuk pengukuran secure attachment dan motivasi berprestasi dilakukan uji validitas
dengan korelasi product moment dan reliabilitas dengan alpha cronbach dengan bantuan SPSS
versi 11.05 for windows. Pada angket secure attachment dengan 42 aitem yang diuji cobakan
terdapat 11 aitem yang dinyatakan gugur dan aitem yang valid bergerak antara 0.3277 sampai
dengan 0.7192. sementara pada angket motivasi berprestasi dengan 50 aitem yang diuji
cobakan terdapat 11 aitem yang dinyatakan gugur dan aitem yang valid bergerak antara 0.3170
sampai dengan 0.9295 dan hasil uji reliabilitas secure attachment diperoleh nilai sebesar
0.9291dan hasil uji reliabilitas motivasi berprestasi diperoleh nilai sebesar 0.9385. keduanya
memiliki reliabel yang cukup karena mendekati 1.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil pada remaja sama-sama memiliki mean
empirik secure attachment dan motivasi berprestasi yang lebih tinggi dari nilai mean
hipotetiknya. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara secure attachment pada remaja
dengan motivasi berprestasi. Kemudian berdasarkan hasil dari analisis data dengan korelasi
rank spearman diperoleh nilai korelasi spaerman’s rho sebesar 0.995 dan sig (2-tailled) 0.000
(p<0.01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara secure
attachment dengan motivasi berprestasi pada remaja. Maka hipotesis ha diterima.
Adanya hubungan yang signifikan antara secure attachment dengan motivasi
berprestasi pada remaja tersebut dikarenakan adanya faktor-faktor yang dominan seperti jenis
kelamin, usia, urutan anak dan tinggalnya subjek penelitian.

Kata kunci : secure attachment, motivasi berprestasi


Fakulty of Psychology
University of Gunadarma
March 2008
Desiani Maentiningsih
The relation between secure attachment and achievement motivation in teenagers
xiii + 51 pages + 5 pages of bibliography + appendix ; 5 chapters

ABSTRACTION

The teenage is the main periode in human life. In this phase, peers have important
meaning. Commonly, they are join into communities, kliks, and also gangs or peer groups.
Where the conduct and collective values are influenced by their own behavior. In this term,
adolescent has need along the puberty like affection or secure attachment, achievement
motivation. The characteristic of secure attachment can be form of good attitude when make
relation, not too dependent on the people, will not keep from society, stay close with the people
who they loved, more emphathy, extremely believe and more confident with people around
them. Whereas the achievement motivation as a responsibility of characteristic, considering the
choice of assignment’s risk, concerning the feedback, creative and innovative, the ending time
and also more motivation to be the best. So that, in this experiment purposed to test the relation
between secure attachment and achievement motivation in teenagers. The total number of
respondent was 60 students, they were devided to 20 for every class, from the 1st until 3rd grade
of senior high school, male and female.
While measured secure attachment and achievement motivation had been done the
valid test among the product moment correlation and reliability with alpha cronbach and also aid
version 11.05 for windows. In the secure attachment list 42 items had been tested, there was 11
items that decided fail in the valid items moved between 0.3277-0.7192. while the achievement
motivation list where 50 items were tested, only 11 items were appeared fail and the valid items
moved to 0.3170 until 0.9295. the final result of reliability test of secure attachment was got
0.9291 point and for the achievement motivation result obtained 0.9385 point. Both of them,
almost reached point 1.
According to the result could be gained, the value of mean empiric had same as the
secure attachment and achievement motivation that higher from the value of mean hipotetic.it
showed that there was a relation between secure attachment and achievement motivation in
teenagers. Then, based on the result from the analysis data with use rank spearman’s
correlation had been got the value as much 0.995 and sig (2 tailled) 0.000 (p<0.01). it mean
there was a significant relation between secure attachment and achievement motivation. So, the
hipotesis (ha) had been accepted.
There was a significant relation between secure attachment and achievement motivation
in teenagers, that because some of factors in this experiment subjects are dominated like
gender, age, the sequence of children in family.

Key word : secure attachment,achievement motivation


BAB I menumbuhkan rasa kepercayaan diri.
Semakin tinggi rasa percaya diri seorang
PENDAHULUAN remaja maka ia akan dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan dimana remaja itu
A. Latar belakang berada. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Panuju (1999) yang mengatakan
Masa remaja merupakan periode apabila seorang remaja dapat
penting dalam rentang kehidupan manusia, menyesuaikan diri dengan baik dengan
karena masa remaja adalah suatu periode lingkungannya, maka dapat dikatakan
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa remaja tersebut telah berhasil
dewasa. Pada masa ini remaja merasakan menyesuaikan diri secara pribadi maupun
adanya perubahan yang terjadi pada dirinya sosial.
seperti perubahan fisik yang hampir Menurut Conger (Heaven & Callan,
menyerupai orang dewasa atau yang biasa 1990) remaja biasanya menganggap
disebut dengan masa puber, perubahan hubungan yang baik dengan orangtua jauh
sikap, perasaan atau emosi yang sering lebih penting ketika mereka mendapat
tanpa disadari oleh remaja itu sendiri seperti dukungan positif dan kasih sayang dari
rasa malu, gembira, iri hati, sedih, takut, orangtua sehingga remaja tidak terlalu
cemas, cemburu, kasih sayang dan rasa bergantung pada peersnya. Salah satu
ingin tahu. Seperti yang dikemukakan oleh bentuk keterikatan kasih sayang yang
Mappiare (1982) yang mengatakan dimulai dari kehidupan individu adalah
sebagian besar remaja mengalami secure attachment. Secure attachment
ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai merupakan salah satu dari tipe-tipe
konsekuensi dari usaha penyesuaian diri attachment yang dikembangkan pertama
pada pola perilaku dan harapan sosial yang kali oleh Bowlby. Secure attachment
baru namun meskipun emosi remaja merupakan keterikatan yang aman berupa
seringkali sangat kuat dan tidak terkendali kasih sayang yang diberikan orangtua pada
tetapi pada umumnya dari tahun ketahun anak secara konsisten dan responsif dalam
terjadi perbaikan perilaku emosional. menumbuhkan rasa aman dan kasih
Pada masa ini remaja mulai mencari sayang (Morrison, 2002).
jati dirinya dimana hal ini akan menentukan Menurut McClelland (Santrock,
kehidupannya dimasa dewasa nanti. 1999) pada masa remaja cenderung
Orangtua memegang peranan penting memiliki motivasi dalam dirinya dan salah
khususnya pada masa remaja karena akan satu motivasi yang ingin dicapai pada masa
mencegah seorang remaja terjerumus oleh remaja adalah motivasi berprestasi.
lingkungan dan teman sebaya yang Menurut Gunarsa (1991) motivasi
memberikan pengaruh negatif seperti berprestasi adalah sesuatu yang ada dan
tawuran antar pelajar, kekerasan fisik dan menjadi ciri dari kepribadian seseorang dan
seks, penyalahgunaan narkoba, free sex, dibawa dari lahir yang kemudian
VCD porno dan lain sebagainya. Selain ditumbuhkan dan dikembangkan melalui
perubahan fisik dan emosi, remaja juga interaksi dengan lingkungannya.
mengalami perkembangan dan perubahan Remaja yang matang secara fisik
intelegensi yang cukup pesat dimana pada dan emosi ini tidak terlepas dari dukungan
masa remaja giat mencari informasi dan kasih sayang orangtua dalam bentuk
mengenai hal-hal yang baru baginya, keterikatan yang aman (secure attachment).
Pada masa ini remaja ingin dirinya Seorang remaja yang apabila dimasa
diterima sebagai individu yang memiliki kanak-kanak telah memiliki karakteristik
wawasan yang sama dengan orang dewasa individu yang memiliki secure attachment
lainnya, dan semakin banyak wawasan maka dengan seiring berjalannya waktu
yang dimiliki oleh seorang remaja maka mereka akan tumbuh dengan karakteristik
kebutuhan remaja untuk dihargai akan secure attachment yang menurut Santrock
(1999) individu tersebut memiliki BAB II
karakteristik seperti bersikap hangat dalam
berhubungan dengan orang lain, tidak TINJAUAN PUSTAKA
terlalu bergantung dengan orang lain, lebih
empati, sangat percaya serta lebih nyaman A. Secure attachment
bersama orang yang disayangi. Tanpa
adanya ikatan dan rasa aman, seorang 1. Definisi secure attachment
remaja tidak akan tumbuh menjadi seorang Sebelum membicarakan secure
individu yang mampu bersosialisasi dengan attachment akan terlebih dahulu diuraikan
orang lain dan tidak mampu menyesuaikan attachment agar dapat mencapai
diri dengan lingkungan dimana remaja pemahaman yang lebih komprehensif
tinggal. Remaja dengan secure attachment mengenai secure attachment. Secure
akan terpenuhi rasa aman dan kasih attachment merupakan salah satu dari
sayang dari orangtua sehingga mampu jenis-jenis attachment.
mencapai kebutuhan penghargaan dari Menurut Santrock (1999) attachment
orang lain (aktualisasi diri) khususnya adalah keterikatan (connectedness).
dalam bentuk prestasi. Dari uraian dimuka, Sedangkan menurut Pennington (1999)
maka penulis tertarik untuk menguji apakah attachment dapat didefinisikan sebagai
ada hubungan antara secure attachment kekuatan, keterikatan, cinta dan perawatan
dengan motivasi berprestasi pada remaja ? antara orangtua dengan anak. Erickson &
Freud (Morrison, 2002) juga mendefinisikan
attachment sebagai dasar dari segala
B. Tujuan penelitian hubungan sosial.
Attachment merupakan teori yang
Tujuan yang hendak dicapai dalam diungkapkan pertama kali oleh seorang
penelitian ini adalah untuk menguji secara psikiater asal Inggris bernama John Bowlby
empiris hubungan antara secure attachment pada tahun 1969. Penelitian Bowlby
dengan motivasi berprestasi pada remaja. (Chekley, 1998) adalah mengenai dampak
dari bayi yang dipisahkan dengan ibunya
secara emosional dan penelitiannya terdiri
C. Manfaat penelitian dari 3 volume, yaitu attachment (1969),
separation (1973), dan loss (1980).
1. Manfaat praktis Attachment kemudian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lagi oleh seorang psikiater
memberikan masukan bagi para orangtua asal Kanada bernama Mary Ainsworth
untuk membina ikatan yang kuat sehingga (1978) dalam penelitiannya yaitu strange
secure attachment dapat meningkatkan situation. Menurut Ainsworth (Morrison,
kepercayaan diri remaja. Selain itu juga 2002) attachment dibagi menjadi 3 jenis,
dapat memberikan masukan bagi remaja yaitu secure attachment, anxious-insecure
untuk lebih memotivasi dirinya agar dapat attachment, dan ambivalent attachment.
berprestasi dengan baik. Ditambahkan dalam penelitian Ainsworth
2. Manfaat teoritis yang dilaporkan oleh Main dan Solomon
Hasil penelitian ini diharapkan dapat pada tahun 1986 (Morrison, 2000) lebih
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan lanjut, Ainsworth menambahkan jenis
khususnya bidang psikologi perkembangan attachment menjadi 4 jenis yaitu,
dan psikologi sosial dan dapat dipakai disorganized attachment.
sebagai pedoman dalam penelitian lebih Menurut Ainsworth (Pennington,
lanjut terutama yang berkaitan dengan 1999) secure attachment adalah keterikatan
secure attachment dan motivasi berprestasi. yang aman secara emosional antara
orangtua dengan anak dan sebagai dasar
perkembangan psikologis. Menurut Blatt
(Checkley, 1998) “secure attachment is Individu yang secure attachment
caring and dependenable parents who are cenderung tidak akan menjauhi orang
able to establish appropriate and lain,lebih terbuka dengan orang lain.
constructive limits, set appropriate Individu yang secure attachment
standards and goals, and provide approval mampu menjalin hubungan dengan
and critism in constructive ways”. orang disekitarnya.
Menurut Morrison (2002) secure d. Sangat dekat dengan orang yang
attachment adalah keterikatan yang aman sangat disayanginya.
berupa kasih sayang yang diberikan Individu yang secure attachment
orangtua pada anak secara konsisten dan biasanya sangat dekat dengan orang
responsif sehingga menumbuhkan rasa yang disayanginya dalam hal ini
aman dan kasih sayang. Menurut adalah orangtua dan keluarga.
Pennington (1999) mengatakan bahwa Individu yang secure attachment juga
secure attachment akan mengarah pada umumnya sangat dekat dengan
pengembangan rasa percaya diri, sikap dengan saudara kandungnya seperti
atau ego yang kuat sehingga akan kakak atau adik.
menentukan kesuksesan dalam e. Lebih empati terhadap orang lain.
menghadapi berbagai masalah. Individu yang secure attachment lebih
Dari beberapa definisi diatas dapat empati dengan orang lain karena
disimpulkan bahwa secure attachment individu yang secure attachment
adalah keterikatan yang aman secara memiliki rasa sosial yang tinggi.
emosional antara orangtua dengan anak f. Sangat percaya pada orang yang
sebagai dasar perkembangan yang secara disayangi.
konsisten peranannya bagi perkembangan Individu yang secure attachment
psikologis. cenderung lebih percaya terhadap
orang yang disayanginya seperti
2. Karakteristik individu yang memiliki orangtua dan keluarga karena individu
secure attachment yang secure attachment memiliki
Berikut ini akan diuraikan beberapa hubungan yang sangat dekat dan
karakteristik individu yang memiliki secure didasari oleh kasih sayang yang
attachment menurut Benokraitis,1996 yaitu: sangat kuat dengan keluarganya.
a. Sikap hangat dalam berhubungan g. Lebih nyaman bersama orang yang
dengan orang lain. disayangi.
Individu yang secure attachment Individu yang secure attachment lebih
cenderung lebih bersikap hangat nyaman untuk menghabiskan waktu
dalam hal ini lebih ramah dalam bersama dengan orang-orang yang
berhubungan dengan orang lain, baik disayanginya seperti keluarganya.
dalam lingkungan keluarga ataupun
dalam hal pertemanan. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
b. Tidak terlalu bergantung pada orang secure attachment
lain. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai
Individu yang secure attachment faktor-faktor yang mempengaruhi secure
sangat mandiri karena tidak selalu attachment (Santrock1999), yaitu :
bergantung dengan orang lain. a. Peran orangtua.
Umumnya individu yang secure Peran orangtua khususnya ibu sangat
attachment merasa yakin dalam penting bagi perkembangan seorang
melakukan sesuatu hal dan anak. Hal ini karena ibu memiliki
kemampuan akan dirinya karena hormon prolaktin atau hormon ibu
mendapat kasih sayang yang cukup yang menyebabkan hubungan antara
dari keluarganya. ibu dan anak lebih dekat
c. Tidak akan menjauhi orang lain. (http://www.bconnex.net/-ccpcc
/daycare/attach.htm). Namun seorang atau alasan mengapa seseorang bertingkah
anak tetap membutuhkan kasih laku tertentu.
sayang dari ayahnya karena seorang Gerungan (1991) mengatakan
anak memerlukan cinta dan bahwa motivasi adalah semua penggerak
perawatan, yaitu dari kedua orang alasan atau dorongan-dorongan dalam diri
tuanya (http://www. manusia yang menyebabkan seseorang
augie.edu/dept/educ/andrews/concept berbuat sesuatu dimana motif-motif itu
ualframework.pdf). memberi tujuan dan arah kepada tingkah
b. Komunikasi antara orangtua dengan laku kita. Maka dari pernyataan diatas
anak. diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud
Komunikasi sangat diperlukan dalam dengan motivasi adalah kondisi dalam diri
hubungan antara orangtua dan anak, individu yang dapat mendorongnya untuk
khususnya pada anak remaja karena bertindak atau bertingkah laku untuk
dengan komunikasi yang baik akan mencapai pemenuhan dari kepentingan dan
terbentuk secure attachment. Seperti tujuannya.
yang diuraikan dalam penelitian Collier Istilah motivasi berprestasi berasal
(1999) bahwa komunikasi sangat dari teori kepribadian Henry Murray yang
penting pengaruhnya terhadap secure dikembangkan oleh McClelland dan
attachment antara orangtua dengan Atkinson (Slavin, 1994) yang
remaja mengemukakan bahwa salah satu jenis
(http://www.newswise.com/articles/199 motivasi yang terpenting dalan dunia
8/11/teens-uva. html). pendidikan adalah motivasi berprestasi (n-
c. Konflik antara orangtua dengan anak. ach).
Dalam hubungannya antara orangtua Menurut Gunarsa (1991) motivasi
dengan remaja, attachment diantara berprestasi adalah sesuatu yang ada dan
keduanya tidaklah selalu berjalan menjadi ciri dari kepribadian seseorang dan
lancar, selalu saja ada konflik antara dibawa dari lahir yang kemudian
orangtua dengan remaja. Hal ini ditumbuhkan dan dikembangkan melalui
merupakan akibat dari masa puber interaksi dengan lingkungan. Menurut
dan perkembangan kognitif pada Santrock (2001) motivasi berprestasi adalah
remaja. Namun adanya konflik antara keinginan dan dorongan seorang individu
orangtua dengan remaja dapat untuk mengerjakan sesuatu dengan hasil
berpengaruh positif dalam baik.
perkembangannya (Blos & Hill dalam McClelland (1987) mengatakan
Santrock, 1999). Maksud positif disini bahwa motivasi berprestasi adalah suatu
adalah sebagai masa transisi remaja keinginan yang ada dalam diri seseorang
dari ketergantungan dengan orangtua yang mendorong orang tersebut untuk
untuk menjadi individu yang mandiri. berusaha mencapai suatu standar atau
ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan ini
dapat dengan acuan prestasi orang lain,
B. Motivasi berprestasi akantetapi juga dapat dengan
membandingkan prestasi yang dibuat
1. Definisi motivasi berprestasi sebelumnya.
Sebelum membicarakan motivasi Menurut Chaplin (Gunarsa, 1991)
berprestasi akan diuraikan terlebih dahulu motivasi berprestasi adalah kecenderungan
pengertian tentang motivasi. Motivasi seseorang untuk mencapai kesuksesan
adalah salah satu aspek penting yang harus atau memperoleh apa yang menjadi tujuan
dipahami untuk dapat mengerti mengenai akhir yang dikehendaki, keterlibatan diri
tingkah laku manusia karena motivasi individu terhadap suatu tugas, harapan
memiliki beberapa motif meliputi sebab untuk berhasil dalam suatu tugas yang
diberikan, serta dorongan untuk mengatasi
rintangan-rintangan untuk melakukan Individu yang memiliki motivasi
pekerjaan-pekerjaan sulit secara cepat dan berprestasi tinggi sangat menyukai
tepat. umpan balik atas pekerjaan yang telah
Dari uraian dimuka dapat diberikan dilakukannya karena menganggap
suatu batasan mengenai motivasi umpan balik sangat berguna sebagai
berprestasi adalah suatu keinginan dan perbaikan bagi hasil kerjanya dimasa
pendorong seseorang untuk mencapai yang akan datang. Sedangkan
kesuksesan atau memperoleh sesuatu yang individu yang memiliki motivasi
menjadi tujuan akhir yang dikehendaki serta berprestasi rendah tidak menyukai
harapan untuk berhasil dalam melakukan umpan balik karena dengan adanya
tugas yang diberikan secara cepat dan umpan balik akan memperlihatkan
tepat. kesalahan-kesalahan yang
dilakukannya dan kesalahan tersebut
2. Karakteristik individu yang memiliki akan diulang lagi pada tugas
motivasi berprestasi mendatang.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa d. Kreatif dan inovatif.
karakteristik individu yang memiliki motivasi Individu yang memiliki motivasi
berprestasi yang tinggi menurut McClelland berprestasi tinggi akan mencari cara
(Morgan dkk, 1995) yaitu : baru untuk menyelesaikan tugas
a. Tanggung jawab. seefektif dan seefesien mungkin.
Individu yang memiliki motivasi Individu juga tidak menyukai
berprestasi tinggi akan merasa dirinya pekerjaan rutin yang sama dari waktu
bertanggung jawab terhadap tugas kewaktu, sebaliknya individu yang
yang dikerjakannya dan akan memiliki motivasi berprestasi rendah
berusaha sampai berhasil justru sangat menyukai pekerjaan
menyelesaikannya, sedangkan yang sifatnya rutinitas karena dengan
individu yang memiliki motivasi begitu tidak usah memikirkan cara lain
berprestasi rendah memiliki tanggung dalam menyelesaikan tugas.
jawab yang kurang terhadap tugas e. Waktu penyelesaian tugas.
yang diberikan kepadanya dan bila Individu yang memiliki motivasi
mengalami kesukaran cenderung berprestasi tinggi akan berusaha
mengalahkan hal-hal lain diluar dirinya menyelesaikan setiap tugas dalam
sendiri. waktu yang cepat serta tidak suka
b. Mempertimbangkan resiko pemilihan membuang waktu. Sedangkan individu
tugas. yang memiliki motivasi berprestasi
Individu yang memiliki motivasi rendah kurang tertantang untuk
berprestasi tinggi akan menyelesaikan tugas secepat
mempertimbangkan terlebih dahulu mungkin sehingga cenderung
resiko yang akan dihadapinya memakan waktu yang lama, sering
sebelum memulai suatu pekerjaan dan menunda-nunda dan tidak efisien.
cenderung lebih menyukai f. Keinginan menjadi yang terbaik.
permasalahan yang memiliki Individu yang memiliki motivasi
kesukaran yang sedang, menantang berprestasi tinggi senantiasa
namun memungkinkan untuk menunjukkan hasil kerja yang sebaik-
diselesaikan. Sedangkan individu baiknya dengan tujuan agar meraih
yang memiliki motivasi berprestasi predikat terbaik serta tingkah laku
rendah justru menyukai pekerjaan mereka lebih berorientasi kedepan.
yang sangat mudah sehingga akan Sedangkan individu yang memiliki
mendatangkan keberhasilan bagi motivasi berprestasi rendah
dirinya. menganggap bahwa predikat terbaik
c. Memperhatikan umpan balik. bukan merupakan tujuan utama dan
hal ini membuat individu tidak d. Kebutuhan untuk dihormati teman.
berusaha seoptimal mungkin dalam Individu memiliki keinginan untuk
menyelesaikan tugasnya. dihormati oleh orang lain disekitarnya
seperti orangtua ataupun oleh teman-
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi teman mereka. Pada individu yang
motivasi berprestasi memiliki motivasi berprestasi mereka
Berikut ini akan dijelaskan mengenai terfokus untuk memperoleh
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kehormatan dan status dari teman-
berprestasi McClelland, yaitu : teman mereka
a. Keinginan untuk mendapatkan (http://www.mentalhelp.net/psyhel/cha
pengakuan dari seorang yang ahli. p4/chap4k.httm).
Individu ingin mengerjakan suatu hal e. Kebutuhan untuk bersaing.
yang menantang, yaitu sesuatu yang Individu memiliki keinginan untuk
belum dikerjakan oleh orang lain, bersaing dengan orang lain, misalnya
sehingga hasil kerja yang dalam prestasi di sekolah atau bahkan
dikerjakannya itu mendapat dalam pertandingan olahraga.
pengakuan dari orang lain, misalnya Keinginan tersebut sangat mendasar
dari orangtua dan guru. Keinginan ini dan merupakan kebutuhan manusia.
mulai terbentuk pada masa kanak- Seperti yang dijelaskan oleh Murray
kanak. Menurut Bandura & Walters (Morgan, dkk 1986) bahwa individu
(Morgan, dkk 1986) seringkali anak yang memiliki motivasi berprestasi
belajar meniru perilaku orang lain memiliki tujuan untuk bersaing dengan
seperti orangtua dan orang-orang orang lain.
yang penting baginya dan kemudian f. Kebutuhan untuk bekerja keras dan
digunakan sebagai model untuk lebih unggul.
dirinya. Dalam memenuhi kebutuhannya
b. Kebutuhan untuk mendapatkan manusia harus bekerja untuk
penghargaan. mendapatkan sesuatu. Bekerja
Individu menginginkan hasil kerjanya merupakan suatu hakekat dalam
dihargai orang lain. Selain status, kehidupan manusia karena selama
kehormatan dan materi, tidak hidup manusia harus bekerja. Dengan
seorangpun yang tidak ingin diberi bekerja manusia berusaha untuk
penghargaan atas hasil jerih payahnya mencapai suatu kebutuhan (Leavit,
sendiri. Menurut McClelland (1987) 1997). Murray juga menambahkan
individu yang memiliki motivasi (Morgan, dkk 1986) bahwa individu
berprestasi cenderung melihat yang memiliki motivasi berprestasi
penghargaan sebagai pengukur bertujuan untuk menyelesaikan tugas
kesuksesan. dan berusaha melebihi orang lain.
c. Kebutuhan untuk sukses karena
usaha sendiri.
Seperti yang telah dijelaskan oleh C. Remaja
McClelland, dkk (1984) bahwa individu
yang memiliki motivasi berprestasi 1. Definisi remaja
lebih memilih pekerjaan yang Masa remaja merupakan periode
menantang dan menjanjikan yang penting dalam rentang kehidupan
kesuksesan. Jadi individu yang manusia, karena remaja bukan lagi seorang
memiliki motivasi berprestasi memiliki anak dan juga bukan orang dewasa. Masa
keinginan untuk sukses dalam remaja sering pula disebut adolesensi (lat.
mengerjakan suatu tugas. adolescere = adultus ; menjadi dewasa atau
dalam perkembangan menjadi dewasa).
Secara global masa remaja berlangsung
antara usia 12-21 tahun. Fase pada masa remaja mereka cenderung mulai
remaja dibagi menjadi 3 (Hurlock dalam memperhatikan prestasinya karena hal
Mappiare, 1990) yaitu masa remaja awal tersebut akan menjadikan remaja berbeda
(13-15 tahun), masa remaja madya (15-17 dari teman-teman sebayanya sehingga
tahun), masa remaja akhir (17-21 tahun). akan mendapat pengakuan dari orang-
Istilah yang biasa diberikan bagi remaja orang dewasa bahwa dirinya tidak lagi
awal adalah “teenagers” atau anak usia seorang anak kecil. Pada masa remaja
belasan tahun. mereka mencapai kematangan dan
Menurut Monks, dkk (1999) remaja kemandirian dan pada masa remaja ini
adalah suatu periode peralihan dari masa kebutuhan berprestasinya sangat tinggi.
kanak-kanak kemasa dewasa. Menurut Dari uraian dimuka maka penulis memiliki
Ausubel (Monks, dkk 1999) remaja adalah dugaan bahwa ada hubungan antara secure
masa setelah pemasakan seksual atau attachment dengan motivasi berprestasi
yang biasa disebut pubertas. Sedangkan pada remaja.
menurut Panuju (1999) masa remaja
merupakan suatu masa belajar yang luas E. Hipotesis
meliputi bidang intelegensi, sosial, maupun
hal-hal yang berhubungan dengan Pada penelitian ini penulis
kepribadian. mengajukan hipotesis bahwa ada yang
Dari uraian diatas maka dapat signifikan antara secure attachment dengan
diambil kesimpulan pengertian remaja motivasi berprestasi pada remaja.
adalah masa peralihan dari masa kanak-
kanak kemasa dewasa yang merupakan
proses pembelajaran diri dalam aspek
intelegensi, sosial, dan pembentukan BAB III
kepribadiannya dimasa dewasa nanti.
Dari uraian diatas maka dapat METODE PENELITIAN
diambil kesimpulan pengertian remaja
adalah masa peralihan dari masa kanak- A. Identifikasi variabel-variabel
kanak kemasa dewasa yang merupakan penelitian
proses pembelajaran diri dalam aspek
intelegensi, sosial, dan pembentukan Dalam penelitian ini beberapa variabel
kepribadiannya dimasa dewasa nanti. yang akan dikaji adalah :
1. Variabel prediktor : Secure attachment
D. Dinamika hubungan antara secure 2. Variabel kriterium : Motivasi berprestasi
attachment dengan motivasi berprestasi
pada remaja
B. Definisi operasional variabel
Masa remaja adalah proses dimana penelitian
seorang anak memulai kehidupannya
menuju kematangan dan kemandirian pada Definisi operasional dari variabel penelitian
saat dewasa. Keluarga merupakan faktor ini adalah :
penting dalam perkembangan seorang 1. Secure attachment adalah keterikatan
anak, dimana keluarga adalah kelompok yang aman secara emosional antara
sosial pertama dalam kehidupan individu orangtua dengan anak sebagai dasar
sebagai tempat seseorang untuk belajar perkembangan yang secara konsisten
dan menyatakan diri sebagai manusia peranannya bagi perkembangan
sosial dalam hubungan interaksi dengan psikologis yang ditandai dengan sikap
kelompoknya (Gerungan, 2002). hangat terhadap orang lain, tidak terlalu
Pendapat Jersild (Mappiare, 1982) bergantung pada orang lain, tidak
yang menyebutkan bahwa pada masa menjauhi orang lain, sangat dekat pada
orang yang disayangi, lebih empati dengan total skor aitem (item total
terhadap orang lain, sangat percaya correlation).
pada orang yang disayangi serta lebih Reliabilitas merujuk pada
nyaman bersama orang yang disayangi konsistensi skor yang dicapai oleh orang
yang kemudian digunakan sebagai sama ketika mereka diuji ulang dengan tes
indikator-indikatornya. yang sama pada satu kesempatan yang
2. Motivasi berprestasi adalah keinginan berbeda atau dengan seperangkat butir-
dan pendorong seseorang untuk butir ekuivalen yang berbeda atau dibawah
mencapai kesuksesan atau memperoleh kondisi pengujian yang berbeda. Reliabilitas
sesuatu yang menjadi tujuan akhir yang merupakan indeks yang menunjukkan
dikehendaki serta harapan untuk sejauhmana suatu alat ukur dapat
berhasil dalam melakukan tugas yang dipercaya atau dapat diandalkan.
diberikan dan melakukan tugas-tugas Reliabilitas dalam penelitian ini
sulit secara cepat dan tepat. Indikator- menggunakan teknik alpha cronbach.
indikator dari motivasi berprestasi Uji validitas dan reliabilitas dalam
adalah individu yang memiliki tanggung penelitian ini dilakukan dengan
jawab, mempertimbangkan resiko menggunakan bantuan program komputer
pemilihan tugas, memperhatikan umpan statistical packages for social sciences
balik, kreatif dan inovatif, waktu (SPSS) versi 11.05 for windows.
penyelesaian, dan keinginan menjadi
yang terbaik. F. Teknik analisis data

C. Subjek penelitian Pengujian hipotesis pada penelitian


ini menggunakan analisis korelasi rank
Subjek penelitian ini adalah remaja : spearman, yaitu menganalisis hubungan
1. Pelajar SMU kelas 1 sampai dengan antara secure attachment (x) sebagai
kelas 3 SMU prediktor dengan motivasi berprestasi (y)
2. Usia antara 15-18 tahun sebagai kriterium. Analisis data yang
3. Berjenis kelamin laki-laki dan dilakukan dengan menggunakan program
perempuan SPSS versi 11.05 for windows.

E. Validitas dan reliabilitas alat


pengumpul data
BAB IV
Validitas adalah sejauhmana
ketepatan dan kecermatan suatu instrumen PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
pengukur (skala) dalam melakukan
fungsinya (Azwar, 1999). Validitas sebuah A. Persiapan penelitian
tes memberitahu mengenai apa yang dapat
disimpulkan dari skor-skor tersebut. Suatu Persiapan yang dilakukan untuk
instrumen dinyatakan valid apabila melaksanakan kegiatan penelitian orientasi
instrumen tersebut mampu mengukur apa kancah dan mengedarkan angket.
yang hendak diukur dan seberapa baik Penelitian difokuskan untuk pengambilan
instrumen itu bisa mengukur (Anastasi, sampel pada siswa-siswi SMU.
1997) pengujian validitas aitem bagi alat Pengambilan sampel mulai disebar dari
pengumpul data adalah angket mengenai tanggal 20 sampai dengan 25 Agustus
secure attachment dan motivasi berprestasi 2007. Peneliti melakukan pendataan
pada remaja. Uji validitas dalam penelitian mengenai jumlah siswa SMU dari kelas 1
ini akan dilakukan dengan cara sampai dengan kelas 3 SMU yang sesuai
mengkorelasikan skor tiap-tiap aitem dengan kriteria yang ditetapkan yaitu dari
usia 15-18 tahun yang berjenis kelamin laki-
laki dan perempuan. Dengan demikian pada penelitian ini menggunakan
peneliti mendapat kepastian untuk koefisien alpha cronbach dengan
melakukan penelitian. menggunakan program SPSS versi
11.05. hasilnya diketahui bahwa
B. Pelaksanaan penelitian koefisien reliabilitasnya sebesar
0.9291 (>0.7), sehingga aitem
1. Pengambilan data pertama dimulai pada dinyatakan reliabel.
tanggal 20 sampai dengan 25 Agustus
2007. Peneliti mengedarkan angket b. Uji validitas dan reliabilitas angket
dengan datang langsung ke SMU yang motivasi berprestasi
berada didaerah Bekasi dan meminta Pengujian validitas angket
kesediaan siswa-siswi tersebut. Mereka motivasi berprestasi dilakukan
terdiri dari 20 orang siswa-siswi dari dengan menggunakan teknik
kelas 1 SMU, 20 orang siswa-siswi dari korelasi product moment Pearson
kelas 2 SMU dan 20 orang siswa-siswi dengan melihat item total correlation
dari kelas 3 SMU untuk mengisi angket dengan bantuan program SPSS
penelitian ini yang diedarkan sebanyak versi 11.05. menurut Azwar (1996)
60 eksemplar. koefisien validitas dapat dianggap
2. Uji validitas dan reliabilitas alat ukur memuaskan apabila melebihi 0.3,
Uji validitas dan reliabilitas angket sehingga hanya aitem-aitem yang
secure attachment dan motivasi memiliki total korelasi lebih dari 0.3
berprestasi pada penelitian ini yang dianggap valid.
merupakan pengambilan sampel yang Pada angket motivasi
kedua dan pada subjek penelitian yang berprestasi, dari 50 aitem yang
sama. diujicoba terdapat 11 aitem yang
dinyatakan gugur sehingga aitem
a. Uji validitas dan reliabilitas angket yang valid berjumlah 39 aitem.
secure attachment Korelasi skor total pada aitem-aitem
Pengujian validitas angket yang valid bergerak antara 0.3170
secure attachment dilakukan dengan sampai dengan 0.7195.
menggunakan teknik korelasi Uji reliabilitas dilakukan untuk
product moment Pearson dengan melihat konsistensi skor alat tes. Uji
melihat item total correlation dengan reliabilitas angket motivasi
bantuan program SPSS versi 11.05. berprestasi pada penelitian ini
menurut Azwar (1996) koefisien menggunakan koefisien alpha
validitas dapat dianggap cronbach dengan menggunakan
memuaskan apabila melebihi 0.3, program SPSS versi 11.05. hasilnya
sehingga hanya aitem-aitem yang diketahui bahwa koefisien
memiliki total korelasi lebih dari 0.3 reliabilitasnya sebesar 0.9385
yang dianggap valid. (>0.7), sehingga aitem dinyatakan
Pada angket secure reliabel.
attachment, dari 42 aitem yang
diujicoba terdapat 11 aitem yang 3. Uji asumsi
dinyatakan gugur sehingga aitem Sebelum melakukan analisis uji
yang valid berjumlah 31 aitem. hipotesis, terlebih dahulu melakukan uji
Korelasi skor total pada aitem-aitem asumsi normalitas dan linearitas
yang valid bergerak antara 0.3277 terhadap data penelitian. Uji asumsi
sampai dengan 0.7192. normalitas dilakukan dengan
Uji reliabilitas dilakukan untuk menggunakan kolmogorov-smirnov
melihat konsistensi skor alat tes. Uji dengan bantuan program komputer
reliabilitas angket secure attachment SPSS versi 11.05, begitupula halnya
dengan uji linearitas. Alasan sangat signifikan. Hasil tersebut
dipergunakannya kolmogorov-smirnov menunjukkan bahwa hipotesis yang
adalah untuk mendapatkan distribusi berbunyi bahwa terdapat hubungan
normal. Hasil uji asumsi dan hipotesis antara secure attachment dengan
adalah sebagai berikut : motivasi berprestasi pada remaja
diterima.
a. Uji normalitas
Berdasarkan analisis data dengan C. Pembahasan
kolmogorov-smirnov, nilai signifikansi
secure attachment sebesar 0.024 Berdasarkan hasil penelitian yang
(p<0.05) yang menunjukkan bahwa dilakukan, diketahui bahwa ada hubungan
sebaran skor tidak normal. yang signifikan antara secure attachment
Sedangkan nilai signifikansi motivasi dengan motivasi berprestasi pada remaja.
berprestasi sebesar 0.200 (p>0.05) Adanya hubungan antara secure
yang menunjukkan distribusi skor attachment dengan motivasi berprestasi
normal. pada remaja yang signifikan dikarenakan
oleh faktor-faktor yang sangat
b. Uji linearitas mempengaruhi secure attachment dengan
Berdasarkan hasil uji linearitas motivasi berprestasi pada remaja.
diperoleh nilai signifikansi 0.000 Faktor-faktor secure attachment
(p<0,05) yang secara umum dapat yang tinggi dipengaruhi oleh adanya peran
dikatakan hubungan secure dari kedua orangtua yang cukup dominan
attachment dan motivasi berprestasi yang tidak hanya dengan memberikan kasih
adalah membentuk garis linear. sayang saja namun dukungan serta rasa
aman yang didapat dari orangtua akan
c. Uji hipotesis menyebabkan remaja memiliki motivasi
Uji hipotesis yang dilakukan berprestasi yang tinggi.
adalah dengan menggunakan uji
korelasi rank spearman atau yang
biasa disebut dangan spearman’s BAB V
rho. Hal ini dilakukan mengingat
bahwa syarat untuk uji hubungan PENUTUP
parametrik adalah bahwa semua
variabel harus berdistribusi normal, A. Kesimpulan
sedangkan hasil normalitas pada Berdasarkan hasil penelitian dan
penelitian ini didapatkan bahwa analisis diketahui bahwa ada hubungan
variabel secure attachment yang signifikan antara secure attachment
berdistribusi tidak normal sehingga dengan motivasi berprestasi pada remaja.
kemudian diambil keputusan untuk Hasil penelitian ini menunjukkan ada
menggunakan uji hubungan non hubungannya dengan faktor-faktor yang
parametrik yaitu dengan mempengaruhi pada secure attachment dan
menggunakan uji korelasi rank adanya faktor peran orangtua yang cukup
spearman. dominan misalnya adanya orangtua yang
Dari hasil uji korelasi diperoleh utuh dan memberikan kasih sayang,
nilai korelasi spearman’s rho komunikasi antara orangtua dengan remaja
sebesar 0.995 yang menunjukkan yang baik, dan dukungan dari orangtua
korelasi sangat kuat dan positif, yang membuat remaja menjadi lebih
sedangkan nilai signifikansi sebesar percaya diri. Sedangkan motivasi
0.000 (p<0.01) yang menunjukkan berprestasi pada remaja dipengaruhi oleh
bahwa korelasi antar skor secure beberapa faktor antara lain keinginan untuk
attachment dan motivasi berprestasi memperoleh pengakuan dari sekolah,
kebutuhan untuk memperoleh Norwood : NJ Copyright by Ablex
penghargaan, kebutuhan untuk dihormati Publishing.Corp
teman dan kebutuhan untuk bersaing.
Checkley, S. 1998. The management a
B. Saran depression. London. UK : Blackwell
Berdasarkan hasil penelitian dan Science.
pembahasan yang telah dilakukan maka
dapat dikemukakan beberapa saran Collier, P. 1999. On research secure
sebagai berikut : attachment important to teen
1. Saran untuk subjek peneliti communication.
Secure attachment dan motivasi http://www.newswise.com/articies/1998/11/t
berprestasi pada subjek penelitian eens-uva.html.
sudah cukup baik, diharapkan dapat
mempertahankan karena dapat Echols, M. J. & Shadily. H. 1996. Kamus
digunakan sebagai acuan untuk dapat Inggris-Indonesia. Jakarta : Gramedia
menyelesaikan tugas-tugas Pustaka.
perkembangan dimasa remaja dan
untuk lebih menyesuaikan diri dengan Geller, S. 2002. Social motivation and work
lingkungan. motivation. http://www.psych.yorku.ca/
2. Saran untuk penelitian lebih lanjut mongain/chl.htm
Bagi peneliti yang tertarik pada
persoalan yang sama, disarankan untuk Gerungan, W. A. 2002. Psikologi sosial
menambahkan dengan variabel-variabel (cetakan 15). Bandung : Refika Aditama.
lain seperti pola asuh, jenis sekolah,
tingkat ekonomi, status sosial dan lain Gunarsa, D. Singgih. 2003. Psikologi untuk
sebagainya sehingga dapat keluarga (cetakan 15). Jakarta : Gunung
menguatkan hasil penelitian ini. Mulia.

Heaven, L. C. P & Callan, J. V . 1990.


Adolescence : An australian perspective.
DAFTAR PUSTAKA Sydney, Australia : Hardcourt Brace
Javanovich Group.
Ainsworth, M. 2002. Attachment.
http://www.coping.org/courses/child/lectures Henningsen, M. 1996. Attachment disorder.
/psy2l0_ lecture8infsocemodev.ppt http://www.netaxs.com/-sparky/adoption
/attach-3.htm
Allen, J. 1998. Teens actions closely tied to
parental feeling. http://www.virginia. Henry, C. Perceptions of family dynamics as
edu/topnews/textonlyarchie/J~anuary_1997/ predictors of adolescent adaptation. 2000.
curfew.txt http://www.osu-
ours.okstate.edu/report95/report/hes/family.
Anastasi, A., & Urbina, S. 1997. Tes html
psikologi alih bahasa : Robertus, H. Jakarta
: PT. Prenhalindo. Leavit, A. J. 1997. Psikologi manajemen
(edisi keempat). Diterjemahkan oleh
Azwar, S. 1999. Penyusunan skala Muslichah Zarkasih. Jakarta : Erlangga.
psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Lingren, H. G. 1995. Adolescence and peer
Blatt , S. J. 1991. Depression and self pressure. http://www.siecus.org/pubs/fact
destruction behavior in adolescence. /fact.html
Mahfuzh, A. J. M. 2001. Psikologi anak dan Riyanti, B. D & Prabowo, H. 1998. Psikologi
remaja muslim penerjemah Abdul Shiddiq & umum 2 (seri diktat kuliah). Jakarta :
Ahmad Vathir Zaman. Jakarta : Pustaka al- Gunadarma.
Kautzar.
Santrock, J. W. 1999. Life-span
Mappiare, A. 1990. Psikologi remaja. development (7th edition). United-state :
Surabaya : Percetakan Usaha Nasional. McGraw-Hill . Inc

McClelland, C . D. 1987. Human motivation. Santrock, J. W. 2001. Adolescence (8th


New york : Cambridge University Press. edition). Boston : Mc Graw-Hill.

Morgan, T. C ; King, A. R ; Weisz, R. J ; Sears, W. 2002. Attachment parenting : A


Schopler, J. 1986. Introduction to style that works. http://www.beconnex.net/-
psychology (7th edition). Boston : Mc Graw- ccpce/daycare/attach.html
Hill International Editions Psychology
Series. Singarimbun, M & effendi, S. 1987. Metode
penelitian survai (edisi revisi). Jakarta :
Morgan, G. a., & Macturk, R. H. 1995. LP3S.
Motivation (psychology) developmental
psychology. New Jersey. Mc Graw-Hill. Sprinthall, A. N & Collins, W. A. 1995.
Adolescent psychology : A development
Morrison, A. 2002. Research stories for life view (3rd edition). New York : Mc Graw-Hill.
span development. Boston : Allyn and
Bacon. Srouf, et. al. 1993. Longitudinal study of
secure attachment for adolescence. http://
Panuju, P. 1999. Psikologi remaja (cetakan bs33w.staffs.ac.uk/schools/sciences/psycho
1). Yogyakarta : Tiara wacana yogya. logy/coursematerials/lifespan/friend.htm.

Papalia, E. D ; Wenkolds, S & Feldmand, D. Steers, R. M. , Lyman, W., & Bigley, G. A.


R. 2001. Human development (8th edition). 1996. Motivation and leaderships at work.
New York : Mc graw hill. Mc Graw-Hill Companies. Inc

Papalia, E. D & Olds, S. W. 1998. Human Steinberg, L. 2002. Adolescence (7th


development (6th edition). New York : Mc edition). New York : Mc. Graw-Hill
Graw Hill. Companies. Inc

Pennington, C. D ; Gillen, K & Hill, P. 1999. Suryabrata, S. 2000. Pengembangan alat


Social psychology. New york : Oxford ukur psikologi. Yogyakarta : Andi offset
University Press.Inc
Tresnawati, F. I . 2001. Hubungan antara
Prabandari, Y. S. 1989. Hubungan antara motivasi berprestasi dengan kepercayaan
stress dan motivasi berprestasi dengan diri pada siswa kls 3 IPS SMUN 15 Jakarta
depresi . Jurnal psikologi No.1 th. XXVII hal. Utara. Skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta :
17-24. Fakultas Psikologi Universitas Persada YAI.

Riyanti, B. D. & Prabowo, H. 1996. Psikologi Walgito, B. 1995. Pengantar psikologi


umum 1(seri diktat kuliah). Jakarta : umum (edisi ketiga). Yogyakarta : Fakultas
Gunadarma. Psikologi UGM.
Werner-Wilson, R. J. Types of attachment.
2003. http://www.public.iastate.edu/-hdf5
1lx/lecture/types-of attachment.ppt

Zanden, J. W. V. 1988. The social


experience an introduction to sociology.
United-State : Random House.Inc

Adolescent health. 2003.


http://home.wlu.edu/-notarop/CVjobs.html

Three category attachment theory. 2003.


http://www.psych.northwestem.edu/-
sengupta /attachment.html

Types of attachment. 2002.


http://radkid.org/htxnl/types-
ofattachment.html

******

You might also like