You are on page 1of 2

Boniella

Boniella merupakan cacing berbelalai yang hidup di laut. Hewan ini


mempunyai kelamin terpisah. Hewan ini mempunyai keunikan pada macam
kelaminnya. Pada betina, mempunyai belalai panjang, sedangkan jantan berukuran
mikroskopis bersilia yang parasit di saluran reproduksi betina. Penentuan jenis
kelamin menurut Herskowitz dalan Corebima (.....), telur yang dibuahi dan
tumbuh pada kondisi tidak ada individu betina maka akan menjadi betina,
sedangkan yang tumbuh pada kondisi ada betina atau sekurang-kurangnya ada
belalai betina maka akan menjadi jantan. Karena dikatakan bahwa diferensiasi
kelamin bergantung ada tidaknya senyawa yang dihasilkan betina.
Menurut Ayalla dan Adrian and Bowen menyatakan hal yang serupa,
bahwa individu yang hidup bebas atau menempel pada individu selain betina pada
periode larva akan menjadi betina, sedangkan larva yang menempelkan dirinya
pada betina akan menjadi jantan. Dikatakan oleh Gardner dalam Corebima,
bahwa kejadian pada Boniella sebagai satu contoh fenomena perkelaminan non
genetik dan tergantung pada faktor-faktor lingkungan luar. Genotip cacing ini
pada dasarnya sama antara betina dan jantan yang membedakan ekspresi fenotip
yang diakibatkan lingkungan yang merangsang ekspresi gen-gen yang
menghasilkan fenotip jantan atau betina.

Ekspresi Kelamin pada Hewan Vetrebrata


Pisces
Kebanyakan spesies ikan budidaya memiliki tipe perkelaminan
gonochoristik. Ikan yang memiliki gonad, dibedakan menjadi spesies yang
memiliki gonad yang belum berdiferensiasi dan yang memiliki gonad yang sudah
berdiferensiasi. Pada tipe pertama, gonad pertama kali berkembang jadi gonad
serupa ovarium, lalu separuh menjadi betina dan separuhnya lagi menjadi jantan.
Sedangkan tipe kedua, gonad langsung berdiferensiasi menjadi testis atau
ovarium. Banyak spesies ikan tergolong kelompok yang pertama.
Sudah ada 130 fenomena hermaproditisma pada ikan. Fenomena ini
terbagi menjadi tiga tipe yaitu, (1) hermaproditisma sinkronous, telur dan
spermatozoa masak pada waktu bersamaan, (2) hermaproditisma protogynous,
pertama kali berfungsi sebagai betina, kemudian beralih menjadi jantan pada
tahap pertumbuhan tertentu, dan (3) hermaproditisma protandrous, ovarium
menggantikan testis dengan pembalikan kelamin secara alami melalui tahap
perantara antar kelamin.
Menurut Gardner, pada beberapa jenis ikan juga terdapat mekanisme
ekspresi kelamin kromosomal ZZ-ZW, yang komposisi kromosom telur
menentukan kelamin turunan. Kebanyakan ikan secara kariologis tidak memiliki
kromosom kelamin yang berbeda secara morfologis. Chen melaporkan bahwa
ditemukan kromosom-kromosom heteromorfik pada beberapa spesies ikan laut
dalam, dan pada semua ikan yang diamati memiliki kromosom keteromorfik
(pada jantan berupa XO, XY, dan XXY, sedangkan pada betina berupa ZW).

Amphibia
Pada Amphibia tidak ada keseragaman pola ekspresi kelamin. Kelompok
Amphibia yang dikaji menunjukkan adanya kromosom kelamin (tipe XY-XX
maupun tipe ZZ-ZW). Ada juga yang tidak memiliki kromosom kelamin seperti
Xenopus laevis. Banyak kajian tentang perkelaminan pada Amphibia, yaitu studi
tentang ekspresi gen untuk antigen permukaan sel H-Y yang menginformasikan
heterogami, terdeteksinya gen-gen terpaut kelamin untuk enzim, dan lokus-lokus
genetik terpaut kelamin yang sudah dideteksi pada R. pipiens. Pada Rana, kelamin
ditentukan oleh suatu lokus atau suatu daerah kecil dari kromosom tersebut dan
bagian selebihnya dari kromosom X danY tampak identik. Percobaan untuk
membuktikan heterogami menunjukkan bahwa pada Amphibia heterogami
ditemukan pada jantan maupun betina pada beberapa spesies yang dikaji.

You might also like