Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat karunia,
rahmat, dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan
makalah bertopik Hakikat Manusia Dalam Islam ini merupakan tugas pertama
mata kuliah Agama Islam.
Makalah ini berisikan tentang Hakikat Manusia dalam Islam yang
menjelaskan siapa itu manusia menurut Islam, Ekstensi dan Martabat manusia,
Tanggung jawab manusia kepada Allah sebagai hamba dan Khalifah.
Uraian dalam makalah ini dibuat sedemikian rupa sehingga mudah
dipahami oleh khalayak umum. Mudah-mudahan makalah ini mampu
memberikan informasi yang bermanfaat bagi orang yang membutuhkannya.
Namun demikian, kami menyadari keterbatasan kami dalam penyusunan
makalah ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan makalah ini, kami ucapkan terima kasih.
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi
nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling
sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib
bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt.
Pada umumnya, sering kali kita sebagai manusia lupa akan hakikat kita
sebagai manusia, mengapa kita diciptakan, dan apa tujuan kita diciptakan oleh
Allah. Untuk itu disini penyusun membahas kembali hal tersebut yang mungkin
dapat berguna bagi khalayak pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya.
1. 2 Rumusan Masalah
Dengan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Siapakah Manusia?
2. Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan makhluk lain?
3. Apa ekstensi dan Bagaimana martabat manusia?
4. Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah?
2.1Konsep Manusia
2.1.1 Siapakah Manusia?
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi
nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling
sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib
bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt.
Disamping itu, manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami
ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu
manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-
baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia
kalau mereka sebagai khalifah ( makhluk alternatif ) tetap hidup dengan ajaran
Allah ( QS. Al-An’am : 165). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan ( bisa
dibedakan ) dengan makhluk lainnya. Jika manusia hidup dengan ilmu selain ilmu
Allah, manusia tidak bermartabat lagi. Dalam keadaan demikian manusia
disamakan dengan binatang, “mereka itu seperti binatang ( ulaaika kal an’aam ),
bahkan lebih buruk dari binatang ( bal hum adhal ). Dalam keadaan demikian
manusia bermartabat rendah ( at-Tiin : 4 ).
2.2Ekstensi dan Martabat Manusia
2.2.1 Tujuan Penciptaan Manusia.
Tugas, misi, bahkan tujuan dari penciptaan manusia adalah ibadah kepada
Allah swt. “Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia melainkan untuk
beribadah kepada-Ku." (QS.Adz-Dzaariyaat, 51: 56).
Ibadah dengan segala maknanya yang utuh dan luas. Manusia tidak akan
mampu mewujudkan kemanusiaan, kebahagiaan, kemerdekaan, dan
kemuliaannya, melainkan dengan memurnikan pengabdian kepada Allah swt.
Kemuliaan manusia terletak pada kerendahannya kepada Tuhannya. Seorang
Muslim adalah seorang hamba yang merdeka saat ia melantunkan, “Hanya kepada
Engkau kami mengabdi dan banya kepada Engkau kami memohon pertolongan.”
Ibadah memenuhi seluruh relung kehidupannya siang dan malam.
“Dan ingatlah, (hai para Muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit,
lagi tertindas di muka bumi (Makkah), kamu takut orang-orang (Makkah) akan
menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan
dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki
dari yang baik-baik agar kamu bersyukur." (Qs. Al Anfaal, 8: 26)
Namun demikian, yang ingin kami tegaskan di sini adalah bahwa manusia
tidak boleh mengandalkan “modal dengkul” melainkan harus bertumpu pada tiga
faktor: akal, tubuh, dan hati. Panji kepeloporan ditegakkan di atas ketangguhan
jiwa dan kelurusan hati. Tercapainya ketiga hal itu, baik buruknya akan
terefleksikan pada sifat-sifat jiwa manusia. Kebaikan tidak akan terwujud kecuali
jika yang menjadi ghayah (tujuan) adalah Allah semata.
Fungsi Manusia ada dua, yaitu manusia sebagai khalifah Allah dan
Manusia sebagai hamba Allah. Manusia sebagai Khalifah adalah manusia yang
dapat menjadi pemimpin di bumi ini serta dapat menjaga dan melestarikan seluruh
isi bumi dan yang ada di permukaannya. Sedangkan manusia sebagai hamba Allah
adalah manusia yang melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangan
Allah dengan selalu bersyukur kepada Allah.
Khalifah Allah
Maksud manusia diciptakan ialah antara lain untuk mengabdi kepada
ALLAH SWT.manusia diwajibkan untuk beribadah kepada penciptanya,dalam
arti selalu tunduk dan taat kepada perintahNYA.
Tanggungjawab manusia sebagai hamba Allah ialah patuh, taat dan tunduk
kepadaNya.
Maksudnya:
(Al-Anfal : 27)
Tafsirnya: “Dan (ingatlah) Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
untuk mereka menyembah dan beribadat kepada Ku”
1.5 Kesimpulan
Sebagai umat Islam, kita tidak perlu ragu lagi jika seseorang menanyakan
apa hakikat manusia itu. Apa tujuan penciptaan manusia, Allah yang menciptakan
seluruh alam semesta dan isinya, terutama manusia, makhluk yang paling
sempurna yang diciptakan oleh Allah, yaitu beribadah, kemudian menjadi
khalifah, dan yang paling penting adalah bersyukur.
“Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah
kepada-Ku." (QS.Adz-Dzaariyaat, 51: 56).