Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Miyasa Paramitha
0705671
B. Pembahasan
1. Era Perang Dingin
a. Bidang Politik
Perang dingin yang terjadi antara blok Barat dan blok Timur memiliki
tujuan atau misi yaitu untuk mencapai hegemoni di suatu kawasan di seluruh
dunia tidak terkecuali Asia Selatan. India sebagai sebuah negara yang terletak di
kawasan Asia Selatan berusaha melakukan politik luar negeri yang dinamis
dengan berusaha untuk menjalin hubungan yang baik di antara dua blok yang
sedang berseteru yaitu blok Barat pimpinan Amerika Serikat dan blok Timur
pimpinan Uni Soviet.
Politik luar negeri India yang dinamis ini direalisasikan dengan pendirian
gerakan non-blok pada tahun 1961 dimana India berperan sebagai salah satu
negara pendiri gerakan tersebut. Gerakan non-blok merupakan gerakan yang dapat
didefinisikan sebagai suatu usaha oleh negara-negara di dunia ketiga untuk
terlepas dari pengaruh negara-negara kuat dan berusaha untuk mencapai
kemandirian dalam berbagai bidang. Pendiri dari gerakan non-blok adalah
Soekarno (presiden pertama Indonesia), Jawaharlal Nehru (perdana menteri
pertama India), Joseph Broz Tito (presiden pertama Yugoslavia), Gamal Abdul
Nasser (presiden kedua Mesir) dan Kwame Nkrumah (presiden pertama Ghana),
dengan gagasan mereka yang terkenal yaitu The Initiative of Five. Gerakan non-
blok pada dasarnya memiliki lima prinsip dasar yaitu :
1. Penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah masing-
masing anggotanya;
2. Prinsip non-agresi antara masing-masing anggota;
3. Prinsip non-intervensi terhadap urusan-urusan dalam negeri masing-
masing anggota;
4. Persamaan dan keuntungan bersama;
5. Ko-eksistensi yang damai
Gerakan non-blok sendiri merupakan salah satu wujud dari pencapain
yang positif bagi India dan komunitas internasional karena dalam prakteknya
gerakan non-blok dapat dimanfaatkan oleh India serta negara-negara anggotanya
untuk tetap fokus pada program pembangunan bagi negaranya, hal tersebut dapat
menjadi hal positif karena mayoritas anggota-anggota dari gerakan non-blok
tersebut adalah negara-negara yang baru memperoleh kemerdekaannya dari
kolonialisme sehingga mereka membutuhkan kondisi yang kondusif untuk
mencapai rekonstruksi nasional yang sangat dibutuhkan oleh negara-negara
tersebut di tengah persaingan antara kekuatan adidaya blok Barat dan blok Timur.
Bagi India gerakan non-blok marupakan manifestasi dari pengalaman-
pengalaman yang dialami India pada masa pra-kemerdekaan, dimana pada masa
itu India berjuang untuk memperoleh kemerdekaan dengan jalan damai yang
dipimpin oleh partai Kongres. Peran India dalam gerakan non-blok merupakan
wujud dari politik luar negeri India yang berusaha memunculkan India sebagai
kekuatan baru di antara negara-negara yang baru merdeka dan sedang
berkembang, hal tersebut dapat dimaknai demikian jika kita melihat bagaimana
posisi India di kawasan Asia Selatan dan kondisi India pada saat itu. Posisi India
pada masa awal perang dingin merupakan negara yang baru merdeka dan dalam
proses mencari posisi di tengah persaingan blok Barat dan blok Timur, sedangkan
kondisi India yang baru merdeka membutuhkan kestabilan keadaan dan akses
kerjasama internasional yang berasal dari negara-negara besar termasuk dari
negara-negara Blok barat dan blok Timur guna mencapai rekonstruksi nasional
India.
b. Bidang Ekonomi
Kerjasama ekonomi India dengan Uni Soviet didasarkan pada perjanjian
yang di tandatangani oleh kedua negara pada tahun 1971 yang merupakan wujud
dari kerjasama strategis di antara kedua negara, salah satunya adalah bantuan
ekonomi dari Uni Soviet pada India. Bantuan ekonomi Uni Soviet kepada India
merupakan reaksi dari munculnya Amerika Serikat sebagai pemain dan
merupakan rival Uni Soviet pada saat dalam perpolitikan regional di kawasan
Asia Selatan. Kedekatan hubungan antara India dan Uni Soviet membawa
keuntungan bagi usaha pembangunan yang sedang dilakukan India pasca
kemerdekaannya pada tahun 1947, salah satu keuntungan tersebut adalah adanya
bantuan ekonomi yang diperoleh India guna membantu sektor militer dan proses
industrialisasi di India.
Kebijakan ekonomi India pada fase perang dingin lebih berorientasi pada
kebijakan ekonomi yang proteksionisme dan mengedepankan substitusi impor,
industrialisasi, intervensi negara dalam sektor tenaga kerja dan pasar-pasar
keuangan. Kebijakan perekonomian India juga didasarkan pada rencana
pembangunan lima tahun India yang diawasi oleh komisi pengawasan rencana
lima tahun. Kebijakan ekonomi India yang bercorak sosialis ini merupakan salah
satu wujud dari keinginan dari pemerintah India untuk melepaskan diri dari
bayang-bayang kolonialisme yang telah menghantui India hingga tahun 1947.
Peran Uni Soviet dalam usaha pembagunan India dapat dikatakan signifikan
karena pada tahun 1965 Uni Soviet merupakan negara yang memiliki kontribusi
besar bagi India dengan menempati urutan kedua negara yang memiliki bantuan
terbesar bagi pembangunan di India.
Perdana menteri Nehru merupakan salah satu tokoh yang mendukung
kedekatan hubungan antara India dan Uni Soviet meskipun di sisi lain India
adalah anggota dari gerakan non-blok yang merupakan organisasi yang
menentang adanya dominasi dua blok besar selama perang dingin. Perdana
menteri Nehru beranggapan bahwa kedekatan hubungan antara India dan Uni
Soviet akan menguntungkan India baik dari dalam maupun dari luar, dari dalam
India dapat mengoptimalkan usaha pembangunan yang dilakukan dengan
bantuan-bantuan ekonomi yang diberikan Uni Soviet kepada India serta dari luar
India dapat menjaga posisinya di kawasan Asia Selatan menghadapi Pakistan yang
didukung oleh Amerika Serikat karena hubungan kedua negara yang tidak terlalu
harmonis. Politik luar negeri India yang mendua tersebut tidak lepas dari
kepentingan-kepentingan strategis India di kawasan Asia Selatan atau mendorong
keemajuan India sebagai negara yang baru merdeka dari kolonialisme.
c. Bidang Militer
Era perang dingin merupakan suatu masa dimana blok Barat dan blok
Timur berusaha untuk membentuk aliansi-aliansi militer di antara negara-negara
di dunia. India dalam hal ini merupakan sedikit negara yang tidak memiliki aliansi
dengan negara-negara blok Barat maupun blok Timur. India mengambil posisi
demikian karena pada dasarnya India merupakan negara yang pasif dan cenderung
bersifat bertahan dalam menerapkan kebijakan militernya.
Kebijakan luar negeri India dalam bidang militer mengalami perubahan
ketika meletusnya konflik yang terjadi antara China dan India, serta India dan
Pakistan. Perubahan kebijakan tersebut dapat dilihat dari semakin dekatnya
hubungan antara India dan Uni Soviet dalam bidang militer. Kedekatan hubungan
tersebut berdampak pada mengalirnya bantuan keuangan dari Uni Soviet bagi
India sebagai sekutu dekat Uni Soviet di kawasan Asia Selatan, hal tersebut dapat
dimengerti karena di sisi lain Amerika Serikat sebagai seteru Uni Soviet dalam
perang dingin berusaha untuk mempersenjatai Pakistan yang notabene merupakan
musuh dari India di kawasan Asia Selatan. Hubungan antara India dan Uni Soviet
serta Amerika Serikat dan Pakistan merupakan bentuk dari perlombaan senjata di
kawasan tersebut.
India sebagai negara yang besar dan kuat pengaruhnya di kawasan Asia
Selatan berusaha untuk melakukan segala upaya untuk meraih dukungan dari
negara-negara di kawasan tersebut salah satunya dengan menjalankan beberapa
kerjasama militer dengan negara-negara sekitarnya untuk membentuk semacam
keamanan kolektif bagi keberlangsungan kondisi yang damai, aman dan tenteram
bagi seluruh negara di kawasan Asia Selatan. Tahun 1958 perdana menteri
Jawaharlal Nehru berkunjung ke Bhutan untuk memperkuat hubungan kedua
negara dan untuk menyatakan dukungannya bagi kemerdekaan Bhutan serta
pembentukan keamanan kolektif di antara kedua negara.
4. Analisis
Politik luar negeri India merupakan politik luar negeri yang dinamis dan
ekuilibrium, meskipun pada saat terjadi konflik yang melibatkan India, China
serta Pakistan, India melakukan perubahan politik luar negerinya menjadi lebih
dekat pada salah satu pihak dalam kasus ini Uni Soviet. Perubahan kebijakan
politik luar negeri India setidaknya dapat digambarkan sebagai respon terhadap
kebutuhan dalam negeri India, karena pada dasarnya politik luar negeri
merupakan suatu cara atau jalan untuk mengakomodir kepentingan-kepentingan
nasional suatu negara yang didasarkan pada kondisi, kebutuhan dan keamanan
dalam negeri suatu negara baik dalam kawasan maupun lingkup internasional.
India sebagai suatu negara yang memiliki potensi yang cukup untuk
menjadi negara super power menyadari hal tersebut dan berusaha untuk
memaksimalkan potensi-potensi yang ada untuk menjadi negara yang memimpin
di kawasan Asia Selatan baik dalam bidang ekonomi, politik dan militer.
Keberhasilan India hari ini merupakan salah satu bukti nyata dari semangat yang
di tanamkan oleh Mahatma Gandhi serta Jawaharlal Nehru pada saat India
merdeka. India hari ini merupakan hasil kerja keras rakyat dan pemerintah India
dalam membangun negaranya menjadi negara yang disegani di dunia
internasional.
REFERENSI