Professional Documents
Culture Documents
DIARE
Acute bloody diarrhoea
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
PEMICU
D, seorang anak perempuan umur 6 tahun, dibawa ibunya
ke Puskesmas dengan keluhan mencret selama 3 hari.
Frekuensi lebih dari 7 kali/hari. Konsistensi cair, lendir (+),
darah (+). Demam (+) 5 hari. Menurut ibunya, D, selalu
meringis setiap kali akan BAB. Dari pemeriksaan fisik, D,
terlihat haus, lemah, mata terlihat cekung, frekuensi nadi
108x/menit, reguler, tekanan/volume kurang, tempteratur
38,5°C. Berat badan sekarang 18 kg.
Apakah yang terjadi pada D?
MORE INFO 1
Pemeriksaan fisik ditemukan turgor sedang, pemeriksaan
abdomen soepel, peristaltik usus meningkat. Berat badang
sebelum sakit 19 kg. Pemeriksaan anogenital=terlihat
merah dan lecet di sekitar anus. Pemeriksaan darah rutin
dijumpai leukosit 12000/mm3. Pemeriksaan urin dalam
batas normal. Pemeriksaan faeces: darah (+), lendir(+),
cacing (-), kista Entamoeba histolytica (-). Os sudah
diberikan kotrimoksazol selama 3 hari, namun tidak
membaik.
Bagaimana penanganan pada D dan pemeriksaan apa lagi
yang diperlukan?
MORE INFO 2
Kultur faeces dijumpai Shigella sp.
Uji sensitivitas: Kotrimoksazol (R)
As. Nalidiksat (S)
Ampicillin (R)
HIPOTESA
• Anak D mengalami diare akut
• Anak D mengalami dehidrasi
• Anak D menderita disentri
ANALISIS MASALAH
●
Mencret sudah 3 hari
●
Frekuensi >7 x/hari
●
Demam
●
Leukositosis
●
Feses berdarah dan berlendir
●
Peristaltik usus meningkat
●
Tenesmus ani
Diare(disentri)
LEARNING ISSUE
1. Anatomi dan histologi usus halus dan usus besar
2. Fisiologi usus halus dan usus besar(beserta hormon-hormon dan
enzim yang terlibat)
3. Definisi, epidemiologi dan faktor resiko diare
4. Klasifikasi dan etiologi diare
5. Patogenesis diare yang disebabkan Entamoeba histolytica dan Shigella
spp.
6. Patofisiologi diare
7. Diagnosis dan pemeriksaan penunjang diare
8. Diagnosis banding disentri
9. Dehidrasi dan penatalaksanaannya
10. Penatalaksanaan diare secara umum
11. Komplikasi diare
12. Pencegahan dan prognosis diare
ANATOMI USUS HALUS
• Duodenum
• Jejunum
• Ileum
DUODENUM
The first portion of the small intestine which is directly and firmly
attached to the posterior abdominal wall
Consist : - pars superior (shortest portion)
- pars descendens
- pars inferior
Bends around markedly to the right and forward to go over into
the intestinum jejenumflexura duodenojejunalis
In the mucosa present a longitudinal fold (plica longitudinalis
duodeni) and small projection upon which open the ductus
choledocus and ductus pancreaticus ( papilla Vateri)
JEJENUM AND ILEUM
Infront and lateralward jejenum and ileum is covered by the great
omentum (omentum majus)
LAYER DESCRIPTION
MUCOSA EPITHELIUM – SURFACE ABSORPTIVE CELLS, GOBLET CELLS,
DNES CELLS, M (MICROFOLD) CELLS
LAMINA PROPRIA – CORE OF VILI, TUBULAR GLANDS, STEM
CELLS, PANETH CELLS
MUSCULARIS MUCOSAE – INNER(ENTER VILI, EXTEND ITS
CORE) & OUTER
SUBMUCOSA DENSE, IRREGULAR FIBROELASTIC CONNECTIVE TISSUE WITH
BLOOD & LYMPH VESSELS
MUSCULARIS EXTERNA SMOOTH MUSCLE FIBERS (CIRCULAR, LONGITUDINAL)
SEROSA/ADVENTITIA THIN SEROSA
Gambar histologi usus halus
• duodenum
• jejunum • ileum
MODIFICATIONS SPECIFIC FEATURES
COLON ASCENDENS
• Begins at the frenula valvulae coli as the direct continuation of
caecum
COLON TRANSVERSUM
Runs out to the left and somewhat upward from the flexura coli
dextra over the meedian plane in a curve convex forward and at
the same time downward and goes over into the colon
dscendens
COLON DESCENDENS
A descending limb of colon
COLON SIGMOIDEUM
Terminal portion of colon , hangs as a loop generally down into the
cavity of small pelvis and goes over in front of the sacrum into the
rectum
RECTUM
Terminal portion of the digestive tube which extends from the colon
sigmoideum through the inferior wall of the small pelvis to the
inferior opeing (anus)
HISTOLOGI USUS BESAR
APPENDIX CAECUM&COLON ANAL CANAL
MUCOSA EPI : SIMPLE EPI : SIMPLE EPI:SIMPLE
COLUMNAR COLUMNAR CUBOIDAL, STR SQ
LAMINA PROPRIA LAMINA : >> NON KERATINIZED,
ENDOWED CRYPTS STR SQ KERATINIZED
OF LIEBERKUHN, NO LAMINA: ANAL
PANETH GLANDS,
CELLS,>ABSORPTIVE, CIRCUMANAL
GOBLET & DNES GLANDS
CELLS
SUBMUCOSA FIBROELASTIC
TISSUE, VENOUS
PLEXUS
MUSCULARIS OUTER LAYER THICKENED INNER
GATHERED BY LAYER
TAENIA COLI
SEROSA/ APPENDICES
ADVENTITIA EPIPLOICAE; FAT
FILLED POUCHES
Gambar histologi usus besar dan apendiks
DEFENISI DAN EPIDEMIOLOGI DIARE
• Menurut WHO, diare adalah buang air besar ≥3 x/24
jam, dengan konsistensi cair. Yang paling penting:
konsistensi tinja (cair, +/- lendir atau darah).
• Epidemiologi diare:
- 6 juta anak meninggal/tahun
- 17% kematian anak di dunia akibat diare
- Di Indonesia: Diare adalah penyebab kematian anak
terbanyak 42%
FAKTOR RESIKO DIARE
1. Umur(insidens tertinggi usia 6-11 bulan)
2. Infeksi asimptomatik
3. Musim
4. Hygiene
5. Intoleransi laktosa
6. Vaksin rotavirus
ETIOLOGI DIARE
• Tidak kurang dari 25 jenis mikroorganisme dapat
menyebabkan diare pada bayi dan anak.
• Penyebab utama: virus, bakteri, dan parasit
INFECTION - VIRAL
- FUNGAL
- BAKTERIA
- PARASITE
INFLAMMATION
NONINFLAMMATION - HORMONAL
- ANATOMICAL
- etc
Golongan bakteri
• Aeromonas
• Bacillus sereus
• Campylobacter jejuni
• Clostridium perfringens
• Clostridium defficile
• Escherichia coli
• Plesiomonas shigeloides
• Salmonella
• Shigella
• Stphylococcus aureus
• Vibrio cholera
• Vibrio parahaemolyticus
• Yersinia enterocolitica
Golongan virus
• Astrovirus
• Calcivirus(norovirus,sapovirus)
• Enteric adenovirus
• Coronavirus
• Rotavirus
• Norwalk virus
• Herpes simplex virus
• Cytomegalovirus
(umumnya terjadi hanya pada penderita
imunocompromised)
Golongan parasit
• Balantidium coli
• Blastocystis homonis
• Cryptosporidium parvum
• Entamoeba histolytica
• Giardia lamblia
• Isospora belli
• Strongyloides stercoralis
• Trichuris trichiura
• Diare karna virus : virus menginfeksi dan
menghancurkan sel-sel ujung-ujung villus pada usus
halus
• Diare krn bakteri yerjadi melalui salah satu
mekanisme yang berhubungan dengan pengaturan
transpor ion dalam sel sel usus cAMP,cGMP,dan Ca
dependen
Penyebab diare non infeksi
• Kesulitan makan
• Defek anatomis
-malrotasi
- penyakit hirchsprung
- short bowel syndrome
- atrofi mikrovilli
- stricture
• Malabsorpsi
- defisiensi disakaridase
- malabsorbsi glukosa-galaktosa
- cystic fibrosis
- cholestosis
- penyakit celiac
• Endokrinopati
- thyrotoksikosis
- penyakit addison
- sindroma adrenogenital
• Keracunan makanan
- logam berat
- mushrooms
• Neoplasma
- neuroblastoma
- phaeochromocytoma
- sindroma zollinger ellison
• Lain2
- infeksi nongastrointestinal
- alergi susu sapi
- penyakit crohn
- defisiensi imun
- colitis ulserosa
- gangguan motilitas usus
- pellagra
Diare kronis
Di negara maju lebih karena intoleransi protein susu
sapi/keledai;celiac disease(gluten-sensitive
enteropathy)dan cystic fibrosis
Tp dapat bermula dari diare akut akibat infeksi saluran
cerna.
KLASIFIKASI DIARE
• Umur
• Onset
• Etiologi
• Keparahan
• Host defense
• Patogenesis
• Sumber infeksi
• Tempat patologi
• WHO 2005
Menurut umur
• Neonatal diare : diare pada neonatus <28hari
• Infantile diare : diare pada bayi
• Childhood diare : diare pada anak2 > 1 tahun
Menurut onset
• Diare akut : < 7hari (90-95 %)
• Diare prolonged (menetap): 7-14 hari
• Diare kronis : > 14 hari
menurut etiologi
• Inflamasi : infeksi dan non infeksi
• Non inflamasi
Menurut keparahannya
• Diare ringan :< 1x/2 jam atau < 5ml/kgbb/jam
• Diare berat : >1 jam atau >5 ml/kgbb/jam
ABSORPTIVE/OSMOTIC SECRETORY
1. FASTING STOPS CONTINUES
2. STOOLS OSM. 400 280
3. Na + 30 100
4. K+ 30 40
5. (Na+K)x 2 120 280
6. SOLUTE GAP 280 0
Menurut sumber infeksinya
• Nosokomial: infeksinya kena di RS
• Community: dari lingkungan/masyarakat
Menurut epidemiologi
• Endemik: selalu ada tiap saat
• Epidemik: kejadian melebihi kejadian biasa
• campuran
Menurut tempat patologinya
• Usus halus: cholera,rotavirus
• Usus besar : shigolosis,amoebasis
• Kedua duanya : camphylobacteriosis,salmonellosis
Menurut WHO tahun 2005
• Diare akut
• Diare persistent
• Bentuk disentri
• Diare dengan keparahan
• malnutrisi
PATOGENESIS DIARE AKIBAT Shigella spp.
dysentriae
Shigella
A: A:
dysentriae
Tipe B:
Shigella
Tipe
Tipeflexneri
Shigella B:
Tipe
Shigella flexneri
Shigella spp
Shigella
Shigella
Tipe
Shigella boydii
Tipe
Tipe boydii
Shigella C:
sonnei
D:D:
Tipe C:
sonnei
Shigella spp.
• Shigella spp. merupakan modifikasi dari E.coli. E.coli mengalami evolusi
pada genotipe dan fenotipe virulensinya dan menjadi Shigella. Shigella
adalah bakteri batang gram negatif non motil sehingga hanya memiliki
antigen O, tidak memiliki antigen F(flagel).
• Feses orang yang terinfeksi Shigella bisa mengandung 106-108 Shigella per
gram. Shigella akan tahan pada lingkungan luar selama 3 hari-1 minggu.
• Port d’entrée Shigella:
- Langsung: dari orang ke orang
- Tidak langsung: fekal-oral melalui makanan yang terkontaminasi, lalat
bisa menjadi vektor.
Sel M pada
Shigella follicle-
spp.
Inkubasi: 1-3spp.
Habitat Shigella hari,of 3-
as sociated epithelium
masukmulutesofag
berada pada perbatasan
7 hariileum
Peyer’s
antara untuk
Patch
usmenembus danorang
dengan
kolon;
perantara cadherinbarrier
L-
tanpa faktor resiko
kolon terminal.
asam lambung
CAM(invasin)
Sh
ig
ell
a
sp
p.
M
el
e
w
ati
ep
ite
l
m
uk
os
a
m
en
uj
u
su
b
m
uk
os
a
Saat di submukosa
Makrofage Makrofage
Shigatoksin
T3SS
Enterotoksin
- Subunit A
- Ipa B, C dan D
N-glikosidase - ShET-1
- IcsA virG dan
- Subunit B - ShET 233
virK
Lisis enzim -ase
PATOGENESIS DIARE AKIBAT
Entamoeba histolytica
• Bentuk infektif: kista matang yang terdapat pada orang
sehat. Kista dapat hidup lama dalam air(10-14 hari),
lingkungan lembab(12 hari) dan mati pada suhu 50°C dan
dalam keadaan kering.
• Bentuk patogen: histolitika.
• Bentuk diagnostik: kista berisi entamoeba dalam feses.
Bentuk histolitika
(Enkistasi)
Bentuk kista
Melekat ke usus besar melalui perantara GalNAc lectin
Mikroulserasi
Flask-shaped ulcer
PATOFISIOLOGI DIARE
• Diare osmotik
• Diare sekretorik
• Diare eksudatif
• Diare karena gangguan motilitas
Diare osmotik
• Bahan yang tidak dapat diserap meningkatkan
osmolaritas dalam rongga usus hingga akan menarik air
dan elektrolit dari plasma ke rongga usus. Maka ,jadilah
diare
• Contoh : Intoleransi makanan, waktu pengosongan
lambung yang cepat, defisiensi enzim laktase,
laksan osmotik
Diare sekretorik
• Toksin yang dikeluarkan bakteri (toksin kolera), pengaruh
garam empedu, hormon intestinal seperti gastrin vasoactive
intestinal polipeptide (VIP) menyebabkan gangguan transport
cairan elektrolit , di mana absorpsi kurang dari sekresi.
• Toksin menstimulasi cAMP dan cGMP hingga menstimulasi
sekresi cairan dan elektrolit.
• Aktif: gangguan aliran(absorpsi) dari lumen usus ke dalam
plasma atau percepatan cairan air dari plasma ke lumen.
• Pasif: tekanan hidrostatik dalam jaringan karena terjadi
ekspansi air dari jaringan ke lumen usus. Contoh : peninggian
tekanan vena mesenterial, obstruksi sistem limfatik, iskemia
usus, proses peradangan.
Diare eksudatif
• Kerusakan mukosa usus halus atau usus besar akibat
proses inflamasi.
• Inflamasi & eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri,
non infeksi (gluten sensitive enteropathy, IBD), atau
akibat radiasi.
• Contoh : kolitif ulserosa, penyakit Crohn, amebiasis,
shigellosis, infeksi campylobacter, infeksi yersinia.
Diare karena gangguan motilitas
• Gangguan pada kontrol otonomik menyebabkan waktu
tansit usus menjadi lebih cepat
• Misalnya pada diabetik neuropati, post vagotomi, post
reseksi usus, hipertiroid, tirotoksikosis, sindroma usus
iritabel.
Patofisiologi Diare
DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG DIARE
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan darah rutin
• Pemeriksaan urin
• Pemeriksaan feses
• Pemeriksaan radiologi
Anamnesis/History Taking
• Autoanamnesis & aloanamnesis
• Keluhan utama diare :
Buang air besar (encer/semi-solid) >3 kali/hari
atau >200g/hari
Lendir,darah,muntah boleh ada/tidak ada
• Ditelusuri keluhan utama riwayat penyakit diare :
Lamanya sakit diare
Frekuensi
Volume
Warna & bau
Batuk,pilek,kejang (sebelum,selama,setelah diare)
• Keluhan tambahan akibat diare dan dehidrasi :
Haus
Lemah
Mata terlihat cekung
Meringis / cengeng / gelisah
nafsu makan menurun
Ubun-ubun besar cekung
Tonus & turgor kulit berubah
Selaput lendir mulut & bibir kering
• Riwayat kesehatan masa lalu ( history diare pada
pasien) & penyakit lain
• Riwayat makan / minum (pola) & alergi
• Hygiene / lifestyle
Pemeriksaan Fisik
• Tekanan darah hipotensi orthostatik
• Denyut nadi
• Temperatur(fever moderate to severe)
• Berat badan
• Pemeriksaan fisik abdomen peristaltik usus
meningkat
• Pemeriksaan anogenital merah & lecet sekitar
anus
Pemeriksaan Laboratorium
• Darah leukosit
• Leukositosis infeksi!
• Elektrolit dalam darah
• Urin
Pemeriksaan Lain
• Colonoscopy pemeriksaan menggunakan
endoskop pada kolon (melalui rektum)
• Panjang 2meter
• Mengevaluasi infeksi / abnormalitas struktur kolon
(juga dapat gunakan Xray / CT Scan)
• Hydrogen breath test malabsorbsi gula
• Sigmoidoscopy inspeksi colon menggunakan tube
yang tipis(kamera di dalam)
• Juga dapat mengumpul sel/jaringan
Pemeriksaan Tinja
• Volume tinja normal : 100-300g/hari
• Komposisi 70% hari,30% sisa makanan & kuman
• Makroskopis bau,konsistensi,keberadaan darah,parasit
• Mikroskopis sel epitel,makrofag,lekosit,eritrosit,kristal,sisa
makanan,sel ragi,telur & jentik cacing,protozoa
• Lendir di bagian luar tinja iritasi usus besar
• Lendir bercampur tinja iritasi pada usus halus
• Malabsorbsi lemak/protein vol.besar,berbau
• Sindroma pada usus besar rapuh dengan darah dan lendir
• E.coli / keracunan hitam,mudah melekat,volume besar,cair
• Shigella perdarahan ringan/berat,nyeri perut,berat badan
menurun
Pemeriksaan Mikrobiologi
• Kultur / pembiakan :
Spesimen (feses) dimasukkan ke dalam media untuk
memberi kesempatan kuman/parasit patologis
tumbuh & berkembang identifikasi jenis dan
jumlah kuman
• Tes sensitivitas :
Menguji sensitivitas kuman patogen terhadap
antibiotika
Membantu dalam pemilihan obat anti-kuman yang
terbaik dalam pengobatan infeksi
• Pemeriksaan gram :
Pemeriksaan morfologi kuman/jamur dengan
pewarnaan untuk identifikasi,kuman gram positif
atau negatif
• Pemeriksaan jamur :
Pemeriksaan terhadap jenis jamur patogen &
opportunistik
Tes komplimen identifikasi antibodi terhadap
jamur
Candida pemeriksaan complement fixation
• Identifikasi virus :
Tes serologis
Tes radioimmuno assay
PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGI DIARE
• Perbaikan gizi
- Pemberian makanan seperti biasa
- Vitamin A
- Jangan berikan makanan berlemak
• Bed rest
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI DIARE
• Zinc
• Antibiotika
• Adsorben
• Antimotilitas
• Bismuth
Zinc
• Defisiensi zinc sering di negara berkembang
menurunnya fungsi imun dan meningkatnya kejadian
infeksi.
• Mikronutrien komponen penting enzim dalam tubuh &
untuk sintesis DNA.
• Menurunkan insiden diare sebanyak 15%.
• 20 mg perhari selama 10 – 14 hari dan pada bayi < 6
bulan 10 mg perhari selama 10 – 14 hari.
Antibiotika
• Hanya sebagian kecil yang disebabkan oleh bakteri
patogen.
• Kebiasaan nya diare infeksi adalah rotavirus yang tidak
dapat dibunuh dengan antimikroba.
Penyebab Antibiotik pilihan Alternatif
Giardiasis Metronidazole
3x sehari selama 5 hari
Adsorben
• Contoh: kaolin, attapulgite, smectite, cholestyramine.
• Mengikat dan menginaktivasi toksin bakteri atau bahan
lain yang menyebabkan diare.
• Mampu melindungi mukosa usus.
Antimotilitas
• Contoh: loperamide hydroclhoride, tunctura opii,
paregoric, codein.
• Mengurangi frekuensi diare pada dewasa dan tidak pada
anak.
• Memperpanjang infeksi dengan memperlambat eliminasi
dari organisme penyebab.
Bismuth subsalicylate
• Bila diberilan setiap 4 jam dapat mengurangi keluaran
tinja pada anak dengan diare akut sebanyak 30%, akan
tetapi cara ini jarang digunakan.
Kotrimoksazol
• Obat antibakteri yang mengandung sulfamethoxazole
dan trimethoprim.
• Sangat sering digunakan untuk mengobati infeksi dari
urinari, respiratori dan gastrointestinal.
Asam nalidiksat
• Antibiotika sintetik seperti ciprofloxacin, ofloxacin.
• Bertindak dengan inaktivasi enzim, DNA gyrase yang
penting untuk replikasi mikroorganisme.
• Sering digunakan untuk organisme yang resisten pada
antibiotika.
Ampicilin
• Antibiotika yang dapat mengobati banyak macam infeksi
termasuk di urinari, respiratory dan salur intestinal.
• Di inaktivasi oleh penicillinase dan tidak boleh digunakan
pada mikroorganisme yang bisa memproduksi enzim ini.
KOMPLIKASI DIARE
• Dehydration
Dehydration-excessive lost of body fluid-most fatal condition-more dangerous n
comon in children n infants.
Diminished urine output
kidney failure,
Confusion
Faecal incontinence: Failure of voluntary control of the anal sphincters, with
involuntary passage of feces and flatus
Malnutrition
Acidosis
Electrolytes (minerals) also are lost with water when
diarrhea is prolonged or severe, and mineral or
electrolyte deficiencies may occur. The most common
deficiencies occur with sodium and potassium
Hypomagnesemia: Subnormal blood serum concentration
of magnesium; may cause convulsions and concurrent
hypocalcemia
-hypomg after prolonged diarrhea can cause tetany
Hypovolemic shock
Hypokalemia
Hypocalcemi
Cardiac dysrhythmias due to hypokalemia and
hipokalsemi
hyponatremia
Impaired circulation
PROGNOSIS DIARE
• Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan
yang mendukung, dan terapi antimikrobial jika
diindikasikan, prognosis diare infeksius hasilnya sangat
baik dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal.
PENCEGAHAN DIARE
• Breastfeeding
• Improved feeding practices
• Use of safe water
• Handwashing
• Food safety
• Use of latrines and safe disposal of stools
• Measles immunization
KESIMPULAN
Anak D mengalami Acute bloody diarrhea akibat infeksi
Shigella dan berada dalam keadaan dehidrasi ringan-
sedang.
TERIMA KASIH