You are on page 1of 14

Nama : Afdil primadasa

Kelas: XI IPS 3

Makalah EKONOMI

Tenaga kerja

Dari hasil Sakernas 2009 diperoleh gambaran bahwa dari 3 121 422 penduduk NTT yang berusia
15 tahun ke atas 72,09 persen di antaranya merupakan angkatan kerja. Angkatan kerja yang
melakukan aktifitas bekerja sebanyak 69,22 persen, dan sisanya 2,86 persen aktif mencari
pekerjaan. Untuk penduduk yang bekerja sebanyak 2 160 733 orang pada tahun 2009, ternyata
751 996 orang (34,80%) di antaranya sebagai tenaga kerja tidak dibayar. Pekerja tidak dibayar
ini 66,94 persen (503 370 orang) di antaranya perempuan.

Apabila diamati menurut lapangan pekerjaan utamanya, 68,15 persen bekerja di sektor pertanian,
9,48 persen di sektor jasa kemasyarakatan, 6,90 persen di sektor perdagangan dan rumah makan; 
6,23 persen di sektor industri pengolahan. Bekerja di sektor bangunan serta sektor angkutan,
pergudangan dan komunikasi masing-masing sekitar 2 – 5 persen, sementara untuk sektor-sektor
lainnya kurang dari 2 persen.

Persentase pendidikan pekerja penduduk NTT tahun 2009, sekitar 69,14 persen adalah
tidak/belum pernah sekolah dan tidak/belum tamat Sekolah Dasar dan hanya 13,55 persen hanya
tamat Sekolah Dasar. Dengan demikian persentase angka tenaga kerja di NTT 82,69 persen
hanya berpendidikan Sekolah Dasar ke bawah; angkatan kerja dengan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama sekitar 8,83 persen, Sekolah Menengah Tingkat Atas sekitar 4,18 persen, dan
sisanya 4,31 persen berpendidikan diploma/universitas ke atas.

Judul Tabel

No Tabel-tabel
1 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Seminggu Yang Lalu
2009
2 Penduduk  15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Selama Seminggu Yang Lalu
Menurut  Status Pekerjaan Utama 2009
3 Penduduk  15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Selama Seminggu Yang Lalu
Menurut  Lapangan Pekerjaan Utama 2009
4 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Selama Seminggu Yang Lalu
Menurut Tingkat Pendidikan 2009

Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan
dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan
karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental
dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk
meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat
produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (out
put). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak
hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.
Remunerasi

Remunerasi adalah merupakan imbalan atau balas jasa yang diberikan perusahaan
kepada tenaga kerja sebagai akibat dari prestasi yang telah diberikannya dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan. Pengertian ini mengisyaratkan bahwa keberadaannya di
dalam suatu organisasi perusahaan tidak dapat diabaikan begitu saja. Sebab, akan terkait
langsung dengan pencapaian tujuan perusahaan. Remunerasi yang rendah tidak dapat
dipertanggungjawabkan, baik dilihat dari sisi kemanusiaan maupun dari sisi
kelangsungan hidup perusahaan.

Pendidikan dan Latihan

Pendidikan dan latihan dipandang sebagai suatu invesatasi di bidang sumber daya
manusia yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dari tenaga kerja. Oleh
karena itu pendidikan dan latihan merupakan salah satu faktor penting dalam organisasi
perusahaan. Pentingnya pendidikan dan latihan disamping berkaitan dengan berbagai
dinamika (perubahan) yang terjadi dalam lingkungan perusahaan, seperti perubahan
produksi, teknologi, dan tenaga kerja, juga berkaitan dengan manfaat yang dapat
dirasakannya. Manfaat tersebut antara lain: meningkatnya produktivitas perusahaan,
moral dan disiplin kerja, memudahkan pengawasan, dan menstabilkan tenaga kerja.

Agar penyelenggaraan pendidikan dan latihan berhasil secara efektif dan efisien, maka
ada 5 (lima) hal yang harus di pahami, yaitu 1) adanya perbedaan individual, 2)
berhubungan dengan analisa pekerjaan, 3) motivasi, 4) pemilihan peserta didik, dan 5)
pemilihan metode yang tepat.

Pengertian dan Proses Perencanaan Tenaga kerja

Perencanaan tenaga kerja merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan.


Rencana pembangunan memuat berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan di seluruh
sektor atau sub sektor. Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan membutuhkan tenaga
kerja yang sesuai. Perencanaan tenaga kerja memuat perkiraan permintaan atau
kebutuhan dan penawaran atau penyediaan tenaga kerja, serta kebijakan maupun
program ketenagakerjaan yang diperlukan dalam rangka menunjang keberhasilan
pelaksanaan pembangunan.

Perencanaan tenaga kerja dapat dilakukan pada tahap perusahaan, lembaga pemerintah
atau unit organisasi swasta lainnya. Perencanaan tenaga kerja seperti ini disebut
perencanaan tenaga kerja mikro. Pemerintah biasanya juga membuat perencanaan tenaga
kerja dalam cakupan wilayah tertentu maupun secara nasional. Jenis perencanaan tenaga
kerja seperti itu dikenal sebagai perencanaan tenaga kerja makro, nasional atau
perencanaan tenaga kerja regional.

Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

Pengertian Pembangunan Ekonomi :


1.Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional,
Pembangunan ekonomi diarahkan kepada pemantapan sistem ekonomi nasional untuk
mendorong kemajuan
bangsa dengan ciri-ciri sebagai berikut.
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai
oleh negara.
Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat

Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas asas demokrasi ekonomi dengan


prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung
jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
2.Menurut Rancangan awal rencana pembangunan jangka panjang nasional tahun 2005-
2025,Pembangunan
ekonomi adalah kemampuan ekonomi untuk tumbuh yang cukup tinggi, berkelanjutan, mampu
meningkatkan
pemerataan dan kesejahteraan masyarakat secara luas, serta berdaya saing tinggi didukung oleh
penguasaan dan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam mengembangkan sumber-sumber daya
pembangunan.
3.Menurut Frank, Andre Gunder. (1984). “Sosiologi Pembangunan dan Keterbelakangan
Sosiologi”. Jakarta: Yayasan
Ilmu-Ilmu Sosial. (pp 1-32), Pembangunan Ekonomi adalah perubahan sikap mental penduduk
suatu negara serta kesiapan tata nilai yang ada dalam masyarakatnya.

Pembangunan ekonomi
adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan
adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi
suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.

APBN dan APBD

Selain menentukan kebijakan moneter yang mengatur tentang jumlah uang yang beredar,
pemerintah juga menentukan kebijakan fiskal yang mengatur penerimaan dan pengeluaran
negara melalui penyusunan APBN. Nah, pada bab ini kamu akan mempelajari sumber-sumber
penerimaan dan alokasi pembelanjaan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dari
pembelajaran ini, kamu diharapkan dapat memahami seputar APBN dan APBD.

Kalian tentu sudah mengetahui, sebagaimana ibumu di rumah, untuk menjalankan kegiatannya
sehari-hari sebuah negara juga memerlukan perencanaan keuangan guna pembelanjaan rumah
tangga negara. Bahkan, perencanaannya disusun lebih sistematis dan terperinci. Keseluruhan hak
dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang disebut dengan keuangan negara. Semakin
baik keuangan negara, semakin stabil pula kedudukan pemerintahan dalam negara tersebut.
Namun sebaliknya, memburuknya keuangan negara mengakibatkan kesulitan untuk
mempertinggi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Perencanaan keuangan negara merupakan
wewenang pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Oleh karena itu,
disebut sebagai anggaran pendapatan dan belanja pemerintah.

Sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 Pasal 23, keuangan negara merupakan kewenangan
pemerintah untuk mengatur rencana penerimaan dan pengeluaran negara serta pengaruh-
pengaruhnya terhadap perekonomian negara tersebut. Sementara itu, APBD disusun oleh
pemerintah daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk menjalankan pemerintahan
daerahnya masing-masing.

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Budget)

Peran pemerintah dalam kegiatan ekonomi nasional, antara lain dengan disusunnya APBN.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah suatu daftar yang memuat secara
rinci tentang sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluarannya dalam jangka waktu
tertentu, dalam rangka mencapai sasaran pembangunan dalam kurun waktu satu tahun.
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) didasarkan pada ketentuan Pasal
23 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diubah menjadi Pasal 23 Ayat (1), (2) dan (3)
Amandemen UUD 1945 yang berbunyi “

(1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan Negara
ditetapkan setiap tahun dengan undangundang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung
jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat;

(2) Rancangan undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diajukan oleh Presiden
untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Daerah;

(3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara tahun yang lalu”. APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, berarti
penyusunannya harus dengan persetujuan DPR, sesuai dengan UUD 1945 Pasal 23.

Dari pengertian tersebut dikandung maksud bahwa setiap tahun pemerintah bersama dengan
DPR menyusun APBN, yang dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir tanggal 31 Desember tahun
yang bersangkutan.
Siklus dan mekanisme APBN meliputi beberapa tahap, yaitu:

a. tahap penyusunan RAPBN oleh pemerintah;

b. tahap pembahasan dan penetapan RAPBN menjadi APBN dengan Dewan Perwakilan Rakyat;

c. tahap pelaksanaan APBN;

d. tahap pengawasan pelaksanaan APBN oleh instansi yang berwenang antara lain Badan
Pemeriksa Keuangan; dane. tahap pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.

Siklus penyusunan APBN akan berakhir pada saat Perhitungan Anggaran Negara (PAN) yang
disahkan oleh DPR dua tahun kemudian.

APBN memiliki beberapa fungsi, di antaranya sebagai berikut.

a. Fungsi Alokasi

Fungsi Alokasi artinya APBN berfungsi untuk mengalokasikan faltor-faktor produksi yang
tersedia di dalam masyarakat, sehingga kebutuhan masyarakat akan  public goods atau
kebutuhan umum akan terpenuhi. Tanpa prakarsa pemerintah, kecil kemungkinannya masyarakat
dapat memenuhi kebutuhan mereka akan terselenggaranya keamanan, keadilan, pendidikan,
jalan-jalan, jembatan, taman, tempat ibadah, dan sarana yang lainnya.

b. Fungsi Distribusi

Fungsi distribusi artinya APBN berfungsi untuk pembagian pendapatan nasional yang adil atau
pembagian dana ke berbagai sektor. Misalnya pemerintah sebagai penarik pajak dari rakyat
untuk disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pemberian tunjangan pegawai, tunjangan
pensiun, kenaikan gaji pegawai, dan sebagainya.

c. Fungsi Stabilisasi

APBN mempunyai fungsi stabilisasi, artinya untuk terpeliharanya tingkat kesempatan kerja yang
tinggi, tingkat harga yang relatif stabil dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup memadai.
Di samping itu untuk mengendalikan jalannya perekonomian negara setiap tahun, sebab keadaan
perekonomian negara sering terjadi pasang surut, kadangkala terjadi inflasi atau mungkin deflasi.

1) Bila terjadi inflasi, untuk menekannya adalah dengan mengurangi anggaran pembelanjaan
negara, sehingga tingkat harga dapat menurun dan dapat menciptakan anggaran yang surplus
(kelebihan).

2) Bila terjadi deflasi, maka pemerintah dapat menambah pengeluaran, jika perlu dengan
menyusun defisit anggaran di mana pengeluaran lebih besar daripada penerimaan.
3) Bila keadaan perekonomian dalam keadaan normal, maka anggaran disusun dalam rangka
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yakni dengan menggunakan anggaran yang
seimbang.

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah suatu rencana kerja pemerintah
daerah yang mencakup seluruh penerimaan dan belanja (pengeluaran) pemerintah daerah, baik
provinsi ataupun kabupaten dalam rangka mencapai sasaran pembangunan dalam kurun waktu
satu tahun yang dinyatakan dalam satuan uang dan dsetujui oleh DPRD.

Pada dasarnya fungsi dan tujuan penyusunan APBD sama dengan fungsi dan tujuan APBN,
hanya dalam APBD ruang lingkupnya yang berbeda, APBN berskala nasional sedangkan APBD
terbatas pada wilayah daerah dan pelaksanaannya diserahkan kepada kepala daerah atau
gubernur dan bupati/walikota, serta sesuai dengan kebijakan otonomi

Persamaan Akuntansi

Dalam belajar akuntansi sangat penting untuk mengetahui persamaan akuntansi, persamaan
akuntansi ini sangat berguna dalam penyusunan laporan keuangan. Untuk mempelajari
persamaan akuntansi ini cobalah anda lihat Belajar Akuntansi Debet dan Kredit pada Blog
http://kalmet.blogspot.com
Dengan menggunakan transaksi sehari-hari dan sederhana sebagaimana yang diuraikan dalam
Belajar Akuntansi Debet dan Kredit, maka kita dapat mempelajari bagaimana caranya mencatat
transaksi pada sisi debet dan sisi kredit. Berdasarkan yang telah dipelajari dalam catatan Belajar
Akuntansi Debet dan Kredit maka dapat kita bentuk persamaan akuntansinya dengan cara
sebagai berikut :

1. Lihatlah posisi positif pada masing-masing unsur akuntansi sebagaimana yang telah dibahas
dalam Belajar Akuntansi Debet dan Kredit, yaitu:

- Aset bertambah berada pada posisi debet


- Kewajiban bertambah berada pada posisi kredit
- Ekuitas/Modal bertambah berada pada posisi kredit
- Pendapatan bertambah berada pada posisi kredit
- Biaya/Beban bertambah berada pada posisi debet

2. Dengan melihat tanda positifnya maka dapat kita bentuk persamaan akuntansinya, yaitu unsur
akuntansi sisi debet sama dengan unsur akuntansi sisi kredit, dengan persamaan sebagai berikut:

ASET + BIAYA = KEWAJIBAN + MODAL + PENDAPATAN

3. Dalam akuntansi; Aset, Kewajiban dan Modal merupakan komponen Neraca, sedangkan
Pendapatan dan Biaya merupakan kelompok Laba (Rugi), atas hal tersebut, maka persamaan
akuntansi dapat disederhanakan menjadi

- Kelompok Neraca, dengan persamaan akuntansi sebagai berikut:


ASET = KEWAJIBAN + MODAL

Dalam persamaan ini dapat disimpulkan bahwa aset yang kita miliki didapat dari pinjaman dan
atau dari modal

- Kelompok Laba (Rugi) dengan persamaan akuntansi sebagai berikut:


LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA

Dalam persamaan ini dapat disimpulkan bahwa apabila Pendapatan lebih besar dari Biaya, maka
selisihnya diakui sebagai Laba, jika Pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan Biaya, maka
selisihnya akan diakui sebagai Rugi

4. Hubungan Neraca dengan Laba (Rugi)

Laporan laba (rugi) merupakan transaksi yang dilakukan untuk satu periode tertentu dan hasil
dari laba (rugi) akan mempengaruhi modal yang dimiliki.

Hal ini berarti jika kita mengalami laba maka modal yang kita miliki akan bertambah sebesar
laba yang diperoleh, sedangkan jika mengalami kerugian maka secara otomatis modal yang kita
miliki akan berkurang sebesar kerugian. Dengan demikian persamaan akuntansi untuk modal
adalah sebagai berikut
MODAL = MODAL DISETOR + LABA (RUGI)

Kesimpulan:

Persamaan akuntansi Laba (Rugi) adalah sebagai berikut:


LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA

Persamaan akuntansi untuk Modal adalah sebagai berikut:


MODAL = MODAL DISETOR + LABA (RUGI)

Persamaan akuntansi untuk Neraca adalah sebagai berikut:


ASET = KEWAJIBAN + MODAL

Mekanisme Debit dan Kredit

Bukti pencatatan yang ada dalam suatu perusahaan antara lain: faktur, kuitansi, cek, nota kontan,
nota debit, nota kredit, dan memo tersebut dianalisis untuk mengetahui rekening yang dicatat
sebelah debit dan rekening yang dicatat sebelah kredit. Pengertian debit dalam akuntansi
menunjukkan sisi sebelah kiri pada suatu akun, sedangkan kredit menunjukkan sisi sebelah
kanan. Pencatatan transaksi ke sebelah debit dan kredit berarti menunjukkan adanya penambahan
atau pengurangan terhadap rekening atau perkiraan atau akun.

Untuk lebih mengetahui analisis transaksi terhadap perubahan suatu rekening, perhatikan daftar
atau tabel yang disajikan berikut ini.

Jadi, berdasarkan analisis pengaruh transaksi keuangan ke dalam suatu rekening atau perkiraan,
maka dengan pertolongan bentuk rekening huruf T yang sederhana, cara mendebit atau
mengkredit adalah sebagai berikut.

Pengertian Jurnal

Pengertian Jurnal

Jurnal adalah suatu buku untuk mencatat transaksi keuangan secara kronologis dan sistematis dengan
menuliskan akun yang harus di debit dan di kredit.
Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa :
a.Sumber pencatatan ke dalam jurnal adalah bukti /dokumen transaksi keuangan.
b.Pencatatan transaksi di lakukan secara berurutan [kronologis] menurut tanggal kejadiannya.
c.Sistematis artinya pencatatan dilakukan dengan mengikuti kepada aturan mendebit dan
mengkredit akun.
d.Setiap transaksi dicatat secara berpasangan ke dalam debit dan kredit[double entry
accounting].
e.Jumlah debit dan jumlah kredit harus sama/seimbang.

Fungsi Jurnal

Ada beberapa fungsi jurnal:


a.Fungsi mencatat yaitu untuk mencatat pengaruh transaksi ke dalam akun dengan jumlah yang
harus di debit dan di kredit.
b.Fungsi analisis yaitu menga pengaruh transaksi untuk menentukan akun yang harus di debit dan di
kredit.
c.Fungsi instruktif yaitu jurnal merupakan perintah memposting ke dalam buku besar baik yang di debit
maupun yang dikredit.
e.Fungsi historis yaitu jurnal menggambarkan secara kronologis transaksi keuangan yang telah dilakukan
perusahaan.

POSTING KE BUKU BESAR


A. PENGERTIAN

Buku Besar adalah buku yang berisi semua rekening-rekening (kumpulan rekening) yang ada
dalam laporan keuangan.
Buku ini mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing rekening dan pada
akhir periode akan tampak saldo dari rekening-rekening tersebut. Setiap transaksi yang telah
dicatat dalam jurnal akan diposting atau dipindahkan ke Buku Besar secara berkala.

 B. BENTUK

Bentuk Akun Buku Besar yang sederhana adalah bentuk T, sebagai berikut:

Tgl.  Keterangan   Ref.  Jumlah   Tgl.  Keterangan   Ref.  Jumlah  


               
               
               

 Bagian Referensi mengacu pada pencatatan dalam jurnal yaitu halaman jurnal pada saat
transaksi dicatat.

Proses posting mengacu ke pencatatan Debet atau Kredit pada jurnal yaitu bila dalam jurnal
dicatat dalam sisi debet dari suatu perkiraan tertentu maka dalam perkiraan Buku Besar untuk
perkiraan yang sama juga harus didebet.

 C. CONTOH

Berdasar contoh jurnal pada BAB III dapat dilakukan posting ke Buku Besar sebagai berikut:

Setelah seluruhnya diposting, masing-masing perkiraan dapat dihitung saldonya dengan cara
seperti contoh di atas.

Pencatatan ke  dalam Buku Besar (Posting)

1. Pencatatan saldo awal dari data neraca awal (jika perusahaan sudah berdiri sebelum
periode bersangkutan). Rekening yang ada di sisi debet neraca dicatat sebagai saldo
debet dan rekening yang di sisi kredit neraca dicatat sebagai saldo kredit.
2. Pencatatan keterangan yang diambilkan dari keterangan/uraian dari jurnal ke kolom
keterangan pada rekening buku besar yang bersangkutan
3. Pencatatan jumlah debet dalam jurnal ke kolom debet rekening yang bersangkutan,
dan mencatat jumlah kredit dalam jurnal ke kolom kredit rekening yang
bersangkutan.
4. Pencatatan nomor halaman jurnal ke kolom referensi (Ref) rekening buku besar
yang bersangkutan
5. Jika rekening dalam jurnal sudah dibukukan ke dalam rekening buku besar, di
kolom referensi jurnal dicatat nomor kode rekening yang bersangkutan
6. Jika digunakan rekening yang berbentuk tiga kolom atau empat kolom, carilah
saldonya dengan cara membandingkan antara jumlah saldo dengan pencatatan
transaksi tersebut

Sebagai contoh pada tanggal 1 Juli 2006 cleaning service Khrisna menerima uang tunai
sebesar Rp 30.000.000,00 sebagai setoran investasi Khrisna dalam perusahaannya.
Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut :

Jurnal Umum

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


2006        
Juli 1 Kas   Rp 30.000.000,00 -
         Modal Khrisna   - Rp 30.000.000,00
Setelah pos jurnal dipindahbukukan ke dalam buku besar, dalam jurnal dan buku besar akan
tampak sebagai berikut :

You might also like