You are on page 1of 6

OBSERVASI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK

Yunita Hatibie

Tahapan-tahapan perkembangan kognitif/intelegensi

1. Sensomotor (0-2)

2. Pemikiran Properasional (2-7 tahun)

3. Operasional Konkret (7-11 tahun)

4. Operasional Formal (11 tahun keatas)

Perkembangan Kognitif tahap Sensorimorik (0-2 tahun)

Tahap ini meliputi kemajuan dalam kemampuan bayi untuk

mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi yang ia terima melalui

gerakan-gerakan fisik. Tahap sensorimotorik memiliki enam sub tahap yakni

refleks sederhana; kebiasaan pertama dan reaksi sirkuler primer; reaksi

sirkuler skunder; reaksi sirkuler tersier; keingintahuan sesuatu yang baru; dan

internalisasi skema.

Mohammad Aditia Lantu (TTL 07 september 2008)

Pengamat mengamati perkembangan kognitif bayi yang berumur <1

bulan pada tanggal 27 September. Pengamat ingin memastikan adanya

keterkaitan erat antara aktivitas motorik dan persepsi bayi. Pengamat juga

1
ingin membuktikan teori Piaget dalam Atkinson (2007; 147) yang menyatakan

bahwa pada 2 tahun pertama, bayi mengalami kehidupan yang disebut

stadium sensimotorik. Selama periode ini, bayi sibuk menemukan hubungan

antara tindakan mereka dan konsekuensi dari tindakan itu melalui

eksperimen dalam pembentukan konsep diri mereka sebagai terpisah dari

dunia luar.

Teori ini terbukti saat pengamat mempelajari bagaimana Aditia

menangis jika membutuhkan sesuatu atau ingin diperhatikan. Contoh

deskripsi Adalah aditia menangis jika dia buang air, haus, takut, dll. Dia

melakukan hal demikian karena dia sudah mendapatkan pengetahuan dari

pengalamannya jika dia menangis, orang disekitar dia akan

memperhatikannya dan memperdulikannya. Hal ini disebabkan oleh

kebiasaan lingkungannya yang akan memperlakukan hal demikian jika dia

menangis.

Pemaparan diatas sesuai dengan konsep perkembangan sosial anak

menurut Piaget yang menyatakan bahwa kontak sosial antara lingkungan dan

bayi akan mempengaruhi hubungan anak dengan lingkungan, perilaku,

perlekatan, dll. Seperti contoh kasus Aditia yang belum dapat mengenali

orang disekelilingnya.

Saat diobservasi, Aditia tertidur pulas dalam dekapan orang lain yang

bukan orang tuanya.demikian juga halnya saat dia dalam dekapan orang

2
tuanya. Masih dihari yang sama namun jam tidur yang berbeda, Aditia

didekap oleh orang tuanya dengan tanpa menggunakan handuk yang halus.

Aditia menunjukkan rasa tidak nyaman dan menangis. Namun saat

pengasuhnya mendekapnya dengan menggunakan handuk halus. Aditia bisa

tenang dan tertidur pulas.

Aditia akan menangis dan terbangun dari tidurnya jika dia buang air. Hal

ini menimbulkan suatu pertanyaan apakah dia terbangun karena ingin buang

air atau karena tempat tidurnya yang basah? Untuk lebih mencari

pembuktian, pengamat membeli popok yang mampu membuat kulit bayi tetap

kering dan nyaman walaupun sepuluh kali buang air. Pada awalnya, Aditia

masih tetap menangis walaupun sudah menggunakan popok tersebut namun

tidak cukup 2 hari menggunakan popok tersebut dia sudah tidak menangis

lagi walaupun sudah buang air.

Setelah diamati penyebab Aditia menangis walaupun sudah

menggunakan popok, adalah Aditia sudah mengalami pembelajaran bahwa

jika dia buang air pasti tempat tidurnya akan basah dan dia tidak akan

nyaman lagi. Jadi walaupun dia sudah menggunakan popok yang tetap

kering dan nyaman namun dia tetap menangis pada saat buang air. Namun

setelah dia mengalami pengalaman yang berbeda bahwa walaupun dia

sudah buang air tapi tempat tidurnya tidak basah karena sudah

menggunakan popok respons menangispun sudah tidak ada lagi. Artinya

3
seorang bayi sudah dapat merasakan sesuatu yang nyaman dan

memutuhkan rasa nyaman. Seorang bayi juga sudah dapat belajar dari

pengalaman untuk membedakan mana yang nyaman dan yang tidak.

Fenomena diatas menggambarkan bahwa bayi memerlukan rasa aman,

nyaman dll juga sekaligus belajar dari pengalaman. Jadi, dia akan merasa

lebih dekat dengan lingkungan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal

ini membuktikan teori Piaget yang menyatakan bahwa maturasi penting

dalam menentukan respon anak sebab bayi cenderung mencari kedekatan

dengan orang tertentu dan merasa lebih aman dengan kehadiran mereka.

Proses ini disebut dengan perlekatan. Dengan demikian akan terbentuk dan

terpelihara system interaksi sosial antara lingkungan dan bayi.

Aditia dijemur oleh orang tuanya setiap pagi hari. Aditia memperlihatkan

respons memicingkan mata walaupun ternyata dia sulit membukanya.

Pengamat mengamati perbedaan detak jantung saat dijemur dan

sesudahnya. Usaha Aditia untuk membuka matanya seiring dengan detak

jantungnya yang semakin kuat

Untuk melihat apakah pada masa itu bayi tidak dapat mendengar seperti

apa yang dikatakan kebanyakan orang, pengamat meminta izin pada orang

tuanya untuk membunyikan peluit untuk melihat reaksi Aditia. Pada tiupan

pertama terlihat Aditia terkejut tapi tidak mengeluarkan suara ataupun

menangis. Pada tiupan kedua dan ketiga tidak memperlihatkan respons.

4
Begitu juga pada saat volume radio diperkeras, dia tetap tidak memberikan

respons. tapi saat pintu kamar ditutup dengan keras Aditia kelihatan terkejut

tapi tidak mengeluarkan suara maupun tangisan. Setelah diamati lebih lanjut,

dengan membanting pintu yang kedua kali dia tidak terkejut dan biasa saja.

dengan kejadian ini, pengamat berasumsi bahwa bayi hanya akan

menunjukkan respon terkejut jika mendengar suara keras yang menurut dia

baru dan tidak akan memperdulikan suara-suara yang sudah biasa

didengarnya. Hal ini mengindikasikan bahwa bayi tidak tuli dan bisa

mendengar karena dia bisa membedakan mana suara yang baru dan mana

yang biasa didengar.

Bayi juga sudah dapat membedakan rasa yang diinginkan dan yang

tidak diinginkan. Contoh kasus Aditia yang cenderung menyukai rasa yang

manis daripada rasa yang lain. Dia akan menghisap dengan kuat jika diberi

madu atau susu. Namun dia akan menunjukkan ekspresi kecut jika diberi air

putih atau air jeruk.

Berdasarkan pengamatan diatas, pengamat berasumsi bahwa

anggapan dasar bahwa bayi dibawah 40 hari tidak dapat mengecap, melihat,

mendengar, mencium atau merasakan sakit itu tidak selalu benar. Secara

fisik mungkin mereka masih tergolong lemah dan tak berdaya, namun

sebenarnya mereka sedang mempelajari lingkungan mereka. Terbukti

5
dengan adanya kegiatan rutin yang menimbulkan respon Aditia yang

mengindikasikan dia sedang belajar dari pengalaman.

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Pengantar Psikologi jilid 1, Jakarta, Interaksara

2007

You might also like