Professional Documents
Culture Documents
FAHRIZAL
2050951022
JURUSAN TEATER
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu pulau besar
dan kecil. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pada tahun 2002
berdasarkan hasil kajian citra satelit menyatakan bahwa jumlah pulau di Indonesia
adalah sebanyak 18.306 buah.1 Hal ini menyebabkan terjadinya berbagai sub-kultur
budaya dari suku bangsa yang berbeda-beda. Keragaman itu disatukan dalam
tetap satu. Pengertian dari semboyan ini bukan berarti bahwa kebudayaan di
Jalur perdagangan laut antara Indonesia, Tiongkok, India dan daerah-daerah di Barat
(kekaisaran Romawi) telah dimulai dari abad pertama sesudah masehi. Hubungan
yang terjalin ini akhirnya bukan hanya sekadar hubungan perdagangan saja, tetapi
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pulau_di_Indonesia
2
kesenian.
pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata
(kepercayaan), art (kesenian), morals (moral), law (hukum), customs (adat istiadat),
pendukungnya melalui hasil karya yang tercipta. Pesan-pesan ini didapat dari
peninggalan-peninggalan leluhur yang terwujud dalam tata cara adat istiadat, baik
melalui visual (artefak, relief, bangunan dan lain-lain), verbal (petuah, pantun,
dongeng, legenda dan lain-lain) maupun yang berbentuk naskah tertulis. Umar
Kesenian tidak pernah berdiri lepas dari masyarakat. Sebagai salah satu bagian
yang penting dari kebudayaan, kesenian adalah ungkapan kreativitas dari
kebudayaan itu sendiri. Masyarakat yang menyangga kebudayaan – dan dengan
demikian juga kesenian – mencipta, memberi peluang untuk bergerak,
memelihara, menularkan, mengembangkan untuk kemudian menciptakan
kebudayaan baru lagi. (Umar Kayam, 1981)
Hal senada juga diungkapkan oleh Edi Sedyawati yang mengatakan : “…di mana
pun, kesenian merupakan salah satu perwujudan kebudayaan. Kesenian juga selalu
3
mempunyai peranan tertentu di dalam masyarakat yang menjadi ajangnya. Demikian
Namun tidak dapat dipungkiri dengan berkembangnya zaman maka kesenian di suatu
etnik tertentu bisa saja berubah dan disesuaikan berdasarkan tuntutan zaman.
Bachtiar mengatakan : “Pada saat ini suatu jenis kesenian tertentu mungkin sekali
masih murni mengandung pesan budaya etniknya. Akan tetapi ada pula kesenian
etnik yang telah mendapat pengaruh dari unsur sistem budaya yang berasal dari
agama (Hindu, Budha, Islam, Kristen) atau sistem budaya asing.” (Bachtiar, 1985).
dapat terjadi dengan dua cara yaitu penetrasi damai (penetration pasifique) dan
2
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#Perubahan_Sosial_Budaya
3
bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur
kebudayaan asli.
4
bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru.
5
bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang
sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
4
kekerasan dapat menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan
dalam masyarakat.
perubahan yang sangat signifikan dapat dilihat dari perkembangan seni pertunjukan
Teater tradisi merupakan salah satu jenis dari seni pertunjukan. Seni
pertunjukan (bahasa Inggris: performance art) adalah karya seni yang melibatkan
aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni pertunjukan biasanya
melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman
dengan penonton.7
6
Bahan mata kuliah Seni Pertunjukan Indonesia I pada tahun ajaran 2010/2011. Dosen Drs. Jabatin S.
Bangun.
7
http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_pertunjukan
5
Dengan memahami ciri-ciri dan unsur-unsur di atas, maka akan lebih
memudahkan untuk memahami bagaimana suatu teater tradisi itu tercipta dan siklus
perkembangannya. Selain itu, untuk memahami teater tradisi dapat dipelajari dari
Aspek tersebut adalah aspek identitas dan aspek fungsinya (function). Aspek
identitas adalah umpamanya: apa yang dimaksudkan, bagaimana cara
penyebarannya, berapa usianya, dan sebagainya. Aspek fungsi adalah
umpamanya: apa guna teater rakyat bagi kehidupan masyarakat penduduknya
(folk-nya), mengapa ada orang senang berperan di dalamnya, mengapa ada orang
senang menontonnya, dan sebagainya. (Danandjaja : 80).
di dalam menulis sebuah karya tulis dengan judul Deskripsi Teater Tradisi Lang Lang
Buana di Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau. Tulisan ini berkaitan dengan
latar belakang budayanya, sejarah kemunculannya dan bentuk serta unsur-unsur teater
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa teater tradisi ini telah hampir
hal ini, penulis mencoba membuat suatu pengarsipan atau dokumentasi tertulis
tentang teater tradisi ini. Meski pun terdapat beberapa kendala di dalam pencarian
data, namun tulisan ini diharapkan dapat menjadi titik acuan untuk menghidupkan
6
Lang Lang Buana sendiri pernah menjadi primadona di Ranai8 pada 1960-
1980. Namun untuk saat ini, Lang Lang Buana sudah tidak pentas selama 22 tahun.
Lang Lang Buana merupakan nama grup dan nama judul lakon yang dipentaskan
serta nama salah satu tokoh yang ada di di dalam lakon tersebut. Memang sangat
jarang terjadi penyatuan sebutan istilah pada teater tradisi di Indonesia. Contohnya
teater tradisi Lenong, grup Gunung Dromo, judul naskah Si Jampang dan memang
ada nama tokoh ‘Jampang’ di dalam naskah tersebut. Hal serupa terjadi pada teater
tradisi Mendu yang tumbuh dan berkembang di Natuna juga, tepatnya di Pulau Laut.
Mendu merupakan jenis teater tradisi dan salah satu judul lakon yang dipentaskan
serta nama tokoh utama di dalam lakon tersebut, namun nama grupnya beraneka
ragam. Hal ini terjadi mungkin karena hanya ada satu grup yang membawakan lakon
imagenya. Seandainya kita ke Ranai, lalu ingin mencari tempat penyewaan motor.
Tentunya di sini akan terjadi misunderstanding di dalam istilah ‘motor’. Orang Ranai
Penggambaran di atas memaparkan sedikit keunikan dari teater tradisi ini dan
memang cukup layak untuk diteliti. Namun untuk lebih bisa memahaminya, ada
baiknya untuk terlebih dahulu mengenal Natuna – tempat di mana teater tradisi ini
8
sekarang menjadi ibukota Kabupaten Natuna
7
Kabupaten Natuna adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau,
utara, Natuna berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja, di selatan berbatasan dengan
Sumatera Selatan dan Jambi, di bagian barat dengan Singapura, Malaysia, Riau, dan
di bagian timur dengan Malaysia Timur dan Kalimantan Barat. Natuna berada pada
Kabupaten Natuna tidak dapat dipisahkan dari sejarah Kabupaten Kepulauan Riau,
Oktober 1999, dengan dilantiknya Bupati Natuna Drs. H. Andi Rivai Siregar oleh
induknya – Provinsi Riau. Di Provinsi Riau terdapat dua jenis teater tradisi, yaitu
teater tradisi Mak Yong dan teater Bangsawan. Mak Yong adalah seni teater
bagian Malaysia dan di Kepulauan Riau. Hal ini disebabkan karena letak geografis
dan kultur kebudayaan antara dua daerah yang berbeda negara itu saling berdekatan
dan memiliki persamaan. Pementasan Mak Yong di Kepulauan Riau dengan memakai
9
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Natuna
8
sandiwara, tari, musik dengan vokal atau instrumen dan naskah yang sederhana.
Tokoh utama pria dan wanita keduanya dibawakan oleh penari wanita. Tokoh-tokoh
lain yang muncul dalam cerita misalnya pelawak, dewa, jin, pegawai istana, dan
binatang. Pertunjukan mak yong diiringi alat musik seperti rebab, gendang, dan
tetawak10.
Sementara itu, teater Bangsawan lebih mudah dipahami sebagai perintis dari
perkembangan teater Indonesia ke arah teater modern. Hanya saja Teater Bangsawan
belum menggunakan naskah tertulis seperti naskah well made play pada teater
konvensional. Naskahnya hanya menceritakan garis besar/plot dari sebuah cerita yang
akan dipentaskan. Teater Bangsawan atau Waayang Bangsawan adalah teater rakyat
tradisional yang hidup di Kepulauan Riau dan Kepulauan Lingga, Indonesia, serta
berkembang pula di kawasan Malaysia dan Brunei Darussalam. Teater ini dapat
lingkungan istana. Cerita-cerita yang sering diangkat adalah kisah tentang Hang Tuah
Menurut sejarah, teater ini dikembangkan oleh masyarakat Persia atau Parsi
yang pindah ke India karena pertentangan ideologi di tanah airnya. Teater ini lalu
Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan. Tetapi teater ini lebih
lekat dengan kebudayaan Riau. Di Malaysia, teater ini pada awalnya dinamakan
10
alat musik seperti gong, tetapi bentuknya lebih kecil.
9
Wayang Parsi. Lalu, kelompok wayang asal Persia ini pulang ke India dan menjual
yaitu teater tradisi Mendu dan Lang Lang Buana. Teater tradisi Mendu cukup dikenal
oleh masyarakat di gugusan kepulauan ini dan telah dibukukan serta dijadikan bahan
penelitian ilmiah. Istilah ‘Mendu’ berasal dari kata ‘menghibur rindu’. Pada zaman
dahulu para saudagar, nelayan dan petani sangat senang menghibur diri pada malam
hari sebagai pelepas lelah setelah mereka bekerja berat pada siang hari. Mereka
mendu yang akhirnya menjadi tontotan yang sangat digemari oleh masyarakat
akting, tarian, nyanyian dan musik. Para pemainnya bermain dengan dialog yang
demikian unsur tari dalam seni pertunjukkan Mendu bukan sekadar tempelan atau
selingan saja, melainkan sebagai unsur yang saling berhubungan dengan unsur-unsur
Sementara itu, teater tradisi Lang Lang Buana didirikan oleh almarhum Datok
Ranai. Pada masa hidupnya, teater tradisi Lang Lang Buana sangat populer di
Sedanau, Pulau Laut dan pulau-pulau lainnya yang termasuk dalam gugusan Pulau
Tujuh12.
Teater tradisi Lang Lang Buana memiliki salah satu keunikan yang sekaligus
menjadi syarat utama di dalam pementasannya. Teater tradisi ini harus bermain di
atas panggung. Dengan kata lain, para pemainnya selama pertunjukan berlangsung
tidak boleh menginjakkan kakinya di atas tanah. Salah seorang pemerhati kesenian
ini mengatakan :
Sewaktu saya kecil, saya pernah melihat pertunjukan Lang Lang Buana. Pada
saat itu tanpa sengaja seorang pemain menginjakkan kakinya ke tanah. Seketika
saja angin ribut langsung melanda panggung pertunjukan itu dan pemain yang
menginjakkan kainya tadi langsung jatuh pingsan.13
Kejadian seperti ini bisa dimaklumi karena pada umumnya teater tradisi Indonesia
memang tidak bisa terlepas dari unsur-unsur mistis yang terdapat di dalamnya.
Seperti halnya dengan seni teater tradisi lain di Indonesia yang cara
13
Hasil wawancara dengan Wan Suhardi – cucu dari Datok Kaya Wan Mohammad Benteng.
14
Diktat dari mata kuliah Teater Asia untuk semester III pada tahun ajaran 2009/2010. Pengertian ini
tercantum dalam Bab I tentang Mengenal Timur dan Barat. Dosen A. Kasim Achmad.
11
Teater tradisi Lang Lang Buana juga menggabungkan unsur-unsur ritual, lakon, tari,
nyanyian dan musik yang menjadi satu kesatuan di dalam pementasannya. Menurut
Hoebel :
Bentuk pengutaraan seperti ini tidak berarti bahwa seni tradisi itu ketinggalan
zaman, tidak mengunakan pakem-pakem yang ada, dangkal, kasar dan tidak bisa
menerima perubahan. Produk-produk kesenian tradisional itu sesungguhnya
menunjukkan teknik yang matang, ide-ide yang kompleks dan memperlihatkan
gaya yang khas dalam bentuknya yang abstrak merupakan karya yang penuh
khayal dan simbolik. (Hoebel, 1966)
Dengan demikian, kesenian tradisi memiliki nilai-nilai yang paling mendasar bagi
manusia untuk memahami latar belakang kebudayaan dan kiat-kiat dalam menjalani
Meski pun belum pernah ada data tertulis tentang teater ini dan saat sekarang
ini sudah tidak pernah lagi dipentaskan, namun para pelaku generasi ketiga dari
kesenian ini masih bisa ditemui di Desa Kelanga, Kecamatan Bunguran Timur Laut,
Kabupaten Natuna. Sehingga teater ini masih cukup layak diteliti untuk dijadikan
bahan skripsi.
Natuna.
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi eksistensi teater tradisi Lang Lang
Buana
Lang Buana.
Ada pun manfaat prakits dari penelitian ini sebagai bahan utama untuk
Lang Buana di Ranai. Dengan cara ini diharapkan nantinya akan muncul generasi-
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
Seni Pertunjukan merupakan bagian dari kesenian yang tidak terpisahkan dari
14
kehidupan bermasyarakat. Di dalam bermasyarakat dibutuhkan adanya komunikasi
antar individunya. Seni Pertunjukan menjadi salah satu cara menyampaikan ekspresi
penyampaiannya.
kesenian yang muncul mengandung unsur-unsur sistem budaya dari masyarkat yang
persatuan, kebahagian dan rasa aman yang berhubungan dengan yang gaib
Teater tadisi Mendu memiliki asal usul dan sejarah serta perkembangannya.
Mendu adalah salah satu teater rakyat yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten
Natuna, selain teater tradisi Lang Lang Buana. Sehingga dapat dijadikan bahan
karena adanya persamaan latar belakang kebudayaan dan letak geografisnya yang
sama.
15
tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang
disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device).
(Danandjaja : 1984). Dengan disiplin ilmu ini, penulis akan lebih mudah memahami
suatu jenis kesenian tradisi yang hampir punah karena teknik pengumpulan datanya
tersebut.
pendokumentasian.
15
Folklor terdiri dari dari dua istilah. Folk adalah sinonim dengan kolektif, yang juga memiliki ciri-
ciri pengenal fisik atau kebudayaan yang sama, serta mempunyai kesadaran kepribadian sebagai
kesatuan masyarakat. Lore adalah tradisi folk, yaitu sebagian kebudayaannya, yang diwariskan secara
turun temurun secara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat
pembantu pengingat.
16
yang bersifat penelitian di tempat (field work)16. Ada tiga tahap
16
Folklor Indonesia : Ilmu gossip, dongeng, dan lain lain. James Danandjaja. 1984.
17
Idem.
17
sama.
Penelitian ini akan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan,
bagian isi dan penutup. Bagian pendahuluan merupakan pra bab yang berisi abstrak,
Bagian kedua adalah bagian isi yang dibagi di dalam tiga bab. Bab I berisi
tentang:
diperoleh dari penelitian ini, baik itu manfaat teoritis maupun manfaat praktis.
18
referensinya didapat dari buku, koran, majalah, makalah, blog internet, dan
lain-lain.
belakang kebudayannya dan eksistensi teater tradisi Lang Lang Buana di Kabupaten
Natuna.
Bab III membahas mengenai teater tadisi Lang Lang Buana secara
yang terdapat di dalamnya. Pembahasan bab ini berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dengan masyarakat pendukungnya dan para pelaku teater tradisi ini.
akhir dari penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran untuk menghidupkan
19
BAB II
Riau, karena sebelum berdiri sendiri sebagai daerah otonomi, Kabupaten Natuna
Indonesia dan Kepulauan Riau yang diberi status Daerah Otonomi Tingkat II yang
berikut :
20
Timur, Galang, Tanjungpinang Barat dan Tanjungpinang Timur.
Senayang.
Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur beserta Kewedanan lainnya
Riau dihapus.
Pulau Tujuh sebelum bergabung dalam Kepulauan Riau, telah memerintah beberapa
orang “Tokong Pulau” (istilah yang diberikan kepada Datuk Kaya di wilayah Pulau
Tujuh) yang menurut kamus Bahasa Indonesia yang berasal dari kata “Tekong” yang
perahu layar. Di dalam pembicaraan sehari-hari, “Tokong” artinya tanah busut yang
menonjol ke permukaan laut atau tanah kukup atau batu karang yang menonjol di
permukaan laut yang sangat berbahaya untuk lalu lintas kapal yang melewati area
21
tersebut. Julukan Tokong Pulau yang diberikan kepada Datuk Kaya di Pulau Tujuh
terkecil yang waktu itu diberi hak oleh Sultan Riau sesuai ketentuan “Yayasan Adat”
Silsisah dari keturunan Datuk Kaya di wilayah Pulau Tujuh menurut versi
merupakan asal-usul orang ternama di wilayahnya dengan memiliki adat yang telah
diatur sejak dahulu. Hanya Datuk Kaya yang cakap dan mampu boleh memimpin
wilayahnya dengan disetujui oleh penguasa Belanda setelah mendapat restu dari
1. Wilayah Pulau Siantan, dipimpin oleh Pangeran Paku Negar dan Orang Kaya
Dewa Perkasa.
2. Wialyah Pulau Jemaja, dipimpin oleh Orang Kaya Maharaja Desa dan Orang
3. Wilayah Pulau Bunguran, dipimpin oleh Orang Kaya Dana Mahkota dan dua
4. Wilayah Pulau Subi, dipimpin oleh Orang Kaya Indra Pahlawan dan Orang
22
5. Wialyah Pulau Serasan, dipimpin oleh Orang Kaya Raja Setia dan Orang
6. Wilayah Pulau Laut, dipimpin oleh Orang Kaya Tadbir Raja dan Penghulu
Hamba diraja.
7. Wilayah Pulau Tambelan, dipimpin oleh Petinggi dan Orang Kaya Maha Raja
Lela Setia.
Pulau Tujuh dengan masing-masing wilayah secara turun-temurun dan sampai pada
akhir kekuasaannya.
Kabupaten Kepulauan Riau yang terdiri dari enam kecamatan yaitu Kecamatan
Bunguran Timur, Bunguran Barat, Midai, Serasan, Jemaja, Siantan dan ditambah
23
antara jalur perdagangan internasional. Kabupaten Natuna merupakan wilayah yang
sampai dengan 5 Lintang Utara dan 104 Bujur Timur samapai dengan 110 Bujur
Timur. Terdiri dari daratan dan perairan yang luas wilayahnya mencapai 141.891,2
km. Luas daratannya hanya 3.235,2 km atau 2,28 % dari luas wilayah secara
keseluruhan dan terdiri dari 271 pulau besar dan kecil yang tersebar di Lautan Cina
Selatan.
1. Gugusan Pulau Anambas, terdiri dari Pulau-pulau Siantan dan Jemaja yang
2. Gugusan Pulau Natuna, terdiri dari Pulau Sedanau, Bunguran, Midai dan
Pulau Laut.
3. Gugusan Pulau Serasan, terdiri dari Pulau Serasan, Subi Besar dan Subi Kecil.
24
Berdasarkan kondisi fisiknya, Kabupaten Natuna merupakan tanah berbukit
dan bergunung batu, daratan rendah dan landau yang banyak ditemukan di pinggir
pantai. Ketinggian wilayah antar kecamatan cukup beragam, tetapi berkisar dari 3
sampai 500 meter dari permukaan laut dengan tingkat kemiringan antara 2 sampai 5
meter.
Barat merupakan dataran rendah dan landau terutama di pinggir pantai, 65 persen
berombak dan 25 persen berbukit sampai bergunung. Di daerah ini akan kita temukan
beberapa buah gunung seperti Gunung Ranai (959 meter), Gunung Catub dan
Gunung Bajul.
Wilayah Kecamatan Siantan, Palamtak dan Serasan sebagian besar terdiri dari
perbukitan dan gunung batu, tanah datar sangat terbatas. Di Kecamatan Serasan
terdapat beberapa gunung seperti Gunung Kute, Gunung Punjang dan Gunung
Pelawan Condong.
Kemiringna tanah antara 3 sampai 500 meter dari permukaan laut. Wilayah
Kecamatan Jemaja tidak banyak berbeda dengan kecamatan lainnya, berupa dataran
kemarau biasanya terjadi pada bulan Maret samapai dengan bulan Mei ketika angin
dari arah Utara bertiup. Musim hujan terjadi pada bulan September sampai dengan
25
bulan Februari ketika arah angin bertiup dari timur dan Selatan.
berlangsung dengan damai. Oleh sebab itu, kesenian di kabupaten Natuna banyak
Menurut sejarahnya, penetrasi ini terjadi karena Natuna dari zaman Majapahit
merupakan daerah persinggahan para pedagang dan pelayar. Di sini terjadi sistem
barter barang bawaan para pedagang dan pelayar dengan makanan dan minuman dari
masyarakat setempat. Bukti ini bisa dilihat dari adanya peninggalan barang-barang
keramik dari diansti Tsung dan dinasti Ming. Penetrasi yang terjadi dari bangsa
Arab/Islami dapat dilihat dari bentuk-bentuk kesenian yang menggunakan alat musik
dari Arab, seperti Berdah, Hadrah, Rebana, Kompang dan syair-syair lagu yang
islami. Namun pada tahap selanjutnya, kesenian seperti ini telah membaur dengna
26
Penetrasi budaya yang terjadi dengan negara-negara semanjung seperti Siam
dapat dilihat dari kesenian teater tradisi Mendu. Sebenarnya terdapat banyak versi
tentang asal-muasal Mendu, ada yang mengatakan dari Kalimantan Barat dan
Malaysia. Namun fakta lapangan yan telah diteliti oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Natuna menyebutkan bahwa teater tradisi Mendu berasal dari
Siam. Bukti yang menguatkannya yaitu adanya hikayat cerita yang mempunyai
keterkaitan kisah dengan Negara Siam, seperti adanya kisah tentang gajah putih yan
Pada awalnya, Mendu tumbuh dan berkembang di daerah Pulau Laut yang
Hubungan ini terjadi jauh sebelum Natuna masuk ke wilayah Kerajaan Riau Lingga.
Bukti otentiknya terdapat pada buku sejarah yang ada di Negara Thailand.
Kamboja, Cina). Hal ini disebabkan karena adanya hubungan perdagangan yang
terajadi antara Natuna dengan negara-negara tersebut. Hubungan ini terjadi jauh
27
II.1.iii.b Agama
Pada umumnya, agama yang berkembang di Natuna adalah agama Islam yang
dibawa oleh para pedagang dari Arab. Hal ini bisa dilihat dari perpaduan budaya yang
terjadi. Berdah ini biasanya dimainkan pada saat upacara perkawinan masyarakat
melantunkan zikir-zikir pujian kepada Allah dengan harapan kedua mempelai yang
mengarungi kehidupan baru mendapat berkah dan lindungan dari tuhan yang maha
esa. Berdah ini dilakukan setelah upacara akad nikah dimulai setelah sholat isya
sampai waktu sholat subuh. Berdah ini diakhiri dengan melakukan solat subuh
berjamaah.
Dilihat dari keadaan fisik daerahnya yang merupakan daerah kelautan, maka
umumnya adalah perikanan. Dari hasil penelitian di lapangan juga menunjukan hal
itu. Namun sekarang ini dengan berkembangnya Natuna sebagai kabupaten yang
juga berubah. Saat ini telah dapat ditemui berbagai macam aktifitas perdagangan dan
banyaknya pendatang yang mencoba mencari nafkah, baik sebagai pedagang maupun
II.1.iii.d Bahasa
28
Dengan berlandaskan bahwa budaya Melayu Kepulauan yang menjadi latar
belakang kebudayaan di Natuna, maka bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu.
Namun bahasa Melayunya berbeda dengan bahasa melayu pada umumnya. Bahkan di
setiap pulau yang ada di Natuna memiliki berbagai macam bahasa Melayu yang
berbeda-beda. Bahasa Melayu Ranai cukup jauh berbeda dengan bahasa Melayu
Midai, Serasan dan pulau-pulau lainnya. Contohnya, kata ‘tidak ada’ di Ranai
diucapkan dengan dengan kata ‘ndek de’, di Midai dengan kata ‘ndak isik’ dan di
Serasan dengan kata ‘naroh’. Begitulah sedikit contoh yang menyatakan bahwa
Mendu, Berdah, Kompang, Lang Lang Buana dan lain-lain. Secara garis besar,
kesenian tradisi yang cukup mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat adalah
jenis keseniana tradisi tarian dan musik. Hal ini bisa dilihat dari perolehan prestasi
mendapatkan juara kedua tingkat provinsi dan dua tahun berturut-turut mendapat
Sementara itu, seni pertunjukan yang berbentuk teater seperti Mendu dan
Lang Lang Buana masih sangat kurang diperhatikan oleh pemerintah Kabupaten
Natuna. Hal yang lebih memprihatinkan yaitu teater tradisi Lang Lang Buana terakhir
melakukan pementasan pada tahun 1989. Hal ini berarti teater tradisi ini telah dua
29
puluh satu tahun tidak dipentaskan. Padahal teater ini dulunya pernah menjadi
primadona tontonan sekitar tahun 1960-1980. Teater tradisi Lang Lang Buana
memang hanya terdapat di daerah Bunguran Timur (Ranai) dan cuma ada satu
kelompok teater tradisi ini. Hal ini berbeda dengan teater tradisi Mendu yang
Laut, Serasan, Bunguran Barat. Selain itu, kelompok-kelompok teater tradisi ini
kelompok-kelompok teater tradisi ini juga terkena imbas dari perkembangan zaman.
30