Professional Documents
Culture Documents
Suatu motor listrik adalah suatu mesin yang merubah tenaga listrik
kedalam tenaga mekanik.
Kerjanya adalah atas prinsip bahwa apabila suatu penghantar yang
membawa arus listrik
diletakan didalam suatu medan magnet, maka akan timbul
gaya mekanik yang mempunyai
arah sesuai dengan hukum tangan kiri dan besarnya adalah :
F = B I L Newton ………………………………………………………………(1)
2.
Pm = V Ia - ……………………..(ii)
……………………………………(iii)
Untuk motor seri :
Ambil kondisi awal: N1 = kecepatan,
Ia1 = arus jangkar,
ϕ1 = fluksi per kutub
dimana
dimana
Jadi
Untuk Motor Shunt :
jika ;
Maka
T = F X r ; Newton meter =
T Youle.
gambar 30.
Kerja yang dilakukan oleh gaya F dalam 1 putaran
= F X 2πr . N
W = ( F X r ) X 2 π N Youle.
Jadi jika yang dilakukan per detik = T X Θ Youle.
Maka tenaga yang menggerakan = T X Θ watt.
Torsi jangkar pada Motor :
T yang menggerakan jangkar dari pada motor dengan
kecepatan N rps.
Jika T dalam Nw-m, maka kerja dilakukan dilakukan per
detik
= T X 2π N watt
Atau : = 0,159 Nm
= 0,0162 kg-m
Jika
maka :
Nw-m
=
kg-m …………..(v)
Dari persamaan (iv) dan (v) dapat dituliskan :
T ~ ø Ia ²
(a) Untuk motor Seri ø berbanding langsung dengan Ia
(sebelum fluks jenuh) Sebab
belitan-belitan medan membawa penuh arus jangkar jadi T
~ Ia²
(b) Untuk motor Shunt, ø adalah tetap , maka :
………………….T ~ Ia
Torsi Poros ( Shaft )
Keseluruhan dari Torsi dari jangkar, sebagaimana yang dihitung
diatas tidak terpakai untuk melakukan kerja keseluruhannya,
sebab adanya kerugian tenaga dalam motor yaitu rugi-rugi besi dan
gesekan.
Torsi yang betul-betul digunakan untuk kerja adalah Torsi poros .
Daya kuda ( horse power/ H.P) yang dihasilkan oleh torsi poros
disebut “brake horse power” (BHP) daya kuda rem sebab
merupakan daya kuda (hp) yang dipakai pada rem.
, jadi
1 HP = 735,5 watt (metric) BHP
dalam metric
T - Tsh disebut torsi hilang (lost torque).
Torsi hilang = 0,159 X Nw-m
= 0.0162 X kg-m
(i)
(ii)
Karakteristik-karakteristik Motor DC:
Dapat dibagi dalam beberapa hubungan :
Torsi dan arus jangka, yaitu karakteristik T/Ia biasa
disebut karakteristik listrik.
Kecepatan dan arus jangkar, yaitu karakteristik N/Ia.
Kecepatan dan torsi, yaitu karakteristik N/T disebut
karateristik mekanis diperoleh dari (1) dan (2).
Sambil membicarakan karakteristik, hubungan-
hubungan yang perlu diingat ialah :
T ∞ ϕ Ia dan N ~ Eb /ϕ
Karakteristik motor seri :
Karakteristik T/Ia :
Telah dimengerti bahwa : T ~ ϕ Ia . Dalam hal ini
sebagai belitan medan juga membawa arus jankar,
maka I ~ Ia sampai titik jenuh magnetik. Jadi sebelum
jenuh berlaku hubungan : T ~ ϕ Ia atau T ~ Ia2
Kurve karakteristiknya dapat dilihat sebagai berikut :
Karakteristik : N/ Ia
Perubahan kecepatan N sesuai dengan rumus ; N
Perubahan Eb terhadap perubahan arus beban adalah
kecil, dan dapat diabaikan untuk waktu tertentu. Jika Ia
bertambah maka ϕ juga bertambah atau Ia ~ ϕ.
Jadi N ~
Kurve karakteristiknya dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 32.
1. Karakteristik N/T atau karakteristik mekanis:
Dapat diperoleh dari (1) dan (2), yaitu :
N ~ 1/ Ia
T ~ Ia2, jadi T ~ 1/N²
III.8.2. Karakteristik motor shunt :
1. Karakteristi T/ Ia :
Ia Ra = V/2 = Eb .
(i)
Berlaku hubungan :
N1 = kecepatan
pada EMF Eb1
N2 = Kecepatan
pada EMF Eb2
Control Fluksi :
Divertor medan : Divertor adalah tahanan yang dapat
diatur, dipasang sejajar dengan tahanan medan.
Perubahan tahanan ini menyebabkan perubahan arus
medan seri dan seterusnya merubah kecepatan.
Gambar 42.
Divertor jangkar : Divertor dipasang parallel jangkar,
yang diatur adalah Ia dengan mengatur Divertor.
Gambar 43.
Gambar 45.
Tahanan Variabel diseri dengan motor:
Dengan merubah-rubah Rv, maka arus Ia atau Is
berubah-ubah, jadi kurve N/Ia dapat digambarkan.
Gamabar 46.
Kontrol seri - parallel :
Gambar 47.
Untuk motor-motor traksi (tarik), 2 motor atau lebih di Koppel
bersamaan, di hubung seri dn kecepatannya rendah. Dan untuk
kecepatn tinggi, maka disambung parallel.
Jika setiap motor dilewati arus yang sama maka tegangan terpasang
pada setiap motor dihubung seri adalah V/2. Dan yang dihubung
parallel tegangan yang dialami dari jala-jala adalah sama , yaitu =
V dan arusnya masing-masing I/2.
Hubungan- hubungan yang lain :
N ~ ……(3)
= = = K……………..(xi)
Jadi R3 = K Ra
R2 = K R3 = K 2 Ra
R1 = K R2 = K . K 2 R a = K3 Ra
( I1/I2 )n-1 = R2 / Ra
Dari hasil-hasil di atas , maka dapat dirumuskan :
=
=
Kurve pemanasan dan pendinginan mesin-mesin DC :
Rugi-rugi energy pada mesin DC karena adanya tenaga yang
berubah menjadi panas yang disebabkan oleh kenaikan tempratur
yang tergantung atas :
Kapasitas penyerapan panas dari bermacam-macam bagian mesin.
Fasilitas yang terpanasi, ialah jalan hantaran panas atau radiasi
atau dengan cara lain ter disipasi (terusir) dari permukaan mesin.
Ungkapan untuk kenaikan suhu mesin sesudah waktu t :
H = panas yang dibangkitkan / detik (Kcal/det).
S = Panas jenis bahan (Kcal/Kg
M = massa bahan (Kg)
A = luas dari pendingin atau permukaan yang beradiasi
(m2).
α = koefisien pendinginan, yaitu panas dalam Kcal yang
terhambur perdetik per m3 dari ermukaan yang beradiasi per satu
derajat perbedaan temperature antara benda yang panas dan
daerah sekitarnya.
D1 = temperature dari benda panas ( ).
D0 = temperature daerah sekitarnya (℃ ).
Pemanasan dari mesin :
atau θ = θm ) …………iii)
dimana : θ = θ1 - θ0 = tempratur sesudah suhu naik t
˚. λ = MS/Aα
Pendinginan dari mesin :
Gambar 49.
Jika dalam hal ini tidak ada panas yang timbul , maka H =
0 ; jadi persamaan (i) menjadi :
O = M.S dθ +
Jika θ2 adalah tempratur pada t = 0, maka
Atau = ( )
Jika ,
Divertor medan
Divertor jangkar
kontrol medan-tertap
kumparan-kumparan medan diparalelkan.
B. Tahanan variable di pasang seri dengan motor.
Dalam menstater, penting untuk pembatasan arus starting ke sutu harga
yang aman atau menjamin.untuk di pasang tahanan bertingkat seri
dengan jangkar.
Pemakaian tahanan ini hanya untuk maksud starting, maka kalau motor
sudah jalan normal,ia di lepas dari untai jangkar.
Dalam hal motor shunt, jika n adalah banyak “stud” dan n- 1 adalah
banyaknya tahanan pengatur, maka:
R1/Ra = Kn-1; di mana :
θ = θ (1 – e –t/λ), pemanasan
θ = θ m e –t/ λ , pendinginan .
RANGKUMAN Motor DC :
Arus jangkar :
Ia = V – Eb/Ra
Persamaan tegangan :
V = Eb + IaRa
Pada keadaan daya maximum yang timbul dalam jangkar,
maka :
Eb = V/2
Torsi jangkar dari motor :
T = 0,159 ϕ z Ia (P/a) Nw-m.
= 0,0162 ϕ z Ia (P/a) Kg-m.
Juga :
T = 0,159 EbIa/Nw-m.
= 0,0162 EbIa/Kg-m.
Torsi berguna (poros)
Tsh = 735,5 x BHP (“matric”)/2πN
N dalam rps.
Rugi torsi antara jangkar dan poros :
Rugi torsi = 0,159 Rugi besi dan gesekan/N Nw-m.
= 0,0162 Rugi besi dan gesekan/N Kg-m.
Kecepatan moror dc :
N = Eb/ ϕ (a/zp) rps
Pengaturan kecepatan (“speed regulation”) :
LATIHAN SOAL-SOAL
MOTOR DC
1).
Sebuah MOTOR DC shunt belitan gelombang, 4
kutub, 240 volt menghasilkan 15,22 HP (metric)
apabila dijalankan pada 1000 rpm, jangkar dan medan
menarik arus berturut-turut 50 amp dan 1 amp,
jumlah penghantar jangkar 540 dengan tahanan 0,1
ohm, jatuh tegangan per sikat 1 volt. Tentukanlah :
Momen putar ( Torsi ) Total.
Torsi yang berguna.
Fluksi per kutub yang berguna.
Rugi-rugi perputarannya.
Efisiensi.
Penyelesaian:
Eb = V - Ia Ra - Es =240 – (50 x 0,1) – 2 = 233 volt.
Ia =50 amp, n = 1000 rpm = 50/3 rps; Ish = 1 amp
Torsi Jangkar :
Ta = 0, 159 Eb Ia / N . Nw-m;
Jadi Ta = (0,159 x 233 x 50) / (50/3 ) = 111 Nw-m.
Tsh = {735,5 x BHP(metric)} / 2 πN; (Rumus)
jadi Tsh = (735,5 x 15,22) / {2π x (50/3)} = 106,9 Nw-m.
Eb = ϕ z N x (p/a) volt; P = 4, a = 4/2 = 2 ( untuk belitan gelombang )
233 = ϕ x 540 x (50/3) x (4/2);
jadi ϕ = (233 x 3) / (540x50x2) = 12,9 m wb.
Masukan jangkar = V Ia = 240 x 50 = 12.000 watt.
Rugi Cu jangkar = Ia2 Ra = (50)2 x 0,1 = 250 watt;
Rugi kontak sikat = 50 x 2 = 100 watt.
Daya yang dikirim jangkar = 12.000 – (250 + 100) = 11.650 watt.
Daya keluaran Motor = 15,22 HP = 15,22 x 735,5 = 11.190 watt.
Jadi rugi-rugi perputarannya = 11.650 - 11.190 = 460 watt.
Masukan Motor total = V . IL = 240 x ( 50 + 1 ) = 12.240 watt.
Keluaran motor = 15,22 x 735,5 = 11.190 watt.
Jadi efisiensi : η = (11.190 / 12.240) x 100% = 91,4 %.
2). Sebuah motor shunt 12 HP, 120 volt,1000 rpm.
Efisiensi pada beban penuh 90 %. Ra = 0,05 ohm;
arus medan 1 amp. Bila dipasang tahanan seri dengan
jangkar maka putarannya 500 rpm. Torsi dianggap
tetap. Tentukanlah :
Keluaran motor.
Arus jangkar.
Tahanan tambahan yang dipasang.
Effisiensi total mesin
Penyelesaian:
a). Untuk kecepatan 500rpm. P0 = (500/1000 )X 12 hp = 6 hp = 4476 watt
= 4,476 Kw.
b). Pada 1000 rpm .
P0 = 12 X 746 = 8952 watt.
Pi = .
IL =
Ia = IL - Ish = 83 - 1 = 82 amp.
T = k Ia ;
T tetap Ish tetap, maka ϕ tetap.
Jadi Ia tetap = 82 amp.
c). Eb = 120 - (82) (0,05) = 116 volt
Untuk kecepatan 500 rpm :
Eb = (500/1000) (116) = 58 volt.
Tegangan terminal jangkar = Eb + Ia Ra = 58 +82 (0,05) = 62 volt.
Jatuh tegangan pada tahanan tambahan :
R : Ia R = V - 62 = 120 - 62 = 58.
82 R = 58 ;
R = 58/82 = 0,71 ohm.
d). Masukan total = (120) (83) = 9960 watt.
Keluaran = 6 hp = 4476 watt.
Jadi effisiensi total : (4476/9960) X 100% = 45 %.
3) Sebuah generator DC shunt. 25 Kw , 250
volt, mempunyai tahanan jangkar dan medan
berturut-turut 0,06 dan 100 ohm .
Carilah tenaga total jangkar yang dipakai apabila
dijalankan :
Sebagai generator, memberikan keluaran 25
Kw.
Sebagai motor ; mengambil masukan 25 Kw.
Penyelesaian ;
1) Sebagai Generator :
Arus keluaran = = 100 amp
= 250/100 = 2,5 amp
= 100 + 2,5 = 102,5 amp
EMF yang dibangkitkan :
Ea = V + Ia Ra = 250 + Ia Ra = 250 + 6,15 = 256,15 volt
Tenaga total yang dipakai dalam jangkar :
= Ea Ia watt
= 256,15 x 102,5
= 26255,375 watt
= 26,25 Kw.
Carilah harga torsi dalam Nw-m dar jangkar sebuah motor
DC 4 kutub yang mempunyai 774 penghantar, dua cabang
parallel , 24 m-wb per kutub. Apabila arus jangkar total 50
amp.
Penyelesaian :
T = 0,159 ϕ z Ia (P/a) Nw-m
z = 774, Ia = 50 amp.
Φ = 24 x 10-3 wb P = 4, maka a = 4/2= 2
Jadi : T = 0,159 x 24 x 10-3 x 774 x 50 x (4/2)
Nw-m
= 295,3 Nw-m.
Jadi V = Eb + Ia Ra…………………….(i)
Dari bentuk ini dapat dituliskan :
V.Ia = Eb Ia + Ia²Ra ……………(ii)
V Ia = Masukan listrik ke jangkar.
Eb Ia = daya mekanik yang setara daya listrik yg
timbul dlm jangkar
Ia²Ra = Rugi tembaga dalam jangkar.
Hitunglah Torsi yang diperlukan apabila 20 amp arus
lewat melalui jangkar dari sebuah motor DC dengan
ketentua-ketentuan sebagai berikut:
Penghantar : 280
Belitan : jerat
Jumah kutub : 4 buah
Sepatu kutub : panjang 15,24 cm, dan membentuk
sudut 600 pada pusat sumbu.
Radius lubang = 15,24 cm
Rapat fluks dari celah udara 0,8 wb/m2
Penyelesaian :
Rumus : T = 0,159 x ϕ z Ia (P/a) Nw-m.
Busur sepatu kutub = π D x α/360; α = 600
Jadi busur sepatu kutub = π D x 60/360 = π . 2 x 15,24 x 60/360
= (30,48 π x 60)/ 360 = 15,96 cm
Panjang sepatu kutub = 15,24 cm.
Jadi luas sepatu kutub = 15,24 x 15,96x 10-4 = 243,2 x 10-4 m2.
B = 0,8 wb/m2
Φ = 0,8 x 243,2 x 10-4 wb = 19,46 x 10-3 wb.
Jadi T = 0,159 x 19,46 x 10-3 x 280 x 20 x (4/4)
= 17,95 Nw-m.
Belitan jangkar sebuah motor seri adalah belitan jarat
dari 200 volt, 4 kutub. Dimana mempunyai 280 slot dan
setiap slot mempunyai 4 penghantar. Arus 45 amp dan
fluksi per kutub 18 m-Wb. Tahanan medan 0,5 ohm,
tahanan jangkar 0,5 ohm, dan rugi-rugi besi dan gesekan
total 800 watt. Diameter katrol 0,406 m.
Tentukan besarnya tarikan dalam Kg pada sisi katrol.
Penyelesaian :
Eb = V - Ia Ra
Eb = 200 - 45 ( 0,5 + 0,3 ) = 164 volt.
Eb = ϕ z N x (P/a) volt ; N dalam rps.
Φ = 18 x 10-3 wb ; z = 280 x4 ; a = P untuk belitan jarat.
Jadi : 164 = 18 x 10-3 x (280 x 4) x N x (4/4)
N = (164 x 103) / (18 x 280 x 4) = 8,13 rps.
= 8,13 x 60 rpm = 488 rpm.
Masukan total = 200 x 45 = 9000 watt.
Rugi Cu = Ia2 Ra = (45)2 . 0,8 = 1620 watt.
Rugi-rugi besi dan gesekan = 800 watt.
Rugi-rugi total = 1620 + 800 = 2420 watt
Keluaran = 9000 - 2420 = 6580 watt
Tsh x 2 π N = keluaran dalam watt.
Tsh x 2 π x 8,13 = 6580 watt
Tsh = 6580 / (2 π x 8,13) = 128,8 Nw-m
r = 0,406 / 2 m = 0,203 m.
Tsh = F x r
F x 0,203 = 128,8
F = 128,8 / 0,203 = 634,483 Newton
= 634,483 x 9,8 kg
= 64, 7 kg.
Sebuah motor seri, 440 volt, tahanan jangkar 0,4
ohm ,tahanan seri 0,1 ohm.
Diberi data :
N 794 455 290 250 rpm
Ia 5 10 20 40 Amp.
Tentukanlah :
Fluksi pada : 5, 10, 20, dan 40 Amp.
Momen putar pada arus jangkar 40 Amp.
Tahanan Asut, jika arus start = 40 Amp.
Penyelesaian :
Eb = c N ϕ
c ϕ = Eb / N ……………………………………………(i)
Eb = 440 - Ia (1 + 0,4)
= 440 - Ia (1,4)……………………………………(ii)
Dari persamaan (i) dan (ii) dapat dibuat Tabel :
N 794 455 290 250 rpm
Ia 5 10 20 40 Amp.
Eb 533 526 512 484 volt
cϕ 0,671 1,156 1,765 1,936 weber
ϕc =1 0,671 1,156 1,765 1,936 weber
T = k ϕ Ia
Pada arus jangkar 40 amp.
Eb = 440 - 40(1 + 0,4) = 384 volt.
Hp = Eb Ia / 746 = (384 x 40)/746 = 20,6 HP
T = (33000 x HP) / (2 π N)
N = 230
Jadi T = (33000 x 20,6) / (2 x 3,14 x 230) = 470,6 lb-ft.
Waktu start :
Istart = 40 amp; Eb = 0
Eb = V - I start (Ra + Rs + R start)
0 = 440 - 40(1 + 0,4 + R start)
Jadi Rstart = (440/40) - 1,4 = 9,6 ohm.