You are on page 1of 73

MOTOR DC

Suatu motor listrik adalah suatu mesin yang merubah tenaga listrik
kedalam tenaga mekanik.
Kerjanya adalah atas prinsip bahwa apabila suatu penghantar yang
membawa arus listrik
 diletakan didalam suatu medan magnet, maka akan timbul
gaya mekanik yang mempunyai
arah sesuai dengan hukum tangan kiri dan besarnya adalah :

F = B I L Newton ………………………………………………………………(1)

Konstruksinya tidak ada dasar perbedaan antara generator DC dan


Motor DC.
1
 Eb = GGL lawan (Back EMF) dari
jangkar.
 Ra = tahanan untai jangkar

 2.

3. Persamaan-persamaan tegangan dari motor :

 i. Tegangan V berlawanan arah dengan EMF Eb.


 ii. Didalam jangkar terjadi jatuh tegangan Ia Ra
Jadi V = Eb + Ia Ra………………………………….(i)

Dari bentuk ini dapat dituliskan :

V.Ia = Eb Ia + Ia² Ra ………………………(ii)


V Ia = Masukan listrik ke jangkar.
Eb Ia = daya mekanik yang setara daya listrik yg
timbul dlm jangkar
= Rugi tembaga dalam jangkar.
  = Pm = Daya mekanik

Pm = V Ia - ……………………..(ii)

Untuk kondisi daya Pm maksimum ialah :

 ……………………………………(iii)
Untuk motor seri :
 
 Ambil kondisi awal: N1 = kecepatan,
 Ia1 = arus jangkar,
 ϕ1 = fluksi per kutub

Ambil kondisi kedua: N2 = kecepatan,


 Ia2 = arus jangkar,
 ϕ2 = fluksi per kutub
Maka dapat dituliskan hubungan-hubungan sebagai berikut:


 dimana

dimana

Jadi
Untuk Motor Shunt :

Dalam hal persamaan dasar yang digunakan sama dengan


motor seri, yaitu :

jika ;

 Maka

 Dalam praktek untuk mtor shunt ϕ tetap.


. Regulasi kecepatan

Regulasi kecepatan biasanya dinyatakan dalam


prosentase yaitu:
 
 TORSI ( TORQUE ) 

T = F X r ; Newton meter =
T Youle.

gambar 30.
Kerja yang dilakukan oleh gaya F dalam 1 putaran

= gaya X jarak = F X 2 π R youle.

Kerja dilakukan per detik:

= F X 2πr . N
 
W = ( F X r ) X 2 π N Youle.

Dimana : 2πN = sudut Θ, dalam lilitan radian perdetik.



F X r = Torsi T.


Jadi jika yang dilakukan per detik = T X Θ Youle.


 Maka tenaga yang menggerakan = T X Θ watt.
Torsi jangkar pada Motor :

T yang menggerakan jangkar dari pada motor dengan
kecepatan N rps.
Jika T dalam Nw-m, maka kerja dilakukan dilakukan per
detik
 = T X 2π N watt

Atau Tenaga yang timbul = T X 2π N watt…………...(i)

Tenaga listrik yg dirubah kedalam tenaga mekanik dalam


jangkar
 = Eb Ia watt………..……………….(ii)
Jadi : T X 2π N = Eb Ia …………………(iii)

Atau : = 0,159 Nm

 = 0,0162 kg-m
Jika

maka :

 Nw-m
 =

Nw-m atau ……………..(iv)

kg-m …………..(v)
 
Dari persamaan (iv) dan (v) dapat dituliskan :
T ~ ø Ia ²
(a) Untuk motor Seri ø berbanding langsung dengan Ia
(sebelum fluks jenuh) Sebab
belitan-belitan medan membawa penuh arus jangkar jadi T
~ Ia²
(b) Untuk motor Shunt, ø adalah tetap , maka :
………………….T ~ Ia
Torsi Poros ( Shaft )
Keseluruhan dari Torsi dari jangkar, sebagaimana yang dihitung
diatas tidak terpakai untuk melakukan kerja keseluruhannya,
sebab adanya kerugian tenaga dalam motor yaitu rugi-rugi besi dan
gesekan.
Torsi yang betul-betul digunakan untuk kerja adalah Torsi poros .
Daya kuda ( horse power/ H.P) yang dihasilkan oleh torsi poros
disebut “brake horse power” (BHP) daya kuda rem sebab
merupakan daya kuda (hp) yang dipakai pada rem.
 
 , jadi
 

 1 HP = 735,5 watt (metric) BHP
dalam metric
 
T - Tsh disebut torsi hilang (lost torque).
Torsi hilang = 0,159 X Nw-m
 

 = 0.0162 X kg-m
 

 Catatan: Harga EMF Eb dari motor DC dapat


diperoleh dari persamaan –persamaan :
 

(i)

(ii) 
Karakteristik-karakteristik Motor DC:
 
Dapat dibagi dalam beberapa hubungan :
 Torsi dan arus jangka, yaitu karakteristik T/Ia biasa
disebut karakteristik listrik.
 Kecepatan dan arus jangkar, yaitu karakteristik N/Ia.
 Kecepatan dan torsi, yaitu karakteristik N/T disebut
karateristik mekanis diperoleh dari (1) dan (2).
 
Sambil membicarakan karakteristik, hubungan-
hubungan yang perlu diingat ialah :
 T ∞ ϕ Ia dan N ~ Eb /ϕ
Karakteristik motor seri :
Karakteristik T/Ia :
Telah dimengerti bahwa : T ~ ϕ Ia . Dalam hal ini
sebagai belitan medan juga membawa arus jankar,
maka I ~ Ia sampai titik jenuh magnetik. Jadi sebelum
jenuh berlaku hubungan : T ~ ϕ Ia atau T ~ Ia2
Kurve karakteristiknya dapat dilihat sebagai berikut :
Karakteristik : N/ Ia
Perubahan kecepatan N sesuai dengan rumus ; N
Perubahan Eb terhadap perubahan arus beban adalah
kecil, dan dapat diabaikan untuk waktu tertentu. Jika Ia
bertambah maka ϕ juga bertambah atau Ia ~ ϕ.
 Jadi N ~
Kurve karakteristiknya dapat dilihat sebagai berikut :

 Gambar 32.
1. Karakteristik N/T atau karakteristik mekanis:
 Dapat diperoleh dari (1) dan (2), yaitu :

 N ~ 1/ Ia
  
 T ~ Ia2, jadi T ~ 1/N²
  
 III.8.2. Karakteristik motor shunt :

  

1. Karakteristi T/ Ia :

 Praktis ϕ tetap , T ~ ϕ, ϕ ~ Ia. jadi T ~ Ia.

 Kurve karkteristiknya sebagai berikut :


Karakteristik N/ Ia:
 
Jika ϕ tetap, maka N ∞ Eb
Dalam praktis Eb constant, maka kecepatan juga
hamper constant.
Kurve karakteristiknya sebagai berikut :
KARAKTERISTIK MOTOR KOMPOUND :
Yang diperhatikan hanya motor compound komulatif.
karakteristik mekanisnya adalah gabungan
karakteristikmotorshunt dan compound. Dapat
dilihat sebagai berikut:
Gbr. 36.

 Kurve untuk Kerja.

Motor shunt :
Kurve-kurve untuk kerjanya dapat dilihatpada gambar
sebagai berikut :
Untuk kerja ini dapat membandingkan tentang
besaran tetapankerjadari mesin.
Gambar 37.

Ragam kurve untuk kerja motorseri dapat dilihat sebagai


berikut :
Motor seri

Gambar 38
 Rugi-rugi dan effisiensi Motor :

 Rugi-ruginya : (i) rugi-rugi Tembaga,

 (ii) rugi-rugi magnet,


 (iii) rugi-rugi mekanis.

 Keadaan untuk daya maksimum yang dapat diperoleh

motor maka berlaku hubungan :

 Ia Ra = V/2 = Eb .

 Keadaan effisiensi maksimum adalah rugi-rugi jangkar

merupakan rugi-rugi tetap.


Tingkat-tingkat daya :
Bermacam-macam tingkat perpindahan energy dalam
motor dan macam-macam rugi yang timbul
diperhatikan pada skema berikut ini: 
Gambar 39.
Effisiensi seluruhnya atau efisiensi ekonomis :
 
Effisiensi listrik :
 
 
Effisiensi mekanis :
 
Dimana :
 A = daya masukan,
 B = daya didalam jangkar motor,
 C = daya keluaran
 
 A = V I watt,
 B = Eb Ia watt
C = BHP X 735,5 watt.
 Kontrol kecepatan motor

Persamaan kecepatan motor :

 (i)

Dari persamaan (i) ini dapat disimpulkan bahwa kecepatan N


dapat dikontrol atau diatur atas perubahan : (a) Fluksi / kutub ϕ
(kontrol fluksi).
 (b) tegangan V yang terpakai (control tegangan).
 (c) tahanan Ra dari untai jangkar (control Rheostat).
Metode control ini digunakan pada motor shunt , seri dan compound.
Mengatur kecepatan-kecepatan motor shunt :
 
 Kontrol fluksi : N ∞ 1/ϕ ;
 

Gambar 40
Pengurangan fluksi ϕ mengakibatkan kenaikan
kecepatan N.
Pada motor shunt ϕ dapat diatur dengan memasng
Rheostat medan shunt, yaitu rheostat seri dengan
medan shunt atau parallel jangkar, dapat dirubah-
rubah yang dapat mengakibatkan perubahan arus
jangkar atau fluksi ϕ.
 Control tegangan :
Kontrol pengali tegangan .
System Ward- Leonard.
Yang diatur adalah tegangan yang disediakan untuk
motor.
 Kontrol Rheostat atau control jangkar-jangkar
dihubung seri dengan rheostat V terpasang tetap, yang
dirubah Ia Ra dengn perubahan Rv.

Gambar 41.
 

Berlaku hubungan :
 N1 = kecepatan
pada EMF Eb1
 N2 = Kecepatan
pada EMF Eb2
Control Fluksi :
Divertor medan : Divertor adalah tahanan yang dapat
diatur, dipasang sejajar dengan tahanan medan.
Perubahan tahanan ini menyebabkan perubahan arus
medan seri dan seterusnya merubah kecepatan.

 Gambar 42.
Divertor jangkar : Divertor dipasang parallel jangkar,
yang diatur adalah Ia dengan mengatur Divertor.

 Gambar 43.

Medan serinya ber tap-tap, Is atau Ia diatur dengan


merubah tap-tap medan seri.
 

 Gambar 44.
Memparalelkan kumparan-kumparan medan , misalnya
pada gambar (a), dirubah menjadi gambar (b) dan
seterusnya gambar (c) dipasang divertor.
Dalam gambar ini merupakan motor 4 kutub.
 

Gambar 45.
Tahanan Variabel diseri dengan motor:
Dengan merubah-rubah Rv, maka arus Ia atau Is
berubah-ubah, jadi kurve N/Ia dapat digambarkan.

 Gamabar 46.
Kontrol seri - parallel :

Gambar 47.
Untuk motor-motor traksi (tarik), 2 motor atau lebih di Koppel
bersamaan, di hubung seri dn kecepatannya rendah. Dan untuk
kecepatn tinggi, maka disambung parallel.
Jika setiap motor dilewati arus yang sama maka tegangan terpasang
pada setiap motor dihubung seri adalah V/2. Dan yang dihubung
parallel tegangan yang dialami dari jala-jala adalah sama , yaitu =
V dan arusnya masing-masing I/2.
Hubungan- hubungan yang lain :

(1) Apabila diparalelkan maka:

 Jika Eb mendekati harga v, maka :

 

Juga T ~ ϕ I ~ I2 sebab ϕ ~ I …..(1)


 
Jadi T ~ (I/2)² ~ I² /4 ……………………………(2)
Apabila di seri, maka :

 

N ~ ……(3)

 

 Kecepatan ini adalah ¼ kali kecepatan apabia


diparalelkan.
 Deikian juga : T ~ ϕ I ~ I2

 

 Torsi ini adalah 4 kali apabila di peralel.


Tingkatan dari tahanan starting medan shunt.
 
Gambar 48.
 

Arus maksimum I1 = V /R1 ……..(i)


 
Pada saat lengan A berpindah dari “stud” 1 ke 2, maka arus akan turun menjadi

 I2 dan EMF yang timbul = Eb1 , maka berlaku hubungan :


 
 I2 = ( V - Eb2 ) /R1 ….(ii)

 Jika N tetap, maka tetap jadi :


 
 I1 = ( V – Eb1 ) / R2 …….(iii)
 Dari persamaan (ii) dan (iii):
 
 ……..(iv)
Jika A berada beberapa lama pada “stud” 2 dan EMF naik
menjadi Eb2, maka berlaku :
 
 ……………(v)
 
Demikian juga dibuat kontak pertama dengan stud N = 3.
 
Maka arusnya ………………………(vi)
 
Dari persamaan (v) dan (vi), diperoleh :
 
 ………(vii)
Bila lengan A berada beberapa lama di 3 maka EMF naik
menjadi dan arus turun menjadi I2 dimana
  ……………(viii)

 Kalau kontak masuk pada stud 4 maka arus mengalir :


  …………………………….(ix)
 
Dari (ix) dan (viii) diperoleh: ………..(x)

 Dari persamaan (iv), (vii) dan (x) kita lihat bahwa :

 = = = K……………..(xi)
Jadi R3 = K Ra
 R2 = K R3 = K 2 Ra
 R1 = K R2 = K . K 2 R a = K3 Ra

Dalam bentuk umum : n = banyaknya “stud” hidup” (live


stud).
 n – 1 = banyaknya bagian
tahanan stater, maka:

R1 = ; atau

( I1/I2 )n-1 = R2 / Ra
Dari hasil-hasil di atas , maka dapat dirumuskan :

 =

 

 =
Kurve pemanasan dan pendinginan mesin-mesin DC :
 
Rugi-rugi energy pada mesin DC karena adanya tenaga yang
berubah menjadi panas yang disebabkan oleh kenaikan tempratur
yang tergantung atas :
Kapasitas penyerapan panas dari bermacam-macam bagian mesin.
Fasilitas yang terpanasi, ialah jalan hantaran panas atau radiasi
atau dengan cara lain ter disipasi (terusir) dari permukaan mesin.
Ungkapan untuk kenaikan suhu mesin sesudah waktu t :
 H = panas yang dibangkitkan / detik (Kcal/det).
 S = Panas jenis bahan (Kcal/Kg
 M = massa bahan (Kg)
 A = luas dari pendingin atau permukaan yang beradiasi
(m2).
α = koefisien pendinginan, yaitu panas dalam Kcal yang
terhambur perdetik per m3 dari ermukaan yang beradiasi per satu
derajat perbedaan temperature antara benda yang panas dan
daerah sekitarnya.
 D1 = temperature dari benda panas ( ).
 D0 = temperature daerah sekitarnya (℃ ).
 
Pemanasan dari mesin :

Pada selang waktu dt tempratur mesin naik dΘ , maka:


Panas yang dihasilkan = H dt.
Panas yang diserap = M . S dΘ
Panas hilang = A α ( θ1 - θ0) dt.
Jika panas yang dihasilkan = panas yang diserap + panas
hilang
Maka H dt = M. S dθ + A α ( θ 1 - θ0) dt …….(i)
Diperoleh : dt =

Anggapan bahwa pada s aat mesin mulai jalan t = 0.
θ = θ0, maka sesudah t detik:
 =
 

 θ1 - θ 0 = )… (ii)
 
bila t = ∞ , maka : ( θ 1 - θ0)t ~ =θm ;

 θm = tempratur terahir (stabil)


maka persamaan (ii) menjadi : ( θ 1 - θ0) = )

atau θ = θm ) …………iii)

dimana : θ = θ1 - θ0 = tempratur sesudah suhu naik t
˚. λ = MS/Aα
 Pendinginan dari mesin :

Gambar 49.

Jika dalam hal ini tidak ada panas yang timbul , maka H =
0 ; jadi persamaan (i) menjadi :

 O = M.S dθ +



Jika θ2 adalah tempratur pada t = 0, maka
 Atau = ( )
Jika ,

yaitu jika tempratur pada


Permulaan pendinginan adalah sama dengan batasn
tempratur pemanasan terahkir, maka:

 atau θ =
 .
 KONTROL KECEPATAN MOTOR DC:
 
1. Kecepatan motor shunt boleh terkontrol oleh :
 Method control fluksi
 Method control rheostatik
 Metode control tegangan.
 
2.Kecepatan motor seri bole terkontrol oleh metode sebagai berikut :

 A. Metode control fluksi :

 Divertor medan
 Divertor jangkar
 kontrol medan-tertap
 kumparan-kumparan medan diparalelkan.
 
 B. Tahanan variable di pasang seri dengan motor.
Dalam menstater, penting untuk pembatasan arus starting ke sutu harga
yang aman atau menjamin.untuk di pasang tahanan bertingkat seri
dengan jangkar.
 Pemakaian tahanan ini hanya untuk maksud starting, maka kalau motor
sudah jalan normal,ia di lepas dari untai jangkar.

Dalam hal motor shunt, jika n adalah banyak “stud” dan n- 1 adalah
banyaknya tahanan pengatur, maka:

 
R1/Ra = Kn-1; di mana :

R1 = V/I­1 dan K = I1/I2


I1 = arus maximum
I2 = arus minimum
 
 
 
 
Kontrol-kontrol motor seri bentuk elemen-elemen tahanan
suatu bentuk goniometris

Perbandingan bersamanya = α/K , di mana :

α = I1/I2 dan K = ϕ1/ ϕ2


 
Persamaan dari kurve pemanasan dan pendinginan untuk
mesin dc di berikan oleh :

θ = θ (1 – e –t/λ), pemanasan

θ = θ m e –t/ λ , pendinginan .
RANGKUMAN Motor DC :

Arus jangkar :
 Ia = V – Eb/Ra
 
Persamaan tegangan :
 V = Eb + IaRa
 
Pada keadaan daya maximum yang timbul dalam jangkar,
maka :
 
 Eb = V/2
Torsi jangkar dari motor :
 
T = 0,159 ϕ z Ia (P/a) Nw-m.
 = 0,0162 ϕ z Ia (P/a) Kg-m.
 Juga :
 T = 0,159 EbIa/Nw-m.
 = 0,0162 EbIa/Kg-m.
 
Torsi berguna (poros)
 
Tsh = 735,5 x BHP (“matric”)/2πN
N dalam rps.
Rugi torsi antara jangkar dan poros :
 
Rugi torsi = 0,159 Rugi besi dan gesekan/N Nw-m.
 = 0,0162 Rugi besi dan gesekan/N Kg-m.
 
Kecepatan moror dc :
 
N = Eb/ ϕ (a/zp) rps

Pengaturan kecepatan (“speed regulation”) :
 
LATIHAN SOAL-SOAL

MOTOR DC
 1).
Sebuah MOTOR DC shunt belitan gelombang, 4
kutub, 240 volt menghasilkan 15,22 HP (metric)
apabila dijalankan pada 1000 rpm, jangkar dan medan
menarik arus berturut-turut 50 amp dan 1 amp,
jumlah penghantar jangkar 540 dengan tahanan 0,1
ohm, jatuh tegangan per sikat 1 volt. Tentukanlah :
 Momen putar ( Torsi ) Total.
Torsi yang berguna.
Fluksi per kutub yang berguna.
Rugi-rugi perputarannya.
Efisiensi.
 Penyelesaian:
 Eb = V - Ia Ra - Es =240 – (50 x 0,1) – 2 = 233 volt.
 Ia =50 amp, n = 1000 rpm = 50/3 rps; Ish = 1 amp
 Torsi Jangkar :
 Ta = 0, 159 Eb Ia / N . Nw-m;
 Jadi Ta = (0,159 x 233 x 50) / (50/3 ) = 111 Nw-m.
 
 Tsh = {735,5 x BHP(metric)} / 2 πN; (Rumus)

 jadi Tsh = (735,5 x 15,22) / {2π x (50/3)} = 106,9 Nw-m.
 
 Eb = ϕ z N x (p/a) volt; P = 4, a = 4/2 = 2 ( untuk belitan gelombang )
 233 = ϕ x 540 x (50/3) x (4/2);
 jadi ϕ = (233 x 3) / (540x50x2) = 12,9 m wb.
 
 Masukan jangkar = V Ia = 240 x 50 = 12.000 watt.
 Rugi Cu jangkar = Ia2 Ra = (50)2 x 0,1 = 250 watt;
 Rugi kontak sikat = 50 x 2 = 100 watt.
 Daya yang dikirim jangkar = 12.000 – (250 + 100) = 11.650 watt.
 Daya keluaran Motor = 15,22 HP = 15,22 x 735,5 = 11.190 watt.
 Jadi rugi-rugi perputarannya = 11.650 - 11.190 = 460 watt.
 
 Masukan Motor total = V . IL = 240 x ( 50 + 1 ) = 12.240 watt.
 Keluaran motor = 15,22 x 735,5 = 11.190 watt.
 Jadi efisiensi : η = (11.190 / 12.240) x 100% = 91,4 %.
2). Sebuah motor shunt 12 HP, 120 volt,1000 rpm.
Efisiensi pada beban penuh 90 %. Ra = 0,05 ohm;
arus medan 1 amp. Bila dipasang tahanan seri dengan
jangkar maka putarannya 500 rpm. Torsi dianggap
tetap. Tentukanlah :
Keluaran motor.
Arus jangkar.
Tahanan tambahan yang dipasang.
Effisiensi total mesin
 Penyelesaian:
 a). Untuk kecepatan 500rpm. P0 = (500/1000 )X 12 hp = 6 hp = 4476 watt
 = 4,476 Kw.
 b). Pada 1000 rpm .
 P0 = 12 X 746 = 8952 watt.

 Pi = .

 IL =
 Ia = IL - Ish = 83 - 1 = 82 amp.
 T = k Ia ;
 T tetap Ish tetap, maka ϕ tetap.
 Jadi Ia tetap = 82 amp.

 c). Eb = 120 - (82) (0,05) = 116 volt
 Untuk kecepatan 500 rpm :
 Eb = (500/1000) (116) = 58 volt.
 Tegangan terminal jangkar = Eb + Ia Ra = 58 +82 (0,05) = 62 volt.
 Jatuh tegangan pada tahanan tambahan :
 R : Ia R = V - 62 = 120 - 62 = 58.
 82 R = 58 ;
 R = 58/82 = 0,71 ohm.
 
 d). Masukan total = (120) (83) = 9960 watt.
 Keluaran = 6 hp = 4476 watt.
 Jadi effisiensi total : (4476/9960) X 100% = 45 %.
3) Sebuah generator DC shunt. 25 Kw , 250
volt, mempunyai tahanan jangkar dan medan
 berturut-turut 0,06 dan 100 ohm .
Carilah tenaga total jangkar yang dipakai apabila
dijalankan :
 Sebagai generator, memberikan keluaran 25
Kw.
Sebagai motor ; mengambil masukan 25 Kw.
 Penyelesaian ;
 1) Sebagai Generator :
 Arus keluaran = = 100 amp
 = 250/100 = 2,5 amp
 = 100 + 2,5 = 102,5 amp
 
 EMF yang dibangkitkan :
 Ea = V + Ia Ra = 250 + Ia Ra = 250 + 6,15 = 256,15 volt
 Tenaga total yang dipakai dalam jangkar :
 = Ea Ia watt
 = 256,15 x 102,5
 = 26255,375 watt
 = 26,25 Kw.
Carilah harga torsi dalam Nw-m dar jangkar sebuah motor
DC 4 kutub yang mempunyai 774 penghantar, dua cabang
parallel , 24 m-wb per kutub. Apabila arus jangkar total 50
amp.
 
Penyelesaian :
 T = 0,159 ϕ z Ia (P/a) Nw-m
 z = 774, Ia = 50 amp.
 Φ = 24 x 10-3 wb P = 4, maka a = 4/2= 2
 Jadi : T = 0,159 x 24 x 10-3 x 774 x 50 x (4/2)
Nw-m
 = 295,3 Nw-m.
Jadi V = Eb + Ia Ra…………………….(i)
 
Dari bentuk ini dapat dituliskan :
 
 V.Ia = Eb Ia + Ia²Ra ……………(ii)
 
V Ia = Masukan listrik ke jangkar.
Eb Ia = daya mekanik yang setara daya listrik yg
timbul dlm jangkar
Ia²Ra = Rugi tembaga dalam jangkar.
Hitunglah Torsi yang diperlukan apabila 20 amp arus
lewat melalui jangkar dari sebuah motor DC dengan
ketentua-ketentuan sebagai berikut:
Penghantar : 280
Belitan : jerat
Jumah kutub : 4 buah
Sepatu kutub : panjang 15,24 cm, dan membentuk
sudut 600 pada pusat sumbu.
Radius lubang = 15,24 cm
Rapat fluks dari celah udara 0,8 wb/m2
 Penyelesaian :
 Rumus : T = 0,159 x ϕ z Ia (P/a) Nw-m.
 Busur sepatu kutub = π D x α/360; α = 600
 Jadi busur sepatu kutub = π D x 60/360 = π . 2 x 15,24 x 60/360
 = (30,48 π x 60)/ 360 = 15,96 cm
 Panjang sepatu kutub = 15,24 cm.
 Jadi luas sepatu kutub = 15,24 x 15,96x 10-4 = 243,2 x 10-4 m2.
 B = 0,8 wb/m2
 Φ = 0,8 x 243,2 x 10-4 wb = 19,46 x 10-3 wb.
 Jadi T = 0,159 x 19,46 x 10-3 x 280 x 20 x (4/4)
 = 17,95 Nw-m.
Belitan jangkar sebuah motor seri adalah belitan jarat
dari 200 volt, 4 kutub. Dimana mempunyai 280 slot dan
setiap slot mempunyai 4 penghantar. Arus 45 amp dan
fluksi per kutub 18 m-Wb. Tahanan medan 0,5 ohm,
tahanan jangkar 0,5 ohm, dan rugi-rugi besi dan gesekan
total 800 watt. Diameter katrol 0,406 m.
 Tentukan besarnya tarikan dalam Kg pada sisi katrol.
 Penyelesaian :
 Eb = V - Ia Ra
 Eb = 200 - 45 ( 0,5 + 0,3 ) = 164 volt.
 Eb = ϕ z N x (P/a) volt ; N dalam rps.
 Φ = 18 x 10-3 wb ; z = 280 x4 ; a = P untuk belitan jarat.
 Jadi : 164 = 18 x 10-3 x (280 x 4) x N x (4/4)
 
 N = (164 x 103) / (18 x 280 x 4) = 8,13 rps.
 = 8,13 x 60 rpm = 488 rpm.
 Masukan total = 200 x 45 = 9000 watt.
 Rugi Cu = Ia2 Ra = (45)2 . 0,8 = 1620 watt.
 Rugi-rugi besi dan gesekan = 800 watt.
 Rugi-rugi total = 1620 + 800 = 2420 watt
 Keluaran = 9000 - 2420 = 6580 watt
 
 Tsh x 2 π N = keluaran dalam watt.
 Tsh x 2 π x 8,13 = 6580 watt
 Tsh = 6580 / (2 π x 8,13) = 128,8 Nw-m
 r = 0,406 / 2 m = 0,203 m.
 
 Tsh = F x r
 F x 0,203 = 128,8
 F = 128,8 / 0,203 = 634,483 Newton
 = 634,483 x 9,8 kg
 = 64, 7 kg.
Sebuah motor seri, 440 volt, tahanan jangkar 0,4
ohm ,tahanan seri 0,1 ohm.
Diberi data :
 N 794 455 290 250 rpm
 Ia 5 10 20 40 Amp.
Tentukanlah :
Fluksi pada : 5, 10, 20, dan 40 Amp.
Momen putar pada arus jangkar 40 Amp.
Tahanan Asut, jika arus start = 40 Amp.
 Penyelesaian :
 Eb = c N ϕ
 c ϕ = Eb / N ……………………………………………(i)
 Eb = 440 - Ia (1 + 0,4)
 = 440 - Ia (1,4)……………………………………(ii)
 Dari persamaan (i) dan (ii) dapat dibuat Tabel :
 
N 794 455 290 250 rpm
 Ia 5 10 20 40 Amp.
 Eb 533 526 512 484 volt
 cϕ 0,671 1,156 1,765 1,936 weber
 ϕc =1 0,671 1,156 1,765 1,936 weber
 
 T = k ϕ Ia
 Pada arus jangkar 40 amp.
 Eb = 440 - 40(1 + 0,4) = 384 volt.
 Hp = Eb Ia / 746 = (384 x 40)/746 = 20,6 HP
 
 T = (33000 x HP) / (2 π N)
 N = 230
 
 Jadi T = (33000 x 20,6) / (2 x 3,14 x 230) = 470,6 lb-ft.
 
 Waktu start :
 Istart = 40 amp; Eb = 0
 Eb = V - I start (Ra + Rs + R start)
 0 = 440 - 40(1 + 0,4 + R start)
 
 Jadi Rstart = (440/40) - 1,4 = 9,6 ohm.

You might also like